Long of Journey

Long of Journey

Abigail Mahira

Malam itu terdengar suara tangisan bayi dari luar pintu. Seorang wanita muda menghampiri pintu rumah itu.

 

"Bayi siapa ini? Mengapa ada bayi dirumahku?" Wanita itu tampak kebingungan.

 

"Hei, Hany mengapa kau berada diluar? Aku sudah membayarmu untuk melayaniku!" teriak seorang pria dari dalam rumah.

 

"Sebentar mas, sepertinya aku mendengar suara bayi." Wanita itu membuka pintu rumahnya dan betapa terkejutnya Hany saat melihat sebuah kardus di depan pintu rumahnya.

 

"Apa itu?" Lelaki yang meneriakinya menghampirinya.

 

"Entahlah Diego, coba kau buka saja," pinta wanita itu padanya.

 

Lelaki yang setengah mabuk itu mengikuti permintaan wanitanya. Dia segera membukakan kardus yang lumayan besar itu.

 

"Hah, bayi siapa ini?" Diego cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya barusan.

 

"Apa kau yakin, itu seorang bayi?" Hany segera mendekat ke arah kotak itu, dan benar saja yang dilihatnya itu adalah sesosok bayi mungil yang sangat lucu, lengkap dengan baju hangat dan perlengkapan bayinya juga sepucuk surat.

 

"Diego, bacalah surat itu aku akan membawa bayi ini ke dalam."

 

"Tidak ada isi apapun hanya sebuah surat yang tertulis sebuah nama Abigail Mahira,"  ujar lelaki itu sambil membolak-balikkan kertas yang berada digenggamannya, mungkin saja dia akan menemukan pesan lainnya dan ternyata tidak ada pesan lainnya.

 

"Bayi ini perempuan. Sepertinya ada orang yang sengaja meletakkannya di depan rumahku."

 

"Sudahlah kau tinggalkan saja bayi itu diluar, ayo cepat layani aku sekarang juga," Diego tak sabaran ingin segera menyalurkan hasratnya yang tertunda.

 

Lelaki itu merangkul wanitanya dan mencoba untuk menciumi wanita itu.

 

"Ah, Diego. Kasihan anak ini, lihatlah betapa lucu dan cantiknya dia. Bagaimana mungkin aku akan meninggalkannya diluar begitu saja?" Hany mendorong pelan dada Diego.

 

"Hany ayolah, kau tidak tahu itu anak siapa, jika kau membawanya ke dalam rumahmu pasti kau akan terkena masalah." Diego merasa jengah dengan kedatangan bayi mungil itu.

 

"Tidak Diego, aku akan merawat anak ini," Hany memeluk tubuh bayi itu dan menciumi wajah bayi mungil itu.

 

"Hany, orang tua anak itu saja tidak memperdulikannya untuk apa kau ambil pusing tentangnya?" ucapnya sambil mengambil botol minumannya.

 

"Kalau kau tidak perduli pada anak ini ya terserah, tapi aku akan tetap merawatnya." Hany segera membawa bayi mungil itu ke dalam kamarnya dan menidurkannya.

 

Diego hanya menatap malas pada bayi mungil itu.

 

"Dasar pengganggu, mengapa kau datang pada saat yang tidak tepat?" Gerutunya sambil menatap bayi mungil itu.

 

Sementara Hany dengan sigap membuatkan susu yang terdapat pada tas kecil yang diletakkan bersama bayi itu. Kemudian memberikan minum untuknya. Hany menggendong bayi itu dengan penuh kasih sayang. Tak lama bayi itupun tertidur dengan pulasnya.

 

"Bagaimana, kau sudah selesai bersama bayi itu? Ayo sekarang kau harus memuaskanku. Aku sudah menunggu lama," pinta lelaki itu sambil memeluk erat pinggang wanitanya dari belakang.

 

"Tananglah Diego, malam ini aku milikmu. Kau akan mendapatkan apapun yang kau mau," Hany mengusap pelan rahang tegas pria itu.

 

Mereka segera melanjutkan permainan mereka yang tertunda karena kedatangan sang bayi mungil itu.

 

***

 

Delapan belas tahun berlalu, Abigail telah tumbuh dewasa dan menjadi gadis yang sangat cantik. Banyak lelaki yang bertekuk lutut padanya dan rela merangkak dihadapannya untuk mengemis cintanya karena gadis itu benar-benar sangat lihai dan piawai dalam melayani para pelanggannya.

 

"Abigail, apa kau sudah siap? Hari ini kita kedatangan tamu istimewa dan kau harus melayaninya dengan baik," titah Hany padanya.

 

"Baik ibu, aku akan melakukan yang terbaik untuk pria itu. Ibu tidak perlu khawatir, tidak ada pria yang akan menolakku," ujarnya sambil memoleskan lipstik berwarna merah dibibirnya.

 

"Waw, kau cantik sekali hari ini," Diego memperhatikan gadis belia itu dari atas hingga ke bawah. Dia cukup terpesona dan tergoda melihat kecantikan paripurna yang ada dihadapannya. Gadis muda itu terlihat cantik dengan dress berwarna merah dengan bentuk V pada bagian depannya yang cukup rendah hingga menampakkan tonjolan pada tubuh gadis itu. Ditambah lagi dress itu hanya sebatas lutut hingga menampakkan kaki jenjangnya.

 

"Apa yang kau lihat?" Gadis belia itu menjentikkan jarinya ke hadapan Diego membuatnya cukup terperanjat.

 

"Ah, tidak. Apa kau sudah siap?" tanyanya pada gadis muda itu.

 

"Hm, tentu."

 

"Sebentar lagi tamunya akan datang, kau bersiaplah."

 

Diego segera menemui Hany, untuk pergi bersamanya, karena memang malam ini mereka sengaja membiarkan Abigail dirumah itu sendirian supaya leluasa untuk melayani tamu yang telah membayar mereka untuk membooking Abigail.

 

Satu jam berlalu, tamu yang dinantikan tiba. Lelaki itu turun dari mobil mewahnya melangkahkan kaki ke arah rumah Abigail. Dia mengetuk pintu rumah itu dan betapa terkejutnya lelaki itu saat melihat gadis muda yang membukakan pintu untuknya.

 

"Kau, mana ibumu?" tanya lelaki itu sambil menatap pada tubuh gadis muda itu. Bagaimana tidak tergoda melihat pemandangan yang begitu indah terpampang nyata di depan matanya.

 

"Kau, mencari ibuku?"

 

"Iya, bukankah ibumu yang akan menemaniku? Aku sudah membayarnya."

 

"Kau salah, orang yang kau maksud itu bukan ibuku tapi aku. Masuklah tuan, aku akan melayanimu," ucap Abigail tanpa rasa canggung dan meraih tangan pria itu untuk masuk bersamanya.

 

"Apa aku tidak salah dengar? Bagaimana mungkin aku akan tidur bersamamu. Sedangkan kau..."

 

"Kenapa? Apa kau meragukanku? Jangan salah tuan, aku ini sudah berpengalaman untuk menghadapi pria dewasa sepertimu. Apalagi dalam urusan ranjang," pintas gadis kecil itu tanpa ada keraguan.

 

Dirinya sangat yakin, kalau dia bisa membuat lelaki dewasa dihadapannya itu merasa puas saat bersamanya.

 

"Dengar nak, kau masih terlalu muda untuk bekerja seperti ini. Sebaiknya lupakan saja," lelaki itu memberikan uang pada Abigail kemudian membalikkan badan untuk keluar dari rumah itu.

 

Bagaimana mungkin, seorang lelaki dewasa sepertinya akan berkencan dengan gadis berumur delapan belas tahun yang lebih cocok menjadi anaknya?

 

"Apa kau meragukanku tuan? Kau sudah membayarku, artinya aku harus melayanimu," jelas Abigail padanya.

 

Lelaki itu membalikkan badannya menghadap kepada Abigail.

 

"Aku tidak bisa melakukannya bersamamu. Jika aku melanjutkan semua ini aku akan merasa sangat berdosa padamu. Kau itu seumuran dengan anakku, aku tidak mungkin mengencanimu," jelasnya dengan wajah sendu menatap gadis muda itu.

 

"Jadi kau punya anak? Apakah anakmu secantik aku?" cicit Abigail padanya.

 

"Iya, aku telah mempunyai anak tapi aku tidak tahu apakah anakku masih hidup atau tidak karena aku juga tidak mengetahui keberadaannya." jelas pria itu dengan suara yang sedikit tercekat ditenggorokan.

 

"Maaf, aku kira anakmu ada bersamamu." Abigail menundukkan kepala merasa tidak enak hati.

 

"Tidak masalah nak, mungkin Tuhan sengaja mempertemukan kita agar mengingatkanku untuk mengakihiri petualanganku," senyum tipis terbesit diwajah tegas lelaki itu.

 

"Tapi paman, bagaimana aku harus menjawab pertanyaan ibuku nanti kalau aku hanya menerima uangmu saja?"

 

Abigail takut kalau ibu dan pacar ibunya yang bernama Diego itu tahu kejadian malam ini, dia pasti akan terkena masalah besar.

 

"Tenanglah nak, kau cukup bilang kau sudah melakukan tugasmu dan aku akan menelpon ibumu kalau aku merasa puas dengan servicemu,"  lelaki paruh baya yang masih terlihat tampan dan bertubuh atletis itu segera mengeluarkan ponselnya kemudian menelpon Hany dan memberitahukan wanita itu bahwa dia telah mendapatkab service terbaik dari gadis yang berada didalam rumahnya.

 

"Kau lihatkan? Aku sudah menepati janjiku. Baiklah, aku akan segera pergi," tukas lelaki itu sambil meninggalkan Abigail.

 

"Tunggu, aku belum tahu siapa namamu?" Abigail menahan langkah lelaki itu.

 

"Javes Frederick. Kau bisa memanggilku Javes," ujar lelaki itu sambil menatap Abigail.

 

"Baiklah. Terimakasih tuan Javes."

 

Wanita muda itu merasa sangat bahagia, karena untuk pertama kali dalam hidupnya ada lelaki yang bisa menghargai dirinya. Seorang lelaki yang mau memberikannya uang tanpa harus menikmati tubuhnya. Hari ini dirinya merasa benar-benar dihargai sebagai manusia sesungguhnya.

Episodes
1 Abigail Mahira
2 Menghangat
3 Rencana Pernikahan
4 Hampir Saja
5 Terjebak
6 Oricon Tertembak
7 Pencarian Abigail
8 Pertemuan di Rumah Sakit
9 Menghilang
10 Bertunangan
11 Mendapatkan Pekerjaan
12 Menemukan Abigail
13 Kamar 303
14 Penculik
15 Sebuah Permintaan Maaf
16 Mengincar Abigail
17 Menyelidiki
18 Mencari Tahu Pelaku Sebenarnya!
19 Menyingkap Rahasia
20 Menemukan Kebenaran
21 Kopi Hangat Pencair Suasana
22 Sketsa Wajah
23 Baby Angel
24 Kembali ke Mansion
25 Brady Sadar
26 Kemarahan Oricon
27 Kebenaran yang Terungkap
28 Misi Selesai
29 Niat tulus Oricon
30 Menemukan Sosok Ayah
31 Aldrick Cemburu
32 Persidangan Kasus Brady
33 Tes DNA
34 Sebuah Kesepakatan
35 Gelisah
36 Fakta Yang Terkuak
37 Mencari Jejak Ileana
38 Memulai Pencarian
39 Sebuah Aib
40 Menarik Perhatian Oricon
41 Pertemuan Ayah dan Anak
42 Berdamai dengan Diri Sendiri
43 Dia telah Tiada
44 Mengatur Siasat
45 Mengintai
46 Kehilangan Jejak
47 Sebuah Kesepakatan
48 Misi Penyelamatan Abigail
49 Hamil
50 BOM!!!
51 Kembali Pulang
52 Membongkar Kebusukan Emily
53 Menjaga Kehormatan
54 Kewaspadaan Aldrick
55 Menyimpan Bukti
56 Malam Henna
57 Membongkar Kebusukan Emily
58 Memberikan Penjelasan
59 Meminta Keadilan
60 Bulan Madu Kedua
61 Rusuh
62 Cemas
63 Membawa Emily Pulang
64 Tamu Baru dalam Kehidupan
65 Happy Ending
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Abigail Mahira
2
Menghangat
3
Rencana Pernikahan
4
Hampir Saja
5
Terjebak
6
Oricon Tertembak
7
Pencarian Abigail
8
Pertemuan di Rumah Sakit
9
Menghilang
10
Bertunangan
11
Mendapatkan Pekerjaan
12
Menemukan Abigail
13
Kamar 303
14
Penculik
15
Sebuah Permintaan Maaf
16
Mengincar Abigail
17
Menyelidiki
18
Mencari Tahu Pelaku Sebenarnya!
19
Menyingkap Rahasia
20
Menemukan Kebenaran
21
Kopi Hangat Pencair Suasana
22
Sketsa Wajah
23
Baby Angel
24
Kembali ke Mansion
25
Brady Sadar
26
Kemarahan Oricon
27
Kebenaran yang Terungkap
28
Misi Selesai
29
Niat tulus Oricon
30
Menemukan Sosok Ayah
31
Aldrick Cemburu
32
Persidangan Kasus Brady
33
Tes DNA
34
Sebuah Kesepakatan
35
Gelisah
36
Fakta Yang Terkuak
37
Mencari Jejak Ileana
38
Memulai Pencarian
39
Sebuah Aib
40
Menarik Perhatian Oricon
41
Pertemuan Ayah dan Anak
42
Berdamai dengan Diri Sendiri
43
Dia telah Tiada
44
Mengatur Siasat
45
Mengintai
46
Kehilangan Jejak
47
Sebuah Kesepakatan
48
Misi Penyelamatan Abigail
49
Hamil
50
BOM!!!
51
Kembali Pulang
52
Membongkar Kebusukan Emily
53
Menjaga Kehormatan
54
Kewaspadaan Aldrick
55
Menyimpan Bukti
56
Malam Henna
57
Membongkar Kebusukan Emily
58
Memberikan Penjelasan
59
Meminta Keadilan
60
Bulan Madu Kedua
61
Rusuh
62
Cemas
63
Membawa Emily Pulang
64
Tamu Baru dalam Kehidupan
65
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!