Setelah mendengar permintaan tuannya untuk menjadikan singgasana dapat memuat dua orang, Ratu Ivana mulai menggunakan kekuatannya untuk merubah singgasana sebelumnya.
Dengan mata terpejam Ratu Ivana mengarahkan telapak tangannya ke arah singgasana sambil membayangkan bentuk singgasana yang sama namun sedikit lebih lebar.
Tidak seperti saat menggunakan kekuatan peri, kali ini tangan Ratu Ivana tidak mengeluarkan cahaya seperti biasanya.
Saat sedang mengamati Ratu Ivana yang sedang menggunakan kekuatannya, tiba tiba Bejo merasa sedikit perubahan aura di ruangan aula istana.
Dari segala arah, seolah ada aliran energi menuju singgasana di depannya. Setelah aliran energi itu terkumpul di sekitar singgasana, perlahan singgasana itu mulai berubah menjadi singgasana yang sedikit lebih besar dan lebar.
"Jadi begitu" ucap Bejo seperti memahami sesuatu.
Ratu Ivana perlahan membuka matanya dan mengamati singgasana yang berhasil dirubahnya.
"Tuan, apakah itu cukup?" tanya Ratu Ivana meminta pendapat Bejo.
"Cukup" Kata Bejo mengangguk.
Ratu Ivana menghela nafas lega. Dia terlihat sedikit mengatur nafasnya, setelah menggunakan kekuatan barunya. Meski hanya membuat hal sederhana, sepertinya itu masih cukup menyulitkannya.
"Apakah kamu harus selalu menutup mata, saat menggunakan kekuatan baru mu?" tanya Bejo sambil mengamati Ratu Ivana.
"Benar tuan. Ivana tidak bisa berkonsentrasi jika tidak menutup mata." jawab Ratu Ivana.
"Seorang bidadari bisa melakukan itu tanpa menutup mata. Dia bahkan tidak perlu menggerakkan tangannya" kata Bejo membual dengan sok tahu.
"Itu, pasti sangat sulit. Mungkin Ivana perlu lebih melatihnya" kata Ratu Ivana penuh tekad.
"Tidak perlu. Hal itu tidak bisa dilatih" kata Bejo sambil mulai mencoba singgasananya.
"Tidak bisa dilatih? Mengapa begitu?" tanya Ivana penasaran.
Selama ini dia berfikir bahwa semua kekuatan perlu dilatih untuk bisa lebih sempurna. Namun baru saja tuannya mengatakan kekuatan barunya tidak bisa dilatih. Ratu Ivana jadi merasa tidak paham.
"Semakin kamu mencoba melatih kekuatan baru itu, kamu akan makin kesulitan melakukannya."
"Bahkan, kamu mungkin perlahan akan kehilangan kekuatan itu." kata Bejo menjelaskan.
"Benarkah?" Ratu Ivana seperti merasa makin aneh.
"Kamu bisa mencobanya jika tidak percaya" kata Bejo seolah tidak peduli.
"Tentu Ivana percaya pada tuan. Tapi, Ivana benar benar tidak paham. Bisakah tuan menjelaskan?" kata Ratu Ivana meminta diajari.
"Umurku baru 18 tahun. Mengapa kamu memperlakukanku seperti seorang guru?" kata Bejo melirik Ratu Ivana dengan sedikit kesal.
"Tuan adalah guru terbaik" Kata Ratu Ivana dengan senyum termanisnya mencoba merayu Bejo.
"Akan ku jelaskan nanti. Duduklah disini, apa kamu tidak ingin mencoba hasil karya mu?" kata Bejo menepuk tempat disebelahnya.
Ratu Ivana akhirnya menuruti Bejo dan segera duduk disampingnya. Namun setelah duduk, dia kembali tersenyum manis dan menatap mata Bejo.
"Baiklah, aku akan mengatakannya. Tapi jangan menatapku seperti itu."
Bejo pun akhirnya menyerah karena tak tahan di tatap ratu Ivana terus menerus. Apalagi senyum manis Ratu Ivana benar benar membuat jantungnya sangat berdebar.
"Katakan tuan" ucap gembira Ratu Ivana dengan senyum yang makin menawan.
"Berhentilah tersenyum. Aku jadi lupa dengan apa yang mau ku katakan." kata Bejo makin kesal karena nafasnya mulai tidak teratur melihat senyum ratu Ivana.
"Baiklah tuan. Silahkan mulai menjelaskan" ucap lemah Ratu Ivana menundukkan wajahnya dan merubah senyum manisnya menjadi wajah manyun.
Ada apa dengan wanita ini? Bahkan dengan wajah kesalnya, dia justru terlihat sangat imut. Kecantikannya memang terlalu menjengkelkan. Gerutu Bejo di dalam hati.
Bejo pun hanya bisa menghela nafas, dan mulai merangkai kata kata.
"Sederhana saja. Kekuatan bidadari diperoleh dari ketenangan jiwa. Jika kamu berusaha terlalu keras seperti berlatih, itu hanya akan menganggu ketenangan jiwa mu."
"Jika ketenangan jiwa mu hilang, bagaimana mungkin kekuatan mu tidak ikut hilang?" kata Bejo menjelaskan.
Setelah selesai menyampaikan kata kata nya, Bejo jadi seperti memikirkan sesuatu.
Apakah itu yang terjadi dengan bidadari leluhur para peri? Mengapa dia harus membagi kekuatan Bidadarinya menjadi seribu peri? Bejo jadi merasa menyentuh beberapa misteri.
"Jika Ivana tidak bisa melatih kekuatan baru itu, bagaimana kekuatan Ivana bisa berkembang?" tanya Ratu Ivana sedikit sedih.
Tidak bisa meningkatkan kekuatan bidadari yang baru didapatnya, bukankah artinya dia tidak akan bisa menjadi bidadari selamanya?
"Apakah kamu sudah lupa, bagaimana kamu mendapatkan kekuatan barumu?" tanya balik Bejo tersenyum.
Bejo kemudian bangkit berdiri dari kursi singgasana dan melangkah ke kamarnya, karena tidak ingin dikejar dengan pertanyaan lain oleh Ratu Ivana.
Benar, bagaimana aku bisa sampai lupa? Ratu Ivana akhirnya ingat.
Bukankah dia mendapatkan kan kekuatan itu dari ritual yang tidak disadarinya bersama tuannya?
Bukankah itu hal sama, yang harus dia lakukan untuk meningkatkan kekuatan barunya?
Ratu Ivana pun segera tersadar dan mengejar Bejo yang telah meninggalkannya menuju kamar pribadi. Jika dia ingin meningkatkan kekuatan bidadari yang baru didapatnya, hanya tuannya yang dapat membantunya.
Sesampainya di kamar, Bejo langsung menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Entah mengapa dia merasa sedikit lelah.
Mungkin karena dia terus dikejar pertanyaan oleh Ratu Ivana. Atau mungkin karena dia tidak tahan menghadapi wajah cantik Ratu Ivana yang begitu menguras pikirannya.
Bejo langsung menutup matanya dan tertidur. Ini adalah tidur pertamanya di pulau Bidadari selain pingsannya setelah menghukum Ratu Ivana. Dia bahkan sampai mendengkur karena terlalu lelap.
Melihat tuannya yang telah tertidur lelap, Ratu Ivana jadi tertegun. Apakah tuannya benar benar kelelahan? Apakah tuannya memang butuh waktu istirahat?
Entah mengapa hati Ratu Ivana merasa bahagia melihat tuannya dapat beristirahat dan tertidur lelap. Pikirannya bahkan ikut merasa nyaman. Seolah olah saat ini, dialah yang sedang beristirahat.
Ratu Ivana belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Baru kali ini dia merasakan suatu kenyamanan hanya dengan bersama seseorang.
Apakah ini karena Ritual Pengendali Kekuatan yang dimaksud tuannya? Sampai sekarang dia bahkan tidak mengerti sama sekali tentang cara melakukan ritual itu.
Sambil menjaga Bejo yang tertidur, Ratu Ivana pun duduk di salah satu kursi kamar dan mulai bermeditasi. Entah mengapa saat bermeditasi, mata Ratu Ivana jadi sedikit berat. Tanpa sadar, Ratu Ivana pun akhirnya ikut tertidur di kursi itu.
Setelah setengah hari tertidur, Bejo pun akhirnya terbangun. Tubuhnya terasa sangat segar. Pikirannya pun juga terasa jernih dan penuh ketenangan.
Bejo perlahan bangkit dari ranjangnya dan melihat Ratu Ivana tertidur di kursi kamar. Baru kali ini Bejo melihat Ratu Ivana tertidur. Wajah Ratu Ivana yang tertidur lelap terlihat sangat manis dan cantik.
Karena tidak ingin mengganggu Ratu Ivana yang tertidur, Bejo mulai menyibukkan diri dengan membaca beberapa buku yang ditinggalkan Bidadari leluhur para peri.
Sebagian besar buku itu hanya menceritakan gambaran kehidupan bidadari dan para dewa. Sepertinya buku buku itu memang ditulis oleh bidadari karena merindukan kehidupan dunia para dewa.
Sampailah Bejo pada buku yang terkahir. Buku itu terlihat sedikit lusuh. Sampul buku itu bahkan terlihat sangat sederhana dibanding buku yang lain.
Saat membuka halaman buku, Bejo merasa sangat heran. Karena ternyata, halaman buku itu semuanya kosong.
Untuk apa bidadari menyimpan buku kosong? Pikir Bejo dalam hati.
Ratu Ivana yang sejak tadi tidur akhirnya terbangun. Melihat Ratu Ivana yang telah bangun, Bejo pun menutup buku kosong di depannya dan menghampiri Ratu Ivana.
"Apakah tidur mu nyenyak?" tanya Bejo tersenyum meledek.
"Tuan, apakah tadi Ivana tertidur?" Tanya Ratu Ivana seperti merasa heran.
"Ada apa? Apakah ada yang salah dengan tidur mu?" tanya Bejo yang melihat sedikit kebingungan di wajah Ratu Ivana.
"Tuan, Ivana belum pernah tidur sebelumnya" jawab Ratu Ivana menjelaskan.
"Kamu belum pernah tidur? Selama 10 ribu tahun?" tanya Bejo yang jadi ikut heran.
Ratu Ivana hanya menggelengkan kepala. Dia masih merasa heran, mengapa dia tiba tiba bisa tertidur di kamar tuannya.
"Mengapa kamu tidak pernah tidur? Apa kamu tidak pernah mengantuk atau kelelahan?" tanya Bejo memastikan.
"Tentu Ivana pernah kelelahan. Tapi, biasanya Ivana hanya bermeditasi untuk memulihkan diri" kata Ratu Ivana yang masih sedikit bingung.
"Tidak perlu terlalu dipikir. Tidur adalah hal baik. Bukankah kamu merasa nyaman setelah bangun?" kata Bejo yang tidak mau memusingkan hal yang tidak perlu.
"Tuan benar. Ivana merasa sangat nyaman setelah tidur. Rasanya seperti meditasi beberapa tahun." jawab Ratu Ivana seperti memikirkan sesuatu.
Jadi tidur beberapa saat itu lebih berguna dari meditasi yang lama? Apakah itu tujuan Yang Mulia Bidadari tertidur di ruang rahasia? Pikir Ratu Ivana menduga.
Jika tidur sesaatnya setara dengan meditasi beberapa tahun, lalu bagaimana dengan tidur yang mulia bidadari yang sudah seribu tahun? Mungkinkah setara dengan meditasi jutaan tahun? Ratu Ivana terlihat masih merenung.
"Kesampingkan hal yang menganggu pikiran mu. Itu adalah kunci Ritual Pengendali kekuatan" kata Bejo menasehati.
Mendengar ucapan Bejo ini, Ratu Ivana jadi merasa tercerahkan. Bukankah hal ini yang sejak tadi ingin ditanyakan pada tuannya?
"Tuan, bagaimana jika pikiran yang mengganggu itu sulit disingkirkan?" tanya Ratu Ivana meminta nasehat.
"Jika tidak bisa disingkirkan, bagi saja denganku. Dengan begitu beban pikiran mu akan sedikit berkurang."
"Bukankah kita melakukan ritual itu bersama sama?" Jawab Bejo memasang senyum menawan.
"Itu sebabnya kita perlu mencari orang yang cocok untuk ritual ini?" tanya Ratu Ivana mulai sedikit paham.
"Benar, apa kamu sudah paham?" kata Bejo yang tidak ingin terus menggombal yang tidak perlu.
Dia hanya ingin membuat Ratu Ivana nyaman saat bersamanya, jadi mengapa haru direpotkan dengan penjelasan panjang tentang Ritual Pengendali Kekuatan yang hanya bualan nya.
"Bagaimana dengan para peri lain?"
"Jika tuan tidak menemukan Chemistry dengan mereka, apakah mereka tidak akan pernah bisa melakukan ritual seperti Ivana?" tanya ratu Ivana yang mengkhawatirkan saudari saudarinya.
"Mengapa pertanyaan mu begitu banyak?" kata Bejo mulai kesal dijejali pertanyaan beruntun.
"Tuan, ini pikiran yang mengganggu Ivana. Tidak bisakah aku membaginya dengan tuan?" kata ratu Ivana mulai merayu.
Senyum itu lagi? Menjengkelkan.!! Keluh Bejo dalam hati, hingga menghela nafas panjang.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
KuPenjahatUsil
Peri banyak soalan marah. Tapi mc banyak borak besar ngak pikir lagi bertele2... Lembek mc nya
2024-04-15
0
Retno Anggiri Milagros Excellent
nanti Bejo akan membual lagi dengan ritual awal.. 🤭😂😂😍
2023-12-09
2