"Kakak, Najwa sudah pulih. Mengapa Kakak tidak istirahat dulu?" gerutu Peri Najwa melihat Peri Inara masih terus bertahan.
Selain lebih cantik, peri Inara juga terbukti lebih tangguh dari peri Najwa. Dia sudah hampir seharian lebih mengimbangi Bejo tanpa istirahat.
Peri Najwa yang sebelumnya ikut melayani Bejo, hanya sanggup bertahan hingga sore meski melayani berdua dengan peri Inara.
"Najwa, mengapa harus menungguku istirahat?" kata peri Inara terlihat tidak mau berhenti meski cukup kelelahan.
Mendengar ini peri Najwa pun tidak tahan lagi. Dia akhirnya mendorong tubuh peri Inara yang sedang menunggangi tubuh Bejo dan langsung menggantikannya.
"Najwa, kamu keterlaluan" ucap Peri Inara kesal karena tiba tiba didorong sebelumnya.
Namun karena mulai kelelahan, peri Inara pun akhirnya membiarkan peri Najwa menggantikannya.
Suasana malam di tempat seperti hutan itu mulai menjadi gelap. Peri Inara akhirnya memunculkan perapian kecil untuk menerangi mereka.
Bejo yang terlalu menikmati pengalaman pertamanya melakukan ritual bertiga, seperti tidak mau berhenti dari kebrutalannya.
Peri Najwa yang baru saja menggantikan peri Inara dipaksa menyerah dalam beberapa jam.
"Tuan, Najwa sepertinya pingsan" kata peri Inara menyadarkan Bejo yang sedikit kehilangan kendali.
"Maaf, aku sedikit lepas kendali" kata Bejo menyudahi aksinya ada peri Najwa.
Bejo pun mulai menenangkan diri dan memulihkan pikirannya yang sedikit terganggu.
"Tuan tidak ingin melanjutkan denganku?" kata Peri Inara sedikit sedih melihat Bejo mulai berpakaian.
"Tentu. Tapi kita kembali dulu ke kamarku. Najwa perlu beristirahat" kata Bejo tersenyum nakal.
Peri Inara pun mengangguk, dan mulai membawa mereka bertiga kembali ke kamar Bejo dengan kekuatan perinya.
...
Dia aula istana peri, Ratu Ivana dan para peri terlihat masih berkumpul dan berdiskusi.
Mereka seperti ingin banyak belajar tentang ritual bersama tuannya. Ratu Ivana jadi kewalahan menjawab pertanyaan mereka.
Para peri bahkan merasa sangat kagum pada Ratu Ivana yang seperti sangat paham tentang tuannya.
Peri Ratih dan Peri Zara yang telah melakukan ritual dengan Bejo, bahkan merasa sedikit cemburu mendengar Ratu Ivana bisa menjawab segala hal tentang tuannya.
"Ratu, apa hal paling disukai tuan?" tanya peri Zara yang seperti merasa tidak mengenal tuannya dengan baik meski telah melayaninya.
Ratu Ivana tersenyum lembut mendengar pertanyaan peri Zara. Dia juga paham mengapa Peri Zara sampai menanyakan hal itu.
"Tuan menyukai segala hal dari kalian" Jawab Ratu Ivana dengan bijaksana.
"Mengapa begitu? Ratu, kami tidak sehebat anda. Pasti banyak kesalahan yang mungkin kami lakukan." Ucap salah satu peri yang sebentar lagi akan mendapatkan giliran melayani Bejo.
"Tuan bahkan mungkin akan menyukai kekurangan mu. Jadi layani saja tuan dengan tulus" ucap Ratu Ivana menenangkan kekhawatiran para peri.
"Jika kami membuat kesalahan, apa tuan akan menghukum kami?" tanya peri yang sebelumnya bertanya.
"Tentu, tuan sangat disiplin. Aku bahkan pernah dihukum sebelumnya" ucap Ratu Ivana tersenyum, mengingat hukuman yang pernah diberikan Bejo.
"Benarkah? Kesalahan apa hingga tuan menghukum Ratu? Bukankah tuan sangat menyayangi Ratu" Tanya heran peri Ratih.
"Apa kalian lupa? Kita pernah mengintip tuan. Dan tuan menghukum ku mewakili seluruh peri." jawab Ratu Ivana mengingatkan.
"Ratu dihukum karena hal itu?" ucap peri Ratih sedih.
Para peri jadi merasa bersalah pada Ratu Ivana yang dihukum atas kesalahan seluruh peri. Terutama peri Ratih yang merasa mengusulkan masalah ini dan membuat Ratu Ivana terpaksa mengiyakan.
"Ratu, seperti apa tuan menghukum anda? Apakah sangat berat" Tanya Peri Ratih yang merasa paling bersalah.
"Untuk kalian, itu mungkin seperti hadiah yang indah. Tapi untuk ku, itu sangat menyiksa" ucap Ratu Ivana menghela nafas.
"Bagaimana ada hal seperti itu?" tanya para peri heran.
Bagaimana bisa ada hal indah untuk orang lain, tapi menyiksa untuk Ratu Ivana? Para peri jadi sedikit penasaran.
"Tuan sangat hebat. Dia bisa menghukum kalian dengan kebahagian yang membuat kalian tersiksa. Jadi jangan sengaja membuat kesalahan" ucap Ratu Ivana menasehati.
Menyiksa dengan kebahagiaan? Seperti apa itu? Para peri makin tidak mengerti dengan ucapan Ratu Ivana.
"Jangan tanyakan itu lagi, kita sudahi saja pertemuan ini. Aku harus memeriksa Najwa dan Inara setelah Ritual" kata Ratu Ivana membubarkan para peri.
...
"Tuan, apakah aku perlu memulihkan Najwa" tanya peri Inara yang sedikit kawatir melihat kondisi lemah peri Najwa yang terbaring di ranjang Bejo.
"Kamu tidak akan bisa melakukannya sendiri. Apa kamu lupa dengan kondisi Zara sebelumnya?" kata Bejo mengingatkan.
"Tuan benar" jawab peri Inara mengingat kondisi lemah peri Zara yang memaksa seluruh peri turun tangan.
"Jangan kawatir. Dia akan pulih sendiri beberapa saat." ucap Bejo menenangkan peri Inara.
"Tuan, apakah kita akan lanjut?" tanya peri Inara dengan tatapan menggoda.
"Kamu juga cukup kelelahan. Kita lanjutkan itu nanti" kata Bejo mulai duduk di kursi dan bersantai.
"Tuan, lalu apa tugas Inara" kata peri Inara sedikit sedih.
"Bukankah kamu pandai menari? Mengapa tidak membiarkan ku melihatnya?" kata Bejo tersenyum.
Selain mengetahui nama dan kekuatan utama para peri. Bejo juga merasa mengetahui beberapa kelebihan seluruh peri. Jadi tentu dia ingin mendapat hiburan lain.
"Benarkah tuan ingin melihatku menari?" tanya gembira peri Inara.
Menari adalah kelebihan dan hal yang sangat disukai peri Inara. Jadi mendengar tuannya ingin melihatnya menari, itu benar benar membuatnya bahagia.
"Lakukanlah dengan santai, jangan terlalu gugur. Anggap saja kamu sedang melakukan pertunjukan" kata Bejo yang ingin melihat Inara menari dengan lepas.
Peri Inara mengangguk gembira dan mulai bersiap menari. Perlahan peri Inara mulai mengambil jarak dengan Bejo agar dapat melihat tariannya dengan nyaman.
Peri Inara pun mulai menunjukkan keahliannya menari dengan indah. Tubuhnya terlihat begitu lentur dan gemulai. Tarian yang disajikan peri Inara juga terlihat begitu indah hingga membuat Bejo terpukau.
Layak menjadi seorang peri, penari terbaik di kampung nelayan yang pernah dilihat Bejo benar benar tidak bisa dibandingkan dengannya.
Tubuh indah peri Inara yang begitu putih dan lembut, terlihat begitu menggoda dengan kain biru muda tipisnya. Jantung Bejo jadi mulai berdebar menyaksikan Peri Inara menari di depannya.
"Cukup" kata Bejo tersenyum menghentikan tarian peri Inara setelah merasa tak tahan.
Tarian indah peri Inara dengan tubuh indahnya yang setengah telanjang benar benar membuat nafas Bejo mulai sesak.
"Tarian mu sangat indah. Kamu pasti penari terbaik di pulau bidadari." puji Bejo dengan tulus.
"Tuan terlalu memuji" kata peri Inara tertunduk malu mendengar pujian Bejo.
"Bagaimana perasaan mu setelah menari?" kata Bejo tersenyum melihat peri Inara yang terlihat segar setelah menari.
"Tuan. Inara, mengapa merasa segar kembali? Apakah tuan membantu Inara pulih?" tanya heran peri Inara menyadari kondisi tubuhnya yang sangat nyaman.
Peri Inara bahkan merasa jauh lebih energik dari sebelumnya. Seolah dia benar benar dalam kondisi puncaknya.
"Aku tidak melakukan apa apa" kata Bejo tersenyum.
"Lalu mengapa Inara bisa pulih seketika?" tanya peri Inara seolah tak percaya jika tuannya tidak melakukan apa apa.
"Bukankah sudah ku katakan sebelumnya? Seluruh kebersamaan mu dengan ku adalah ritual." kata Bejo tersenyum.
Peri Inara pun akhirnya mengingat ajaran Bejo saat di tempat suci. Ternyata kata kata tuannya benar. Apapun yang mereka lakukan, jika itu bersama tuannya pasti menghasilkan hal yang baik.
Bukan hanya peri Inara yang pulih. Bejo juga merasa lebih segar setelah melihat tarian peri Inara. Apalagi peri Inara terlihat makin cantik setelah pulih dari kelelahannya.
"Jadi kamu sudah pulih?" tanya Bejo dengan senyum nakal.
Peri Inara hanya mengangguk dan tersipu mengetahui maksud pertanyaan tuannya.
Karena sudah tak sabar setelah melihat peri Inara menari, Bejo pun langsung menerjang peri Inara dengan buas. Dia bahkan tak repot repot membawanya ke ranjang dan malah menjatuhkannya perlahan di lantai.
Karena pergulatan meraka yang begitu ganas dan berisik. Peri Najwa pun terbangun setelah beberapa saat. Melihat peri Inara dan tuannya bergelut di lantai, peri Najwa sampai terbengong.
"Mereka benar benar lanjut?" ucap peri Najwa dalam hati yang sedikit kesal karena merasa ditinggal dalam kemeriahan.
Setelah bangun dari pingsannya, peri Najwa terlihat seperti pulih dari lelahnya. Ternyata pingsannya yang seperti tidur benar benar lebih efektif daripada dipulihkan dengan kekuatan peri.
Peri Najwa pun tak mau hanya menonton dan segera bergabung dengan keseruan Bejo dan peri Inara.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
wah.. bener2 luar biasa.. 🤭😂😂😍
2023-12-09
5