Pembantu Cantik Idaman CEO

Pembantu Cantik Idaman CEO

BAB 1. DI PECAT

"Nia! segera kau kemasi barang-barang mu, dan ini gaji mu." ucap Nyonya mau nikah yang sudah tidak tahan dengan pembantunya yang bernama Nia. Pasalnya, pekerjaan dia selama bekerja di rumahku utama keluarga Zidan, tidak pernah becus menurut Nyonya Monica.

Bagaimana tidak, setiap kali disuruh memasak, masakannya tidak pernah pas di lidah Nyonya Monica dan juga putranya Zidan. Dalam segi kinerja, Nia masih di bawah rata-rata.

"Nyonya Maafkan saya, Saya akan belajar lebih baik lagi."mohon Nia penuh harap. berharap Nyonya Monica memberikan kesempatan sekali lagi kepadanya. Tapi sayangnya, videonya Monica sudah beberapa kali memberikan kesempatan terhadapnya. Tapi wanita itu tidak pernah belajar dari kesalahan. Selalu melakukan kesalahan yang sama.

"Saya sudah tidak mau kamu bekerja di sini. mbok tolong urus dia, Saya tidak mau melihat dia lagi di rumah ini."Nyonya Monica langsung pergi setelah memerintahkan asisten rumah tangganya agar mengurus kepulangan Nia.

"Ayo Nia. Kamu juga kalau dibilangin suka menjawab."Nia menangis selalu mengikuti langkah asisten rumah tangga itu menuju kamarnya.

Mbok Zubaidah, salah satu asisten rumah tangga yang paling dipercaya oleh Nyonya Monica. sehingga janda Monica mempercayakan dirinya untuk mencari yang akan bekerja di rumahnya.

Zidan terbangun dari tidurnya. Ia merasa tidurnya terusik dengan seseorang yang sedang marah-marah. Ya, Siapa lagi kalau bukan Nyonya Monica yang setiap pagi mengoceh dengan pembantunya yang tidak becus bekerja.

Zidan berjalan menuruni anak tangga dan melihat sang mama yang sedang duduk bersandar di sofa ruang tengah.

"Ada apa Ma? pagi-pagi sekali Mama sudah marah-marah. Jangan marah terus, Nanti Mama cepat tua."Zidan sambil duduk di sebelah sang mama.

"Itu, Si Nia susah dibilangin. Nggak pernah ngerti, padahal kerjanya sudah beberapa bulan di sini." sahut Nyonya Monica.

"Ya, sudah tinggal cari yang lain. Itu aja Mama kok repot banget sih." balas Zidan. Zidan juga sebenarnya risih dengan pembantunya yang sering-sering berganti-ganti. Pasalnya beberapa pembantu, yang bekerja di rumah utama keluarga Zidan tidak pernah cocok dengan Nyonya Monica.

"Pasti. Kalau tidak Nanti yang ngurus kamu siapa, Mama? Mama sudah tua, Kenapa juga kamu nggak nikah aja biar ada yang ngurus kamu!" ucap Nyonya Monica. Zidan hanya menghela nafas panjang jika sang Mama menyinggung masalah pernikahan.

Zidan belum siap jika harus menikah dalam waktu dekat. karena ia juga belum yakin dengan pacarnya yang merupakan sekretaris sekaligus asistennya di kantor. dia juga belum yakin dengan cintanya Melisa, saat ini ia hanya bisa menjalani seperti orang kebanyakan yang mempunyai pacar atau kekasih.

Nia Dan Mbok Zubaidah datang ke ruang tengah untuk berpamitan, melihat kedatangan Nia dan Zubaidah, Zidan langsung berdiri menuju ruang makan. dia juga tidak terlalu menyukai Nia, pasalnya Nia sedikit agresif dan suka merayu dirinya.

"Nyonya, saya pamit, Terima kasih sudah memberi saya kesempatan untuk bekerja di rumah nyonya, dan Maaf jika saya banyak salah." ucap Nia meminta maaf kepada Nyonya Monica.

"Hemmm,"jawab Nyonya Monica singkat.

"Saya permisi dulu Nyonya, mau mengantarkan Nia ke terminal." ucap Ibu Zubaidah.

"Iya Bi. Pastikan selamat sampai naik busnya."

"Baik Nyonya."Ibu Zubaidah dan Nia pamit, mereka diantarkan sopir pribadi keluarga Zidane.

Sementara itu Zidane sedang asyik menyantap sarapan. Tiba-tiba ia tersedak karena menelan sesuatu di masa itu. Zidane merasa kerongkongannya sakit, lalu ia meminum air di gelasnya sampai tandas.

"Mama! ini yang masak siapa?"Nyonya Monica datang menghampiri putranya.

"Kenapa?

"Entah apa yang dimasukin ke dalam masakan ini, tenggorokanku sampai sakit karena entah apa aja yang dimasukkan di dalam masakan ini."

"Nia yang masak."jawab Nyonya Monica. Kemudian Zidane melihat sang Mama yang mencicipi makanannya, dan dalam hitungan detik Nyonya Monica langsung mengeluarkan makanan itu dari mulutnya.

"Sudah lah Ma. Zidan mau ke kantor aja. sarapannya di kantor aja nanti."pamit Zidan. dia sudah tidak berselera untuk menghabiskan sarapannya.

Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 20 menit membelah jalanan ibukota, Zidane tiba di kantor. Setelah sampai di kantor, Zidane langsung memimpin rapat membahas proyek yang baru ia dapatkan.

Zidane merupakan CEO sebuah perusahaan bergerak di bidang properti, dia juga memiliki perusahaan di bidang konstruksi dan juga hotel dan restoran.

Di usianya yang sudah menginjak 35 tahun, dia sudah mampu mengembangkan usaha almarhum Papanya menjadi lebih baju seperti saat ini. Maka dari itu ia juga sangat berhati-hati dalam mencari pasangan hidup, bukan hanya Zidane saja yang berhati-hati tetapi Nyonya mau nikah juga selektif dalam memilih menantu.

Zidane dan nyonya Monica tidak ingin kalau wanita yang menjadi pasangan hidup Zidan kelak hanya mengejar hartanya saja. dia ingin mencari calon istri yang benar-benar tulus mencintai serta menyayangi Nyonya Monica.

Zidan ingin mencari istri yang sederhana, bukan hanya dirinya yang disayangi tetapi keluarganya juga harus disayangi oleh sang istri.

Dia tahu betul Bagaimana pengorbanan Nyonya Monica membesarkannya. Dia tidak ingin hubungannya dengan seorang wanita membuat hubungan Zidan dengan Nyonya Monica semakin renggang.

"Baiklah, rapat sampai di sini dulu. dan Terima kasih atas kerjasamanya."Zidan mengakhiri rapat dengan lega. Semua para staf segera kembali ke ruang kerja masing-masing.

Zidan dan sekretarisnya berjalan menuju ruang kerjanya. Sesampainya di ruang kerja Zidan, Zidan membuka jas dan dasinya. lalu ia meminum air putih yang sudah disediakan.

 "Sa, Mana laporan yang aku minta?" tanya Zidan meminta berkas pada Melisa.

"Ini. Mas kapan kita libur. Proyek ini kan sudah selesai, tinggal pelaksanaannya aja di lapangan,"tanya Melisa.

Zidane menghela nafas panjang, lalu ia Melisa.

"Nanti ya, atur saja jadwalku tapi jangan bulan ini, bulan ini aku ada perlu sama mama."

'Yah Mas. kapan sih ada waktu buat aku?"Melisa merasa keberatan. Karena Zidane lebih mengutamakan mamanya dibandingkan dirinya.

"Nanti, ya. Kita atur waktu."

"Ya udah terserah!"kesal Melisa sayang langsung meninggalkan ruang kerja Zidan. inilah salah satunya alasan j dan belum sepenuhnya yakin dengan Melisa. Melisa sepertinya tidak menyukai jika Zidan sedang bersama mamanya sendiri, seolah Melisa cemburu. sedangkan Zidan menginginkan calon istri yang dekat dan menghormati keberadaan sang mama.

Zidane mendesah parah. Memikirkan hubungannya dengan sekretaris sekaligus asistennya itu, dia juga tidak tahu mau dibawa ke mana hubungan mereka selama ini.

Zidan melangkah keluar dari ruang kerjanya. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 malam, Iya pun bergegas pulang ke rumah. di kantor sudah tidak ada lagi karyawan yang bekerja. Yang tertinggal hanya beberapa petugas keamanan yang sedang bertugas malam ini.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Lastiar Hasibuan

Lastiar Hasibuan

ini aku da mampir ya thorr dari sebelah...

2023-09-11

1

Sophia Aya

Sophia Aya

mampir thor

2023-09-11

0

Cantika Ahtania

Cantika Ahtania

masih banyak tipo semoga selanjutnya engga yah terima kasih

2023-09-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!