Di Aula Istana Peri, Ratu Ivana dan para peri akhirnya bisa bernafas lega. Tuan mereka Raja Dewa ternyata tidak memasukkan kelancangan peri Zara kedalam hati.
Seperti halnya peri Zara, para peri kini merasa makin kagum dengan karakter tuannya yang murah hati dan penyayang.
"Ratu, sepertinya ritual tuan sudah dimulai" kata salah satu peri melihat Bejo yang mulai mengarahkan pusakanya seperti adegan dalam lukisan Bidadari.
"Benar, mari kita perhatikan. Kita perlu mempelajari cara ritual agar tidak salah melayani tuan." ucap Ratu Ivana menasehati para peri.
Seluruh peri yang sedang mengintip seketika langsung menjadi sangat fokus. Mereka benar benar seperti seorang murid yang sedang menyaksikan gurunya mempraktekan ilmu.
Mata mereka semua tertuju ke arah Pusaka Dewa milik tuannya yang terlihat begitu gagah. Entah mengapa mereka langsung merasa nafas mereka menjadi tidak teratur.
Dalam adegan di cermin pengintai, Bejo terlihat sangat hati hati menggunakan pusaka dewanya. Dan begitu pusaka itu menusuk peri Zara, terdengar suara peri Zara merintih kesakitan.
Peri Zara bahkan terlihat menggigit bibirnya karena menahan sakit. Bejo juga terlihat menahan sesuatu yang membuat tubuhnya sedikit bergetar.
Para peri tidak tahu bahwa sebenarnya Bejo sedang menikmati moment pertama merenggut keperawanan Peri Zara sekaligus moment kehilangan perjakanya.
"Apakah sesakit itu?" ucap salah satu peri yang merasa ngeri melihat peri Zara menahan sakit.
"Perhatikan saja, jangan banyak bicara" tegur Ratu Ivana yang juga merasa sedikit cemas.
Apalagi setelah beberapa saat, Bejo terlihat memompa pusakanya dan membuat peri Zara seperti makin kesakitan.
Para peri menjadi mulai sedikit panik. Namun karena ratu mereka memerintahkan untuk memperhatikan dengan diam, mereka hanya bisa menahan gelisah di hati mereka.
Setelah beberapa menit menyaksikan adegan ritual Bejo dengan peri Zara, para peri Marasa ada sesuatu yang aneh.
Peri Zara sepertinya tidak lagi merasa kesakitan. Dari raut wajahnya, peri Zara terlihat mulai menikmati ritual itu.
Mereka bahkan dengan jelas mendengar Bejo dan peri Zara bergantian melenguh serta mengucapkan kata "Enak, nikmat, geli".
Bagaimana bisa rasa sakit berubah jadi enak, nikmat bahkan geli?
Semakin lama, wajah Ratu Ivana dan para peri yang mengintip menjadi memerah. Mereka benar benar penasaran seperti apa rasanya ritual dengan tuannya itu.
Dalam pandangan mereka, Bejo dan peri Zara seperti sangat menikmati ritual itu hingga mereka tidak berhenti bahkan sampai memasuki malam.
Bejo dan peri Zara sama sekali tidak terlihat seperti seorang tuan dan pelayan. Mereka terlihat bermesraan, mendesah keenakan dan bahkan tersenyum bahagia.
Peri Zara bahkan terlihat begitu lancang meminta Bejo memainkan pusakanya. Seolah pusaka dewa itu benar benar memberikan suatu kenikmatan yang luar biasa.
Pemandangan yang disajikan Bejo dan peri Zara benar benar membuat para peri merasa iri bahkan cemburu.
Jika ritual itu memang begitu nikmat, mengapa peri Zara sangat beruntung menjadi yang pertama? Bukankah mereka semua lebih kuat dan bahkan lebih cantik?
Mereka benar benar tak sabar lagi menunggu giliran mereka melayani tuannya.
"Kita sudahi saja, tidak sopan mengintip tuan saat ritual" Kata Ratu Ivana yang mulai kesulitan mengatur nafasnya.
"Tapi ratu.." ucap para peri yang masih betah mengintip.
"Jangan membantah" ucap tegas Ratu Ivana yang segera melenyapkan cermin pengintai dengan kekuatan perinya.
...
Setelah hampir seharian melayani Bejo dalam ritual, peri Zara akhirnya kelelahan. Tubuhnya kuatnya sebagai seorang peri seperti tak bisa lagi mengimbangi Bejo.
Entah mengapa tenaga Bejo seperti tak ada habisnya. Mungkin karena peri Zara memang terlalu cantik dimata Bejo.
"Tuan, maaf. Zara lemas" ucap lemah peri Zara setelah pergulatan panjangnya bersama Bejo.
Bejo pun akhirnya tersadar dari kebrutalan dan menyudahi aksi gilanya.
"Baiklah, kita istirahat" ucap Bejo tersenyum dan dengan berat hati melepaskan tindihan tubuhnya dari peri Zara.
"Tuan, mengapa ritual ini, begitu nikmat?" tanya peri Zara sambil tersengal mengatur nafasnya.
"Kamu suka?" tanya Bejo sambil tersenyum.
Peri Zara pun mengangguk lemah menatap wajah Bejo seakan memandang pria paling menawan.
"Tuan, bolehkah hamba saja yang terus menemani tuan ritual?" tanya peri Zara sambil tersenyum manja.
"Kenapa?" tanya Bejo pura pura bodoh sambil tetap tersenyum sok ganteng.
"Zara ingin bisa terus melayani tuan. Apalagi ritual ini, sungguh nikmat" ungkap peri Zara tertunduk malu.
"Aku tidak keberatan, tapi.." ucap Bejo terputus.
"Zara paham tuan, hamba tidak secantik yang lain" kata peri Zara dengan sedih.
"Kamu tak kalah cantik dengan yang lain" hibur Bejo sambil membelai wajah cantik peri Zara yang terlihat sedih.
"Tuan, Zara sadar diri, tidak perlu terus menghibur Zara" imbuh peri Zara sambil menghela nafas.
"Jika aku hanya melakukan ritual dengan mu, mungkin butuh 500 tahun untuk mengembalikan kekuatan ku." ucap Bejo.
"Sedangkan tubuh lemah ku ini hanya bisa bertahan paling lama 100 tahun lagi" imbuh Bejo mengarang cerita.
Meski peri Zara sangat cantik, mana mungkin Bejo rela melepas 999 peri lainnya yang bahkan lebih cantik. Terutama Ratu Ivana, dia benar benar kecantikan yang mengerikan.
Namun tentu saja Bejo harus membuat alasan yang masuk akal dan tidak terlihat egois. Bagaimanapun dia kini dianggap dewa oleh para peri ini.
"Tuan benar, Zara terlalu egois. Hamba sampai lupa memikirkan tentang tuan dan saudari peri yang lain, mereka pasti juga sangat ingin melayani tuan." kata peri Zara mencoba menekan keinginannya.
"Kamu tidak perlu sedih. Setelah kekuatan dewa ku kembali, aku akan menjadikan kalian semua Bidadari. Kalian bisa melayani ku selamanya" Ucap Bejo memberi harapan palsu.
"Benarkah?" Mata peri Zara sangat berbinar hingga berkaca kaca.
"Tentu, dewa tak pernah berbohong" ucap Bejo membual.
"Baiklah, Zara akan menunggu. Lagipula 150 tahun tidak lama" ucap peri Zara dengan penuh kerinduan.
"Bersabarlah" Kata Bejo sok bijaksana.
Bejo pun mengecup kening peri Zara dengan mesra hingga membuat pipi peri Zara memerah.
"Kamu sudah pulih?" tanya Bejo dengan tersenyum.
"Sedikit. Tuan mau melanjutkan?" ucap peri Zara dengan senyum seindah bunga.
Bejo hampir saja tak tahan dan bilang iya. Namun, Bejo merasa tak perlu terlalu menggebu. Dia harus mulai belajar mengendalikan nafsunya.
Lagipula masih ada banyak waktu, dia bisa melakukan itu kapan saja dan masih banyak peri cantik yang siap melayaninya kapan saja.
"Tak perlu buru buru. Kita bisa melakukannya nanti" ucap Bejo sambil mulai berdiri dan memakai pakaiannya.
"Lalu, apa tugas Zara? Tuan, jangan usir Zara." kata peri Zara dengan wajar memohon kawatir akan diusir oleh Bejo dan digantikan peri yang lain.
"Bangunlah, temani aku berkeliling. Tempat ini pasti sangat indah" perintah Bejo setelah selesai berpakaian.
Peri Zara pun segera bangkit dari ranjang dengan semangat. Dia sangat gembira diminta menemani tuannya berkeliling Pulau Bidadari.
Setidaknya dia pasti bisa lebih lama bersama tuannya. Dan kesempatan ini pasti tidak akan di dapat oleh saudari perinya yang lain.
"Kau akan pergi dengan telanjang?" ucap Bejo yang tak tahan melihat peri Zara berdiri telanjang.
Meski hanya dia sendiri satu satunya lelaki di pulau bidadari, dia tetap merasa aneh jika harus mengobrol dengan wanita yang telanjang, walaupun itu sangat cantik.
Peri Zara pun tertunduk malu dan segera memunculkan kain menutupi tubuhnya seperti biasanya.
"Kemana tuan ingin pergi?" tanya peri Zara dengan sangat gembira.
"Karena sudah malam, cari saja tempat yang indah di malam hari" jawab Bejo dengan tenang.
"Bagaimana kalau ke pemandian? Di sana ada air hangat yang segar. Cahaya bulan di tempat itu juga sangat indah" ajak peri Zara antusias.
"Baiklah. Mari kita kesana" lanjut Bejo.
Peri Zara pun mengangguk dan menyelimuti Bejo dengan kekuatannya lalu menghilang dari kamar itu. Detik berikutnya mereka segera muncul di tepi sebuah kolam yang sangat indah.
Air di kolam itu terlihat sangat jernih dan segar. Di sekeliling kolam terdapat ukiran batu dan ditanami bunga bunga yang indah. Sungguh seperti tempat pemandian putri raja.
"Tuan ingin mandi?" tanya peri Zara dengan mata genit yang menggoda.
"Tentu, tapi tidak sekarang. Kita duduk disana dulu" Bejo pun menunjuk tempat dengan beberapa kursi batu panjang dan meja di depannya.
"Mari tuan" ucap peri Zara memimpin jalan.
"Duduklah. Ceritakan tentang kalian para peri" ucap Bejo setelah duduk di salah satu kursi batu panjang yang ada.
"Apa yang ingin tuan dengar?" tanya peri Zara setelah duduk di sebelah Bejo.
"Apa saja. Ceritakan apapun tentang kalian" kata Bejo setelah menarik perlahan tubuh peri Zara dan memeluknya dari samping.
Peri Zara pun merasa sangat bahagia duduk sambil dipeluk Bejo. Dia segera memunculkan beberapa buah buahan dan air minum di meja depan mereka.
Bejo pun mengambil salah satu buah dan memakannya sambil menunggu peri Zara bercerita.
"Kami para peri diciptakan oleh Yang Mulia Bidadari dari kekuatannya. Ratu Ivana adalah yang pertama diciptakan, dan Zara adalah yang terakhir. Setelah menciptakan hamba, Yang Mulia Bidadari tertidur karena kehabisan kekuatan" kata peri Zara sambil menuangkan air minum untuk Bejo.
"Dimana Bidadari tertidur?" tanya Bejo penasaran.
"Ada ruangan khusus di dekat Istana. Namun, hanya Bidadari yang bisa membukanya. Ruangan itu tertutup setelah bidadari tertidur di dalam" lanjut peri Zara.
"Kalian tidak bisa membukanya?" tanya Bejo heran. menurutnya para peri ini cukup sakti, jadi mengapa mereka tidak bisa membuka sebuah pintu ruangan.
"Bahkan Ratu Ivana yang terkuat tidak bisa membukanya" kata peri Zara sambil menggelengkan kepalanya.
"Tapi mungkin tuan ku bisa membukanya. Bagaimanapun tuan adalah Raja Dewa" ucap peri Zara penuh harap.
"Jika kekuatan ku seperti dulu mungkin saja bisa. Tapi sekarang, aku tidak yakin" ucap Bejo pesimis.
"Bagaimana tuan tahu bila belum mencoba?" bujuk peri Zara.
"Tak perlu buru buru, suatu saat aku pasti akan membukanya untuk kalian" ucap Bejo malas mencoba hal yang tak berguna.
Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal yang bahkan tak bisa dilakukan para peri sakti. Dia hanya Dewa gadungan. Daripada mempermalukan diri sendiri, lebih baik tidak mencoba.
Meskipun dia juga sedikit penasaran dengan bidadari yang pasti lebih cantik dari para peri, tapi wajahnya sendiri jauh lebih penting. Dan kalau pun akan mencoba, lebih baik melakukannya tanpa sepengetahuan para peri.
"Kami para peri juga memiliki berapa kekuatan utama yang berbeda" lanjut peri Zara bercerita.
"Oh, seperti apa?" tanya Bejo penasaran.
"Zara memiliki kekuatan api. Seperti ini.." kata peri Zara sambil berdiri dan memperagakan kekuatannya.
"Hah" ucap peri Zara terkejut karena api yang dikeluarkannya sangat besar dan hampir membakar seluruh tanaman bunga di depannya.
"Ada apa?" tanya Bejo melihat reaksi peri Zara yang tak biasa saat mengeluarkan kekuatannya.
"Kekuatan Zara, sepertinya lebih besar." ucap peri Zara keheranan.
Peri Zara tadinya hanya ingin mengeluarkan api kecil untuk menunjukkan kekuatannya. Tapi ternyata api yang dihasilkan hampir sebesar api yang bisa dikeluarkannya saat menggunakan kekuatan penuh.
Itu sangat membuat Peri Zara terkejut. Jika sedikit kekuatannya bisa menciptakan api sebesar itu, bagaimana api yang bisa dia hasilkan dengan kekuatan penuh.
"Tuan, boleh aku menguji sesuatu?" tanya peri Zara meminta ijin pada Bejo.
"Silahkan. Tapi, hati hati" ucap Bejo memperingatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
apa karena sdh jadi wanita sesungguhnya jadi kekuatannya bertambah?
2023-12-08
1