Bejo tentu berharap ada lebih banyak dari mereka di tempat ini. Semakin banyak pelayan cantik seperti mereka, tempat ini akan benar benar menjadi surga.
"Di pulau ini, Yang Mulia Bidadari menciptakan seribu Peri dengan kekuatannya sebelum tertidur" ujar Ratu Ivana menjelaskan.
"Se.. seribu?" tanya Bejo seolah tidak percaya. Seribu wanita cantik seperti mereka, itu benar benar terdengar gila.
"Benar, ada seribu peri. Kami akan segera mengumpulkan mereka untuk menyambut tuan Raja Dewa secepatnya" imbuh Ratu Ivana.
"Tidak perlu buru buru" ucap Bejo sambil menenangkan dirinya karena masih sangat syok dengan rejeki nomplok nya.
"Seribu pelayan super cantik, dia bahkan tidak bisa membayangkannya" pikir Bejo yang seolah masih tidak percaya.
"Sebenarnya, kekuatan ku mungkin masih bisa kembali. Tapi, aku tidak terlalu yakin" ucap Bejo.
Tiba tiba saja rencana licik gila mulai muncul di pikiran Bejo setelah memikirkan seribu peri cantik yang akan jadi pelayan nya.
"Benarkah? Bagaimana caranya? Apa yang bisa kami lakukan untuk membantu tuan" kata Ratu Ivana.
Ratu Ivana tampak sangat antusias dan bahagia mendengar kekuatan Raja Dewa bisa dikembalikan.
"Eheem, aku masih tidak terlalu yakin" ucap Bejo sambil terbatuk kecil.
"Lagipula itu memang memerlukan bantuan kalian".
"Aku tidak ingin merepotkan kalian para peri" kata Bejo sambil menahan tawa melihat antusias Ratu Ivana dengan lelucon bodohnya.
"Mengapa tuan berbicara seperti itu. Apakah tuan tidak menerima kami sebagai pelayan tuan" ucap sedih Ratu Ivana.
"Kami memang tidak secantik dan sehebat Yang Mulia Bidadari, tapi kami memiliki kesetiaan Yang Mulia Bidadari dalam diri kami".
"Bagaimanapun, kami masih keturunan yang dihasilkan dengan membagi kekuatan Beliau" Ujar Ratu Ivana panjang lebar karena merasa sedih dengan kata kata Bejo.
"Bukan begitu maksudku" ucap lemah Bejo yang sedikit kaget dengan reaksi Ratu Ivana dan para peri lain oleh ucapan asalnya.
Para peri terlihat begitu sedih saat Bejo mengatakan tidak ingin merepotkan mereka. Mereka sudah bertekad menyerahkan jiwa raga mereka sebagai pelayan setia Bejo. Jadi melayani Bejo merupakan kehormatan tertinggi bagi mereka.
Namun mendengar Bejo tidak ingin mereka membantunya hanya karena tidak ingin merepotkan, itu sungguh membuat para peri itu terpukul.
Bahkan Peri Ratih dan beberapa peri tampak meneteskan air mata. Bejo pun hanya bisa menghela nafas karenanya.
"Baiklah, kalian bisa membantuku jika kalian bersedia" ucap Bejo pura pura menghibur sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Tuan, tolong jangan ragukan kesetiaan kami lagi. Kami sangat sedih mendengarnya" ucap Peri Ratih sambil masih terisak.
"Benar tuan, kami akan lakukan apapun untuk membantu dan melayani tuan Raja Dewa" imbuh Ratu Ivana mencoba meyakinkan Bejo.
"Baiklah, aku percaya kesetiaan kalian" kata Bejo dengan memasang wajah bermartabat.
"Lalu apa yang bisa kami lakukan untuk mengembalikan kekuatan tuan?" ucap Ratu Ivana seperti tidak sabar ingin segera melayani Bejo dan membuktikan kesetiaannya.
"Sebenarnya aku tidak yakin apakah cara ini akan berhasil. Biasanya cara ini dewa lakukan dengan bantuan Bidadari"
"Tapi, saat ini hanya ada kalian para peri".
"Namun, mungkin saja itu bisa berhasil karena kalian masih memiliki aura dari Bidadari" kata Bejo pura pura ragu.
"Katakan saja tuan, kami akan melakukan yang terbaik." ucap Peri Zara dengan semangat seperti ingin menebus kesalahannya yang pernah meragukan Bejo.
"Jika sampai gagal apa kalian tidak akan menyesal?" tanya Bejo sambil memandangi mereka satu persatu. Sebenarnya, dia sedang melihat peri cantik mana yang akan dimakan duluan.
"Mengapa tuan masih menanyakan itu? Tuan ingin kami merasa sedih?" jawab Peri Zara dengan wajah manyun yang terlihat sangat menggemaskan.
Bejo pun makin bersemangat dan tak sabar menjalankan rencana horornya. Dia tersenyum dan mengalihkan pandangannya ke arah lukisan lukisan cabul di dinding ruangan.
"Sebelumnya, apakah aku bisa memakai ruangan ini menjadi ruanganku?" tanya Bejo.
Bejo sangat yakin bahwa kamar tidur besar ini pasti kamar terbaik di pulau bidadari. Bagaimanapun juga itu adalah kamar milik Bidadari leluhur para peri.
"Tentu saja, seluruh tempat di pulau Bidadari adalah milik tuan" jawab Ratu Ivana dengan yakin.
"Baiklah. Kalian lihat lukisan lukisan itu. Apa kalian tau maksudnya?" tanya Bejo mengetes pengetahuan mereka.
"Kami sedikit paham tuan".
"Lukisan ini menunjukkan adegan Yang Mulia Bidadari yang melayani Dewa dalam berbagai urusan".
"Tapi, untuk yang di sisi ini, sampai saat ini kami masih tidak paham" ucap Ratu Ivana menunjuk gambar gambar adegan ranjang di sebelah kanan.
Bejo tersenyum puas mendengar jawaban Ratu Ivana.
"Wajar jika kalian tidak paham, itu adalah Ritual Pembangkitan Kekuatan Dewa."
"Bagian itu juga yang harus aku lakukan untuk mengembalikan kekuatanku, dengan bantuan kalian" Jawab Bejo sambil mulai tersenyum sendiri.
"Pembangkitan Kekuatan Dewa?" tanya Ratu Ivana yang masih tidak paham.
"Benar. Dengan ritual itu, aku harusnya bisa mengeluarkan racun jahat dari Raja Iblis melalui Pusaka Dewaku ini" ucap Bejo sambil menunjukkan senjatanya yang entah sejak kapan sudah dia keluarkan dari celananya.
"Melalui pusaka itu?" ucap Ratu Ivana sambil memandangi senjata Bejo.
"Setelah melakukan ritual, aku harusnya mampu mengeluarkan sedikit demi sedikit racun dari lubang kecil di ujung pusaka ini" jawab Bejo sambil menahan tawa liar.
"Pusaka itu memiliki lubang?" tanya Peri Ratih yang sangat takjub dengan senjata Bejo yang dianggapnya sebagai pusaka dewa itu.
"Lubang pusaka ini sangat kecil seukuran jarum. Jadi mungkin butuh waktu yang sangat lama untuk mengeluarkan racun sedikit demi sedikit" ucap Bejo dengan khusuk.
"Sangat lama? berapa lama tuan?" tanya Ratu Ivana.
"Jika dengan bantuan Bidadari, mungkin hanya butuh 15 tahun."
"Namun karena kalian hanya peri keturunan Bidadari, mungkin butuh sekitar 100 sampai 150 tahun" ucap Bejo seolah sangat berat hati.
"Hanya 100 sampai 150 tahun? secepat itu?" tanya Peri Zara disertai rasa heran dari semua peri yang hadir.
"150 tahun itu cepat?" ucap Bejo keheranan dalam hati.
Padahal, saat menyebutkan angka itu Bejo telah memperkirakan umurnya hingga tua dan meninggal. Pasti tidak akan sampai 150 tahun, dia hanya manusia biasa.
Dengan dia menyebut angka 150 tahun, dia bisa terus menikmati para peri cantik ini sepuasnya hingga tua dan meninggal. Sungguh benar benar rencana sempurna.
Tapi itu dianggap sangat cepat oleh para peri? benar benar tidak masuk akal. Bejo jadi memiliki pertanyaan di hatinya.
"Memangnya berapa umur para peri disini?" tanya Bejo mengungkap keraguannya.
"Hamba adalah peri tertua, umur hamba 10 ribu tahun. Dan peri termuda adalah Peri Zara, umurnya sekitar seribu tahun" ucap Ratu Ivana menjelaskan umur mereka.
"10 ribu tahun?" ucap Bejo keheranan. Dimata Bejo, peri peri cantik ini terlihat seperti remaja belasan tahun. Ternyata mereka sudah sangat tua.
"Berapa umur yang Mulia Raja Dewa?" tanya Ratu Ivana penasaran.
"18 tahun" Jawab Bejo spontan dan keceplosan.
"18 tahun? Benarkah? Hamba bahkan masih bayi saat berusia 18 tahun" Ucap Ratu Ivana yang terkejut.
"Kami harus mengatur banyak hal di dunia, jadi kami para dewa diberi kelebihan untuk tumbuh dewasa lebih cepat dari mahkluk lain" ucap Bejo memperbaiki ucapannya yang tadi keceplosan.
"Dewa ternyata benar benar luar biasa" ucap Ratu Ivana mengagumi kemampuan dewa untuk tumbuh cepat.
"Saat aku jatuh dari langit dan menyentuh tanah, aku terjebak dalam tubuh lemah ini. Sehingga dalam 100 sampai 150 tahun, aku akan terlihat menua perlahan." ucap Bejo.
"Saat tubuh ku benar benar terlihat tua dan lemah, aku akan terbebas dari tubuh lemah ini dan kembali menjadi Dewa serta mendapatkan kekuatanku kembali" lanjut Bejo.
Bejo sengaja mengarang cerita yang menggambarkan kondisinya saat menua dan mati agar tidak menimbulkan kecurigaan di masa mendatang.
"Menua dalam 150 tahun? itu sangat mengerikan." Ratu Ivana hampir menangis mendengar cerita Bejo.
"Tuan benar benar menjalani hidup berat karena pengorbanan tuan melawan raja iblis" ucap prihatin Ratu Ivana yang diiringi kesedihan para peri lainnya.
"Itu tidak masalah. Aku sudah menerima nasib ku ini. Sebagai Raja Dewa, pengorbanan seperti ini tidaklah seberapa." kata Bejo dengan penuh wibawa.
"Tuan benar benar mulia" Kata para peri serentak sambil membungkuk penuh hormat.
"Sudahlah. Itu sudah kewajiban ku" kata Bejo tersenyum sok ganteng.
"Kami berjanji melayani tuan dengan sebaik mungkin" ucap Ratu Ivana.
"Benar, Kami tidak akan pernah membantah sedikitpun permintaan tuan" Imbuh Peri Ratih sambil tetap membungkuk dengan sangat hormat.
"Cukup. Bangunlah." kata Bejo memerintahkan.
"Tuan, kapan anda akan memulai ritual?" tanya Peri Zara seolah tak sabar ingin membantu tuannya.
"Secepatnya, setelah ini aku akan segera memulai" kata Bejo yang juga sudah tak sabar.
Bejo bahkan merasa jantungnya berdetak kencang karena gugup dan terlalu bahagia dengan nasib gilanya. Dia bahkan diam diam mencubit lengannya untuk memastikan dia tidak sedang bermimpi.
"Kumpulkan para peri sekarang. Kita akan mulai membantu tuan Raja Dewa melaksanakan ritual" Perintah Ratu Ivana pada para peri.
Bejo langsung kaget mendengarnya. Apakah Ratu Ivana mengira dia akan memakan mereka bersamaan? Gila, mana mungkin dia sanggup dia melakukannya sekaligus. Bisa bisa dia mati kering saat itu juga.
"Tak perlu mengumpulkan mereka sekarang." cegah Bejo dengan buru buru.
"Aku hanya butuh satu atau dua peri saat ritual. Dan untuk ritual pertama mungkin aku hanya butuh satu orang dari kalian" lanjut Bejo menambahkan.
"Hanya satu peri?" tanya Ratu Ivana memastikan bahwa dia tidak salah dengar.
"Benar, cukup satu. Siapa yang ingin membantuku terlebih dahulu?" tanya Bejo pada para peri.
Para peri ini semua sangat cantik. Bejo tidak kan menyesal memilih mereka secara acak. Apalagi nanti mereka semua juga akan disikatnya satu persatu sampai habis.
Ini juga sekaligus menjadi pengalaman pertama bagi Bejo. Dia jelas butuh sedikit belajar. Jadi, satu orang benar benar cukup. Bejo benar benar tak sabar ingin segera menyeret salah satu dari mereka sekarang.
"HAMBA TUAN..!!" para peri itu serentak menawarkan diri. Mereka benar benar tak sabar melayani tuannya.
Bejo sempat kaget dan heran dengan reaksi mereka. Bisa bisanya para wanita cantik berebut menawarkan diri untuk dikerjai olehnya. Mimpi apa dia semalam.
Jika surga hanya menyediakan 72 bidadari cantik, bukankah seribu wanita cantik ditempat ini bahkan mengalahkan surga. Bejo sampai bingung harus berkata apa.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
wah.. kalau semua Peri hamil.. bagaimana bejo.. anak mau berapa??/🤭😂😂😍
2023-12-08
2
Xyn Anala
Aku terpukau dengan keindahan kata-kata yang kamu gunakan! 👏
2023-09-10
1