"Jadi ini hukumannya? Mengapa justru seperti hadiah" gumam Ratu Ivana sambil menahan cairan kental yang memenuhi mulutnya.
Di hadapan Ratu Ivana, Bejo kini tergeletak tak sadarkan diri tanpa busana. Meski hanya sesaat, menghukum Ratu Ivana benar benar membuat Bejo kehilangan seluruh tenaganya hingga jatuh pingsan.
Ratu Ivana juga terlihat masih sangat terkejut dengan hukuman yang diberikan Bejo. Perlahan dia mulai menelan cairan kental di mulutnya dengan hati hati, agar tidak ada yang tertumpah sesuai perintah Bejo sebelum pingsan.
Sebenarnya Ratu Ivana merasa enggan untuk menelannya secara langsung. Rasanya dia ingin berlama lama membiarkan cairan itu di mulutnya.
Namun karena khawatir dengan kondisi Bejo yang kini pingsan, dia pun merelakan cairan itu memasuki tenggorokannya.
"Terima kasih tuan" ucap Ratu Ivana tersenyum bahagia, meskipun dia tau Bejo tidak dapat mendengarnya.
Ratu Ivana perlahan memakai kembali cadarnya yang sempat ditarik paksa Bejo saat menghukumnya. Nafasnya yang tadi memburu karena terkejut kini mulai stabil kembali.
Setelah sedikit menenangkan diri, Ratu Ivana segera memeriksa kondisi Bejo yang kini pingsan dengan bibir tersenyum. Bejo lebih terlihat seperti orang yang tertidur nyenyak daripada pingsan.
Ratu Ivana akhirnya bernafas lega karena Bejo tampak hanya sedikit kelelahan. Awalnya dia ingin menggunakan kekuatannya untuk memulihkan Bejo.
Namun karena melihat tuannya seperti menikmati istirahatnya, Ratu Ivana akhirnya mengurungkan niatnya.
Entah mengapa melihat tubuh telanjang Bejo nafas Ratu Ivana jadi sedikit tidak teratur. Bayangan adegan ritual Bejo bersama Peri Zara yang dia intip sebelumnya seperti memenuhi pikirannya.
Apalagi baru saja tuannya memberi hukuman dengan menggunakan pusakanya.
Karena tak tahan, Ratu Ivana segera menciptakan sebuah kain tebal menutupi tubuh telanjang Bejo.
Namun ternyata Pusaka Bejo yang terlihat berdiri dibalik selimut tebal, masih membuat Ratu Ivana merasa berdebar dan sesak nafas.
Ratu Ivana akhirnya terpaksa bangkit dan menjauh dari tubuh pingsan Bejo. Jika bukan karena perlu menjaga Bejo yang sedang pingsan, dia mungkin tak akan sanggup bertahan di tempat itu.
Sambil menjaga Bejo, Ratu Ivana mulai bermeditasi untuk menenangkan diri.
Setelah beberapa saat, Bejo pun akhirnya tersadar dari pingsannya. Dia perlahan membuka mata dan mendapati dirinya terbaring telanjang dengan tertutup kain tebal lembut seperti selimut.
Setelah mengamati sekitar, Bejo menemukan ratu Ivana yang sedang duduk cukup jauh darinya dan sedang meditasi. Dia pun tak bisa menahan untuk tersenyum melihat ratu Ivana.
Bejo bisa menebak apa yang terjadi saat dia pingsan dan memaksa ratu Ivana menjauh darinya. Dia diam diam kagum dengan keteguhan ratu Ivana. Jika itu peri lain, mungkin dia sudah dimakan saat pingsan.
"Benar benar layak sebagai Ratu Peri" puji Bejo dalam hati.
Menyadari tuannya yang telah sadar, Ratu Ivana mulai menghentikan meditasinya. Namun dia sengaja menunggu Bejo selesai berpakaian agar tidak kesulitan menahan diri.
Ratu Ivana perlahan bangkit dari duduknya dan mendekati Bejo yang telah menunggunya.
"Tuan. Maaf hamba sedikit menjauh tadi" ucap ratu Ivana meminta maaf.
"Tak perlu menyebut dirimu hamba saat hanya berdua denganku. Kamu adalah ratu peri" kata Bejo sambil memandang Ratu Ivana yang seperti tidak nyaman dengan pakaiannya.
"Terima kasih tuan" jawab ratu Ivana tak berani menyanggah kata kata Bejo.
"Perbaiki pakaian mu dengan yang lebih nyaman. Namun, jangan biarkan aku aku melihat wajah dan tubuh mu terlalu jelas" ucap Bejo menyarankan.
"Tuan ingin aku berpakaian seperti apa?" Ratu Ivana sedikit bingung harus berpakaian seperti apa.
Sejak tadi Ratu Ivana memang sedikit tidak nyaman dengan kain yang menutupi tubuhnya.
"Baiklah, biar aku yang melakukannya" ucap Bejo mencoba sesuatu yang sejak tadi mengganggu di benaknya.
Bejo perlahan mengarahkan telapak tangannya di depan tubuh Ivana yang tertutup kain tebal. Dia mulai membayangkan pakaian seorang ratu yang layak dan sesuai pemikiran nya.
Tiba tiba dari tangan Bejo muncul riak tak terlihat seperti angin menuju kain penutup tubuh Ratu Ivana.
Setelah beberapa saat, kain tebal penutup tubuh Ratu Ivana berubah menjadi pakaian yang sangat cantik berwarna keemasan.
Pakaian itu juga tidak setebal sebelumnya dan terasa sangat lembut seperti sutra.
Cadar Ratu Ivana juga berubah dari cadar tebal polos, menjadi cadar keemasan dengan motif cantik di setiap sisinya.
"Ternyata berhasil" ucap Bejo puas menyaksikan keajaiban yang dibuatnya.
"Tuan, anda memiliki kekuatan peri?" tanya ratu Ivana penasaran dengan kekuatan Bejo sekaligus takjub dengan keindahan pakaian barunya.
Ratu Ivana benar benar cantik menawan dengan pakaian barunya meski masih tertutup.
Bejo tidak segera menjawab dan menggunakan kekuatan barunya untuk merubah pakaian lamanya menjadi pakaian baru.
Seketika pakaian Bejo berubah menjadi pakaian pria yang serasi dengan pakaian ratu Ivana. Mereka berdua bahkan seperti memakai pakaian pengantin.
"Hanya peri yang memiliki kekuatan peri. Dan aku bukan peri" ucap Bejo yang juga belum jelas dengan kekuatan yang baru didapatnya.
Entah mengapa, sejak terbangun dari pingsannya Bejo merasa ada yang berbeda dari dirinya. Dia merasa bisa melakukan banyak hal hanya dengan memikirkannya.
Namun Bejo masih tidak yakin dengan perasaannya. Dia pun memutuskan untuk mencobanya pada pakaian ratu Ivana.
Dan ternyata apa yang Bejo rasakan memang benar. Dia kini memiliki kemampuan untuk mewujudkan apa yang dia pikirkan.
Namun sepertinya itu sedikit membuatnya lelah sesaat. Dia juga merasa bahwa kemampuannya hanya bisa digunakan untuk hal hal kecil yang sederhana. Jika lebih besar, mungkin dia akan kelelahan.
"Benar, itu pasti kekuatan dewa" tebak ratu Ivana dengan wajah bahagia.
"Kekuatan dewa kepala mu, aku hanya manusia" kata Bejo dalam hati menertawakan dirinya sendiri.
"Mengapa kamu berfikir itu kekuatan dewa?" tanya Bejo yang tidak menyanggah dan tidak mengiyakan tebakan Ratu Ivana.
Ratu Ivana tidak langsung menjawab dan mempraktekkan kekuatan perinya. Dia mengeluarkan sinar keemasan di tangannya yang kemudian berubah menjadi sebuah apel.
"Kami para peri menggunakan kekuatan seperti cahaya saat mengeluarkan kekuatan kami, tapi tuan tidak."
"Jadi kekuatan tuan pasti bukan seperti milik kami" ucap ratu Ivana menjelaskan.
"Lalu kekuatan apa yang aku munculkan tadi?" tanya Bejo mempertahankan wajah santai agar tidak mencurigakan.
"Karena tuan adalah Raja Dewa, tentu saja itu kekuatan dewa" Jawab Ratu Ivana dengan yakin.
Bejo hanya tersenyum mendengar teori Ratu Ivana. Jika dia memang dewa, mungkin saja itu kekuatan dewa.
Tapi Bejo sangat yakin dia adalah manusia dan bukan dewa. Jadi teori ratu Ivana jelas tidak masuk akal.
Namun Bejo jadi sedikit berfikir. Kekuatan apa sebenarnya yang dia miliki? Apakah ada manusia yang bisa memiliki kekuatan seperti sihir?
"Tuan, apakah kekuatan anda telah kembali?" tanya ratu Ivana menduga duga.
"Hanya sebagian kecil" jawab Bejo yang tak mungkin menjelaskan hal yang tidak dia pahami.
"Benarkah? Selamat tuan!" ucap Ratu Ivana memberi selamat dan ikut berbahagia.
"Hanya kamu yang boleh tahu hal ini" ucap Bejo memperingatkan Ratu Ivana.
"Jangan kuatir tuan" jawab ratu Ivana dengan senyum meyakinkan Bejo.
"Kita lupakan saja soal itu. Kekuatan tidaklah terlalu penting" kata Bejo menghindari pertanyaan lain ratu Ivana.
Kekuatan seorang Raja Dewa, bagaimana bisa tidak penting? Tuannya benar benar terlalu santai. Puji Ratu Ivana dalam hati.
"Tuan, mengapa pakaian ini begitu indah?" Ucap Ratu Ivana mengagumi keindahan pakaian barunya.
"Itu adalah pakaian Ratu Bidadari. Tentu saja indah" kata Bejo membual.
"Ra.. Ratu Bidadari?" Ratu Ivana hampir syok mendengar bualan Bejo tentang pakaiannya.
"Kenapa? Kamu tidak suka?" tanya Bejo dengan senyum buaya.
"Tuan, Ivana tidak pantas memakai ini" ucap gugup Ratu Ivana sambil langsung berlutut.
Ratu Ivana benar benar merasa tidak layak memakai pakaian seorang Ratu Bidadari. Dia hanyalah seorang peri.
"Menurutmu, aku tidak berhak menentukan siapa yang pantas dan tidak pantas?" tanya Bejo pura pura menuduh.
"Bukan itu maksud Ivana, tapi..." Ucap Ratu Ivana merasa bersalah.
"Bangunlah. Apa yang aku putuskan tak perlu kamu pertanyakan" ucap Bejo.
"Terima kasih tuanku" kata ratu Ivana bersyukur dan perlahan bangkit berdiri.
"Tempat ini sangat indah saat pagi" ucap Bejo memandang matahari yang mulai terbit di kejauhan.
"Memang indah, biasanya para peri berkumpul disini saat pagi" ucap ratu Ivana sambil ikut memandang matahari terbit.
"Benarkah?" tanya Bejo penasaran.
"Mungkin tuan lupa, tempat ini adalah pemandian kami."
"Para peri biasanya mandi saat matahari terbit" ucap Ratu Ivana mengingatkan dengan tersenyum.
"Lalu mengapa mereka belum datang?" tanya Bejo.
"Mana mungkin mereka berani mengganggu tuan" jawab ratu Ivana tersenyum.
"Jadi karena aku. Kalau begitu panggil mereka kemari." ucap Bejo yang tak ingin melewatkan kesempatan melihat para peri cantik mandi.
"Baik tuan" ratu Ivana mengangguk.
Segera Ratu Ivana memanggil para peri dengan kekuatannya. Detik berikutnya para peri segera hadir satu per satu hingga memenuhi tempat pemandian.
Para peri yang telah hadir langsung terfokus pada penampilan cantik ratu mereka dengan busana baru yang sangat indah.
Mata mereka seketika langsung iri menyaksikan kecantikan ratu Ivana yang sangat menawan. Ditambah lagi tuan mereka ternyata juga memakai pakaian yang serasi dengannya.
"Salam tuan" Para peri yang hadir segera memberi hormat pada Bejo.
Bejo hanya mengangguk ringan dan tersenyum.
"Ratu, pakaian anda sangat indah. Bagaimana anda membuatnya?" tanya salah satu peri cantik yang datang menghampirinya.
Para peri memang dapat menciptakan sesuatu dengan kekuatannya. Namun mereka hanya mampu membuat sesuatu yang pernah mereka lihat.
Jadi, mereka sangat heran saat ratu mereka memakai pakaian indah yang tidak mungkin bisa diciptakan dengan imajinasinya.
"Ini, hadiah dari tuan" ucap Ratu Ivana keceplosan.
Dari tuan? Bagaimana tuannya bisa memberikan Ratu Ivana pakaian secantik itu?
Bukankah tuan kehilangan kekuatannya? Apakah kekuatan tuan sudah kembali? Pikir para peri keheranan.
"Seorang Ratu harus berpakaian layaknya Ratu. Apa ada yang keberatan?" tanya Bejo sambil mengamati para peri satu persatu.
"Siapa yang berani keberatan, kami hanya iri" ungkap para peri dalam hati sambil tertunduk menghindari tatapan tuannya.
"Ratu Ivana harus menutupi sedikit kecantikannya di hadapanku. Jadi, aku memberinya pakaian itu."
"Kalian sangat cantik dengan pakaian kalian saat ini."
"Jika kalian memakai pakaian lain, aku akan kesulitan melihat kecantikan kalian" ucapan Bejo tersenyum.
Kata kata Bejo itu langsung menyiram hati para peri yang sebelumnya panas menjadi sejuk.
Bejo jelas tidak berbohong. Dia adalah satu satunya laki laki di pulau ini. Jadi mana mungkin dia rela bila para peri di depannya menutup tubuhnya.
Secantik apapun pakaian wanita, tentu lebih cantik jika hampir telanjang seperti para peri sekarang.
"Kalian beraktivitas lah seperti biasa. Tidak perlu takut menggangguku."
"Aku lebih suka menyaksikan pemandangan yang hidup daripada kesunyian" ucap Bejo mempersilahkan mereka beraktivitas.
Atau lebih tepatnya meminta mereka segera mandi dan memberinya pertunjukan.
"Terima kasih tuan" ucap para peri gembira dan mulai bersiap mandi di pemandian.
"Ivana. Maaf, aku tak bisa mengijinkan mu bergabung dengan mereka" kata Bejo meminta pengertian.
"Saya mengerti tuan" jawab Ratu Ivana yang paham dengan maksud tuannya.
"Tuan, apa yang perlu saya lakukan?" tanya Ratu Ivana meminta perintah.
"Tidak ada, duduk saja di sampingku" ajak Bejo yang telah duduk di kursi batu panjang siap menonton para peri cantik mandi.
Ratu Ivana pun segera duduk di samping Bejo yang sedang asik menonton para peri cantik mandi.
Para peri di pulau bidadari benar benar sangat cantik. Tubuh mereka semua juga sangat indah. Apalagi sekarang mereka semua benar benar telanjang bulat dan basah di kolam pemandian.
Mata Bejo benar benar tak mau lepas memandang satu persatu dari mereka. Ingin rasanya dia segera menubruk salah satu dari mereka.
Bejo sedikit menyesal telah mengambil cuti ritual. Begitu banyak wanita cantik didepannya hampir membuat Bejo gila.
Namun sebagai dewa gadungan, Bejo jelas akan malu jika menarik kembali kata katanya.
Semakin lama menyaksikan para peri cantik mandi, Bejo rasanya makin kesulitan menahan diri. Apalagi diantara para peri cantik yang sedang mandi, ada beberapa yang hampir secantik ratu Ivana.
Kepala Bejo rasanya jadi sangat pening. Bejo bahkan terpaksa menutup matanya karena sangat tidak tahan.
Menyaksikan Bejo yang sangat tersiksa saat menyaksikan para peri cantik mandi. Ratu Ivana jadi sangat mengerti pengorbanan Bejo.
Tuannya jelas hanya beralasan perlu istirahat sehari setelah ritual karena ingin menemaninya.
"Jadi tuan hanya pura pura butuh istirahat untuk menemaniku?" ucap Ratu Ivana tersipu malu.
Bejo membuka mata dan menatapnya.
"Antar aku ke kamarku" Bejo tidak menjawab pertanyaan Ratu Ivana, karena merasa tidak perlu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
nah.. ketahuanlah.si.Bedjo... 🤭😂😍
2023-12-08
1