Mengajar para peri

Dari infomasi yang dikirimkan Ratu Ivana ke pikiran mereka, para peri jadi mengetahui jika ada Ritual lain selain Pembangkitan Kekuatan.

Tuannya menyebut Ritual itu sebagai Ritual Pengendali Kekuatan. Ritual itu jugalah yang memungkinkan para peri untuk menyentuh kekuatan bidadari.

Sayangnya, mereka sepertinya belum memenuhi syarat untuk melakukan ritual itu.

Namun, para peri masih memiliki harapan. Kecocokan antara mereka dan tuannya ternyata masih mungkin bisa diciptakan dengan melayani tuannya secara tulus.

"Tuan, apa yang sebenarnya terjadi dengan Ratih dan Zara?" tanya Ratu Ivana yang mulai kawatir karena merasa ada sesuatu yang salah.

"Apa kamu belum puas menanyaiku seharian?" tanya balik Bejo dengan sedikit cemberut.

"Tuan, ini menyangkut keselamatan para peri. Tuan pasti akan menjelaskan bahkan tanpa kami bertanya." ucap yakin Ratu Ivana yang mulai memahami karakter tuannya.

"Kamu mulai pintar merayu" kata Bejo tersenyum pada Ratu Ivana.

Ratu Ivana hanya tertunduk malu mendengar pujian Bejo yang lebih terasa seperti menyindir.

"Saat kalian melakukan ritual denganku, aura kalian akan sedikit tercampur dengan auraku. Sehingga kekuatan kalian meningkat pesat."

"Namun kalian belum bisa menggunakan kekuatan bidadari untuk menyeimbangkan. Jadi tubuh kalian terasa terbebani" ucap Bejo mulai menyampaikan asumsinya.

"Aku juga sempat mengkhawatirkan hal ini." imbuh Bejo mencoba menjelaskan.

"Itu yang membuat tuan ragu sebelumnya?" tanya Ratu Ivana menyampaikan tebakannya.

"Aku hanya tidak ingin mencelakai kalian" ucap Bejo menghela nafas.

"Tuan pasti bisa menyelamatkan kami dalam kondisi tadi" ucap peri Ratih mengingat tuannya kemampuan tuannya yang begitu hebat.

"Bahkan dengan kekuatan puncak ku dulu, aku tidak akan bisa menyelamatkan kalian" ucap Bejo.

"Mengapa bisa demikian?" tanya para peri semakin tidak paham.

"Zara dan Ratih jadi seperti itu karena aura mereka tercampur dengan auraku. Kekuatan Dewaku hanya akan menambah minyak ke dalam api" jawab Bejo.

"Bukankah tuan bisa menarik kembali kekuatan tuan pada kami?" tanya peri Ratih mencoba berspekulasi.

"Kekuatan itu telah menyatu dengan kekuatan kalian. Jika aku menariknya, kalian akan mati" ucap Bejo dengan wajah bermartabat.

"Kekuatan bidadari bisa menolong kami?" peri Ratih seperti masih heran dan lanjut bertanya.

Jika kekuatan tuannya tidak bisa menyelamatkan mereka, mengapa kekuatan bidadari bisa. Apakah kekuatan bidadari lebih kuat dari kekuatan dewa?

"Kekuatan bidadari sangat murni. Itu bisa mendamaikan beberapa kekuatan yang berbeda." ucap Bejo menjelaskan tebakannya.

Saat membaca buku yang ditinggalkan bidadari, Bejo memperoleh banyak informasi tentang kekuatan dewa dan bidadari.

Dengan pemahaman dan pengalamannya, dia mampu menyimpulkan banyak hal yang tidak bisa dimengerti para peri.

"Tuan menyempatkan waktu untuk Ivana, karena mengantisipasi hal ini?" Ratu Ivana kembali mulai menebak maksud tuannya.

Entah mengapa Ratu Ivana merasa tuannya pasti memiliki alasan khusus saat menyempatkan waktu untuknya.

Sepertinya tuannya melakukan ini agar dia bisa menggunakan memunculkan kekuatan bidadari. Tuannya memang selalu memiliki rencana kedepan.

"Aku hanya merencanakan. Berhasil atau tidaknya, itu masih tergantung kemampuanmu." kata Bejo sengaja menonjolkan kemampuan Ratu Ivana di depan para peri lain.

Bagaimanapun juga, Bejo memang sedikit memberikan perhatian khusus pada Ratu Ivana. Meskipun dia Ratu, hal itu masih mungkin menimbulkan kecemburuan para peri lainnya.

"Tuan, jika kekuatan bidadari begitu hebat. Mengapa Dewa menjadi yang terkuat?" tanya peri Zara yang tiba tiba bersuara.

Sebagai peri termuda, pemikirannya memang yang paling polos. Namun kadang ini justru bisa membuatnya memikirkan hal yang tidak terpikirkan oleh para peri lain yang memiliki kebijaksanaan lebih tinggi.

"Meski Dewa kuat, kami tidak maha kuasa. Setiap hal di dunia memiliki kelebihan dan kekurangan." ucap Bejo dengan bijaksana.

"Apakah Dewa dan Bidadari juga?" ucap peri Zara dengan penuh antusias.

"Kalian sepertinya sangat bersemangat" ucap Bejo tersenyum lembut.

"Mohon ajari kami tuan." ucap serempak para peri meminta pengajaran.

Bejo pun hanya bisa menyerah karena tidak ingin mengecewakan para peri. Dia sedikit merasa lucu harus mengajari para peri yang sudah berumur ribuan tahun.

"Kalian duduklah. Aku tidak bisa bicara pajang lebar sambil berdiri" kata Bejo tidak tahan melihat para peri cantik berdiri di depannya.

Senjata Bejo bahkan terlihat sudah sangat menonjol di balik celananya.

Bejo pun kemudian duduk di salah satu kursi yang ada. Para peri lain segera ikut duduk dan menantikan ajaran Bejo.

Mereka jadi seperti mengenang masa lalu. Dulu sebelum bidadari leluhur mereka tertidur, mereka sering melakukan hal ini.

Duduk bersama di Tempat Suci, sambil mendengarkan bidadari bercerita dan mengajari mereka banyak hal.

Biasanya Bejo tidak akan tahan melihat para peri berkumpul terlalu lama. Namun, kebersamaannya dengan Ratu Ivana selama seharian membuat Bejo sedikit bisa menahan diri.

Meski begitu, Bejo tetap tidak berani menatap para peri terlalu lama. Terumata beberapa peri yang memiliki kecantikan sangat luar biasa.

"Tidak ada yang benar benar memiliki kekuatan begitu besar, termasuk para Dewa dan Bidadari."

"Namun, para dewa dan bidadari bisa merubah energi alam menjadi kekuatan sendiri."

"Meski bidadari bisa memurnikan segala macam energi dan merubahnya menjadi kekuatan, Namun kekuatan yang dapat mereka simpan di tubuhnya tidaklah sebesar para Dewa."

"Bahkan Ratu Bidadari yang terkuat, mungkin tidak sekuat dewa biasa."

"Itulah kelebihan dan kelemahan para bidadari" Ucap Bejo yang sudah mulai tidak fokus.

Bagaimana Bejo bisa terus fokus, jika melihat begitu banyak peri cantik di depannya. Mengatur nafas saja dia sudah mulai kesulitan.

"Tuan, bagaimana dengan para dewa. Apa kelebihan dan kelemahannya?" tanya salah satu peri yang tidak sabar melihat Bejo terdiam terlalu lama.

"Apa kalian ingin mengorek rahasiaku juga?" kata Bejo tersenyum melihat peri cantik yang baru saja bertanya.

Sebenarnya Bejo tersenyum bukan karena pertanyaan yang diajukan peri cantik itu. Tapi karena dia adalah peri yang akan melayani Bejo ritual setelah ini.

Dia adalah peri Najwa. Wajahnya termasuk yang termanis diantara beberapa peri yang akan melayani Bejo dalam waktu dekat.

Meski tidak seputih peri Ratih, tapi tubuh peri Najwa terlihat sangat kencang dan padat sempurna.

Wajah yang sangat manis dan tubuh menawannya Peri Najwa, membuatnya sedikit lebih cantik dari peri Zara dan peri Ratih.

Semenjak kedatanganya sebelumnya di Tempat Suci ini, Bejo jadi mengenal nama dan beberapa infomasi tentang para peri di seluruh pulau bidadari.

Bejo sedikit menduga, itu mungkin terkait dengan suara misterius yang menyapanya saat itu.

"Tuan, kami hanya penasaran. Tidak perlu menjawab jika tidak berkenan" kata peri Najwa tersenyum manis.

Senyum manis peri Najwa mungkin hampir sebanding dengan senyum Ratu Ivana bila bercadar.

Namun tentu tidak seberapa, jika dibandingkan dengan saat melepas cadar. Itu bahkan bisa membuat orang pingsan seketika.

"Tidak ada salahnya memberi tahu kalian." ucap Bejo tersenyum nakal seolah ingin memakan peri Najwa.

"Tubuh para dewa mampu menampung kekuatan yang sangat besar."

"Namun para dewa tidak memiliki kemampuan memurnikan energi seperti para bidadari."

"Setiap bidadari adalah kelemahan terbesar bagi dewanya sendiri." jawab Bejo mulai sedikit berteka teki.

"Mengapa bisa begitu?" para peri masih tidak paham.

"Ivana, bagaimana menurutmu?" tanya Bejo mengalihkan pertanyaan pada Ratu Ivana.

"Para dewa memerlukan bantuan bidadari untuk memurnikan kekuatan alam, agar bisa mereka serap dengan sempurna."

"Para Iblis pasti lebih memilih menyerang bidadari daripada melawan dewa secara langsung" Jawab Ratu Ivana sambil melirik Bejo.

"Apa kalian sudah paham?" Bejo pun pada para peri.

"Mengerti tuan" jawab para peri serentak.

"Najwa, apakah ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya Bejo sengaja memfokuskan diri pada peri Najwa yang akan segera dimakannya.

"Tuan tau nama hamba?" tanya peri Najwa spontan kerena heran.

"Apakah itu pertanyaan mu? Tentu saja aku tau semua nama kalian. Apa kamu punya pertanyaan yang lain?" tanya Bejo dengan senyum mencurigakan.

"Jika terjadi kecelakaan dengan bidadari apakah dewa tidak dapat mencari gantinya?

"Mengapa itu jadi kelemahannya?" tanya peri Najwa sambil tertunduk malu karena terus di tatap Bejo sambil tersenyum.

"Ivana, bagaimana menurutmu?" tanya Bejo seolah sengaja menggiring semua pertanyaan pada Ratu Ivana.

"Para dewa tentu bisa menemukan dengan mudah bidadari untuk Ritual Pembangkitan Kekuatan."

"Tapi untuk Ritual Pengendali Kekuatan, mungkin akan sedikit sulit menemukan pasangan yang cocok."

"Tuan, mengapa anda sengaja melempar semua pertanyaan pada Ivana?" Tanya kesal Ratu Ivana yang merasa sedang dikerjai.

"Karena kamu tidak menyampaikan seluruh informasi yang kuberikan" jawab Bejo mulai tersenyum pada Ratu Ivana.

"Ada beberapa hal yang tidak baik jika kami ketahui sekarang."

"Tuan pasti lebih tau itu" Jawab Ratu Ivana yang membalas senyum Bejo dengan tatapan sayu.

"Kamu cukup bijaksana" kata Bejo memuji Ratu Ivana seolah mengaku kalah.

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***