Tempat Suci Peri

Meski Bejo menyesali keputusannya, dia tetap harus menepati janji. Namun dia akan kesulitan menepati janji itu, jika masih terus menyaksikan para peri cantik mandi.

Dengan terpaksa Bejo pun memilih meninggalkan tempat pemandian dan kembali ke kamarnya untuk benar benar beristirahat.

Entah mengapa, setelah ritualnya dengan peri Zara, Bejo merasa lebih kesulitan mengendalikan diri daripada sebelumnya.

Awalnya Bejo berfikir bahwa setelah dia berhubungan dengan wanita cantik, dia akan lebih terbiasa dengan kecantikan. Tapi ternyata, yang terjadi justru malah sebaliknya.

Menuruti perintah Bejo, Ratu Ivana segera mengantarnya ke kamar. Sesampainya di kamar, dia sedikit bingung harus melakukan apa untuk tuannya.

"Tuan tidak apa apa?" tanya Ratu Ivana melihat Bejo yang seperti tidak konsentrasi.

"Aku baik baik saja" ucap Bejo perlahan tersenyum mendengar suara lembut Ratu Ivana.

"Terima kasih tuan" ucap Ratu Ivana berterima kasih sambil sedikit membungkuk.

"Kenapa kamu berterima kasih?" tanya Bejo yang tak paham.

"Tuan, jika anda ingin melakukan ritual hari ini, tidak perlu menahannya demi Ivana" ucap Ratu Ivana yang merelakan Bejo menarik janjinya.

"Tak perlu begitu, aku melakukan ini untuk diriku sendiri" ucap Bejo tersenyum.

"Untuk tuan? Mengapa begitu, bukankah ritual itu baik untuk tuan."

"Dan lagi, bukankah itu, sangat nikmat?" tanya Ratu Ivana sambil tertunduk malu.

"Kadang hal nikmat pun bisa mencelakai mu" Bejo menasehati dengan bijak.

"Maksud tuan?" tanya ratu Ivana tak paham.

"Ritual yang kulakukan memang nikmat. Tapi kamu juga telah melihat, terakhir kali aku hampir mencelakai peri Zara."

"Beruntung saat itu kamu segera tiba. Aku perlu bisa mengendalikan diriku." kata Bejo dengan jujur.

"Racun di tubuh ku sangat jahat. Jika aku tidak bisa mengendalikan diri, dia bisa mengambil alih dan merubahku menjadi Iblis" Bejo pun terpaksa menambahkan kebohongan.

"Tuan pasti sangat menderita karena racun itu" ucap Ratu Ivana prihatin dengan kondisi tuannya.

"Setiap kedudukan memiliki tanggung jawab. Dan tanggung jawab kadang memerlukan pengorbanan. Bukankah begitu?" kata Bejo dengan tersenyum mengajari Ratu Ivana.

"Tuan benar" Ratu Ivana mengangguk setuju.

Ratu Ivana mulai tercerahkan. Jika raja dewa melakukan pengorbanan besar untuk membasmi Raja Iblis, bukankah saat ini dia juga seperti itu.

Kedudukannya sebagai peri tercantik dan terkuat mampu menjadikannya Ratu Peri, tapi kini dia harus menjadi yang terakhir melayani tuannya saat ritual karena kecantikannya itu.

Meskipun bukan pengorbanan besar, itu cukup membuat Ratu Ivana sedih sampai saat ini.

"Satu satunya hal yang aku sayangkan, adalah tidak bisa melihat wajah cantik mu dengan bebas karena racun ini" ucap Bejo menghela nafas yang membuat ratu Ivana tersipu malu.

"Tuan, bukankah para bidadari sangat cantik?"

"Ivana pasti tidak sebanding dengan mereka" tanya Ratu Ivana penasaran melihat bejo begitu mengagumi kecantikan para peri.

"Siapa yang mengatakan itu padamu? Apakah Bidadari mu?" Selidik Bejo, takut salah menjawab.

"Yang Mulia Bidadari, memang tidak pernah mengatakan itu" kata ratu Ivana sedikit termenung.

"Bidadari tidaklah selalu cantik."

"Melihat kecantikan kalian, Bidadari leluhur mu mungkin menjadi salah satu Bidadari tercantik yang pernah ada." ucap Bejo menduga duga.

"Benarkah?" tanya Ratu Ivana seolah tak percaya.

"Kecantikan bukanlah segalanya."

"Mereka menjadi Bidadari karena kemuliaannya melayani para Dewa."

"Bukan karena kecantikannya" gombal Bejo sok bijaksana.

"Lalu bagaimana dengan bidadari yang melayani tuan?"

"Apakah mereka lebih cantik dari kami?" tanya ratu Ivana penasaran.

"Aku bahkan belum sempat memilih bidadari."

"Kalian adalah orang pertama yang melayaniku" kata Bejo menghela nafas.

"Mengapa begitu?" Ratu Ivana sedikit heran.

"Umurku baru 18 tahun. Dan pertarungan ku dengan Raja Iblis adalah pertarungan pertama ku setelah diangkat menjadi Raja Dewa."

"Jadi, bagaimana aku sempat memilih bidadari?" Bejo memang pandai dalam mengarang cerita.

Dia sampai tertawa dalam hati karena merasa konyol.

"Nasib tuan sungguh buruk" ucap Ratu Ivana menghela nafas karena prihatin dengan nasib tuannya.

Nasib buruk? justru aku sangat beruntung. kata Bejo tertawa liar dalam hati.

"Apakah tuan ingin beristirahat, apa yang bisa Ivana lakukan untuk tuan?" tanya Ratu Ivana menanyakan tugasnya.

Meski tidak bisa melayani tuannya dalam ritual, Ratu Ivana merasa perlu melayani tuannya dalam hal lain.

"Entahlah, apa kamu bisa memijit?" ucap Bejo yang juga bingung akan melakukan apa selama waktu istirahatnya.

Bejo sedikit merasa heran dengan dirinya sendiri. Entah mengapa tubuhnya seperti tidak membutuhkan istirahat. Dia bahkan merasa tidak pernah mengantuk ataupun lapar.

Apakah ada yang salah dengan tubuhnya? Pikir Bejo dalam hati.

"Ivana belum pernah memijit, tapi biarkan saya mencoba" kata Ratu Ivana tersenyum dan mempersilahkan Bejo berbaring di ranjang.

"Lakukan sebisamu, tidak perlu terlalu memaksa" ucap Bejo yang kemudian mulai membaringkan diri di ranjang.

Karena tidak terlalu yakin dengan kemampuan Ratu Ivana memijit, Bejo bahkan tidak repot repot melepas bajunya.

Ratu Ivana segera duduk disamping Bejo yang tidur terkurap di ranjang. Perlahan tangan lembutnya mulai menyentuh punggung Bejo dan menekannya dengan lembut.

Namun baru beberapa saat Ratu Ivana memijit, nafas Bejo terlihat sedikit tidak teratur.

"Berhenti" ucap Bejo tiba tiba menghentikan Ratu Ivana dan perlahan duduk.

"Tuan?" tanya kaget Ratu Ivana menyaksikan Bejo yang menatapnya tajam.

Apakah dia melakukan kesalahan? Pikir Ratu Ivana dalam hati.

"Tuan, apa pijatan Ivana tidak enak?" kata Ratu Ivana sedih dan merasa bersalah.

"Kamu..! Mengapa begitu mempesona?" kata Bejo sambil menahan jantungnya yang sangat berdebar.

"Tuan, pasti bercanda" kata Ratu Ivana tertunduk malu.

Ucapan Bejo memang terdengar seperti memujinya dengan berlebihan.

Bejo memang tidak membual. Saat tangan lembut Ratu Ivana memijitnya, Bejo merasa tubuhnya langsung bergetar.

Pijitan Ratu Ivana membuatnya seperti dibelai oleh tangan lembut yang bahkan seperti menembus bajunya.

Pijatan lembut itu benar benar membuat Bejo tak tahan, dadanya langsung terasa sesak dan nafasnya memburu sangat cepat.

Ada apa dengan wanita ini? Mengapa dia begitu menggoda bahkan hanya dengan pijatan biasanya? Pikir Bejo keheranan.

"Aku tidak becanda. Pijatan mu, aku benar benar tidak tahan" kata Bejo menghela nafas.

"Tuan. Apakah benar tidak ada yang bisa Ivana lakukan untuk tuan?" tanya Ratu Ivana yang terlihat sedikit sedih.

Pujian Bejo memang begitu membahagiakan. Tapi jika tidak ada hal yang bisa dia lakukan untuk melayani tuannya, dia merasa menjadi pelayan yang tidak berguna. Tentu saja itu membuatnya sangat sedih.

"Tidak perlu terlalu sedih, sebenarnya aku memang tidak butuh istirahat" kata Bejo tersenyum mencoba menghilangkan kesedihan Ratu Ivana.

"Jadi benar, tuan hanya meluangkan waktu untuk menemani Ivana?" ucap haru ratu Ivana merasa bersalah karena menunda ritual tuannya dengan peri lain.

"Sudah kukatakan, aku melakukan ini untuk diriku sendiri" Jawab Bejo melihat ratu Ivana yang seperti menyalahkan diri sendiri.

Meski Ratu Ivana yakin tuannya tidak berbohong, tapi dia tetap merasa bersalah.

"Pulau ini pasti sangat indah. Zara baru sempat menunjukkan satu tempat."

"Apa kamu tidak ingin menunjukkan tempat lain?" tanya Bejo yang perlahan bangkit dari ranjangnya.

Melihat lihat tempat indah? Apakah itu menyenangkan? Tuannya pasti hanya mencari alasan untuk membuatnya tidak sedih. Pikir Ratu Ivana dalam hati dengan penuh rasa haru.

Namun karena tuannya ingin memberi dia kesempatan, Ratu Ivana tentu akan berusaha sebaik mungkin. Dia segera bangkit dari ranjang mengikuti Bejo yang perlahan berjalan keluar ruangan.

"Dimana Bidadari mu tertidur?" tanya Bejo sambil berjalan.

"Ada tempat suci di dekat istana. Tuan mau kesana? Ivana bisa mengantar segera" Ucap ratu Ivana penuh harapan.

"Di dekat istana? Tunjukkan saja jalannya. Aku ingin sedikit melemaskan kali" kata Bejo yang tidak ingin Ratu Ivana menggunakan kekuatannya untuk menghilang seperti biasa.

Melemaskan kali? Apakah itu perlu? Pikir heran ratu Ivana yang hanya bisa mengangguk dan mengarahkan Bejo ke tempat suci para peri.

Setelah berjalan beberapa saat melewati istana. Mereka akhirnya tiba di sebuah tempat yang cukup indah.

Tempat itu sekilas terlihat seperti taman kerajaan dengan batu berukir di beberapa sudut dan juga bunga bunga yang indah. Ada juga beberapa tempat duduk dan meja ditengahnya.

Di satu sisi tempat itu, ada beberapa anak tangga menuju sebuah gerbang seukuran pintu. Jika dilihat sekilas, gerbang itu terlihat seperti cermin besar dengan ukiran di setiap sisinya.

Apakah itu pintu ruang rahasia yang dimaksud peri Zara sebelumnya? Pikir Bejo.

"Ini tempat suci kalian?" tanya Bejo memastikan.

"Benar tuan." Ratu Ivana mengangguk.

"Sebelum tertidur, Yang Mulia Bidadari sering mengumpulkan kami disini untuk meditasi dan mendengarkan ajaran beliau" ucap Ratu Ivana sedikit menjelaskan.

"Apakah itu pintu tempat bidadari mu tertidur?" tanya Bejo menunjuk gerbang kecil indah yang berada diatas anak tangga di bagian sisi taman yang menghadapnya.

"Benar. Apakah tuan ingin membukanya?" tanya Ratu Ivana penuh harapan.

"Mungkin tidak sekarang" tolak Bejo dengan menggelengkan kepala.

"Mengapa tuan tidak mencobanya?"

"Ivana yakin tuan bisa membukanya dengan kekuatan dewa tuan" bujuk Ratu Ivana yang seperti masih berharap.

Bidadari adalah leluhur yang menciptakan mereka. Para peri sudah seribu tahun tidak melihat dan tidak tau apa yang terjadi dengan leluhur mereka. Tentu saja mereka menyimpan kerinduan yang tinggi.

Dengan bantuan tuannya, Ratu Ivana sangat berharap bisa melihat bidadari leluhurnya lagi.

"Kita tidak tau apa yang dilakukan bidadari mu di dalam. Dia sengaja menutup pintu dan menghalangi kalian masuk pasti karena suatu alasan."

"Dengan kekuatan ku sekarang, aku tidak yakin bisa melindungi kalian jika terjadi sesuatu." Kata Bejo beralasan.

Bejo tidak mempermalukan dirinya sendiri jika gagal membuka pintu.

"Tuan benar, bidadari tidak mungkin menghindari kami tanpa alasan."

"Beliau mungkin sedang memulihkan diri" ucap ratu Ivana menghela nafas.

"Jangan khawatir. Bidadari mu pasti telah menyadari kehadiranku disini."

"Jika waktunya sudah tepat, dia pasti akan keluar dengan sendirinya" ucap Bejo menghibur.

Bejo bahkan mulai berdoa. Semoga saat bidadari benar benar keluar, dia tidak membunuhnya karena kurang ajar dan memanfaatkan para peri keturunannya.

Membayangkan kemungkinan ini, Bejo jadi sedikit merinding.

"Kami berharap, Yang Mulia Bidadari segera keluar dan menyambut tuan" kata Ratu Ivana sambil memandangi pintu ruang rahasia dengan penuh kerinduan.

"Dia pasti segera keluar."

"Jika tidak, aku yang akan menyeretnya keluar." kata Bejo penuh wibawa, sambil berharap Bidadari tidak mendengar ucapannya ini.

"Bidadari tidak mungkin mengabaikan Tuan Raja Dewa" kata ratu Ivana tersenyum lembut.

"Jika bukan untuk membuka pintu, mengapa tuan ingin kemari?" tanya Ivana ingin tahu.

"Sudah kukatakan, aku hanya melihat lihat" jawab Bejo santai.

Namun Bejo segera melangkah pergi, karena merasa tidak aman di tempat itu.

"Salam Tuan Raja Dewa"

Langkah Bejo seketika langsung terhenti. Tubuhnya bahkan langsung merinding sesaat mendengar suara yang menyapanya.

Bejo segera membalikkan tubuhnya ke arah pintu ruang rahasia dan menatap tajam, mencari sumber suara yang menyapanya dengan misterius.

"Apa kamu mendengarnya?" tanya Bejo pada Ratu Ivana karena tidak menemukan sumber suara misterius itu.

"Dengar? Apa yang tuan maksud?" tanya Ratu Ivana bingung dengan pertanyaan Bejo.

"Lupakan saja. Ayo ketempat lain" kata Bejo yang merasa ngeri dan buru buru ingin meninggalkan tempat itu.

Bejo berjalan dengan gemetar. Tubuhnya bahkan berkeringat dingin. Suara misterius yang menyapanya itu terdengar begitu lembut di telinganya.

Namun meski sangat lembut didengar, entah mengapa Bejo menganggap itu seperti suara ancaman.

Apakah itu suara Bidadari? Atau hanya halusinasinya karena merasa bersalah telah menipu para peri? Pikir Bejo dalam hati.

Namun suara itu terdengar begitu jelas di telinga Bejo. Dia sangat yakin, itu pasti bukan halusinasi.

"Ada apa dengan tuan? Apa tuan sakit?" tanya Ratu Ivana yang melihat wajah Bejo sedikit pucat.

"Tidak apa apa. Aku hanya, sedikit lapar" jawab Bejo mencoba tersenyum.

"Tuan, mari ke ruang makan istana."

"Ivana sudah meminta para peri menyiapkan makanan lezat untuk tuan." kata Ratu Ivana tersenyum indah.

"Baiklah. Aku belum mencicipi makanan lezat tempat ini" ucap Bejo setelah sedikit mengatur nafasnya yang sempat tersengal karena ketakutan.

"Tuan masih ingin berjalan?" tanya Ratu Ivana.

"Gunakan kekuatanmu.!" kata Bejo yang tak sabar ingin segera meninggalkan tempat itu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Aidiel AeroRare

Aidiel AeroRare

Ini bukan byk akalan. Tapi jadi tamaknya. Yang 999 lagi ada, lagi mahu liatin bidadari tidur. Ceritanya pasti kawan2 nya datang menggangu ritualnya bercucuk tanam. Semua kerna mc tamak banyak bertele2 dari terus mengarap satu persatu. 😬

2024-04-15

0

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

Bejo.. ,kayak kancil..banyak akal

2023-12-09

3

lihat semua
Episodes
1 Terdampar
2 Bejo, Sang Raja Dewa
3 Ritual Pembangkitan Kekuatan
4 Ratu Ivana, Sang Peri Tercantik
5 Kemarahan Ratu Ivana
6 Kekuatan Utama Peri
7 Peningkatan Kekuatan Peri Zara
8 Kecelakaan tak terduga
9 Mencoba kekuatan
10 Tempat Suci Peri
11 Ritual Pengendali Kekuatan
12 Perlindungan Pulau
13 Kekuatan Bidadari
14 Tidak bisa dilatih
15 Hubungan Dewa dan Bidadari
16 Mengajar para peri
17 Buku kosong
18 Ratu Ivana, setengah bidadari
19 Kebahagiaan yang menyiksa
20 Batu Mustika Pelangi
21 Mengumpulkan Para Peri
22 Bangsa Manusia
23 Mempelajari Teknik Hati Suci
24 Mengunjungi Kenalan Lama
25 Rahasia kelahiran Bejo
26 Gerhana Matahari
27 Benturan Kekuatan Hebat
28 Wadah Kekuatan
29 Batu Kegelapan
30 Syarat menjadi Raja Dewa
31 Teknik Tombak Angin
32 Siklus Kebajikan
33 Menyerang Raja Iblis
34 Sejarah Dewa Iblis
35 Tingkatan Kedua Teknik Hati Suci
36 Berkenalan dengan Alam
37 Syarat menjadi Ratu Bidadari
38 Menembus Batasan
39 Calon Ratu Bidadari
40 Rencana menyelamatkan Raja Iblis
41 Dunia terlalu damai, bersenang senanglah
42 Mencapai Tahap Bidadari
43 Membuka Ruang Rahasia Peri
44 Dewi Safitri, leluhur para peri
45 Identitas Raja Iblis
46 Batu Permata Suci
47 Makam Suci
48 Bertemu Kedua Orang Tua
49 Kamu terlalu berbelit-belit
50 Melahirkan Raja Dewa Baru
51 Hukuman Surgawi
52 Mengejar Sumber Asal Calon Raja Dewa
53 Kelahiran Ratu Ivana
54 Bakat yang luar biasa
55 Kehadiran Wanita Iblis
56 Keputusan Ratu Ivana
57 Tiba di Dunia Dewa
58 Kecantikan yang berbahaya
59 Ratu Ivana VS Dewa Lukman
60 Pertarungan terhebat sepanjang masa
61 Ratu para Dewa dan Bidadari
62 Memurnikan Dunia Dewa
63 Mengalahkan tanpa bertarung
64 Avatar Jiwa
65 Benih Hati Iblis
66 Benih Hati Iblis Alam Semesta
67 Esensi energi
68 Perintah aneh Raja Iblis
69 Datang untuk belajar
70 Menyegel Benih Hati Iblis.
71 Dewa Lukman VS Iblis Haus Darah
72 Perpisahan
73 Rahasia masa lalu
74 Bencana di dunia manusia
75 Meninggalkan Pulau Bidadari
76 Menyusun rencana
77 Kekuatan Dunia
78 Penguasa Dunia Manusia
79 Teknik Membelah Langit
80 Bertemu Ratu Iblis
81 Dewi Gayatri
82 Identitas Dewi Gayatri
83 Menjadi pusat perhatian
84 Mengajari murid
85 Kembali ke Istana Dewa
86 Rencana menyerang Raja Iblis
87 Sumber Asal Dunia Manusia
88 Kerjasama Pulau Bidadari
89 Penguasa Dunia Dewa
90 Teknik Roda Dunia
91 Segel Cakrawala
92 Hasil akhir pertarungan
93 Mengembalikan keseimbangan dunia
94 Menerima murid baru
95 Tiga murid bodoh
96 Rahasia Dewi Gayatri
97 Kabar gembira bagi Raja Iblis
98 Manipulasi energi tingkat pertama
99 Gadis pemimpin kelompok iblis
100 Mutiara Hitam
101 Keturunan Raja dan Ratu Iblis
102 Energi Sumber
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Terdampar
2
Bejo, Sang Raja Dewa
3
Ritual Pembangkitan Kekuatan
4
Ratu Ivana, Sang Peri Tercantik
5
Kemarahan Ratu Ivana
6
Kekuatan Utama Peri
7
Peningkatan Kekuatan Peri Zara
8
Kecelakaan tak terduga
9
Mencoba kekuatan
10
Tempat Suci Peri
11
Ritual Pengendali Kekuatan
12
Perlindungan Pulau
13
Kekuatan Bidadari
14
Tidak bisa dilatih
15
Hubungan Dewa dan Bidadari
16
Mengajar para peri
17
Buku kosong
18
Ratu Ivana, setengah bidadari
19
Kebahagiaan yang menyiksa
20
Batu Mustika Pelangi
21
Mengumpulkan Para Peri
22
Bangsa Manusia
23
Mempelajari Teknik Hati Suci
24
Mengunjungi Kenalan Lama
25
Rahasia kelahiran Bejo
26
Gerhana Matahari
27
Benturan Kekuatan Hebat
28
Wadah Kekuatan
29
Batu Kegelapan
30
Syarat menjadi Raja Dewa
31
Teknik Tombak Angin
32
Siklus Kebajikan
33
Menyerang Raja Iblis
34
Sejarah Dewa Iblis
35
Tingkatan Kedua Teknik Hati Suci
36
Berkenalan dengan Alam
37
Syarat menjadi Ratu Bidadari
38
Menembus Batasan
39
Calon Ratu Bidadari
40
Rencana menyelamatkan Raja Iblis
41
Dunia terlalu damai, bersenang senanglah
42
Mencapai Tahap Bidadari
43
Membuka Ruang Rahasia Peri
44
Dewi Safitri, leluhur para peri
45
Identitas Raja Iblis
46
Batu Permata Suci
47
Makam Suci
48
Bertemu Kedua Orang Tua
49
Kamu terlalu berbelit-belit
50
Melahirkan Raja Dewa Baru
51
Hukuman Surgawi
52
Mengejar Sumber Asal Calon Raja Dewa
53
Kelahiran Ratu Ivana
54
Bakat yang luar biasa
55
Kehadiran Wanita Iblis
56
Keputusan Ratu Ivana
57
Tiba di Dunia Dewa
58
Kecantikan yang berbahaya
59
Ratu Ivana VS Dewa Lukman
60
Pertarungan terhebat sepanjang masa
61
Ratu para Dewa dan Bidadari
62
Memurnikan Dunia Dewa
63
Mengalahkan tanpa bertarung
64
Avatar Jiwa
65
Benih Hati Iblis
66
Benih Hati Iblis Alam Semesta
67
Esensi energi
68
Perintah aneh Raja Iblis
69
Datang untuk belajar
70
Menyegel Benih Hati Iblis.
71
Dewa Lukman VS Iblis Haus Darah
72
Perpisahan
73
Rahasia masa lalu
74
Bencana di dunia manusia
75
Meninggalkan Pulau Bidadari
76
Menyusun rencana
77
Kekuatan Dunia
78
Penguasa Dunia Manusia
79
Teknik Membelah Langit
80
Bertemu Ratu Iblis
81
Dewi Gayatri
82
Identitas Dewi Gayatri
83
Menjadi pusat perhatian
84
Mengajari murid
85
Kembali ke Istana Dewa
86
Rencana menyerang Raja Iblis
87
Sumber Asal Dunia Manusia
88
Kerjasama Pulau Bidadari
89
Penguasa Dunia Dewa
90
Teknik Roda Dunia
91
Segel Cakrawala
92
Hasil akhir pertarungan
93
Mengembalikan keseimbangan dunia
94
Menerima murid baru
95
Tiga murid bodoh
96
Rahasia Dewi Gayatri
97
Kabar gembira bagi Raja Iblis
98
Manipulasi energi tingkat pertama
99
Gadis pemimpin kelompok iblis
100
Mutiara Hitam
101
Keturunan Raja dan Ratu Iblis
102
Energi Sumber

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!