Naira begitu cepat memasaknya karena dari pagi ia sudah merebus dagingnya dan memotong-motong sayurannya. Dia juga sudah menyediakan bumbu dan bawang gorengnya. Saat ini Naira tinggal memanaskan dan menambahkan sayuran. kemudian nayra membuat sambal kecapnya, Naira membuat sambalnya tidak terlalu pedas. Karena sebelumnya ibu Zubaidah memberitahu kepada Naira, kalau Zidane tidak terlalu suka yang pedas.
"Ma, Tuan Zidan ternyata makannya gampang ya."
"Gampang nak, gampang-gampang susah tepatnya."jawab ibu Zubaidah. Ibu Zubaidah hafal betul Bagaimana Zidane. Ibu Zubaidah sudah lama bekerja di keluarga ini, sudah hampir 14 tahun.
Sementara itu uji dan sedang berada di ruang kerjanya. Dia masih mengerjakan pekerjaan yang tersisa. Zidane melirik jam di dinding ruangannya, merasa perutnya sudah lapar ia beranjak dari duduknya kemudian menuju ruang makan.
"Naira mana makan siangku."ucap ji dan sambil duduk di meja makan.
"A...Siap Tuan! makan siang datang," jawab Naira sembari membawa nampan berisi semangkok sop daging dan jus jeruk, Naira mengambilkan nasi di piring Zidan lalu memberikannya.
"Ini tuan, Selamat menikmati."Zidane melihat sekilas ke arah Naira, lalu mengambil sendok dan mencicipi sop terlebih dahulu. Zidane tersenyum setelah mencicipinya, rasa sop yang berbeda dan juga aroma yang membuat dia semakin lapar. terdapat bumbu tambahan resep ala Naira.
"Masakan kamu enak."Puji Naira hanya tersenyum kecil, dan masih menunduk. Ia senang masakannya mendapat pujian dari sang Tuan .
"Kalau begitu, saya permisi tuan."
"Hemmm,"Naira meninggalkan Zidan makan siang sendiri, sementara Nyonya Monica sedang pergi ke salah satu panti asuhan yang selama ini keluarga mereka menjadi donatur terbesar di panti asuhan itu. Kebetulan hari ini ada pertemuan.
Terlihat Zidane sangat menikmati sop daging buatan Naira sampai-sampai ia tidak sadar menambah nasib yang ada di hadapannya. Zidane juga merasa kurang dengan sayur sopnya. lalu ia memanggil Naira untuk menambah sopnya.
"Naira!!"Panggil Zidan.
lalu Naira bergegas menghampiri Zidan, dan meninggalkan minumannya.
"Iya Tuan."
"Ambilkan sop lagi!"
"Baik Tuan."Naira bergegas mengambilkannya ke dapur. Naira juga heran, bukankah Zidan makanya sedikit seperti apa yang dikatakan mamanya?
"Silakan tuan,"Naira memberikan semangkok sop lagi. Zidan pun langsung menyantapnya.
"Besok buatkan sop seperti ini lagi untukku ya. Aku suka sekali sop yang kamu masak." titah Zidan.
"Baik Tuan, Tuan maunya pagi, siang atau malam?"tanya Naira lagi.
"Siang saja, dan paginya buatkan aku sarapan roti dan susu saja."
"Baik Tuan. Permisi."Naira melangkah berlalu meninggalkan Zidan. Zidan hanya tersenyum menatapnya sekilas.
Zidane tersenyum, mengingat wajah cantik dan manis Naira. selain cantik rasa masakannya sungguh mengunggah selera dan mungkin bisa membuat orang gagal untuk diet.
Sebelum Naira menjadi seorang pembantu di rumah utama keluarga Zidane, setelah menghantarkan Nia, Ibu Zubaidah bergegas pulang ke rumah dan mengerjakan pekerjaannya melayani Nyonya Monica. Dia juga mengawasi asisten rumah tangga yang lain yang sedang bekerja. Seperti membersihkan semua sudut rumah kecuali kamar yang ditempati oleh Zidan. Karena kamar Zidan mempunyai pembantu khusus. pembantu khusus untuk mengurus Zidan.
"Bi Zubaidah,"Panggil Nyonya Monica. Ibu Zubaidah lalu menoleh ke arah Nyonya Monica yang sedang duduk di tempat tidur.
"Iya nyonya?"Ibu Zubaidah menghampiri Nyonya Monica.
"Bi, Tolong carikan pembantu yang benar-benar bisa mengurus Zidan, kalau bisa jangan seperti yang sudah sudah, mereka hanya bisa menggoda Zidan. saya mau yang benar-benar nurut dan tulus bekerja mengurus Zidan, Kalau bisa yang cantik ya,Bi. syukur-syukur kalau jadian jatuh cinta biar saya nikahkan langsung."ujar Nyonya Monica.
Nyonya Monica sengaja mencari pembantu sekaligus jodoh untuk anaknya. Dengan cara melihat bagaimana pembantu itu mengurus Zidan dan tidak menggoda Zidan lebih dulu. dia ingin melihat pembantu dan orang yang akan menjadi menantunya merawat Zidane dengan tulus.
"Baik nyonya, saya usahakan."balas Ibu Zubaidah lalu tersenyum. Nyonya Monica kemudian beranjak keluar diikuti oleh ibu Zubaidah.
Ibu Zubaidah menuju kamarnya, karena waktunya jam istirahat. dia terpikir maksud dan tujuan majikannya, jika mendapat pembantu yang cocok dan membuat Zidan jatuh hati, Nyonya Monica akan menikahkan mereka.
Ibu Zubaidah langsung terpikir oleh anak angkatnya yang bernama Naira. Naira yang memiliki wajah yang cantik dan juga penurut, serta bisa mengerjakan apa saja. Ibu juga tidak berharap suatu hari nanti jika Naira bisa menikah dengan Zidan, Zidan bisa membantunya mengambil alih apa yang menjadi milik Naira.
Seperti yang diketahui Naira adalah anak Ibu Zubaidah sekaligus anak majikannya yang dulu. Ibu Zubaidah berpikir, pasti Zidan akan jatuh hati bila melihat Naira Andita Pratama Wijaya. Anak dari rekan bisnis Papanya Zidan.
Naira adalah putri dari Andita Pratama Wijaya, pengusaha yang disegani banyak orang, dan mempunyai banyak perusahaan di dalam dan di luar negeri, karena masalah warisan akhirnya,Adik dari Pratama Wijaya mengatur strategi untuk membunuh Pratama Wijaya yang ingin menguasai bisnis dari Tuan Wijaya.
Ibu Zubaidah akhirnya menghubungi Naira. akan tetapi ibu Zubaidah tidak mengatakan apa yang disampaikan oleh Nyonya Monica.
"Halo Ma."suara lembut Naira terdengar jelas di telinga Ibu Zubaidah, Ibu Zubaidah tersenyum. Ibu Zubaidah juga sangat merindukan suara lembut milik Naira.
"Nak, Kamu apa kabar?
"Baik ma, Mama apa kabar?"
"Baik juga nak, Oh iya kamu sudah jadi mengajar di TK paud yang ada di desa?"
"Enggak ma, mungkin belum rezeki Naira, soalnya banyak saingannya. Naira belum lolos."jawab Naira dengan Sendu.
"Yang sabar ya nak."
"Oh iya Bu, Di Jakarta ada kerjaan nggak, nggak apa-apa deh jadi pembantu. daripada daerah nganggur begini."pertanyaan yang diinginkan oleh ibu Zubaidah. Ternyata dia tidak perlu menawari Naira, Nayla sendiri yang menawarkan diri. Akan tetapi ibu Zubaidah tak lantas mengiyakan. Ibu Zubaidah menanyakan lebih dulu, Apakah nayra yakin atau tidak.
"Kamu serius, kamu itu sarjana loh nak, Apa kamu tidak malu?"
"Nggak Ma. Ngapain harus malu, Siapa tahu di sana Naira bisa melanjutkan kuliah Naira sampai S2. Hitung-hitung Naira mengumpulkan uang untuk biayanya nanti."Ibu Zubaidah tersenyum begitu juga Naira.
"Baiklah. Kamu datang saja ke rumah tempat mama bekerja. Ada pekerjaan untukmu."
"Beneran mah?
"Kapan Mama pernah bohong, tapi kalau kamu nggak betah nantinya, Jangan dipaksa ya, bilang sama Mama."
"Iya, Ma. besok pagi Nayla berangkat dari sini ya. Mama kirim aja alamat lengkap rumah majikan mama."
"Iya, hati-hati ya, nak."keduanya pun mematikan sambungan telepon selulernya. setelah menghubungi Naira, Ibu Zubaidah langsung menemui Nyonya Monica.
Ibu Zubaidah menemui Nyonya Monica yang sedang di ruang kerja Zidan. Nyonya Monica sekilas melihat ibu Zubaidah yang menghampirinya.
"Ada apa Bi?"tanya Nyonya Monica sambil memeriksa beberapa berkas kampus milik keluarga Zidan dan perusahaan lainnya.
"Begini nyonya, saya sudah mendapatkan pengganti Nia. Besok dia akan datang."ucap Ibu Zubaidah memberitahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Sishi
Ceritanya bagus, tapi typonya masih banyak banget.. Kemudian, menurut saya untuk menuliskan ibu Monica, lebih baik ibu Monica saja, jangan mau nikah supaya lebih mudah dibaca. Mohon maaf, ya Thor..
2023-09-20
0
Amy
alurnya bagus, cuman mohon prhatikan lagi penulisannya, masih banyak typo,
sukses author🙏🙏🙏
2023-09-11
2
Sophia Aya
lanjut thor,,
2023-09-11
0