Sistem Murid Bodoh

Sistem Murid Bodoh

1

Ketika semua murid di kelas sangat fokus mengikuti pelajaran Pak Han, seorang murid bernama Riki yang duduk paling belakang justru tertidur pulas.

"Lia, bangunkan anak itu!" ujar Pak Han tampak marah.

Aulia yang duduk di sebelah Riki, dengan cepat berusaha membangunkannya.

"Ada apa, Lia? Apa sudah waktunya pulang?" ucap Riki dengan santainya bertanya.

"Riki! Cepat maju ke depan!" panggil Pak Han dengan nada kesal.

Riki yang baru terbangun dari tidurnya, tersenyum malu-malu dan berjalan ke depan kelas dengan lesu.

Ia merasa malu karena tertidur di tengah pelajaran yang sedang berlangsung.

Pak Han melanjutkan pelajarannya sambil menegur, "Riki, mengapa kamu tidur di kelas? Apa yang membuatmu begitu mengantuk?"

Riki menggaruk kepalanya, mencoba mencari alasan yang masuk akal. "Maaf Pak Han, saya tidak bisa tidur semalam karena sedang mengerjakan tugas rumah yang sulit. Jadi, saya sedikit kelelahan dan tidak bisa menahan kantuk."

Pak Han menatap Riki dengan penuh keraguan. "Riki, saya harap kamu bisa mengatur waktu dengan baik. Sebagai hukuman, cepat kerjakan soal-soal di papan tulis itu!"

Dengan mata masih mengantuk dan bingung, Riki mengambil kapur dari meja Pak Han untuk segera menulis jawabannya.

Namun, Riki adalah murid yang terkenal suka menduduki peringkat paling bawah di kelasnya.

Melihat Riki kebingungan, Pak Han sengaja menambah kesulitannya.

"Jika kamu tidak bisa mengerjakannya, kamu harus keliling lapangan sebanyak sepuluh putaran nanti!" ancam Pak Han.

"Habislah kamu Riki," kata Gin, teman sekelasnya.

Murid lainnya juga mulai saling berbisik, mereka yakin bahwa Riki tidak akan bisa menjawabnya.

Set! Sat! Set!

Riki mengisi semua soal matematika di papan tulis dengan cepat, lalu menaruh kembali kapurnya.

"Mau ke mana kamu?" tanya Pak Han heran melihat Riki dengan santainya berjalan kembali ke mejanya.

"Pasti asal ngisi jawaban," gumam Syahrul, si murid paling pintar di kelas tersebut.

Namun, Syahrul langsung tersentak kaget ketika memperhatikan baik-baik jawaban Riki di papan tulis.

Kembali pada Riki yang baru setengah jalan menuju tempat duduknya, dia memutar badan dan mengatakan pada Pak Han untuk segera memeriksa jawabannya.

Pak Han yang penasaran dengan kepercayaan diri Riki, kemudian mulai memeriksa jawabannya dengan teliti.

"Bapak tidak salah lihat, kan?" ucap Pak Han terperangah.

Jawaban sempurna! Bahkan si Syahrul saja belum tentu bisa menjawab semuanya dengan benar.

"Jadi selama ini kamu adalah Harimau tidur," singgung Syahrul ketika Riki melewati tempat duduknya.

Setelah Riki duduk kembali di tempatnya, Pak Han masih penasaran dan bertanya sesuatu padanya.

"Kalau selama ini kamu adalah murid jenius, kenapa kamu selalu mendapat nilai buruk?" tanya Pak Han.

"Itu karena saya malas menjawabnya," jawab Riki.

Pak Han sangat terkejut mendengarnya.

Mungkin semua itu terlalu mudah baginya sehingga ia merasa bosan dan malas mengikuti pelajarannya, pikir Pak Han.

"Kau keren, Riki!" puji Gin merasa kagum.

Ketika keadaan sudah kembali tenang, Riki tampak memikirkan sesuatu.

"Jadi sistem itu bukan mimpi?" gumam Riki.

Ketika dia ketiduran, dia bermimpi mendapatkan sebuah sistem yang menawarkan diri untuk membantunya.

Riki mengira semua itu hanya mimpi, tapi berkat sistem inilah dia bisa menjawab pertanyaan di papan tulis tadi.

"Jadi kamu murid yang pura-pura bodoh selama ini," kata Aulia yang duduk di sebelahnya masih terkejut dan heran.

Riki tidak menjawab Aulia karena masih terpikirkan hal yang baru saja ia alami.

Ketika dia melihat soal di papan tulis tadi, Riki mendapat banyak pemberitahuan masuk di kepalanya.

[Ding! Kemampuan Literasi Anda telah diperbaiki]

[-2 poin kemampuan telah dikurangi]

[Ding! Poin kemampuan bonus saat ini tersisa 8/10 poin]

Sekolah selesai, semua murid berhamburan dan berangsur-angsur meninggalkan area sekolah.

Sepulang sekolah, Riki melihat kedua orang tuanya tampak lemas karena kedai makanan mereka sepi.

Tiba-tiba, seorang pria berbadan gempal dan berpenampilan kaya anak punk muncul.

"Bos, buatkan satu mangkuk mie untuk saya!" ujarnya memesan

Setelah selesai dibuatkan, pria itu lantas menumpahkannya dengan sengaja.

"Apa-apaan ini? Rasanya tidak enak!" ujarnya kesal.

"M-maafkan saya, mungkin bumbunya terlalu banyak," kata ayahnya Riki meminta maaf dengan tulus.

"Kau harus bayar ganti rugi! Selain tidak enak, perut saya mulai terasa sakit karena memakan mie ini!" kata pria tersebut menarik kerah baju ayahnya Riki.

Riki yang daritadi melihatnya dan menahan diri, mulai merasa geram dan segera menarik pria itu.

"Hei preman pasar, kau sengaja membuat ulah untuk mendapat sedikit uang bukan?" kata Riki geram.

"Bocah ingusan, sebaiknya kau pergi belajar dan jangan menganggu urusan orang dewasa," jawab si pria gempal.

"Bacot kau!" ujar Riki seraya melayangkan satu tamparan mengenai pipi pria itu.

Brak!!!

Pria gempal itu sampai menghantam meja dan jatuh tersungkur menerima tamparan kuat dari Riki.

Mendengar suara keributan di dalam kedai, teman-teman pria tersebut datang memeriksa.

"Kak Smile, apa yang terjadi?" tanya salah satu kawannya.

"Cepat, beri pelajaran bocah ingusan itu!" kata pria bernama Smile tersebut.

Komplotan Smile yang berjumlah tiga orang itu mulai mengepung Riki dari segala sisi.

"Riki, hati-hati!" teriak ibunya khawatir.

Meski tampak tersudutkan, Riki terlihat tenang saja dan tersenyum aneh.

[Ding! Kemampuan bertarung Anda telah diperbaiki]

[-5 poin]

[Ding! Poin kemampuan bonus saat ini tersisa 3/10 poin]

Brak!!!

Bruk!!!

Brak!!!

Kejadiannya terlalu cepat sehingga sulit dijelaskan, tapi ketiga pria itu sekarang sudah berbaring di lantai.

"A-ampun suhu! Tolong maafkan kami!" ucap Smile ketakutan melihat tiga temannya kalah dengan mudah.

"Hanya masalah makanan saja kok ribet," kata Riki seraya mencicipi mie yang dipesan orang tadi.

"Huek! Jadi makanan ini beneran kagak enak?!" kata Riki terlihat mual setelah mencicipinya.

Smile yang masih belum berani beranjak dari tempatnya, hanya mengangguk.

Sementara itu, ayahnya malah nyengir saja sambil menggaruk kepalanya ketika Riki melihat ke arahnya.

[Selamat, kamu mendapat 10 poin kemampuan setelah membantu ayahmu keluar dari kesulitan.]

[Total poin kemampuan saat ini : 13 poin]

Riki tampak santai saja ketika sebuah pemberitahuan muncul.

Kemudian, dia kembali melihat ke arah Smile yang masih duduk bersimpuh ketakutan.

Dia jadi merasa bersalah karena pria gempal itu ternyata jujur soal mie buatan ayahnya yang beneran tidak enak.

Beberapa saat kemudian, tampak Smile dan tiga kawannya sudah duduk pasrah di meja makan kedai, menunggu Riki yang saat ini sedang memasakkan mie untuk mereka.

[Ding! Kemampuan memasak Anda telah diperbaiki]

[-3 poin kemampuan telah dikurangi]

[Total poin kemampuan saat ini : 10 poin]

"Silakan dinikmati!" kata Riki menyajikan empat mangkuk mie di meja mereka.

Meskipun tampak ragu untuk memakannya, tapi Smile yang takut membuat Riki marah segera mencicipi mie di depannya tersebut.

"Astaga, enak sekali! Tekstur mie yang kenyal dengan kuah yang gurih, rasanya sungguh menggugah selera," ucap Smile seperti mabuk kepayang.

Tiga temannya yang lain, yaitu Riz, Lutfi, dan Trisna langsung ikut mencicipi mie miliknya.

"Kya!!! Rasanya aku baru saja menemukan cinta sejati dalam hidupku!" ungkap Riz.

"Norak sekali kamu," sindir Lutfi, tapi dia ikutan bereaksi aneh setelah ikut mencicipinya.

"Ini adalah cinta yang bersemi di musim gugur!" katanya.

Sementara itu, Trisha justru paling cepat menghabiskannya dan dia sedang menjilati mangkuknya.

"Jadi kalian menyukainya? Syukurlah!" cetus Riki sambil tersenyum puas.

Keempat orang mengangguk dan melanjutkan makan mie tersebut dengan penuh semangat.

"Riki, jadi kamu bisa memasak?" tanya ibunya terkejut.

Riki tidak menjawab dan malah menyajikan mie buatannya untuk kedua orang tuanya.

"Oishi!" ujar ayahnya sampai membuka baju setelah mencicipinya.

"Mungkin kalau dari dulu kamu kokinya, rumah makan ini akan ramai pelanggan," ucap ibunya senang setelah mencicipi betapa lezatnya mie buatan putranya.

Kemudian, ibunya menjewer suaminya untuk bicara empat mata berdua saja di dapur.

"Katakan, kenapa mie buatan kamu rasanya menjijikan tadi?"

Begitulah yang sedikit terdengar dari ucapan ibunya ketika mereka sudah sampai dapur.

[Selamat, Anda mendapat 10 poin kemampuan setelah membuat makanan enak untuk semua orang.]

[Total poin kemampuan saat ini : 20 poin]

"Apa sih ini?" kata Riki masih tidak paham.

Namun, dia sadar bahwa semua perubahan pada dirinya hari ini adalah berkat sistem tersebut.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

kakak mampir yah jangan lupa mampir dan mawar mawar nya

2024-05-06

0

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

ding kau sangat hebat Riki
salam sesama wibu☺️

2024-05-06

0

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

hadeeeh dek dek otak kau pintar mangka di gunakan lah 😮‍💨

2024-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!