Karena terlalu menikmati keberuntungannya, Bejo sampai lupa membersihkan diri. Dia bahkan tidak sempat mencari pakaian baru dan masih bertahan dengan pakaian kotornya.
Kini setelah menemukan tempat pemandian yang nyaman dengan air hangat, Bejo tentu tak melewatkan kesempatan untuk mandi. Apalagi kini ada wanita cantik yang menemaninya.
Setelah terkena air kolam yang hangat dan segar tubuh Bejo kembali terasa energik. Rasa lelahnya seharian seperti langsung lenyap. Bejo bahkan merasa siap untuk melanjutkan petualangannya dengan peri Zara sampai pagi.
"Ternyata benar, kamu makin cantik" ucap Bejo memuji peri Zara yang terlihat makin cantik.
Awalnya Bejo mengira itu hanya imajinasinya. Namun setelah memperhatikan dari jarak yang begitu dekat, Bejo yakin bahwa perasaannya tidak salah. Peri Zara memang terlihat jauh lebih cantik dari sebelumnya.
Aura kecantikan yang dipancarkan peri Zara bahkan membuat Bejo kesulitan mengendalikan diri. Bejo rasanya sangat gemas dan ingin menggigit seluruh tubuh peri Zara.
"Tuan, mengapa terus memuji Zara" ucap malu peri Zara dengan pipi memerah.
Bejo yang sudah sangat gemas hanya tersenyum dan langsung mengunci tubuh peri Zara dengan pelukan kuat. Dia segera memulai aksinya melahap peri Zara dengan rakus.
Pergulatan panjang Bejo dan peri Zara berlangsung begitu ganas hingga air di kolam pemandian terus beriak. Tenaga Bejo yang seolah tak ada habisnya bahkan membuat peri Zara mulai kewalahan.
Ditengah pergulatannya, Bejo merasa ada suatu yang aneh. Entah mengapa hatinya merasa sedang diawasi oleh banyak mata. Awalnya Bejo mengabaikan perasaan aneh itu. Namun semakin lama, perasaan diawasi itu membuatnya semakin risih.
"Sampai kapan kalian akan mengintip tuan kalian..!! Jika ada yang masih terus mengintip, akan aku hukum kalian semua..!!" teriak Bejo dengan kencang ke segala arah.
Seketika itu juga seluruh peri di Pulau Bidadari berkeringat dingin mendengar ancaman Bejo. Mereka benar benar tak menyangka tuannya begitu sakti hingga memergoki mereka saat mengintip.
Selama ini, mereka tidak pernah ketahuan bila mengintip aktifitas peri lain melalui cermin pengintai. Mereka bahkan kini mulai ragu kalau tuannya benar benar kehilangan kekuatannya.
"Tuan, apakah yang lain sedang mengintip?" tanya peri Zara dengan terengah memastikan bahwa dia tidak salah dengar.
Dengan kekuatannya saat ini yang telah meningkat pesat, Peri Zara bahkan tidak tahu apakah dia benar benar di intip oleh saudari saudarinya atau tidak. Namun dia sangat percaya dengan perkataan tuannya. Jadi saat ini, dia yakin bahwa peri lain pasti sedang mengintip.
"Jangan pedulikan. Akan ku hukum mereka nanti." ucap Bejo yang kembali melanjutkan aksinya.
Peri Zara hanya mengangguk lemah. Sejujurnya dia tak peduli apakah peri lain mengintipnya. Yang dia pedulikan saat ini hanya menikmati waktu bersama tuannya. Jadi sekalipun seluruh peri menonton mereka secara langsung di depannya, dia tidak akan menganggap mereka ada.
Mereka berdua bergulat sampai tak merasakan berlalunya waktu hingga menjelang pagi. Bejo bahkan terlihat mulai lepas kendali seperti orang kesetanan. Dia sampai hampir tak menyadari kalau peri Zara telah pingsan karena kelelahan.
Bejo cukup kaget saat menyadari peri Zara telah pingsan. Tangganya kini mencoba menyadarkan peri Zara dengan menggoyangkan kepalanya, namun sama sekali tidak ada reaksi.
Bejo mulai panik dan ingin segera menghentikan aksinya. Namun tubuh indah dan wajah cantik peri zara seperti magnet yang menahan tubuh Bejo hingga tak bisa berhenti. Bejo kini seperti kehilangan kendali atas tubuhnya.
Meski merasa kehilangan kendali tubuhnya, namun akal sehat Bejo masih dapat berfikir jernih. Bila dia tidak segera mengakhiri aksi brutalnya, peri Zara pasti akan celaka. Dan jika terjadi sesuatu yang buruk pada ritual pertamanya, itu bisa membuat para peri yang lain takut untuk melayaninya.
Karena sudah sangat panik, Bejo pun akhirnya menggunakan cara darurat agar bisa segera menghentikan aksi brutalnya.
"Ivanaaaaa, datang sekarang juga" teriak Bejo memerintahkan Ratu Ivana segera datang. Dia yakin ratu Ivana pasti bisa mendengar teriakannya karena kekuatan perinya.
Dan benar saja. Begitu Bejo selesai memanggil, Ratu Ivana seketika langsung muncul di hadapannya.
"Tuanku, ada apa dengan zara?" tanya Ratu Ivana yang panik melihat peri Zara tak sadarkan diri dan masih terus disikat Bejo.
"Jangan banyak tanya, buka cadar mu sekarang" perintah Bejo yang masih tak bisa menghentikan aksinya.
Tanpa berani bertanya alasannya, Ratu Ivana segera menuruti perintah Bejo dan membuka cadarnya tepat di hadapan Bejo. Bejo pun langsung membuka matanya lebar lebar menatap wajah cantik Ratu Ivana.
Dan saat itu juga, tubuh Bejo langsung bergetar hebat. Bejo pun langsung mendorong tubuh peri Zara setelah melenguh panjang.
Ternyata wajah Ratu Ivana yang terlalu cantik masih sangat sakti dan mampu membuat tubuh Bejo menyerah dengan sekali pandang.
Awalnya Bejo sempat ragu bahwa rencana daruratnya ini akan berhasil. Bagaimanapun juga Bejo telah sehari semalam bersama dengan peri Zara yang sangat cantik. Dia cukup yakin bahwa dia bisa sedikit menahan kecantikan Ratu Ivana.
Tapi ternyata Bejo masih melebih lebihkan dirinya sendiri dan meremehkan kesaktian wajah cantik Ratu Ivana. Dan hasilnya, dia lagi lagi harus mengakui kekalahannya atas Ratu Ivana si peri tercantik.
"Pakai lagi cadar mu dan tutup seluruh tubuh mu dengan kain. Jangan sampai ada yang terlihat" perintah Bejo sambil memejamkan matanya dan tak berani lagi memandang Ratu Ivana.
Ratu Ivana yang sudah paham maksud Bejo segera memakai kembali cadarnya. Namun, dia sedikit tidak menyangka kalau Bejo juga sampai memerintahkan menutup seluruh tubuhnya.
"Tuan, Ivana sudah terbungkus rapat" kata Ratu Ivana tersenyum manis seperti menggoda Bejo.
Bejo pun meliriknya perlahan dan akhirnya menghela nafas setelah melihat Ratu Ivana yang benar benar tertutup rapat seperti kepompong. Dia hampir tertawa melihat Ratu Ivana. Namun dia juga merasa bersalah memerintahkannya melakukan itu.
"Maaf, aku terpaksa" ucap Bejo meminta maaf telah membuat repot ratu Ivana.
"Jangan sungkan tuan" ucap merdu ratu Ivana yang cukup menggetarkan jantung Bejo.
"Tuan, boleh saya memeriksa Zara?" Pinta ratu Ivana yang kawatir melihat peri Zara yang masih tak sadarkan diri.
"Aku baru akan memintamu memeriksanya" ucap Bejo mengijinkan.
"Tuan, sepertinya Zara cukup kelelahan." ucap Ratu Ivana setelah memeriksa kondisi peri Zara yang sangat lemah.
"Untung kamu segera datang. Terlambat sedikit saja, Zara mungkin bisa mati. Aku terlalu lepas kendali" kata Bejo sangat menyesali kecerobohannya.
"Bukankah tuan sudah berusaha untuk berhenti. Mengapa menyalahkan diri sendiri?" ucap Ratu Ivana dengan senyum menawan.
Senyum itu bahkan masih terlihat sangat indah meski terhalang cadar. Bejo akhirnya menghela nafas dan kembali melihat kondisi peri Zara.
"Apa kamu bisa menyembuhkannya?" tanya Bejo kemudian.
"Tuan, Zara tampaknya sangat lemah. Mungkin hamba perlu memanggil seluruh peri untuk membantu menyembuhkannya" ucap ratu Ivana.
"Baik, ku serahkan dia padamu" Kata Bejo mulai menjauh dari ratu Ivana dan peri Zara.
Memanfaatkan waktu saat Ratu Ivana menyembuhkan peri Zara, Bejo hanya duduk di kursi batu panjang dekat kolam dan bersantai.
Dia tidak terlalu kawatir dengan kondisi peri Zara. Bagaimanapun dia tidak terluka dan hanya kelelahan. Dan dia juga yakin kalau tubuh para peri pasti cukup kuat. Apalagi kini ada Ratu Ivana yang mengurusnya.
Dari segala arah kini mulai berdatangan para peri setelah menerima panggilan Ratu Ivana. Mereka cukup kawatir melihat kondisi peri Zara tergeletak tak sadarkan diri.
"Ternyata benar, Peri Zara tidak meminta menghentikan ritual meski sudah sekarat" pikir seluruh peri yang hadir.
Para peri di seluruh pulau bidadari mulai menyalurkan kekuatan mereka ke tubuh peri Zara untuk menyembuhkannya. Dan berkat upaya mereka, tak butuh waktu lama kondisi tubuh peri Zara akhirnya membaik dan terbangun dari pingsannya.
"Ratu, mengapa anda disini? Dimana tuan?" ucap peri Zara yang mulai sadar dari pingsannya dan heran melihat para peri berkumpul di dekatnya.
Ratu Ivana Hanya tersenyum dan menoleh ke satu arah. Di arah itu Bejo terlihat sedang duduk bersantai sambil mengamati langit yang mulai akan terbit matahari. Peri Zara pun memandanginya dengan penuh kerinduan.
Melihat peri Zara telah sadar dari pingsannya Bejo pun menghampiri para peri yang telah berkumpul dan berdiri di depan Ratu Ivana dan peri Zara. Kedua wanita itu pun segera bangkit menyambut membungkuk hormat.
"Kamu sudah lebih baik?" tanya Bejo pada peri Zara.
"Hamba sudah sedikit pulih tuan" kata peri Zara memandang tajam Bejo seolah ingin menerkamnya.
"Syukurlah. Kembalilah dan istirahat" ucap Bejo berikutnya.
"Tuan ritualnya?" tanya peri Zara sedih karena merasa diusir Bejo.
"Kalau terjadi hal buruk dengan mu, tak ada artinya ritual itu bagiku. Nyawa mu lebih penting dari kekuatan ku" Ucap Bejo dengan tersenyum.
"Tuan, Zara masih bisa melanjutkan" ucap peri Zara memohon.
"Aku tidak rela kehilangan mu" imbuh Bejo.
"Tuan tak perlu memikirkan hamba, bila nyawa hamba bisa sedikit mengembalikan kekuatan tuan, hamba rela mati" jawab peri Zara penuh pemujaan.
"Seorang Dewa yang membiarkan orang yang disayanginya dalam bahaya tidak layak menjadi Raja Dewa. Dia lebih pantas disebut Raja Iblis" Ucap Bejo dengan penuh wibawa.
"Apa kalian ingin melayani seorang Raja Iblis?" imbuh Bejo bertanya dengan tatapan tajam.
Mendengar ini, seluruh peri yang hadir merasa sangat terharu. Mereka sudah cukup bahagia mengetahui tuannya lebih mengkhawatirkan keselamatan peri Zara daripada kekuatannya yang perkasa.
Dan sekarang dia bahkan menyamakan dirinya dengan raja iblis yang jahat jika terjadi sesuatu pada para peri, itu benar benar membuat mereka tak kuasa menahan air mata bahagia.
"Tuan benar benar mulia" para peri itu kembali membungkuk dan serempak memuja tuannya.
"Jangan melayani Dewa dengan keegoisan, atau kalian tidak akan mendapatkan kemuliaan apa apa" ucap Bejo menasehati dengan bijak.
"Terima kasih atas nasehat tuan" ucap para peri serempak.
"Saat menjalankan ritual dengan ku, utamakan keselamatan kalian. Kalian harus memintaku menghentikan ritual jika sudah tak sanggup. Atau aku tidak akan memaafkan kalian, meski telah mati." ucap Bejo menasehati.
"Siapa pun yang tidak siap dengan aturanku ini, tidak perlu datang melayaniku" ancam Bejo untuk mencegah masalah kedepannya.
Lagipula, laki laki mana yang rela kehilangan satu peri cantik meski mereka ada seribu.
"Kami akan mengingatnya tuan" Jawab para peri dengan penuh kagum atas perhatian tuannya.
"Dan satu lagi. Setiap selesai melakukan ritual dengan satu peri, aku akan beristirahat sehari. Ratu Ivana yang akan melayaniku saat beristirahat dari ritual" ucap Bejo mengumumkan waktu istirahatnya.
Para peri serempak memandang Ratu Ivana dengan sedikit iri, mengapa harus ratu Ivana yang melayani tuan saat istirahat? Apakah karena dia yang paling cantik.
Meski Ratu Ivana adalah ratu peri, mereka tidak akan mengalah saat urusan melayani tuan mereka. Ratu Ivana pun tidak berdaya melihat tatapan seluruh peri padanya.
"Siapa pun yang keberatan, dia akan menggantikan Ratu Ivana menjadi yang terakhir mendampingiku ritual" ucap Bejo menyadarkan para peri akan alasannya.
"Jadi ternyata karena itu." para peri pun akhirnya tersadar.
Mereka awalnya sempat berfikir bahwa tuannya pilih kasih pada ratu Ivana karena peri paling cantik. Namun ternyata itu karena tuannya memikirkan perasaan Ratu Ivana yang mendapatkan urutan terakhir dalam melayaninya menjalankan ritual.
Tuannya benar benar sangat bijak dan perhatian pada para peri sampai memperhatikan perasaan pelayannya. Benar benar layak sebagai Raja para Dewa.
"Kami akan mematuhi aturan tuan" kata seluruh peri.
"Zara, terima kasih atas kerja keras mu" ucap Bejo pada peri Zara penuh kasih sayang.
"Tuan..." ucap peri zara sambil menangis tak kuat menahan kesedihan.
"Mengapa kamu menangis? ini bukan perpisahan." kata Bejo menghibur.
"Setiap satu tahun, kamu harus melayaniku ritual lagi. Jadi Beristirahat lah dengan tidur. Saat membuka mata, mungkin giliran mu telah tiba. Ingat satu tahun tidak lama. Dan aku ingin kamu bisa bertahan lebih lama saat ritual berikutnya." ucap Bejo dengan senyum nakal.
"Benarkah?" tanya peri Zara dengan gembira. Dia bahkan mengganti tangisnya dengan senyum bahagia.
Peri lain juga ikut bahagia mendengar ini. Jika peri Zara harus melayani tuan nya ritual setahun sekali, bukankah mereka juga sama. Bejo juga secara tak langsung mengatakan bahwa waktu mereka melayaninya adalah sesuai kemampuan mereka bertahan selama ritual.
Berarti jika mereka lebih kuat, mereka mungkin bisa bertahan lebih lama melayani tuannya. Itu adalah kabar yang menggembirakan bagi seluruh peri.
"Tentu. Untuk mengembalikan kekuatan ku saja, aku membutuhkan bantuan mu lebih dari seratus kali. Dan setelah kekuatan ku pulih, kamu masih harus melayani ku selamanya" ucap Bejo tertawa penuh kemenangan.
"Tuan, aku berjanji melayani tuan lebih baik saat ritual berikutnya" kata peri Zara dengan penuh tekad.
"Aku sangat menantikan itu" ucap Bejo sambil mengecup dahi peri Zara lembut.
"Tuaaan.." ucap peri Zara memeluk tubuh Bejo dan kembali menangis.
"Berhentilah. Aku sudah tak kuat menahan pusaka ku. Apa kamu ingin mati dan tak bisa melayaniku lagi?" ucap Bejo yang hampir tak bisa mengendalikan dirinya karena pelukan peri Zara.
"Maaf tuan" ucap peri Zara tersenyum malu dan segera melepas pelukannya.
"Selain Ratu Ivana, yang lainnya boleh pergi" perintah Bejo sambil mengatur nafasnya yang sesak melihat seribu peri cantik.
Bejo bahkan merasa sedikit menyesal mengambil waktu istirahat ritual.
"Kami pamit tuan" pamit peri Zara di ikuti oleh para peri lain dan segera meninggalkan tempat itu dalam sekejap.
"Ivana..!!" panggil keras Bejo setelah seluruh peri pergi.
"Tuan" jawab Ratu Ivana segera mendekat.
Ratu Ivana sangat ketakutan mendengar Bejo meneriaki namanya. Dia takut telah tidak sengaja membuat kesalahan yang membuat Bejo sangat marah.
"Sebagai Ratu kamu berani mengintip tuan mu dengan lancang. Aku harus menghukum mu" ucap Bejo mengingatkan kesalahan Ratu Ivana.
"Berlutut dan buka mulut mu" perintah Bejo dengan masih bernada tinggi.
Ratu Ivana gemetar menerima perintah Bejo dan segera berlutut. Tak perlu di perintah lagi, dia segera membuka mulutnya lebar lebar yang masih tertutup cadar.
Ratu Ivana sangat menyadari kelancangannya dan siap menerima hukuman dari tuannya dengan pasrah. Tapi, hukuman apa yang harus membuka mulut?
Melihat Ratu Ivana yang berlutut membuka mulutnya meski masih bercadar, Bejo makin tak kuat mengendalikan dirinya. Nafasnya terasa makin sesak dan bahkan kepalanya mulai cenat cenut. Dengan buru buru dia melepas seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat.
Ratu Ivana yang menyaksikan ini yang terlihat berdebar dan makin gugup. Hukuman apa yang akan diberikan tuannya? Pikir Ratu Ivana penuh tanda tanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
KuPenjahatUsil
Borak ya borak kok jalan ceritanya jadi bolak balik ke bertele2
2024-04-15
0
Eko Nur Yanto
awas jo lututmu jadi lancip kapok ha ha ha
2024-03-29
1
Retno Anggiri Milagros Excellent
wah.. mr..Bedjo.. kaya gitu ya.. 🤭😂😂
2023-12-08
1