"Tuan, kami semua bersedia menjadi yang pertama melayani tuan."
"Namun, jika tuan membutuhkan peri terkuat dan tercantik, Ratu Ivana mungkin adalah yang paling tepat" ucap Peri Zara setelah memperhatikan kebimbangan Bejo.
"Ratu Ivana adalah yang tercantik?" Bejo sedikit kaget.
Meskipun tidak heran jika peri tercantik dan terkuat yang menjadi ratu, tapi sejak awal Bejo tidak melihat wajah Ratu Ivana dengan jelas karena tertutup cadar keemasan.
Namun meski tertutup cadar, Ratu Ivana memang mampu membuat jantungnya selalu berdetak kencang saat menatap atau mendengar suaranya. Sudah pasti dia sangat cantik.
Tapi Bejo masih tidak pernah menduga kalau ternyata dia adalah yang tercantik diantara seluruh peri cantik di Pulau Bidadari.
Melihat Bejo menatapnya dengan serius, Ratu Ivana hanya tertunduk malu. Sambil masih tertunduk tangannya perlahan bergerak membuka cadarnya.
Dia merasa tak pantas menyembunyikan kecantikannya di depan Raja Dewa. Meskipun dia adalah ratu peri di Pulau Bidadari, tetap saja dia adalah pelayan raja dewa.
"Tuan, panggil saja hamba Ivana. Sebutan Ratu tak cocok untuk hamba pakai di hadapan tuan" ucap Ratu Ivana setelah membuka cadarnya.
Mata Bejo seakan mau copot melihat wajah Ratu Ivana yang luar biasa cantik setelah melepas cadarnya. Jantungnya hampir berhenti berdetak. Senjatanya bahkan berdenyut kencang seperti akan ejakulasi.
Bejo pun berusaha keras dengan sekuat tenaga menahannya. Namun mesti telah berjuang keras, Bejo tetap tidak bisa menahan ejakulasi dini melihat kecantikan Ratu Ivana.
Seketika itu juga senjata Bejo langsung menyembur dengan kencang hingga beberapa kali. Saking derasnya, hingga mengenai kaki putih bersih Ratu Ivana yang berdiri tepat di depannya.
Kain penutup bagian bawah Ratu Ivana jadi makin terlihat transparan karena basah.
Ratu Ivana dan para peri di ruangan itu sontak langsung kaget melihat apa yang terjadi pada Bejo. Mereka bahkan panik dan mengira terjadi sesuatu yang buruk pada Bejo tuannya.
Kaki Bejo seketika langsung lemas. Nafas Bejo ngos ngosan seperti habis lari dikejar setan. Jantungnya berdetak sangat kencang.
Bejo yang selama ini masih perjaka tidak pernah sekalipun menyangka akan dipaksa kehilangan perjakanya hanya dengan melihat wajah asli Ratu Ivana.
Sungguh kecantikan yang luar biasa. Bejo bahkan yakin bahwa bidadari surga pun akan kalah cantik jika dibandingkan dengan kecantikan Ratu Ivana. Dia hampir pingsan karena terpesona.
"Tuan, apa yang terjadi? Tuan tidak apa apa?" tanya Ratu Ivana dengan panik karena takut telah melakukan kesalahan yang membuat Bejo jadi seperti itu.
"Aku tidak apa apa" Kata Bejo sambil ngos ngosan dan mencoba menenangkan diri.
Bejo bahkan tidak berani lagi memandang wajah cantik Ratu Ivana. Karena setiap kali mata Bejo melirik sedikit ke arah Ratu Ivana, senjatanya seperti kembali berdenyut kuat.
"Gila, kenapa ada wanita secantik ini. Bisa hancur dunia kalau dia muncul di dunia luar" pikir Bejo dalam hati.
"Tuan?" tanya Ratu Ivana lagi sambil mencoba mendekat memastikan keadaan tuannya.
"Jangan mendekat" Kata Bejo seketika menghentikan Ratu Ivana sambil memejamkan matanya agar tak melihat wajah cantik Ratu Ivana.
Ratu Ivana seketika menghentikan langkahnya dan menatap Bejo dengan sedih. Dia begitu sedih karena tuannya bahkan seperti tak ingin melihat wajahnya. Dia hampir menangis karena sedih.
"Pakai kembali cadar mu. Nanti ku jelaskan" perintah Bejo karena tak sanggup melihat wajah cantik Ratu Ivana secara langsung.
Meskipun masih sangat sedih, Ratu Ivana terpaksa menuruti perintah Bejo. Dengan lemah dia memakai kembali cadarnya dan mencoba menenangkan dirinya yang cukup terpukul oleh reaksi Bejo saat melihat wajahnya.
Apakah wajahnya seburuk itu? Pikir sedih Ratu Ivana dalam hati.
"Tuan, cadarnya sudah hamba kenakan" ucap sedih Ratu Ivana.
Bejo pun perlahan membuka matanya. Namun gilanya, bahkan melihat Ratu Ivana yang telah memakai kembali cadarnya, Bejo masih sangat tidak tahan. Apalagi kain tipis Ratu Ivana terlihat menerawang karena basah.
Bejo pun spontan memalingkan pandangannya dari tubuh Ratu Ivana dan menghadap para peri lain.
Namun terlambat, tubuh Bejo terlanjur mengejang dan bereaksi.
Para peri itu sontak kembali kaget dan kepanikan. Karena cairan putih kental segera melesat ke arah mereka dan mengenai sebagian tubuh mereka.
"Tuan..!!" teriak panik para peri yang sangat syok.
Bejo yang sangat lemas bahkan tak sanggup berdiri dan terpaksa menjatuhkan lututnya perlahan ke lantai.
"Tuan, mengapa tuan berlutut?" tanya para peri yang heran melihat Bejo yang terlihat sangat lemah tak bertenaga.
"Ivana, tolong ganti kain dan cadar mu dengan yang lebih tebal, harus sangat tebal" perintah Bejo pada Ratu Ivana dengan nafas ngos ngosan.
Ratu Ivana yang sangat syok segera menuruti perintah Bejo. Dia benar benar takut dan sedih mendengar perintah Bejo ini. Air matanya bahkan mengalir deras membasahi pipinya.
"Sudah tuan" kata Ratu Ivana sambil terisak menahan tangisnya.
Mendengar isak tangis Ratu Ivana, Bejo jadi merasa bersalah. Ratu Ivana pasti sudah salah paham karena keadaannya barusan dan menyalahkan dirinya sendiri.
Bejo pun perlahan memberanikan diri menatap Ratu Ivana.
Ratu Ivana ternyata sudah benar benar menuruti perintah Bejo mengganti kain dan cadar nya dengan yang lebih tebal. Namun tetap saja itu masih membuat jantung Bejo berdebar.
Bejo dengan sekuat tenaga menahan dan mengendalikan dirinya. Untungnya kali ini dia bisa menahannya. Perlahan dia mulai mengatur nafasnya dan mencoba bangkit berdiri dengan lemah.
"Maaf sudah membuat mu panik. Jangan sedih, ini tak seperti yang kamu kira" kata Bejo mencoba menenangkan Ratu Ivana yang masih terisak.
"Tuan, maafkan Ivana yang sudah menunjukan wajah buruknya pada tuan" Ucap lirih Ratu Ivana dengan terisak.
Ratu Ivana benar benar telah salah paham mengira wajahnya terlalu jelek hingga membuat Bejo tak ingin melihatnya.
"Kamu salah paham" kata Bejo sambil menghela nafas karena merasa bersalah.
"Justru kamu terlalu cantik, sampai racun ditubuh ku langsung sedikit keluar bahkan tanpa ritual" hibur Bejo.
"Tuan, pasti berbohong" kata Ratu Ivana yang merasa bahwa Bejo pasti telah berbohong untuk menghiburnya.
"Dewa tidak bisa berbohong" ucap Bejo.
"Jika Dewa berbohong kami akan berubah menjadi Iblis. Perlu kalian tahu, Raja Iblis dulunya adalah dewa"
"Karena melakukan kebohongan besar, dia berubah menjadi Iblis yang menyeramkan dan kejam" Kata Bejo mengarang cerita untuk meyakinkan Ratu Ivana.
"Benarkah? Jadi yang tadi itu, Racun dari tubuh tuan?" tanya Ratu Ivana yang perlahan mulai berhenti menangis.
Bagi para peri sekarang, bisa membantu Raja Dewa mengeluarkan racun jahat dari Raja Iblis adalah hal terbaik yang ingin mereka lakukan.
Ratu Ivana bisa membantu dengan mengeluarkan sebagian racun di tubuh Raja Dewa bahkan tanpa melakukan ritual, itu jelas sangat membahagiakan.
Namun seketika itu juga Ratu Ivana dan para peri lain segera teringat, bukankah racun jahat itu tadi mengenai mereka?
Bukankah mereka kini dalam bahaya. Seketika para peri itu langsung panik dan berusaha menyingkirkan cairan yang disebut sebagai racun oleh Bejo dari tubuh mereka.
Peri Zara bahkan melepas kain penutup atas tubuhnya yang terkena cairan racun, hingga membuat Bejo membelalakkan mata menatap tubuh bagian atas tubuh peri Zara.
Bejo bahkan menelan ludah dan merasa jantungnya berdetak sangat cepat menyaksikan tubuh setengah telanjang Peri Zara yang begitu indah.
"Berhenti. Racun itu tidak berbahaya bagi kalian" Ucap Bejo menghentikan kepanikan para peri cantik itu.
Kata kata Bejo ternyata sangat ampuh. Mereka seketika langsung berhenti dari kepanikan. Mungkin karena dia sebelumnya mengatakan bahwa dewa tidak bisa berbohong.
Mereka langsung percaya saat Bejo mengatakan bahwa cairan itu tidak berbahaya untuk mereka. Namun wajah mereka masih sedikit menunjukkan sisa kekhawatiran.
"Racun itu dibuat khusus oleh Raja Iblis untuk mengalahkan para dewa." ucap Bejo mulai mengarang cerita
"Bagi Bidadari dan peri itu sama sekali tidak berbahaya."
"Apalagi setelah racun itu keluar dari Pusaka Dewa ku, itu bahkan bisa membantu kalian menuju tingkat Bidadari seperti leluhur kalian" kata Bejo mengarang cerita agar cairannya menjadi barang berharga bagi para peri kedepannya.
"Kami bisa menjadi bidadari?" tanya Ratu Ivana dengan wajah berbunga.
"Tentu saja, menurut kalian mengapa para bidadari begitu setia melayani pada dewa?" tanya balik Bejo mencoba menyesatkan para peri cantik di depannya.
Para peri kompak menggelengkan kepala tanda tidak mengerti. Mereka bahkan seperti sangat penasaran dengan jawaban pertanyaan Bejo itu.
"Tentu karena Pusaka Dewa ini"Jawab Bejo dengan bangga memamerkan senjatanya.
"Segala hal yang keluar dari pusaka ini adalah adalah hal berharga"
"Bahkan itu mampu membuat Bidadari mempertahankan keadaan Bidadarinya."
"Sekalipun itu racun jahat dari seorang Raja Iblis" ucap Bejo mengagung agungkan kemampuan Pusaka Dewanya.
Para peri cantik itu pun menatap Pusaka Dewa Bejo dengan takjub dan penuh kerinduan. Bisa menjadi bidadari tentu adalah hal yang sangat mereka impikan.
"Meski Pusaka Dewa ini sangat sakti, tapi aku sekarang kehilangan kekuatan Dewaku. Jadi, kekuatan Pusaka ini juga sangat berkurang."
"Mungkin butuh ratusan tahun bagi kalian untuk bisa menjadi Bidadari, dengan mengandalkan Pusaka ini" kata Bejo mencoba menurunkan ekspektasi para peri itu.
"Tuan, ratusan tahun itu tidak lama bagi kami" kata Ratu Ivana mengingatkan Bejo tentang persepsi waktu bagi para peri.
"Benar, umur kalian sekarang sudah ribuan tahun" kata Bejo tersadar.
"Tuan, kalau hamba bisa membantu tuan tanpa ritual, bolehkah cadar ini hamba lepas sekarang?" tanya Ratu Ivana meminta ijin membuka cadarnya.
"Jangan..!!" cegah Bejo seketika.
"Saat ini tubuhku belum kuat kalau mengeluarkan racun tanpa ritual."
"Tadi kalian juga melihatnya. Aku langsung lemah setelah mengeluarkan racun itu" cegah Bejo yang tak ingin kenyang tanpa makan.
"Lalu tuan, apa yang harus kami lakukan?" tanya Ratu Ivana dengan sedikit kecewa.
"Semakin cantik bidadari dan peri semakin banyak racun yang bisa aku keluarkan."
"Namun itu juga membutuhkan energi lebih." Bejo pun mencoba mengarang cerita bodoh.
"Jadi Ivana, sebagai peri tercantik di tempat ini, kamu mungkin harus menunggu sampai tubuh ku bisa menahannya kecantikan mu itu" kata Bejo dengan berat hati.
Jujur saja Bejo juga sangat sayang menjadikan peri tercantik di pulau ini sebagai hidangan terakhirnya. Menikmati wanita tercantik adalah hal yang paling diinginkan laki laki.
Tapi apa daya, dia benar benar tidak mampu sedikitpun menghadapi kecantikan Ratu Ivana. Jadi, lebih baik dia menunggu waktu yang tepat.
Bejo sangat yakin, jika dia sudah terbiasa dengan para peri cantik lainnya, suatu saat dia akan mampu menghadapi kecantikan Ratu Ivana si peri tercantik.
Lagipula, jika tingkat kecantikan wanita yang dimakannya meningkat setiap hari, dia tidak akan pernah bosan bukan?
Ada seribu peri yang seluruhnya sangat cantik. Bejo benar benar hampir gila membayangkan hidupnya kedepan yang sangat indah.
"Baiklah, hamba akan menunggu saat itu tiba" Kata Ratu Ivana tersenyum bahagia.
"Jangan kawatir, itu tak akan lama" kata Bejo penuh optimis.
"Lalu siapa yang tuan pilih untuk ritual pertama?" tanya Ratu Ivana selanjutnya.
Bejo sedikit berfikir tapi tetap tidak tau ingin memilih siapa. Mereka semua sangat cantik, namun Bejo mungkin tak akan tahan bila memulai dengan yang terlalu cantik meski tak sampai secantik Ratu Ivana.
Mungkin dia harus mulai dari yang terjelek. Bejo sangat yakin, peri terjelek di tempat ini pasti jauh lebih cantik dibandingkan wanita tercantik diluar pulau ini.
"Mungkin aku harus memulai dari peri yang paling tidak cantik. Supaya tubuhku saat ini bisa mengimbangi energi yang diperlukan" kata Bejo memutuskan.
"Terima kasih tuan" kata Peri Zara yang tiba tiba bersuara dengan senyum bahagia.
"Mengapa kamu berterima kasih?" tanya Bejo heran, seingatnya dia tidak memberikan apa apa.
"Tuan. Kecantikan peri disini meningkat sesuai dengan meningkatnya umur kami."
"Hamba bisa menjadi yang tercantik karena usia hamba adalah yang tertua" ucap Ratu Ivana menjelaskan.
Makin tua makin cantik? Aku pikir itu hanya ungkapan. Ternyata ada hal seperti itu di dunia ini? Ucap Bejo dalam hati.
"Lalu peri Zara?" tanya Bejo memastikan.
"Dia adalah yang termuda" kata Ratu Ivana dengan tersenyum.
"Secantik kamu, seindah kamu, adalah yang paling tidak cantik?" Kata Bejo keheranan sambil memandangi wajah cantik Peri Zara yang terlihat sangat sempurna.
Ditambah lagi saat ini Peri Zara tidak lagi memakai kain penutup bagian atas tubuhnya karena tadi dilepas saat panik.
Bejo benar benar tidak sabar ingin segera menubruknya saat itu juga.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
KuPenjahatUsil
Lagi banyak cet cot.. Garap saja la sorang2... Bacul ini mc
2024-04-15
0
Gatot Suharyono
yaaaaach. . . . letoy !?
bisa2. . . . peltu ini !
2024-02-28
0
Retno Anggiri Milagros Excellent
hem.. bejo.. Dewa apa.tuu...🤭😂😂😍
2023-12-08
1