Menggunakan kekuatannya, Ratu Ivana segera membawa Bejo berpindah dari Tempat Suci ke Istana Peri. Mereka segera muncul di ruangan dengan meja makan besar yang telah tersedia banyak makanan.
Sebagai seseorang yang dulu hidup sederhana di kampung nelayan, Bejo belum pernah melihat makanan sebanyak itu. Apalagi seluruh makanan itu terlihat enak.
"Mengapa begitu banyak makanan? Apa aku terlihat rakus?" tanya Bejo yang merasa para peri sangat berlebihan dalam menghidangkan makanan.
"Setiap peri ingin menyiapkan satu makanan untuk tuan. Tentu saja jadi cukup banyak. Mohon tuan tidak keberatan" Ratu Ivana hanya bisa meminta maaf karena ulah para peri.
"Baiklah, tapi untuk kali ini saja. Lain kali, hanya satu peri yang perlu menyiapkan makanan untukku." kata Bejo tidak ingin membuang buang makanan.
"Silahkan tuan" ucap Ratu Ivana mempersilahkan Bejo menikmati hidangan.
Bejo pun segera duduk di kursi yang telah disiapkan di meja makan. Begitu banyak makanan, Bejo jadi bingung harus menyantap makanan yang mana.
Sejujurnya Bejo memang tidak lapar, namun makanan di depannya memang terlihat sangat lezat. Apalagi, para peri sudah menyiapkan makanan itu dengan susah payah. Mereka pasti sedih jika dia tidak memakannya.
"Kamu tidak ingin menemaniku makan?" tanya Bejo yang melihat Ratu Ivana tetap berdiri.
"Tuan, Ivana tidak bisa makan tanpa membuka cadar." ucap Ratu Ivana tersenyum lembut.
"Jadi aku harus menghabiskan ini sendiri?" tanya Bejo merasa enggan.
"Bagaimana kalau beberapa peri menemani tuan makan?" Tanya ratu Ivana menyarankan.
"Aku sedang istirahat." Kata Bejo mengingatkan.
Bejo sedang meluangkan waktunya untuk menemani Ratu Ivana, jadi bagaimana mungkin dia mengijinkan peri lain datang. Itu hanya akan membuat Ratu Ivana terpukul sedih.
"Ivana bisa menyuapi tuan jika tuan berkenan" kata ratu Ivana menggoda Bejo.
"Aku bukan bayi" Jawab kesal Bejo sambil menghela nafas.
Bejo pun perlahan mulai mencoba makanan yang telah disajikan para peri. Awalnya dia hanya sekedar mencicipi makanan karena memang tidak lapar.
Tapi setelah merasakan lezatnya makanan itu, Bejo jadi tidak berhenti menyantapnya. Bejo bahkan terlihat sedikit rakus memakannya.
Dan anehnya, Bejo seperti bisa menghabiskan seluruh makanan itu tanpa merasa kekenyangan. Sepertinya memang ada yang aneh dari tubuhnya.
"Sepertinya tuan cukup lapar" kata ratu Ivana kembali menggoda Bejo.
"Aku akan menghukum mu setelah ini" ancam Bejo sambil tetap rakus menghabiskan makanan.
Hukuman? Apakah yang seperti sebelumnya? Pikir Ratu Ivana mulai sedikit ketakutan.
Hukuman yang pernah dia diterima sebelumnya, memang membuatnya bahagia seperti mendapat hadiah. Tapi entah kenapa, itu juga membuat pikirannya jadi sangat kacau.
Ratu Ivana jadi sulit mengendalikan diri jika teringat dengan hal itu. Jika sekali hukuman bisa mengacaukan pikirannya. Bagaimana jika kedua kali? Itu pasti benar benar menyiksanya.
Ratu Ivana kini baru tersadar, tuannya bisa memberikan hukuman yang begitu menyiksa tanpa melukai. Mampu menjadikan kebahagiaan menjadi siksaan, itu benar benar luar biasa. Dia harus lebih berhati hati mulai dari sekarang.
"Mengapa begitu gugup? Aku tidak benar benar akan menghukum mu." kata Bejo tersenyum puas karena berhasil membalas Ratu Ivana.
"Benarkah? Tuan tidak akan menghukum Ivana?" Tanya Ivana menyakinkan.
"Menghukum mu sama dengan menghukum diriku sendiri. Aku tidak ingin pingsan lagi" kata Bejo menghela nafas.
"Terima kasih tuan" ucap Ratu Ivana bersyukur dan menghela nafas lega.
Setelah selesai makan, Bejo kembali meminta Ratu Ivana menemaninya berkeliling. Bejo merasa perlu mengetahui beberapa hal tentang Pulau Bidadari, karena dia sekarang seperti Raja di tempat itu. Mereka pun mengunjungi satu per satu tempat sambil terus mengobrol.
"Tuan. Apakah benar ritual itu, begitu nikmat?" tiba tiba Ratu Ivana bertanya di tengah obrolan, karena merasa sangat penasaran.
"Lebih baik jangan bertanya, aku tak bisa berbohong" kata Bejo memperingatkan.
"Lalu, apakah giliran Ivana bisa dipercepat?" tanya ratu Ivana dengan tersipu malu.
"Kamu ingin aku segera mati? kita bisa melakukannya sekarang" ucap Bejo sambil menghela nafas.
"Tuan, aku hanya asal bertanya. Tolong jangan diambil hati" kata ratu Ivana dengan tersenyum dibalik cadarnya.
"Jika aku bisa melakukannya dengan mu sejak awal, mungkin tidak akan ada giliran peri lain" Kata Bejo dengan tulus.
"Tuan terlalu melebih lebihkan ku" kata Ratu Ivana tertunduk malu.
"Lagipula, menjadi yang terakhir mungkin bukan hal yang buruk" kata Bejo mulai bermain trik.
"Maksud tuan?" tanya ratu Ivana bingung.
Menjadi yang terakhir, bagaimana mungkin itu bukan hal buruk? pikir Ratu Ivana dalam hati.
"Yang terakhir menjalani ritual denganku, mungkin adalah yang pertama menjadi bidadari. Atau bahkan mungkin satu satunya." ucap Bejo asal asalan.
"Benarkah? Mengapa bisa begitu?" tanya Ratu Ivana makin penasaran.
"Kamu sekarang adalah peri terkuat. Dan saat melakukan ritual dengan mu, aku mungkin sudah mengembalikan sebagian besar kekuatanku. Bagaimana menurut mu hasil ritualnya?" ucap Bejo bermain teka teki.
"Efek pusaka tuan akan lebih besar?" tebak ratu Ivana dengan wajah berseri.
"Aku tak bisa menjamin. Sebelum nya aku pernah sampaikan, ritual ku belum tentu berhasil" kata Bejo pesimis. Dia hanya dewa gadungan, mana mungkin akan punya kekuatan dewa.
"Tuan, jika ritualnya tidak berhasil, Zara tidak akan bertambah kuat. Dan kekuatan tuan, bukankan juga sedikit pulih?" ucapan Ratu Ivana ini seperti menyadarkan Bejo akan sesuatu. Bejo pun sedikit merenung.
Benar juga, mengapa kekuatan Zara bertambah besar. Dan kekuatan yang dia dapatkan sekarang? Apakah itu karena ritual? pikir Bejo sedikit heran.
"Tuan, jangan terlalu menganggap remeh diri tuan sendiri. Tuan adalah Raja Dewa" ucap Ratu Ivana yang sangat optimis dengan tuannya.
"Kita lihat saja nanti, ini baru awal. Saranku, jangan terlalu berharap tinggi. Kadang, Harapan bisa menjatuhkan mu" ucap Bejo sok bijaksana.
Sebenarnya dia mengatakan ini agar tidak dibunuh para peri, jika hasil ritual dengan mereka tidak memberikan efek seperti yang diharapkan. Dia hanya manusia biasa, keajaiban pasti hanya kebetulan dan tidak bisa terlalu diandalkan.
Setelah seharian berkeliling, mereka berdua akhirnya kembali ke Istana. Bejo merasa mendapatkan lagi ketenangannya yang sempat terganggu setelah ritual dengan peri Zara sebelumnya.
Bejo mulai menyadari satu hal. Tubuhnya memang seperti telah mendapatkan kekuatan baru, namun kekuatan tubuh juga memerlukan pengendalian pikiran yang lebih.
Bila kekuatan mentalnya tidak bisa mengimbangi kekuatan tubuhnya, dia mungkin bisa kehilangan kendali tubuhnya seperti sebelumnya. Atau yang lebih buruk, dia mungkin bisa saja menjadi gila.
Sepertinya ucapan asal asalan yang dia lontarkan, tentang racun tubuh yang bisa mengambil alih kesadaran bukanlah tidak mungkin.
Dan keputusan Bejo mengambil waktu istirahat setelah ritual adalah tepat. Ratu Ivana seperti obat penawar bagi Bejo dari Racun Ritualnya sendiri.
Selama ini Bejo memang tidak pernah memiliki seseorang yang dekat dengannya apalagi seorang wanita. Kehadiran Ratu Ivana serasa mengisi satu sisi kosong dalam dirinya.
Bejo merasa sangat nyaman saat mengobrol dan bercanda dengan Ratu Ivana. Mereka berdua bahkan terlihat seperti pengantin baru yang bahagia.
"Tuan, sudah waktunya Ivana undur diri. Peri Ratih akan segera hadir menemani tuan Ritual" ucap Ratu Ivana berpamitan.
"Aku masih perlu istirahat. Tidak bisakah kamu menemani ku lebih lama?" tanya Bejo seolah enggan membiarkan Ratu Ivana pergi.
Ratu Ivana tertegun mendengar ucapan Bejo. Dia tidak menyangka tuannya akan menahannya untuk tetap tinggal. Selama seharian ini, dia sangat khawatir kalau tuannya akan menyesali keputusan telah meluangkan waktu untuknya.
Tapi ternyata, tuannya begitu tulus menyayanginya. Ratu Ivana benar benar merasa sangat bersyukur.
"Tuan, Ritual anda sangat penting. Lagipula, peri Ratih pasti sudah sangat tidak sabar. Ivana tidak ingin dibenci para saudari muda" kata Ratu Ivana yang juga tak rela mengakhiri waktunya dengan Bejo.
"Terima kasih sudah menemaniku seharian" ucap Bejo tulus.
"Maaf tuan, Ivana tidak bisa melayani tuan dengan baik." jawab Ratu Ivana tertunduk sedih.
"Sebenarnya kamu juga telah melayaniku Ritual. Kamu hanya tidak menyadarinya." kata Bejo tersenyum.
"Melayani tuan ritual? Bagaimana itu bisa? Ivana bahkan tidak melakukan apa apa." ucap lemah Ratu Ivana yang merasa Bejo hanya menghiburnya.
Ratu Ivana jelas percaya bahwa tuannya tidak mungkin berbohong. Namun, dia merasa tidak memberikan pelayanan seperti yang ada pada lukisan di dinding. Apalagi adegan yang dilihatnya saat mengintip Bejo dan Peri Zara.
"Banyak hal yang tidak bisa dilukiskan dengan gambar bahkan kata kata. Sehingga Bidadari mu hanya melukiskan Ritual Pembangkitan Kekuatan Dewa." kata Bejo memulai suatu rangkaian cerita panjang tak berujung.
"Maksud tuan, ada Ritual lain yang tak bisa dilukiskan oleh Yang Mulia Bidadari?" tanya Ratu Ivana
"Benar, Itu adalah Ritual Pengendali Kekuatan" kata Bejo dengan wajah penuh martabat.
"Pengendali Kekuatan?" ratu Ivana tampak masih sedikit tidak paham.
"Ritual itu adalah kelanjutan dari Ritual Pembangkitan Kekuatan. Tujuan dari Ritual itu adalah menyeimbangkan kekuatan tubuh dengan kekuatan pikiran" kata Bejo menjelaskan.
"Menurutmu, bagaimana jika seseorang memiliki kekuatan tubuh yang besar namun tidak memiliki kekuatan pikiran yang kuat?" tanya Bejo seperti seorang guru yang mengajari muridnya.
"Dia akan kehilangan kendali tubuhnya? Apakah itu yang terjadi pada tuan sebelumnya?" tanya Ratu Ivana mengingat kejadian di akhir Ritual Bejo dengan Peri Zara.
Saat itu Bejo terlihat seperti tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Dia bahkan tidak bisa menghentikan ritual meski sangat khawatir dengan kondisi peri Zara yang sudah sangat lemah. Bejo pun terpaksa memanggil ratu Ivana agar dapat segera menyudahi ritualnya.
"Itu sebabnya aku memutuskan mengambil waktu istirahat setelah ritual dengan satu peri." ucap Bejo sambil mengamati reaksi Ratu Ivana.
"Jadi saat beristirahat, tuan sebenarnya sedang melanjutkan ritual berikutnya?" tanya Ratu Ivana menduga duga.
"Benar. Dan aku membutuhkan bantuan mu untuk itu" jawab Bejo dengan mengangguk.
"Mengapa tuan memilih Ivana?" ratu Ivana tidak berhenti mengajukan pertanyaan seperti seorang murid yang sedang belajar.
"Meski dengan Bidadari sekali pun, aku memerlukan orang yang cocok untuk melakukan Ritual Pengendali Kekuatan. Sangat sulit untuk menemukan yang seperti itu" ucap gombal Bejo.
"Apakah hanya Ivana yang cocok dengan Ritual tuan itu?" ratu Ivana tertunduk malu dengan pertanyaannya sendiri.
"Saat pertama melihatmu, aku seperti menemukan suatu kecocokan. Itu bisa disebut sebagai Chemistry."
"Mungkin karena kamu mewarisi sebagian besar kekuatan dan kepribadian bidadari leluhur mu." ucap Bejo.
Entah mengapa Bejo sampai mengeluarkan kata kata buaya seperti itu. Bejo juga merasa sedikit aneh.
Cocok dengan tuannya? Ucapan Bejo itu membuat pipi Ratu Ivana memerah. Entah mengapa setelah mendengar ucapan dan penjelasan Bejo itu, jantung Ratu Ivana sedikit berdebar.
Ratu Ivana bahkan merasa, ada hal baik yang terjadi dalam dirinya. Namun dia masih tidak tau apa hal baik yang dia rasakan itu. Dia sepertinya sedikit tercerahkan akan sesuatu.
"Tuan, bagaimana jika anda tidak menemukan pasangan yang cocok untuk ritual pengendali kekuatan?" ratu Ivana bertanya dengan sedikit kawatir.
"Tentu aku tidak akan melanjutkan Ritual Pembangkitan Kekuatan dengan para peri" kata Bejo tidak yakin dengan ucapannya sendiri.
Laki laki mana yang bisa menolak seribu peri cantik. Tapi, hal ini juga membuatnya jadi sedikit merenung.
"Mengapa tuan tidak melanjutkannya? bukankah tuan harus mengembalikan kekuatan tuan?" tanya ratu Ivana yang tidak mengerti
Mengapa tuannya sampai rela menghentikan ritual yang bisa mengembalikan kekuatannya? Apakah benar sangat bahaya? Pikir Ratu Ivana penasaran.
"Seperti apa jadinya, seseorang dengan kekuatan dewa yang tak bisa mengendalikan dirinya?" Bejo hanya balik bertanya.
"Maksud tuan, seperti Iblis?" tanya Ratu Ivana dengan wajah ketakutan.
"Kamu cukup mudah diajari" ucap Bejo tersenyum penuh arti.
"Tuan, seperti apa ritual pengendalian kekuatan itu? Mengapa Ivana bahkan tidak menyadari nya?" Ratu Ivana masih merasa sedikit heran.
"Sudah kukatakan, ada hal yang tak bisa dilukiskan dengan gambar bahkan kata kata." Kata Bejo mengingatkan.
Ratu Ivana hanya termenung seperti berpikir keras.
"Tidak perlu dipikirkan. Suatu saat kamu akan mengerti bahkan tanpa perlu aku jelaskan." kata Bejo yang malas kalau harus mengarang cerita panjang.
"Terima kasih tuan atas ajarannya" ucap Ratu Ivana membungkuk penuh syukur.
Hati Ratu Ivana benar benar terasa tercerahkan mendengar omong kosong Bejo.
"Kamu bisa menemui ku kapan saja jika mau. Tak perlu takut mengganggu Ritual ku. Aku mungkin memerlukan bantuan mu saat terdesak" Ucap Bejo memberi ijin.
"Tuan, bolehkah Ivana mengajukan permintaan?" ucap ratu Ivana sedikit ragu.
"Tenang saja, aku akan menyembunyikan pusaka ku begitu kamu datang" ucap Bejo tersenyum.
"Terima kasih tuan" ucap ratu Ivana tersenyum lega.
Sebelumnya Ratu Ivana merasa kawatir akan dianggap lancang karena meminta sesuatu seperti itu. Namun ternyata tuannya sudah menebak dengan tepat apa yang ingin dia sampaikan.
Ratu Ivana benar benar tak sanggup jika harus melihat pusaka Bejo. Dia khawatir itu, akan membuatnya tersiksa menanti gilirannya tiba.
"Tidak perlu berterima kasih. Bukankah aku juga meminta mu menutup tubuh?" ucap Bejo penuh pengertian.
Ratu Ivana sangat kagum dengan perhatian tuannya. Tuannya benar benar sangat peka dengan perasaan para peri. Dia bisa langsung mengerti apa yang dia pikirkan tanpa perlu menjelaskan. Benar benar sosok yang sangat mulia.
Saat mereka berdua sedang asik mengobrol, peri Ratih telah tiba di tempat itu setelah sebelumnya menerima panggilan Ratu Ivana. Dia sengaja tidak langsung menyapa karena tidak ingin mengganggu kemesraan tuannya dengan ratu Ivana yang sangat romantis.
Peri Ratih bahkan sangat mengagumi Ratu Ivana yang bisa membuat tuannya terlihat sangat bahagia, meskipun tanpa menemani ritual. Sungguh layak menjadi Ratu mereka.
"Tuan. Peri Ratih sudah hadir, Ivana akan undur diri" pamit Ratu Ivana yang tidak ingin menunda Ritual Bejo lebih lama.
"Baiklah. Aku tidak akan menahan mu lagi" kata Bejo yang juga sudah mulai gelisah karena matanya sempat melirik Peri Ratih.
Setelah berpamitan, Ratu Ivana segera menghilang tanpa jejak. Pandangan Bejo langsung tertuju Pada Peri Ratih yang sejak tadi menunggu.
Peri Ratih memang sedikit lebih cantik dari peri Zara. Dari segi kecantikan wajah saja, dia terlihat lebih manis. Dan bukan itu saja, tubuh peri Ratih Ratih benar benar sempurna dan ideal. Bejo sampe menelan ludah memandanginya.
"Tuan" ucap Peri Ratih yang mendekat dan membungkuk hormat dengan senyum manisnya.
Bejo sampai tidak bisa berkata apa dan hanya melongo menyaksikan kecantikan peri Ratih dengan busana minim khas para peri.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
KuPenjahatUsil
Adus bikin geram sama mc. Banyak bertele2. Baru sorang sudah lembek.. Hemmmm lemah tor bikin mc nya. Tapi tamaknya semua dia mahu garap 😆🤣 guna sabun lagi bagus itu mc
2024-04-15
0
absolut
lanjut
2024-02-15
0
Retno Anggiri Milagros Excellent
wah...pak Bejo.keren.nih.. dapat yang baru lagi.. 🤭😂😍
2023-12-09
1