BAB 2. PEMBANTU BARU

Zidan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Tak lupa ia membelikan pesanan sang mama, makanan kesukaan mamanya memang tidak terlalu ribet, Hal itulah yang membuat Zidane selalu memenuhi makanan yang dipesan oleh mamanya.

Memang saat ini prioritasnya adalah Nyonya Monica, semenjak kematian Papanya ia berjanji akan selalu membahagiakan Nyonya Monica.

Zidane memasuki rumahnya dengan sedikit lesu. Dia berjalan menuju ruang makan dan meletakkan makanan pesanan dari Nyonya Monica di meja makan. Dia duduk dan membuka penutup makanan, namun tidak ada makanan sama sekali.

Nyonya Monica keluar dari kamarnya, dan menuju ruang makan. dia melihat Zidan sedang membuka kulkas sepertinya ingin memasak sesuatu.

"Kamu mau masak apa Zidan? biar Bibi saja yang membuatkannya untukmu."ucap Nyonya Monica sambil duduk di kursi meja makan dan membuka makanan pesanannya. Zidane menoleh ke arah Nyonya Monica dan tersenyum.

"Zidan mau masak nasi goreng Ma, Mama mau tidak?"tanya Zidane sambil menatap ke arah mamanya.

"Enggak ah, ini sudah kamu bawakan makanan. "Zidane tersenyum melihat Nyonya Monica sambil memasak.

Setelah selesai memasak nasi gorengnya, Zidane memakan nasi goreng itu. Dia melihat Nyonya Monica begitu kasihan, harus mengurus dirinya yang sudah sepatutnya memiliki istri, bahkan anak.

Namun, dia juga bingung dengan siapa ia harus menikah. Dengan Melisa? dia sendiri belum yakin kalau Melisa akan menyayangi mamanya. Apalagi terlihat, Melisa tanpa kurang menyukai Nyonya Monica.

"Bagaimana pekerjaanmu di kantor, apa semuanya berjalan dengan lancar?"tanya Nyonya Monica sembari memperhatikan putranya yang sedang menyantap nasi goreng.

"Lancar Ma, tinggal pelaksanaan di lapangan saja. Dan bulan ini kita bisa jalan-jalan, Mama mau ke mana?"tanya Zidan lagi.

"Bagaimana kalau kita ke Bali saja, nggak perlu jauh-jauh. Mama juga sudah tua,"

"Tapi mama masih cantik dan awet muda,"ucap Zidane sambil terkekeh.

"Kamu bisa saja, Oh iya Melisa Nanti ikut?"

"Enggak Ma."

"Bagus deh kalau begitu."batin Nyonya Monica yang memang kurang menyukai Melisa.

"Melisa aku suruh untuk mengawasi dan mengontrol proyek dan menyusun laporan,"Zidane memberitahu. Nyonya Monica mengangguk mengerti. lalu mereka melanjutkan makannya.

Setelah mereka selesai makan, Zidane dan nyonya Monica masuk ke kamar masing-masing. Zidan pun bergegas membersihkan tubuhnya.

Zidane sebenarnya memikirkan hubungannya bersama Melisa. Selama 1 tahun lebih menjalin hubungan dengan Melisa, Melisa baru dua kali bertemu dengan Nyonya Monica. Itu pun Zidan memohon agar Melisa menemui sang mama. Dia tahu kalau Melisa masih merasa canggung saat itu. dan tidak banyak yang mereka bicarakan.

"Apa aku ajak aja Melisa liburan. supaya semakin dekat dengan Mama?"tanya Zidan saat selesai melakukan ritual mandinya.

"Tapi apa Mama setuju, kalau aku nikah sama Melisa? kenapa malah jadi ribet gini sih!"Zidan merasa stress memikirkan hubungannya dengan kekasihnya. Dia antara yakin dan tidak untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.

***

Pagi hari yang indah matahari sudah terbit di ufuk timur. Zidan bangun lebih awal pagi ini. Sudah beberapa hari ini ia tidak lagi mendengar suara kegaduhan sang mama, Ia tersenyum kemudian bangkit dari tidurnya.

 Zidan Melihat mentari Pagi yang indah dari jendela kamarnya, pandangannya tidak sengaja melihat seorang wanita yang sedang menyirami bunga di halaman rumahnya yang luas.

Wanita itu membelakangi Zidan, wanita berambut panjang itu yang diikat seperti ekor kuda, asik menyirami tanaman yang ada di sana. wanita itu juga menggunakan kaos oblong berwarna putih dan celana pendek di bawah lutut.

Zidan melihat gadis tersebut menyiram sambil berdendang dan sedikit menggerakkan tubuhnya. Zidan tertawa kecil di balik jendela kamarnya, terlebih saat selang yang untuk menyiram tanaman yang tiba-tiba mati, kemudian Gadis itu melihatnya, tiba-tiba air itu hidup kembali, dan membasahi gadis itu.

Zidane semakin tertawa terbahak-bahak melihat gadis tersebut menjerit dan wajahnya basah karena terguyur air. Zidan menikmati pemandangan itu.

"Gadis aneh."gumam Zidane di dalam hati. kemudian Ia menggunakan piyamanya lalu turun ke bawah.

Di lantai bawah ia melihat sang Mama sedang menonton televisi. Zidan berjalan menuju ruang makan dan mengambil air minum dan buah yang ada di atas meja. setelah itu Zidan menghampiri Nyonya Monica, dan duduk di sebelahnya.

"Selamat pagi mamaku yang cantik."siapa Zidan lembut lalu mencium pipi sang mama.

"Hemmm,"

"Ma, dua hari lagi kita berangkat ke Bali, ya. Aku ingin liburan sama mama."ucap Zidane kepada Nyonya Monica.

"Memangnya urusan pekerjaan kamu sudah selesai?"banyak Nyonya Monica sekilas melihat Zidane yang tengah asik menikmati buah yang ada di tangannya, lalu pandangannya kembali beralih ke layar televisi, yang mana tayangan yang ada di layar televisi, program gosip yang saat ini lagi hot.

"Sudah, Ma."

"Mama pagi-pagi begini senang sekali menonton gosip, apa tidak ada siaran televisi yang lain lagi yang bisa ditonton? yang lebih berfaedah gitu." Cerocos Zidane.

"Kamu nggak tahu apa, salah satu artis kesayangan mama diselingkuhi oleh suaminya. Katanya, suaminya terlibat cinta lokasi.Nah, hal demikian yang Mama takutkan terjadi di kehidupan kamu Nak. Mama tidak ingin, kalau di hubungan rumah tangga kalian nanti tidak ada kesetiaan. Mama tidak ingin, melihat rumah tangga anak mama berantakan seperti artis kesayangan Mama saat ini."ucap nyonya Monica yang mengidolakan artis lady.

Yang saat ini, pemberitaannya lagi marak di media sosial bahkan di layar televisi.

"Iya, Ma. Terima kasih sudah mengingatkan Zidan."ucap Zidane sambil memeluk sang mama.

"Astagfirullah Naira Kamu kenapa basah begini?"suara Bi Zubaidah terdengar dari dapur. Zidane dan nyonya Monica saling berpandangan. Atensi mereka teralihkan dari layar televisi ke arah dapur.

"Itu, Ma. Tadi Naira disemprot air dari selang."jawab Naira dengan nada yang begitu lembut. lalu tertawa kecil, membayangkan Bagaimana dirinya sampai basah kuyup seperti itu.

Zidan lantas melihat sang Mama meminta penjelasan Siapa wanita tersebut.

"Apa, kamu mau nanya siapa wanita itu? dia pembantu baru untuk mengurus mu. kemarin sore baru datang dari kampung. Bi Zubaidah yang membawanya."jelas Nyonya Monica.

"Oh,"jawab Zidan singkat lalu melanjutkan memakan buahnya.

"Dia seorang sarjana."Nyonya Monica memberitahu.

"Mama serius?"

"Memangnya dari wajah mama kelihatan berbohong?"tanya Nyonya Monica. ji dan hanya tersenyum, tidak mau berdebat dengan Nyonya Monica. Walau hatinya bertanya, Mengapa seorang sarjana mau jadi seorang pembantu.

"Mama sudah sarapan, belum?"

"Sudah, Memangnya kamu tidak lihat ini sudah jam berapa? ini sudah jam 09.00, kalau mama telat sarapan asam lambung Mama naik."jelas Nyonya Monica.

Zidan hanya tersenyum, mendengar jawaban panjang sang Mama beserta penjelasannya. padahal Ia hanya bertanya dan tinggal dijawab sudah atau belum. Tetapi, Zidan memaklumi kecerewetan sang mama.

bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!