Sambil menunggu ritual tuannya selesai, Ratu Ivana menyempatkan membaca buku lusuh kosong milik Bidadari.
Setelah sebelumnya pernah menuangkan kekuatan Bidadarinya, Ratu Ivana tidak perlu lagi menggunakan cara yang sama untuk membacanya.
Tulisan di buku lusuh itu selalu dapat dilihatnya kapan saja. Mungkin karena buku itu telah mengakuinya sebagai seorang bidadari.
Tidak hanya di halaman buku, pada sampul buku pun terdapat tulisan yang sepertinya menjadi judul dari buku itu.
"Teknik Hati Suci"
Judul itu seketika mengingat Ratu Ivana akan apa yang disampaikan tuannya.
Apakah ini ada hubungannya dengan tubuh suci yang dimaksud tuan? Pikir Ratu Ivana dalam hati.
Ratu Ivana pun jadi sangat penasaran dengan buku itu. Perlahan dia mulai membuka halaman buku dan membaca dengan cermat.
...
Di Ruang Rahasia Peri, Bidadari leluhur peri yang sedang tidur tiba tiba membuka mata.
"Dia berhasil membaca buku itu?"
"Mampu membuatnya menguasai kekuatan bidadari secepat ini, sungguh layak sebagai Raja Dewa" ucap Bidadari kagum.
"Celaka, aku tidak bisa mengendalikannya" ucap Bidadari dengan panik.
Dengan buru buru bidadari segera mengaktifkan sebuah teknik rahasia.
Setelah berhasil mengaktifkan teknik itu, mata bidadari langsung terpejam seakan tertidur.
Meski tubuhnya terlihat seperti tertidur, namun jiwa bidadari masih selalu terjaga.
Teknik yang dia gunakan memang ditujukan untuk memaksa tubuhnya tidur, tapi tidak dengan kesadarannya.
"Untung saja tidak terlambat jauh"
"Semoga mereka bisa mengatasinya"
...
Saat sedang menggarap tubuh peri Najwa dan peri Inara, Bejo tiba tiba seperti merasakan sesuatu.Tiba tiba ada aura hitam mengerikan memasuki ruangan menuju tubuhnya dan para peri di dekatnya.
Aura hitam itu terasa begitu mencekam, hingga membuat seluruh tubuhnya merinding.
Kekuatan misterius di tubuh Bejo seperti secara aktif membuat semacam perlindungan yang menghalangi aura hitam itu.
Bejo pun secara reflek menghentikan aksi liarnya dan mendorong tubuh peri Inara menjauh dari tubuhnya.
Namun aura mengerikan itu seperti masih terus mencoba memasuki tubuh Bejo dan menembus pertahan yang diciptakan oleh kekuatan misteriusnya.
Tubuh Bejo tiba tiba saja bergetar hebat. Di dahi Bejo perlahan muncul sesuatu seperti batu permata kecil berwarna warni. Batu itu segera memancarkan cahaya seperti pelangi dan langsung menyapu bersih aura hitam yang mencoba memasuki tubuhnya.
Aura hitam apa ini? Mengapa terasa sangat jahat? Bejo sangat panik dan merasa ngeri.
"Tuan" panggil lemah peri Inara yang terlihat sangat pucat.
Tidak hanya peri Inara yang terlihat pucat, tapi juga peri Najwa yang baru terbangun dari pingsannya.
Bejo pun langsung mendekati mereka untuk memeriksanya.
Saat memeriksa tubuh peri Inara dan peri Najwa. Batu kecil di dahi Bejo tiba tiba segera muncul kembali dan mengeluarkan mengeluarkan cahaya pelangi seperti sebelumnya. Cahaya itu langsung mengenai tubuh peri Inara dan peri Najwa.
Peri Inara dan peri Najwa seperti merasa sedikit panas pada tubuhnya. Saat itu juga, dari tubuh mereka keluar aura hitam seperti yang sebelumnya menyerang Bejo.
Aura hitam itu seketika langsung lenyap terkena cahaya pelangi dari batu permata di dahi Bejo.
"Kalian tidak apa apa?" tanya Bejo memastikan kondisi peri Inara dan peri Najwa.
Peri Inara dan peri Najwa hanya mengangguk lemah dan terlihat masih sedikit ketakutan.
"Tuan, aura hitam apa tadi?" tanya peri Inara yang kondisinya sedikit lebih lebih dari peri Najwa.
"Tidak perlu bertanya dulu. Temui Ivana dan kumpulkan seluruh peri aula Istana" perintah Bejo yang segera bangkit dan berpakaian.
"Baik tuan"
Melaksanakan perintah Bejo yang terlihat panik, peri Inara dan peri Najwa segera memakai kainnya dan langsung menghilang.
...
Di Aula istana peri, seluruh peri telah berkumpul setelah menerima panggilan dari Bejo.
Selain Ratu Ivana, semua peri terlihat sangat pucat dan berwajah panik. Mereka seperti kesulitan mengendalikan tubuhnya yang seperti ingin memberontak.
"Ratu, ada apa dengan kami?" tanya salah satu peri yang hampir tidak kuat menahan tubuhnya.
"Jangan tanya, pertahankan kesadaran mu" perintah Ratu Ivana yang dengan sekuat tenaga menggunakan kekuatan bidadari mencoba menyelamatkan para peri.
Bejo pun akhirnya tiba di aula istana peri dan berdiri di samping Ratu Ivana.
Begitu mata Bejo menatap para peri, Batu kecil di dahinya kembali muncul dan memancarkan cahaya pelangi yang sangat besar menyinari seluruh aula istana peri.
Seketika seluruh peri merasa panas ditubuhnya. Aura hitam seperti asap pun segera keluar dari tubuh mereka. Namun aura hitam itu seketika tersapu bersih oleh cahaya pelangi dari batu di dahi Bejo.
Para peri akhirnya merasa kembali dapat mengendalikan tubuhnya. Batu kecil di dahi Bejo pun perlahan menghilang kembali.
"Mustika Pelangi?" ucap kaget Ratu Ivana melihat batu kecil yang sebelumnya muncul di dahi Bejo.
Bejo dan para peri yang telah pulih pun serempak menoleh kearah Ratu Ivana yang terlihat seperti terkejut.
"Tuan, apakah itu Mustika Pelangi?" tanya Ratu Ivana masih terpana melihat tuannya.
"Kamu mengenalinya?" tanya Bejo mengerutkan dahinya.
Jadi itu yang ada di dahi ku barusan? Pikir Bejo sedikit heran.
Bejo tentu tidak dapat melihat apa yang sebelumnya muncul di dahinya. Dia hanya merasa kulit dahinya sedikit terbuka seperti membuka mata. Dan dari situ tiba tiba muncul cahaya seperti pelangi.
"Ivana sempat membacanya di buku yang tuan berikan." jawab Ratu Ivana tersenyum kagum pada Bejo.
"Oh, jadi apa saja yang tertulis di buku itu?" ucap berusaha tetap tenang menutupi rasa penasarannya.
"Bukankah tuan lebih tau tentang Mustika Pelangi itu?" tanya balik Ratu Ivana tidak ingin dikerjai tuannya seperti di tempat suci peri.
"Apa aku yang harus selalu menjelaskan ke mereka?" ucap Bejo sambil mengalihkan pandangan pada para peri yang terlihat sangat penasaran.
Bagaimana mungkin Bejo tau tentang Mustika Pelangi itu? Dia bahkan baru mendengar namanya sekarang. Namun Bejo jelas tidak akan mempermalukan dirinya di depan para peri.
"Tuan, bukan seperti itu maksud Ivana. Hanya saja, Buku itu memang tidak menjelaskan banyak" kata Ratu Ivana tersenyum menenangkan tuannya.
"Tentu saja aku tau. Hal yang tidak ditulis di buku itu, bukan hal yang perlu disampaikan" kata Bejo tersenyum penuh arti.
"Jangan menggunakan kekuatan bidadari untuk menjelaskan pada mereka. Aku ingin tahu apakah penjelasan mu benar" kata Bejo pura pura ingin menguji pemahaman Ratu Ivana.
Ratu Ivana pun hanya bisa menghela nafas dan menjelaskan apa yang dia baca di buku sebelumnya.
"Mustika Pelangi adalah salah satu dari tiga batu langit."
"Mustika itu melambangkan kekuatan dan pengetahuan"
"Dan Raja Dewa mewarisi Mustika itu secara turun temurun."
"Sebagai Raja Dewa, tuan pasti mewarisinya dari Raja Dewa sebelumnya"
"Mustika itu juga membuat Raja Dewa menjadi satu satunya dewa yang kebal dengan aura Iblis."
"Tuan, hanya itu yang terdapat dalam buku yang Ivana baca." kata Ratu Ivana menyudahi penjelasannya.
Hanya itu? Informasi yang tidak berguna. Pikir Bejo dalam hati.
Meski sedikit tidak berguna, tapi penjelasan Ratu Ivana membuat Bejo sedikit termenung.
Mengapa dia bisa memiliki Mustika Pelangi? Apakah benar dia adalah Raja Dewa? Bukankah Raja Dewa hanya bualan nya?
"Apa yang mengganggu pikiran tuan?" Tanya Ratu Ivana melihat Bejo termenung cukup lama.
"Darimana aura Iblis tadi berasal? Apakah ada iblis di tempat ini?" tanya Bejo menyadarkan para peri akan permasalah sebenarnya.
Jadi aura hitam tadi adalah aura Iblis? Para peri serentak langsung merasa cemas dan panik.
"Tuan, mana mungkin ada Iblis di tempat ini?" ucap Ratu Ivana merasa mustahil.
"Maksud mu aura Iblis tadi palsu?" tanya Bejo menatap Ratu Ivana.
"Bukan begitu maksud Ivana, tapi.." Ratu Ivana juga merasa aneh dengan munculnya aura Iblis itu.
"Apa kamu bisa memeriksa seluruh pulau ini?" tanya Bejo yang tidak ingin berdebat hal yang tidak perlu.
"Tuan, pulau bidadari sudah seperti bagian tubuh Ivana"
"Selain tuan, para peri dan yang mulia bidadari tidak ada orang lain di pulau ini" Jawab Ratu Ivana dengan sangat yakin.
Entah mengapa, mendengar penjelasan Ratu Ivana, hati Bejo jadi merasa gelisah. Dia seperti telah melewatkan sesuatu.
Setelah sedikit berfikir dengan tenang, Bejo akhirnya menyadari apa yang dia lewatkan. Hatinya jadi makin gelisah memikirkan kemungkinan itu.
"Mulai saat ini. Tanpa seijinku tidak ada yang boleh mendatangi Tempat Suci Peri" kata Bejo dengan wajah bermartabat.
"Tuan, ada apa sebenarnya?" Tanya Ratu Ivana heran.
Ada apa dengan Tempat Suci Peri? Mengapa para peri tidak boleh kesana? Ratu Ivana dan para peri lain merasa tuannya merahasiakan sesuatu.
"Lakukan saja perintahku. Siapa yang berani melanggar akan aku hukum dengan berat" kata Bejo segera meninggalkan aula peri menuju kamar pribadinya.
"Ratu, apa yang tuan rahasiakan? Mengapa kita tidak boleh ke Tempat Suci Peri?" tanya salah satu peri yang merasa sedikit cemas.
"Aku juga tidak tau. Lakukan saja perintah tuan. Jika waktunya tepat, tuan pasti akan menjelaskan" Jawab Ratu Ivana menenangkan para peri yang terlihat gelisah.
Meski Ratu Ivana juga sangat penasaran, dia yakin tuannya pasti punya alasan kuat melarang para peri ke Tempat Suci. Dia hanya harus mematuhi perintah tuannya.
"Selain Najwa dan Inara, yang lain boleh kembali" Perintah Ratu Ivana membubarkan para peri.
"Kami undur diri, Ratu." Para peri pun segera membubarkan diri.
"Ratu, apakah ada perintah untuk kami berdua?" tanya peri Inara setelah diminta tetap tinggal.
"Kalian masih ingat kejadian yang menimpa Ratih dan Zara? Tuan memintaku memeriksa para peri setelah ritual." ucap Ratu Ivana tersenyum menjelaskan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
wah.. keren Ratu Ivana lansung menjalankan tugasnya.. 👍😍
2023-12-09
2