Setelah semalaman dimakan Bejo di tepi pantai dengan ganas, peri Ratih pun akhirnya menyerah dan jatuh pingsan karena kelelahan.
Bejo pun merasa sudah mencapai batasnya. Jika pergulatan mereka berlanjut sedikit lebih lama lagi, dia mungkin akan kembali kehilangan kendali tubuhnya.
Sebelumnya Bejo telah berjanji untuk menyembunyikan senjatanya di depan Ratu Ivana. Jadi, sebisa mungkin dia harus bisa berhenti tanpa harus memanggilnya.
Tubuh telanjang Peri Ratih yang terbaring pingsan benar benar membuat Bejo sulit menahan diri. Dia terpaksa harus memunculkan kain untuk menutupi tubuh indah peri Ratih yang sangat menantang.
Bejo perlahan mulai bangkit dan mengenakan pakaiannya. Karena tidak kuat memandangi tubuh peri Ratih meski telah tertutup kain, Bejo pun hanya bisa mengalihkan pandangannya ke laut di depannya.
Suasana tenang pantai membuat Bejo teringat akan kehidupannya di kampung nelayan. Sejak kecil, Bejo memang telah hidup sebatang kara. Dia bahkan tidak tau siapa orang tuanya.
Menurut cerita warga, saat masih bayi dia ditemukan oleh Kepala Desa kampung nelayan di tepi pantai. Dia kemudian dirawat dan dibesarkan bersama oleh warga kampung nelayan hingga tumbuh dewasa. Bejo kini sedikit merindukan beberapa orang yang dulu sangat baik merawatnya.
Melihat kehidupannya yang kini seperti di surga, Bejo merasa aneh. Dia bahkan sedikit sangsi terhadap kehidupan barunya ini. Apakah ini nyata? Rasanya terlalu sulit diterima dengan akal.
"Tuan, mengapa anda melamun?" suara peri Ratih tiba tiba menyadarkan Bejo dari lamunannya.
"Kamu sudah sadar. Bagaimana kondisi mu?" ucap Bejo tersenyum lembut.
"Ratih baik baik saja tuan" jawab Peri Ratih yang terlihat sangat sedih.
"Mengapa kamu begitu sedih? Apa aku menyakiti mu?" tanya Bejo sambil membelai rambut peri Ratih.
"Tuan, apakah waktu Ratih sudah habis?" tanya peri Ratih sambil sedikit terisak.
"Aku harus berlaku adil pada saudari saudari mu" kata Bejo menghela nafas.
Ucapan Bejo seketika membuat Peri Ratih seperti tersadar. Karena kebahagiaan bersama tuannya, dia jadi melupakan saudari saudarinya. Dia sampai tidak ingat, bahwa saat ini banyak saudarinya yang sedang menanti giliran melayani tuannya.
"Tuan benar, Ratih akan undur diri sekarang. Ratu Ivana pasti sudah menunggu" ucap peri Ratih menyadari kalau tuannya pasti tidak tega mengusirnya.
"Tidak perlu buru buru. Matahari akan segera terbit. Temani aku menikmati keindahannya" ucap Bejo memandangi gunung di sebrang lautan yang nampak mulai bercahaya di setiap sisinya.
"Terima kasih tuan" ucap Peri Ratih penuh syukur atas kemurahan hati tuannya yang masih mau meluangkan sedikit waktu untuknya.
Perlahan matahari mulai muncul dari balik gunung di seberang lautan. Pemandangan dari laut, gunung dan matahari terbit terlihat seperti sebuah lukisan yang indah. Suasana hati Bejo dan peri Ratih seperti ikut menjadi hangat.
"Nikmatilah setiap hal baik di sekitar mu. Itu akan membantumu menenangkan diri setelah Ritual" ucap Bejo menasehati.
"Ratih akan mengingat ajaran tuan" ucap peri Ratih tersenyum lembut.
Karena telah membuktikan langsung, peri Ratih pun menerima ajaran tuannya dengan penuh keyakinan.
"Aku yang harus berterima kasih atas kerja kerasmu" ucap Bejo dengan tulus.
"Melayani tuan adalah kebahagiaan kami para peri. Tuan begitu menyayangi kami, itu sudah membuat kami sangat bersyukur" ucap haru peri Ratih yang membuat Bejo ikut terbawa sedih.
"Ratih undur diri tuan" kata peri Ratih mencoba tersenyum dan segera menghilang seketika.
Bejo hanya mengangguk tanpa bisa menjawab. Sejujurnya dia tidak pernah menganggap para peri sebagai pelayannya. Entah mengapa, Dia menyayangi mereka semua seperti layaknya istri.
Dan anehnya, Bejo bahkan merasa tahu nama dan karakter seluruh peri di pulau bidadari termasuk yang belum pernah dia temui langsung.
Bejo benar benar merasa hidupnya sekarang penuh dengan hal hal aneh. Dia jadi sedikit merasa bersalah karena telah menipu mereka. Tak terasa matahari telah naik sedikit tinggi.
"Jangan khawatir, rasa sakit itu akan membuat mereka lebih kuat" ucap Bejo sambil masih memandangi lautan.
"Tuan benar. Mereka perlu sedikit mengenal kesedihan untuk tumbuh dewasa" kata Ratu Ivana yang telah berada di belakang Bejo.
Ratu Ivana mulai mendekati Bejo yang masih asik memandangi lautan. Sinar matahari pagi membuat tuannya terlihat sangat berwibawa dan menawan.
"Apa rencana kita hari ini?" tanya Bejo tersenyum.
"Bisakah tuan sedikit mengajariku tentang Ritual Pengendali Kekuatan?" pinta Ratu Ivana sedikit memohon.
"Apa yang ingin kamu ketahui?" kata Bejo sambil berjalan santai meninggalkan pantai.
"Tuan, sepertinya Ritual itu juga berguna bagiku." jawab Ratu Ivana dengan tersenyum sambil mengikuti Bejo.
"Maksudmu?" tanya Bejo menghentikan langkahnya.
Ritual Pengendali Kekuatan hanyalah bualan Bejo saat itu. Jadi bagaimana bisa memberikan manfaat pada Ratu Ivana?
"Kekuatan Ivana, sepertinya bertambah" ucap Ratu Ivana.
"Maksudmu seperti Zara dan Ratih?" tanya Bejo memastikan.
Kekuatan Ratu Ivana sebelumnya sudah sangat besar. Seperti apa kekuatannya jika bertambah? Pasti sangat mengerikan.
"Bukan meningkat, tapi bertambah. Ivana sekarang memiliki kekuatan baru" jawab Ratu Ivana tersenyum.
"Kekuatan baru? Bukankah kamu menguasai semua kekuatan peri?" tanya Bejo.
"Perlu tuan tau, para peri hanya bisa menciptakan sesuatu yang pernah dia lihat, begitu juga Ivana."
"Tapi sekarang, sepertinya Ivana bisa menciptakan sesuatu yang bahkan belum pernah aku lihat" kata Ratu Ivana menjelaskan.
Bejo jadi sedikit merenung mendengar ini. Dia mulai menerka apa yang sebenarnya diperoleh Ratu Ivana.
"Kamu akhirnya bisa menciptakan sesuatu dengan Imajinasi mu? Itu langkah bagus" Kata Bejo tersenyum misterius.
"Tuan tau tentang kekuatan baru Ivana?" Tanya Ratu Ivana dengan wajah berbunga.
"Apa Bidadari tidak pernah memberitahu mu?" tanya Bejo memastikan, agar tidak salah mengarang cerita.
Meski sedikit terkejut, Bejo merasa hal itu tidaklah aneh. Kebersamaannya dengan Ratu Ivana sebelumnya mampu memberinya kendali lebih atas tubuh dan kekuatannya. Wajar saja jika Ratu Ivana juga memperoleh sesuatu.
Mendengar pertanyaan tuannya, Ratu Ivana hanya menggelengkan kepala. Seingatnya, bidadari leluhurnya memang belum pernah menjelaskan tentang kekuatan seperti itu.
"Sepertinya, kamu telah sedikit menyentuh kekuatan bidadari" kata Bejo penuh martabat.
"Kekuatan Bidadari?" Tanya Ratu Ivana heran.
Dia hanya seorang peri, bagaimana bisa memiliki kekuatan Bidadari. Tapi Ratu Ivana sangat yakin, tuannya tidak mungkin asal bicara.
"Siapa yang menciptakan Istana Peri dan Kolam pemandian?" tanya Bejo memulai teka teki.
"Itu, Yang Mulia Bidadari yang membuatnya" ucap Ratu Ivana masih tidak mengerti.
"Menurutmu bagaimana Bidadari Melakukannya? Apakah sudah pasti dia pernah melihatnya?" tanya Bejo lagi memaksa Ratu Ivana berfikir.
"Maksud tuan, Yang Mulia Bidadari membuat itu dengan Imajinasinya?" tanya Ratu Ivana memastikan tebakannya.
"Tentu. Kekuatan Bidadari sangatlah unik. Pada puncaknya, Bidadari bahkan bisa sedikit membaca masa depan." Kata Bejo berspekulasi.
"Membaca masa depan? Apakah Yang Mulia Bidadari sehebat itu?" Ratu Ivana sedikit terkejut dengan penjelasan tuannya.
"Menurutmu mengapa Bidadari membagi kekuatannya menjadi seribu peri? Seluruh peri disini adalah wanita, mengapa dia meminta mu memakai cadar?" tanya Bejo sok misterius.
"Yang Mulia Bidadari telah meramalkan kedatangan tuan?" Ratu Ivana seperti sedikit mulai mengerti.
"Selain alasan itu, aku tidak bisa memikirkan alasan lain." kata Bejo yang sebenarnya sedang memastikan tebakannya sendiri.
"Tuan, Ritual Pengendali kekuatan itu, apakah begitu hebat?" Tanya Ratu Ivana penasaran.
Ratu Ivana sebelumnya hanya menemani tuannya berkeliling dan mengobrol seharian. Dia bahkan merasa tidak melakukan apa apa saat melayani tuannya beristirahat.
Namun, tuannya mengatakan bahwa dia telah menemaninya dalam Ritual Pengendali Kekuatan. Setelah itu, dia juga tiba tiba mendapatkan sedikit kekuatan bidadari.
Benarkah ritual pengendali kekuatan itu sangat hebat? Atau, itu karena tuannya yang benar benar hebat? Bagaimanapun, tuannya adalah Raja Dewa.
Ratu Ivana sangat yakin, dia tidak akan mendapatkan kekuatan seperti itu jika bersama orang lain meski lebih lama.
"Hal paling sederhana akan menjadi hebat bila sesuai dengan yang kita butuhkan" kata Bejo mengajari Ratu Ivana.
"Maksud tuan?" tanya Ratu Ivana seperti meminta pengajaran.
"Bagi para peri lain, Ritual Pembangkitan Kekuatan jelas paling berguna."
"Tapi bagi kamu yang memiliki kekuatan terhebat diantara seluruh peri, Ritual Pengendali Kekuatan jelas lebih bermanfaat" Kata Bejo menjelaskan.
"Jadi Ritual seperti peri lain tidak berguna bagiku?" tanya Ratu Ivana sedikit sedih.
Jika Ratu Ivana hanya membutuhkan Ritual Pengendali Kekuatan, dia mungkin tidak bisa membantu tuannya mengembalikan kekuatan. Dan juga hal nikmat yang sering dibicarakan para peri, mungkin tidak akan dia rasakan selamanya.
"Bukan tidak berguna. Tapi kamu belum mampu mengendalikan peningkatan kekuatan besar yang mungkin kamu dapatkan" kata Bejo menambahkan minyak ke api yang mulai padam.
Ratu Ivana adalah peri tercantik, bagaimana mungkin dia akan melepaskannya. Namun melakukan hal indah dengan wanita cantik yang mencintainya juga menjadi impian Bejo. Dia bahkan mulai berharap Ratu Ivana akan menjadi pendamping hidupnya.
Mungkinkah dia telah jatuh cinta? Bagaimana bisa dia jatuh cinta di tengah kebersamaan dengan seribu wanita cantik? Bejo jadi tersipu malu dengan pemikirannya sendiri.
"Jadi, kita akan melakukannya jika sudah siap?" tanya Ratu Ivana dengan senyum yang sangat menawan meski tertutup cadar.
Pertanyaan Ratu Ivana dan tatapan mata indah itu membuat jantung Bejo sangat berdebar. Bejo jadi merasa sedikit kehilangan ketenangannya.
"Jangan menatapku seperti itu. Aku tidak tahan" kata Bejo yang sedikit mempercepat langkahnya.
Bejo seperti ingin bersembunyi dari Ratu Ivana.
Ratu Ivana tersenyum bahagia dan segera mengikuti langkah Bejo menuju istana peri.
Setelah beberapa saat mereka akhirnya sampai di istana. Saat melewati aula istana peri, langkah Bejo terhenti melihat perubahan di tempat itu.
"Mengapa ada kursi singgasana?" tanya Bejo melihat sebuah kursi singgasana besar di tengah aula istana.
"Tentu saja itu untuk tuan" kata Ratu Ivana tersenyum.
"Kamu yang membuatnya?" tanya Bejo memastikan.
Para peri di pulau bidadari pasti belum pernah melihat singgasana raja. Jadi mereka tidak mungkin bisa membuat sesuatu seperti itu. Hanya Ratu Ivana yang mungkin bisa melakukan dengan kekuatan barunya.
"Maaf tuan, Ivana belum pernah melihat kursi singgasana. Aku hanya membuat sesuai yang tertulis di buku Yang Mulia Bidadari" kata Ratu Ivana khawatir hasil kerjanya tidak memuaskan Bejo.
"Itu sudah sangat indah. Tapi setidaknya, kursi itu harus bisa memuat dua orang. Jadi buat sedikit lebih lebar" kata Bejo menyampaikan kekurangan singgasananya.
"Mengapa perlu untuk dua orang?" tanya Ratu Ivana bingung.
Bukankah tuannya hanya satu. Dia juga merasa sudah membuatnya cukup lebar untuk satu orang. Jika lebih lebar lagi, pasti kurang indah.
"Seorang Raja tidak pernah duduk sendiri" jawab singkat Bejo.
"Jadi tuan juga menyiapkan tempat untuk Yang Mulia Bidadari?" tanya Ratu Ivana tersenyum bahagia karena tuannya berfikir jauh ke depan.
"Bidadari mu sedang tertidur, jadi kamu yang harus mendampingiku disitu" ucap Bejo menatap Ratu Ivana.
"Ivana.., duduk disamping tuan?" tanya Ratu Ivana terkejut dan sedikit khawatir.
Meski dia adalah Ratu, tapi dia hanya Ratu Peri. Jadi bagaimana mungkin dia layak mendampingi tuannya duduk di di singgasana? Jika itu Yang Mulia Bidadari, mungkin masih sedikit pantas.
"Kamu keberatan?" tanya Bejo seolah puas bisa membalas Ratu Ivana.
"Bukan itu maksud Ivana. Tapi, para peri lain.." ucap Ratu Ivana khawatir seluruh peri akan memandangnya dengan iri.
"Apa aku harus duduk dengan Seribu Peri?" kata Bejo menatap tajam Ratu Ivana.
"Baiklah" ucap Ratu Ivana menghela nafas.
Apapun yang akan terjadi, itu adalah perintah tuannya. Sekalipun dia harus menyaksikan tatapan tidak senang dari seluruh peri, dia harus menerimanya.
"Jangan khawatir, aku yang akan menjelaskan pada mereka" kata Bejo tersenyum karena tidak tahan melihat Ratu Ivana yang seperti sangat dilema.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Sak. Lim
trus knpa ga di blgin lsung mc
2023-12-16
2
Retno Anggiri Milagros Excellent
yah.. Bejo...Bejo.. 🤭😂😂😍
2023-12-09
1