Untuk pertama kalinya Naira masuk ke kamar Zidane. Dia ditemani oleh ibu Zubaidah. Ibu Zubaidah memberitahu mana saja yang harus ia bersihkan dan kemudian memberikan Naira seprai baru untuk dipasangkan di kasur Zidane.
Nyonya Monica Bukan tanpa alasan memberikan Zidan pembantu pribadi dan hanya khusus untuk mengurusnya. Karena memang usia Nyonya mau nikah sudah tua terlebih Nyonya Monica janji dan tidak suka semua barang-barang pribadinya disentuh banyak orang.
Oleh karena itu, Nyonya Monica mencari pembantu yang benar-benar mengurus Zidane sesuai perintahnya. kali ini pembantu yang Nyonya Monica dapatkan memang sudah sesuai keinginannya. Yaitu menurut. akan tetapi pembantu yang ini kelewat cantik dan manis. Zidane pria normal sudah pasti akan mencuri-curi pandang pada pembantu cantik itu. selain cantik, dia juga wanita yang cerdas, berpendidikan dan juga pintar memasak. Membuat Mario sangat menyukai setiap apa yang dimasaknya.
"Nanti kalau mau nyusun bajunya Tuan Zidan kayak gini, ya."Ibu Zubaidah memberitahu kepada Naira sambil menunjuk semua Bagaimana cara menyusun baju-baju Zidane. dari yang paling kecil sampai yang besar.
"Iya, Ma."Naira mengamati susunan baju-baju Zidane yang begitu rapi dan wangi.
"Bi, baju ku Bi,"suara Zidane tiba-tiba terdengar meminta baju. Zidan hanya melilitkan handuk di pinggangnya dan terlihat dada bidangnya, rambutnya juga masih terlihat basah. Hingga tubuh sixpack Zidane terlihat jelas di mata Naira.
Ibu Zubaidah mendengar begitupun Naira, Naira sontak menjerit melihat perut dan dada bidang Zidane. Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya wanita itu melihat lawan jenisnya bertelanjang dada. itupun berada di dalam kamar.
"Huaaa!!!! Naira memalingkan pandangannya dan menutup wajahnya dengan sprei kotor. Ibu Zubaidah berdiri lalu mengambilkan Zidan kaos santai, Sambil tertawa kecil melihat anak angkatnya itu menutup matanya dengan siprai kotor.
Zidan tersenyum, menggelengkan kepalanya sambil mengenakan kaosnya. Setelahnya, Zidan membungkuk, kemudian menarik sprei dari wajah Naira. Naira sontak kaget menutup matanya dengan telapak tangannya.
"Hei, buka matamu."ucap Zidane
"Nggak mau, aku nggak mau lihat, nanti mataku ternoda."sahut Naira membuat Zidane tertawa kecil lalu membuka paksa tangan Naira, Naira menutup rapat matanya.
"Aku sudah pakai baju, kamu ini ada-ada aja sih."ucap Zidane dan Nayla mengintip setelah tahu Zidane sudah mengenakan bajunya, Naira mengembangkan senyumnya.
"Heh!
"Siapa nama kamu?"tanya Zidan setelah melepaskan tangan dari Naira.
" Naira Tuan."sahut Naira singkat.
"Naira. oke, kerja yang bagus ya."ujar Zidane.
Naira mengangguk. lalu kemudian Zidan mengambil celana pendek dari tangan Ibu Zubaidah. Dia pun menuju kamar mandi untuk mengenakan celananya.
"Ya sudah Nak, kamu bersihkan semuanya ya. Ibu mau beres-beres di dapur."ucap Ibu Zubaidah.
"A siap!!!"balas Naira yang masih duduk di bawah sambil memberi hormat kepada Ibu Zubaidah. Ibu Zubaidah hanya tertawa kecil, kemudian mengusap pucuk rambut Naira, lalu ia keluar dari kamar Zidan.
Sesuai dengan apa yang sudah diberitahu oleh ibu Zubaidah, Naira membersihkan setiap sudut kamar Zidan dan tidak ada Yang terlewatkan. dengan hati-hati dia mengelap semua barang-barang milik Zidane, serta mengamati sprei tempat tidurnya. nayra duduk sejenak di lantai, meluruskan kakinya. dia nampak kelelahan membersihkan kamar yang begitu luas. Mungkin dibandingkan dengan rumah yang selama ini mereka tempati dengan ibu Zubaidah, kamar Zidane lebih besar dibandingkan rumah mereka di desa.
Naira tidak menyadari, kalau Zidane keluar kamar pun Nayla tidak mengetahuinya. sangking besarnya kamar itu. Naira perlahan mengamati kamar itu keseluruhan. "Ya Allah, andai saja kedua orang tuaku masih hidup, mungkin juga aku memiliki kehidupan yang layak seperti Tuan Zidane."gumam Naira di dalam hati mengingat kebersamaannya bersama kedua orang tuanya dulu.
Zidan yang hendak masuk pun mengurungkan niatnya, setelah melihat Naira yang sedang istirahat, merenggangkan otot-ototnya lalu membenarkan ikat rambutnya secara asal. Zidane menutup kembali pintu kamarnya dengan sangat hati-hati dan tersenyum.
Kemudian Ia turun kembali ke lantai bawah. Naira melanjutkan membereskan baju-baju kotor milik Zidan dan memasukkannya ke dalam keranjang baju kotor. Tak lupa, sebelum ia keluar dari kamar Zidane, Naira terlebih dahulu melihat hasil kerjanya.
"Hemmm, sudah rapi dan bersih."gumam Nayla di dalam hati sembari keluar dari kamar Zidane.
Kali ini, tujuan Naira menuju tempat mencuci baju. Naira memasukkan sprei ke dalam mesin cuci dan memisahkan kemeja putih dan celananya, Naira merendam kemeja dan celana kerja ji dan di ember yang berbeda. tujuannya agar kain yang berwarna tidak merusak warna baju putih milik Zidane. lalu dia juga memisahkan kaos berwarna sesuai warnanya walau warna kaos Zidan hanya warna hitam dan putih.
Naira begitu semangat saat mencuci, terkadang ia berdendang dan sesekali menggerakkan tubuhnya. Tak lupa pula Ia pun menghidupkan lagu dari ponselnya untuk menemani mencuci baju baju Zidane, ya hanya baju Zidan.
Dia mendengarkan lagu-lagu artis favoritnya sambil mencuci baju Zidan satu persatu sesuai warnanya. Saat mencuci pakaian dalam, Sebenarnya dia sangat risih dan merasa aneh. Akan tetapi semua itu adalah tugasnya, mau tidak mau ia harus mencuci.
"Dengan deterjen ini, aku akan mencuci mu. Hayo semangat Naira....!"Naira begitu semangat. Ibu juga indah yang Melihat tingkahnya hanya tertawa sampai terpingkal-pingkal, ditambah Naira mengangkat ****** ***** milik Zidane ke udara.
"Sudah bersih,"celetuknya lalu tersenyum.
"Kamu ini ada-ada saja, pakaian dalam kok digituin sih sampai diangkat ke udara, terus tuh muka kok tersenyum melulu, mendengarkan lagu-lagu yang ada di ponselmu? kamu lagi jatuh cinta ya?"
"Tidak Ma, Naira hanya mau ngilangin ngantuk."sahut Naira sambil tersenyum kecil
"Ya udah nggak apa-apa, cepat selesaikan pekerjaanmu."ucap Ibu Zubaidah sambil kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Siap, Ma."lagi lagi Naira memberi hormat kepada Ibu Zubaidah.
Naira menyelesaikan satu persatu cuciannya. kemudian mengeringkannya di mesin cuci. Nyonya mau nikah memesan agar baju-baju Zidan harus dicuci dengan tangan, terlebih kemeja kerja Zidane.
Setelah selesai, Naira menjemur semuanya satu persatu. kemudian ia istirahat sejenak sambil meminum es sirup buatannya, Naira duduk di lantai bersandar di tembok sambil menikmati sirupnya.
"Ah! benar-benar nikmat,"ucapnya pada dirinya sendiri lalu ia pun tertawa sendiri.
"Naira!"panggil Ibu Zubaidah.
"Iya, Ma."
"Sana masak, ini jam makan siangnya Tuan Zidan."titah Ibu Zubaidah.
"Oh, iya. Aku sudah hampir lupa, karena terlalu menikmati sirup yang begitu nikmat dan menyegarkan tenggorokan."ucap Naira sambil langsung bergegas menuju dapur dan memasak untuk Zidane.
Kali ini menu makan siang Zidan sop daging dan sambal kecap. Sop daging adalah kesukaan Zidane, jika sudah ada sop daging ia tidak akan melirik lagi lauk yang lainnya.
BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Annisa anastasya Skb
*typo
2023-09-22
0
LISA
Asyik jg ceritanya
2023-09-20
0