Raja Dewa Dan Pulau Bidadari
"Dimana ini?" ucap Bejo saat membuka matanya setelah sadar dari pingsan.
Bejo yang merupakan anak muda dari kampung nelayan, baru pertama kalinya berlayar untuk mencari ikan.
Sebelumnya ia hampir mati karena kapal kecil yang dinaikinya bersama lima temannya, tiba tiba terkena pusaran aneh di tengah laut.
Pusaran gelombang laut itu begitu kuat hingga menghancurkan kapal kecil Bejo dan menenggelamkan mereka.
Saat ini, Bejo bahkan sedikit pesimis dengan nasib teman temannya. Membayangkan suasana mencekam itu saja membuat Bejo lemas ketakutan.
Kini Bejo terdampar di sebuah pulau asing. Pulau itu sekilas terlihat sangat sunyi seperti tidak berpenduduk. Dengan tubuh lemah Bejo berusaha bangkit dan mengamati sekitarnya.
Namun setelah lama mengamati, Bejo sama sekali tidak menemukan tanda tanda ada aktivitas manusia. Ia pun hanya bisa menghela nafas pasrah.
Perlahan, Bejo mulai berjalan menjauhi bibir pantai. Riak air laut masih cukup membuatnya trauma.
Bejo, kemudian merobek sedikit bajunya untuk membalut luka di tangan dan lututnya agar tidak bertambah parah.
Saat sedang mengurus lukanya, tiba tiba Bejo melihat beberapa bayangan di depannya. Seolah ada orang di belakangnya yang menghalangi sinar matahari.
Bejo pun menoleh dan tersentak kaget. Karena entah sejak kapan, tiba tiba ada dua sosok wanita yang berdiri di belakangnya.
"Bidadari?" Mata Bejo langsung melongo menatap keindahan yang mengagetkan itu.
Tepat di hadapan wajah Bejo yang sedang duduk tiba tiba saja ada dua gadis cantik yang berdiri menatapnya. Kedua gadis itu terlihat sangat cantik.
Pakaian mereka sedikit aneh karena hanya berupa kain tipis sederhana yang menutup bagian tubuh sensitif mereka. Bejo sampai melotot menyaksikan keindahan dan kecantikan mereka.
Namun, kegembiraan Bejo menyaksikan pemandangan indah itu tidak berlangsung lama. Hatinya seketika langsung menjadi sedih. Bejo bahkan langsung lemas menatap kedua wanita cantik di depannya.
Kalau dia bertemu bidadari, bukankah artinya dia sudah mati? Lalu, apakah dia sedang surga?
Wajar saja jika Bejo berfikir seperti itu. Pasalnya, kedua wanita di depannya memang sangat cantik. Bejo bahkan merasa belum pernah melihat wanita secantik mereka.
Ditambah lagi, kedua wanita itu hanya berbalut kain tipis setipis sutra. Kain tipis mereka bahkan tidak bisa menutupi bagian tubuh mereka yang sangat indah.
Cantik, berbadan indah dan berpakaian tipis yang aneh, siapa lagi kalau bukan bidadari.
"Kamu tau Yang Mulia Bidadari? Siapa kamu?" tanya salah satu wanita cantik di depan Bejo yang mengenakan kain berwarna merah.
Wanita itu merasa heran saat mendengar Bejo menyebut kata Bidadari.
Mendengar pertanyaan ini, Bejo hanya mematung tanpa bisa menjawab. Dia masih berat menerima takdir mati mudanya.
Dia bahkan belum merasakan wanita.
"Kamu siapa? mengapa tidak menjawab?" tanya wanita satu lagi yang terlihat lebih ramah dan lembut.
Wanita itu terlihat anggun dengan kain putih di tubuhnya yang menerawang.
"Aku, Bejo" jawab Bejo dengan lemah.
Bejo merasa sedikit heran, kenapa para bidadari ini tidak tau namanya. Bukankah mereka diutus untuk menjemputnya setelah mati? Pikir Bejo dalam hati.
"Bejo? Nama yang aneh" ucap wanita dengan kain merah di depannya.
Bejo pun hanya diam dan malas menjelaskan. Matanya bahkan mulai nakal menatap kedua wanita yang sangat cantik di depannya.
Ini dua dari 72 bidadari yang akan menemaninya di surga?
Berarti masih ada 70 lagi yang seperti ini
Hati Bejo mulai perlahan berbunga, dia bahkan tidak lagi sedih dengan takdir mati mudanya.
"Kamu datang dari mana?"
"Kenapa badan kamu penuh luka? Apa kamu jatuh dari langit?"
Kedua wanita cantik itu mulai melontar pertanyaan pertanyaan yang membuat Bejo merasa makin aneh.
"Kalian tidak tahu aku? Jadi kalian bukan bidadari?" Bejo tidak menjawab dan balik bertanya.
"Yang Mulia Bidadari sudah lama tertidur, kami salah satu keturunannya" jawab wanita cantik bergaun putih dengan tersenyum.
"Keturunan Bidadari?" Bejo makin bingung dan tak paham dengan kata kata mereka.
"Benar. Aku peri Ratih, ini saudaraku peri Zara" ucap wanita cantik itu memperkenalkan diri.
"Kamu Peri?" tanya Bejo makin merasa heran.
Kedua wanita itu pun mengangguk sambil terus mengamati Bejo yang kini mulai meragukan kematiannya.
Jika mereka bukan bidadari, mungkin saja dia belum mati. Pikir Bejo dalam hati.
"Biar aku obati dulu luka mu" ucap Peri Ratih sambil meraih lengan Bejo yang terluka.
Peri Ratih lalu mengusap luka Bejo dengan jari tangannya. Bejo yang merasakan disentuh oleh jari lembut Peri Ratih langsung merasa merinding.
Jari wanita itu terlalu halus dan lembut. Ditambah dengan wajah cantik dan manis, jantung Bejo seketika berdebar.
Namun segera perhatian Bejo teralih pada pemandangan aneh. Dari ujung jari Peri Ratih yang menyentuhnya, tiba tiba muncul cahaya putih yang mengalir ke luka di lengan Bejo.
Kulit lengan Bejo yang terluka seperti tertiup udara sejuk. Tidak hanya pada luka di lengannya, seluruh bagian tubuh Bejo yang terluka juga merasakan hawa sejuk yang sama.
Bejo jelas kaget menyaksikan pemandangan aneh ini.
"Sudah" ucap Peri Ratih sambil melepaskan lengan Bejo.
"Sudah? Apanya yang sudah?" tanya Bejo yang tak paham.
"Luka mu sudah sembuh" Perih Ratih sedikit menjelaskan.
Karena penasaran dan tak percaya, Bejo pun perlahan membuka kain yang membalut luka di lengannya.
Bejo langsung heran, karena luka di lengannya ternyata benar benar sembuh total. Bahkan tidak ada bekas luka sama sekali, seolah lengannya tidak pernah terluka.
Makin penasaran, dia pun membuka balutan luka di kakinya. Dan ternyata, hasilnya sama. Luka di kakinya juga secara mengejutkan benar benar sembuh total.
"Benar benar ajaib" Bejo pun bergumam di dalam hati.
Tempat aneh apa sebenarnya ini? Dan siapa peri peri cantik ini?
"Kenapa kamu bisa terluka?" tanya Peri Ratih lagi pada Bejo yang masih keheranan.
"Ceritanya panjang" Jawab singkat Bejo yang masih bingung.
"Kita bawa saja dia ke Ratu Peri" Usul Peri Zara.
"Benar, kita belum pernah kedatangan orang asing. Ratu perlu segera tau" Peri Ratih pun setuju.
"Ratu? Siapa Ratu?" Bejo spontan bertanya.
"Ikut saja, nanti kamu juga tahu" jawab peri Ratih dengan senyum manisnya.
Karena penasaran Bejo pun hanya menurut. Kedua Peri itu segera menghampiri Bejo dari kiri dan kanan. Kemudian sebuah cahaya seperti menyelimuti mereka. Dan seketika itu juga mereka segera lenyap dari tempat itu.
Setelah beberapa saat, mereka akhirnya muncul di depan sebuah istana kecil. Bangunan istana itu hanya sebesar rumah, namun terlihat sangat indah.
Bejo sempat kaget saat dirinya tiba tiba muncul di tempat lain.
"Aku akan melapor dulu" ucap Peri Zara.
Peri Ratih pun mengangguk dan menunggu di luar istana bersama Bejo.
Memandang tubuh peri Zara dari belakang saat berjalan memasuki istana, Bejo sampai menelan ludah.
"Benar benar sangat cantik" gumam Bejo memuji kecantikan dan keindahan tubuh peri Zara.
Mendengar ucapan Bejo peri Ratih hanya tersenyum kecil.
Setelah peri Zara tak terlihat, pandangan Bejo langsung beralih ke peri Ratih yang tak kalah cantik.
Bejo dengan jelalatan memandangi peri Ratih yang sedikit lebih cantik dari peri Zara. Mata Bejo menyapu tanpa sopan santun dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Mengapa kamu melihatku seperti itu? Ada yang salah?" tanya Peri Ratih yang sangat polos.
"Kamu, sangat cantik" jawab Bejo spontan.
"Cantik?" Tanya Peri Ratih yang merasa heran saat dibilang cantik.
"Iya, bahkan terlalu cantik" puji Bejo dengan tulus.
"Kamu aneh" ucap Peri Ratih yang sedikit heran dengan pujian Bejo.
"Aneh? Apa yang aneh?" ucap Bejo bingung.
"Iya aneh. Di pulau bidadari, aku dan Zara adalah yang paling tidak cantik" kata peri Ratih mejelaskan.
"Paling tidak cantik? Maksud kamu yang lain lebih cantik?" tanya Bejo seolah tidak percaya.
Peri Ratih pun mengangguk. Bejo tentu langsung bengong.
Menurut Bejo, Peri Ratih dan Peri Zara adalah wanita tercantik yang pernah dia lihat. Tapi baru saja peri Ratih mengatakan bahwa mereka adalah yang terjelek di tempat ini. Rasanya terdengar sangat mustahil.
Kalau mereka adalah yang terjelek lalu secantik apa penghuni yang lainnya?
Namun Bejo tidak terlalu peduli. Matanya makin berani menjelajahi tubuh indah peri Ratih. Nafas Bejo yang sedang puber bahkan mulai tidak teratur.
"Apa itu?" ucap Peri Ratih memperhatikan tonjolan di celana Bejo.
Bojo pun serentak menutupi tonjolan di balik celananya dengan telapak tangannya. Dia benar benar malu kalau sampe ketahuan sudah kurang ajar.
"Apa yang sedang kamu sembunyikan?" tanya Peri Ratih penasaran.
Apalagi? Pakai tanya. Pikir Bejo dalam hati.
"Buka apa apa" jawab Bejo sambil berbalik membelakangi peri Ratih dengan gugup.
"Ayo masuk. Ratu sudah menunggu" tiba tiba suara peri Zara menyelamatkan Bejo dari penyelidikan peri Ratih.
Peri Ratih pun mengangguk dan meminta Bejo mengikutinya kedalam.
Karena penasaran ingin tau tentang tempat itu, Bejo pun menurut dan mengikuti mereka masuk ke istana.
Bagian dalam istana ternyata lebih luas dari bayangan Bejo, namun terlihat sangat kosong.
Di dalam istana telah menunggu tujuh wanita yang sangat cantik, dengan pakaian seperti peri Ratih dan Peri Zara. Kain tipis penutup tubuh mereka hanya berbeda warna.
Mata Bejo jelas langsung melotot.
Dari tujuh wanita yang dia lihat, tak satupun dari mereka yang kalah cantik dari peri Ratih dan Peri Zara.
Meski ada satu orang di tengah yang memakai kain keemasan dengan cadar, tapi Bejo sangat yakin, dia tidak akan kalah cantik dengan yang lainnya.
"Tempat ini, benar benar seperti surga" pikir Bejo dalam hati.
"Ratu, ini orang yang aku ceritakan" ucap Peri Zara pada wanita dengan kain keemasan dan bercadar sewarna.
Wanita bercadar yang ternyata adalah Sang Ratu itu mengangguk ringan dan menatap Bejo dengan sedikit penasaran.
"Jadi, kamu yang bernama Bejo?" tanya sang ratu dengan suara yang sangat lembut dan merdu.
Suara lembut Sang Ratu bahkan mampu menarik pandangan Bejo yang sejak tadi jelalatan memandangi para wanita cantik di depannya.
Bejo pun hanya mengangguk, dan kembali memandangi satu per satu wanita cantik di depannya.
Mereka semua benar benar cantik seperti bidadari. Dan hebatnya lagi, meski sangat cantik wajah mereka tak ada yang mirip.
Mereka seakan melambangkan berbagai kecantikan yang indah dari seluruh dunia.
"Tempat apa ini?" ucap Bejo mulai berani bertanya.
"Ini adalah Pulau Bidadari. Aku Ivana, Ratu tempat ini" jawab sang ratu dengan suara lembut yang membuat tubuh Bejo bergetar.
Mendengar suaranya saja, Bejo langsung lemas.
Secantik apa wanita ini jika cadarnya dilepas. Pikir Bejo dalam hati, yang hampir tak kuat berdiri.
"Pulau Bidadari? Apa disini ada Bidadari?" tanya Bejo lagi karena penasaran.
"Kamu tau Yang Mulia Bidadari?"
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Ratu Ivana yang heran mendengar Bejo menyebut bidadari.
"Yang mulia?"
"Jadi benar ada Bidadari?" Bejo balik bertanya tanpa menjawab.
"Yang mulia telah lama tertidur." jawab Ratu Ivana sambil menatap Bejo seolah menyelidik.
"Tertidur?" Bejo menjadi semakin penasaran
Sebenarnya dimana dia sekarang?
"Benar, sudah sekitar seribu tahun" ucap Sang Ratu seperti mengenang sesuatu.
"Jadi, siapa kamu sebenarnya? Dan, darimana kamu berasal?" selidik Ratu Ivana karena penasaran.
"Entah lah, aku masih bingung" ucap Bejo yang tak tau harus berkata apa.
"Sebenarnya tempat apa ini?"
"mengapa semuanya wanita?"
"Dan pakaian kalian, mengapa sangat aneh" tanya Bejo menyelidik.
Sang ratu dan seluruh wanita yang hadir disitu merasa aneh dengan pertanyaan Bejo.
Mereka juga sedikit tidak puas, karena Bejo tidak mengutarakan darimana dia berasal. Ratu pun menghela nafas dan sedikit menjelaskan.
"Tadi sudah ku katakan, ini Pulau Bidadari."
"Apa itu wanita? Dan, ada apa dengan pakaian kami?" kata lirih Ratu Ivana yang tak paham dengan pertanyaan Bejo.
"Kalian tidak tahu tentang pria dan wanita?" tanya Bejo lagi.
Seluruh wanita di depan Bejo hanya menggelengkan kepala.
Tempat ini benar benar aneh. Begitu banyak wanita cantik, tapi sepertinya mereka kurang pengetahuan.
Bahkan, sepertinya tidak ada laki laki disini. Kalau tidak, mereka pasti tau tentang pria dan wanita. Bejo pun mulai menghela nafas.
"Jadi seperti ini, aku adalah pria, dan kalian adalah wanita."
"Ada beberapa perbedaan antara pria dan wanita" kata Bejo sedikit menjelaskan.
"Perbedaan?"
"maksudmu rambut mu yang pendek dan dadamu yang rata?" tanya Ratu Ivana karena merasa hanya rambut dan dada mereka yang berbeda.
"Itu salah satunya. Ada beberapa perbedaan lain" jawab Bejo singkat.
"Ada perbedaan lain? Apa itu?" tanya sang ratu penasaran.
Bejo mulai bingung menjawab pertanyaan Ratu Ivana. Masa iya dia harus menunjukkan senjatanya agar mereka paham?
Namun kepolosan wanita wanita cantik di depannya memunculkan pikiran nakal Bejo.
Apa salahnya kalau dia menunjukkannya. Para wanita di depannya juga tak malu berpakaian yang hampir setengah telanjang.
"Kami kaum pria memiliki benda pusaka di tubuh kami"
"Dan kalian para wanita, tidak punya" ucap Bejo dengan senyum licik.
"Benda pusaka? Seperti apa?" tanya sang ratu yang makin penasaran.
"Kalian benar benar ingin tahu?" ucap Bejo lagi sengaja membuat mereka makin penasaran.
Sang Ratu dan lainnya hanya mengangguk yakin. Mereka benar benar penasaran dengan perbedaan antara mereka dan Bejo.
Sejauh yang mereka lihat, mereka tidak jauh berbeda selain panjang rambut dan dada mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
absolut
lanjut ada adegan dewasanya engga tor
2024-02-15
1
Rudi Utomo
Thor ..kalau tdk tamat buat apa saya baca . ? sorry. cuman nitip komen ini .
2023-12-17
1
Mark's Watermelon
😍😍
2023-12-01
1