"Naira, Aku serius!
"Sudah deh, Mas nggak lucu.
"Naira, Aku tahu kamu sebenarnya suka sama aku kan?"
"Mas, aku cukup sadar diri siapa Aku dan mas "Naira memang harus sadar diri, Siapa dirinya. Mereka berdua mempunyai status yang sangat berbeda, seperti langit dan bumi. pembantu dan majikan tidak akan pernah bisa bersatu, itulah yang ada di pikiran Naira.
"Cinta tidak memandang status Naira."Zidane memegang tangan naira.
"Itu hanya omong kosong Mas. Suatu saat jika ada masalah, pasti akan dijadikan alasan sudah tidak saling ada kecocokan lagi, aku rasanya mencari pelampiasan, karena hubungan Mas sama pacar Mas sedang bermasalah, jika tujuan masuk seperti itu lebih baik jangan."
"Berikan aku kesempatan Naira." ucap Zidan tidak mau menyerah. Naira hanya tersenyum dan melepaskan tangan Zidan dari pergelangan tangannya, lalu memegang kedua bahu Zidan dan melihat wajah Zidane. Naira ingin menjelaskan sudut pandangnya tentang menjalin suatu hubungan.
"Dengar Mas, jangan membangun sesuatu hubungan yang tidak ada ujungnya, sebelum Mas mengambil hati dan waktu seseorang. Pikirkan, ada masa depan tidak, di sana? karena kita harus bertanggung jawab pada diri kita dan orang lain. Jangan membuang waktu ku, dan waktu Mas sendiri, jika tidak ingin serius. Jangan mengambil hati seseorang yang Mas sendiri belum siap menjaganya."Zidane tersenyum, kemudian meraih kedua jemari Naira, dan memegangnya. Zidan melihat lekat wajah Naira. wajah yang penuh ketegasan.
"Ini yang aku suka darimu Naira! tapi Jawab dengan jujur, kamu suka nggak sama aku.
Naira terdiam. Naira juga memikirkan jawaban yang tepat, Ia juga tidak bisa memungkiri kalau dirinya juga menyukai jidan.
"Wanita manapun pasti menyukaimu mas, tidak terkecuali aku. Tapi aku hanya tidak berani melangkah maju untuk sejajarkan diriku denganmu. Aku hanya cukup tau diri aku banyak kekurangan."
"Kalau begitu ,aku yang akan mundur, mensejajarkan kan diriku denganmu."Zidan terus meyakinkan Naira. Zidan benar-benar tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan cinta Naira.
"Itu artinya mas akan terus terikat denganku sampai maut memisahkan. Apa Mas sanggup?"Naira bukan jual mahal atau angkuh. Ia hanya tegas, karena ia juga tidak ingin membangun hubungan yang sifatnya sementara. Di matanya, itu hanya membuang waktu saja dan tidak ada gunanya jika menjalin hubungan tanpa ujungnya.
Sejenak dan berpikir, gadis di depannya itu begitu tegas dan lugas. cara pandang masalah percintaan pun ia perhitungkan dengan cepat. Zidan juga berpikir usianya sudah 35 tahun. 35 tahun mungkin waktu yang tepat benar-benar serius menjalin hubungan yang serius. Tapi bagaimana dengan Mamanya? Apakah menyetujui hubungan ini, ini yang masih Zdan pikirkan.
"Oke, Mas diam aja. Itu artinya mas memang belum siap untuk serius!"mendengarkan Naira, Zidan seperti tertantang dengan harga diri laki-laki merasa ternoda. Jika ia hanya diam dan mengingatkan pemikiran Naira.
"Oke, aku akan serius denganmu.
"Pikirkan lagi Mas? aku tahu saat ini hatimu bergejolak, terlebih harga dirimu aku bukannya menolak Aku hanya tegas.
Zidan menarik tengkuk Naira dan mengecupnya begitu lama. Zidan benar-benar tidak tahan beradu argumen dengan Naira. Awalnya Naira memberontak, Tapi perlahan mereka membalas kecupan Zidan, sambil memejamkan matanya. Bagaimanapun Ia juga tidak bisa membohongi hatinya. Ya terkadang hati dan pikiran itu tidak sejalan, dan itulah yang Naira alami saat ini.
Zidan tersenyum menyatukan keningnya. Naira terdiam, kemudian mata membuka matanya. Melihat dalam-dalam mata Zidane. mencari sesuatu yang belum pernah ia dapatkan. Naira meraih lengan Zidan dengan lembut, lalu tersenyum. Zidane yang melihat Naira tersenyum pun kembali mengecup bibir sekilas, kemudian mencium keningnya
"Aku mencintaimu Naira."
Naira hanya terdiam, dan ia menatap Zidane.
Kini keduanya resmi menjalin hubungan asmara. Semua yang menjadi permintaan Naira, dipenuhi Zidane. Naira tidak melihat Zidan sebagai para pria kaya raya.Pernyataan yang akan setia selamanya. semoga saja benar begitu.
Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di salah satu pasar dadakan yang ada di dekat villa milik Zidane. Meraka kayaknya pasangan pada umumnya, mereka saling menyuapi. Terlebih Zidane yang pada dasarnya manja pada Naira, dan meminta Naira untuk menyuapinya.
"Selesai ini, langsung ke resort."
Kemudian mereka tersenyum.
"Itu mereka sudah datang. Ayo," Zidan mengajak Naira menghampiri orang-orangnya. Naira hanya berjalan mengikuti langkah Zidane yang menggenggam erat tangannya.
"Mas, mereka siapa?" bisik Naira berjalan
"Sopir dan bodyguard untuk mu.
"Apa? Pekik Naira. Zidan hanya tersenyum melihat ekspresi bingung Naira.
Naira mungkin lupa dengan laki-laki yang baru beberapa jam menjadikannya kekasih itu. Lupa jika Zidan adalah bos besar yang mempunyai banyak perusahaan di dalam maupun di luar negeri.
Naira tidak pernah memandang kekayaan yang dimiliki seorang Zidan. Karena bukan itu yang ia lihat dari Zidane. Naira melihat Zidan adalah seorang pria tanggung jawab dan menyayangi sang Mama, sudah pasti Zidan akan menyayangi wanitanya.
"Selamat pagi,Tuan." Sapa sang sopir. Sedangkan salah satu bodyguard membukakan pintu.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mengawasi mereka dari kejauhan. Tak lain dan tak bukan adalah orang kepercayaan Papanya Naira. Ternyata Papanya Naira masih hidup, saat ini Papanya Naira sedang berada di tangan pria itu. Dia merawat Papanya Naira yang saat ini sedang koma, pria itu selalu mengawasi pergerakan Naira ketika pria itu melihat keduanya di pasar dadakan, di sekitar villa milik Zidan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
sumini ndita
makin penasaran aja,gimana ortu nya naira meninggal,..pa jangan2 ada yg incer nyata ke 2 ortu naira,..dan merebut hartanya,...semoga cepet terungkap rahasia kematian ortunya naira,..krn papa masih hidup...lanjut kak
2023-09-13
1
Sophia Aya
alhamdulillah papanya naira masih hidup semoga cepat sembuh papa nya naira
2023-09-13
0