Menghangat

Diperjalanan pulang, Javes teringat dengan wajah gadis muda yang baru saja akan dikencaninya. Mata indah sang gadis yang sangat mirip dengan wanita yang pernah ia cintai, namun dia tidak tahu entah dimana keberadaan wanita itu. Apakah dia masih hidup atau telah tiada.

Ailee, dimana kau sekarang? Sudah dua puluh tahun berlalu, aku masih tidak mampu melupakanmu. Kau tahu, batinku sangat tersiksa. Jika saja kau ada disini, kau pasti akan menghapus semua rasa sakit ini.

Sekarang aku bagai tubuh tanpa nyawa tanpamu. Kau tahu Ailee aku baru saja bertemu dengan seorang gadis muda yang sangat mirip denganmu. Entah mengapa aku merasa sangat dekat dengannya padahal aku baru saja bertemu dengannya. Apakah ini sebuah pertanda, kau telah memberikanku sebuah kehidupan baru melalui gadis muda itu? Mengapa aku merasakan dia seperti anakku?

Jave berpikir sangat keras mengingat wajah gadis muda yang bernama Abigail itu. Hatinya benar-benar terenyuh. Sakit sekali rasanya jika benar itu adalah putrinya.

 

Sementara itu, Abigail yang berada di dalam kamar, memperhatikan sekeliling tembok disana, ia masih bisa mengingat bagaimana lelaki yang bernama Javes tadi menasihatinya. Ternyata, di dunia yang kejam ini masih ada orang baik hati yang mau memperdulikan orang seperti dirinya

 

Seketika saja, terasa hatinya menghangat. Sentuhan lembut dari lelaki paruh baya tadi dipucuk kepalanya membuatnya merasakan sebersit kasih sayang yang tak pernah dirasakannya selama ini telah ditemukan kembali olehnya.

Ayah Bisiknya dalam hati. Seketika diapun membuka matanya yang terpejam, Abigail tersadar semua itu hanya mimpi.

Hanya mimpi, mengapa aku bisa bermimpi dengan tuan kaya raya itu? Aku baru saja bertemu dengannya mengapa aku memimpikan sosok ayah sepertinya? Ayolah Abigail jangan bermimpi terlalu tinggi karena jika terjatuh itu akan terasa sangat sakit,  Abigail berusaha membujuk hatinya. Dia sungguh-sungguh bingung dengan mimpinya itu.

Abigail beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Entah mengapa dia teringat kembali pada pria tua itu lagi.

Abigail teringat akan senyuman pria itu dan saat manik kecoklatan pria itu beradu dengan maniknya seakan ada rasa kerinduan yang lama ingin disentuhnya. Bukan, itu bukan nafsu tapi sebuah rasa yang tidak pernah ditemukan saat dia bersama orang-orang yang berada di lingkungannya. Dia merasakan sebuah kasih sayang yang terpancar dari mata itu. Ya, kasih sayang seorang ayah yang sangat didambakannya.

 

"ABIGAIL!" teriak seorang lelaki memanggil namanya dari balik tirai kamarnya.

Gadis muda itu tersentak dari lamunannya. Dirinya segera membukakan pintu kamarnya.

"Kau Diego, ada apa?"

"Hari ini ada pelanggan. Cepat kau layani dia," titah lelaki itu padanya.

 

Abigail hanya menghembuskan nafas berat. Entah mengapa, hari ini dia begitu tak ingin melakukannya. Tidak seperti hari-hari biasa yang dia lalui, Abigail akan segera menghampiri pelanggannya dan memberikan service terbaiknya.

 

***

Lelaki yang bersama Diego itu kini tengah bersama Abigail di dalam kamar itu.

Abigail masih saja memunggungi lelaki itu tanpa mau menatap ke arahnya.

"Hm, apa kau sudah siap?" tanyanya sambil menatap ke tubuh gadis yang berada dihadapannya dari atas kepala hingga ujung kaki.

Abigail membalikkan tubuhnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat sosok dihadapannya itu, seorang lelaki tampan yang berwajah blasteran. Tidak seperti biasanya yang datang padanya pastinya lelaki paruh baya atau para lelaki mata keranjang, tapì kali ini yang dilihatnya seperti lelaki baik-baik. Tapi kenapa lelaki itu berada ditempat ini? Apakah dia tersesat?

"Kau? Apa kau yakin akan melakukannya bersamaku disini?"

"Apa kau meragukanku?" Lelaki itu mulai mendekat ke arah Abigail.

Abigail sedikit memundurkan tubuhnya. Lelaki itu merasa tertantang dan terus mendekatinya.

"Jangan mendekat!" Teriak Abigail padanya.

Lelaki muda yang berusia sekitar dua puluh lima tahun itu semakin mendekatinya hingga membuat Abigail semakin terpojok. Bahkan tubuh rampingnya itu telah tersandar ke tembok dan pria itu semakin mendekatinya membuatnya semakin gugup.

Tanpa sadar Abigail menikmati perbuatan pria itu padanya dan tanpa butuh waktu lama merekapun saling betukar peluh.

Lelaki yang tengah terbakar dengan gejolak hasrat ditubuhnya itupun dengan mudahnya melakukan permainannya. Tidak butuh waktu lama sang wanita merasakan getaran hebat ditubuhnya.

Sekelabat Abigail melihat sosok yang berada disisinya. Seketika nasihat dari pria tua yang bertemu dengannya beberapa hari yang lalu terngiang ditelinganya. Wanita muda itu tersadar, dirinya baru saja ingin melepas pekerjaan ini tapi mengapa dia melakukannya lagi? Matanya mengerjap untuk menyadarkan dirinya.

Namun, lelaki tampan dihadapannya itu telah tersenyum smirk dan masih tetap mendekatinya. Abigail mencoba menolaknya tapi semua telah terlambat, lelaki itu terlalu kuat untuk dia singkirkan bahkan untuk mendorong tubuh lelaki itu dirinya sudah tak sanggup, karena yang ada saat ini dia benar-benar mendambakannya.

Tak perlu waktu lama lelaki itu menghujamkan hasratnya pada wanita dihadapannya. Keduanya kini tengah terbakar dalam api yang menghangatkan malam panas mereka.

 

***

Pagi harinya, Abigail terjaga lebih dulu. Dia mengejapkan matanya dan menoleh ke samping. Dapat dia temukan lelaki tampan berwajah blasteran itu masih pulas dalam tidurnya. Abigail segera bangkit dari tidurnya untuk segera membersihkan diri.

 

Saat keluar kamar, dia mendapati tak seorangpun berada dirumah itu. Ya, seperti biasanya saat dia sedang bersama tamunya. Hany dan Diego pasti akan meninggalkannya berdua bersama pelanggannya.

 

Abigail segera menyiapkan spagethi instan yang ada di dapur. Tak lupa dirinya membuat kopi hangat untuk mengisi perutnya yang mulai keroncongan.

 

Tiba-tiba saja, sosok lelaki menghampirinya.

"Kau ... kau sudah bangun?" Abigail cukup terlonjak kaget melihat lelaki itu tiba-tiba ada dihadapannya.

"Maaf aku terlambat bangun, tadi aku baru saja mencium bau masakanmu yang membuatku merasa lapar," ujarnya sambil melihat makanan dan minuman yang tersedia dimeja.

"Makanlah jika kau merasa lapar, aku sudah mempersiapkannya tadi," Abigail melepaskan apronnya kemudian duduk di dekat lelaki itu.

"Apa ini termasuk servicemu pada pelangganmu?" cicit lelali itu padanya.

Lelaki itu cukup merasa terhormat karena gadis yang baru saja dikencaninya tadi malam menyiapkan makanan dan minuman untuknya. Mana ada service tambahan seperti itu setelah mengakhiri cinta satu malam.

Lelaki itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya kemudian mengambil makanan yang telah disediakan.

"Anggap saja sepertu itu," jawab Abigail datar kemudian menyuapkan spagethi kemulutnya.

"Oh iya, namamu siapa?" Lelaki itu menatap manik mata Abigail sekilas.

"Abigail,"

"Nama yang cantik seperti pemiliknya," rayu lelaki itu padanya.

Abigail hanya tersenyum mendengar ucapan lelaki itu.

"Apa kau tidak tertarik mengetahui namaku?"

"Ah, maaf aku pikir kau tak peduli tentang itu."

"Tentu saja aku perduli. Jika tidak untuk apa aku menanyakan namamu?"

"Baiklah, siapa namamu?" Abigail mulai tertarik bicara dengan lelaki dihadapannya.

"Panggil saja aku Oricon," ucap lelaki itu sambil menyantap makanannya.

Terlihat piringnya sudah mulai kosong dalam waktu singkat.

"Apa  malam tadi membuatmu begitu melelahkan sehingga membuatmu begitu lapar?" Ejek gadis belia itu pada Oricon.

"Hm, mungkin. Tapi menurutku masakanmu benar-benar enak," lelaki itu sedikit malu dengan sindiran gadis belia yang berada dihadapannya. Dia segera melanjutkan suapan terakhirnya dan benar-benar menghabiskan makanannya.

"Aku akan mencuci piringnya," tukas lelaki itu sambil membawa piring kotornya kemudian mencuci piring bekas makannya.

Selesai membereskan semuanya, Oricon segera berpamitan pada Abigail. Tak lupa dirinya memberikan kontaknya pada Abigail.

"Jika kau butuh bantuanku hubungi aku."

Setelah beetukar kontak dirinya segera pergi.

Episodes
1 Abigail Mahira
2 Menghangat
3 Rencana Pernikahan
4 Hampir Saja
5 Terjebak
6 Oricon Tertembak
7 Pencarian Abigail
8 Pertemuan di Rumah Sakit
9 Menghilang
10 Bertunangan
11 Mendapatkan Pekerjaan
12 Menemukan Abigail
13 Kamar 303
14 Penculik
15 Sebuah Permintaan Maaf
16 Mengincar Abigail
17 Menyelidiki
18 Mencari Tahu Pelaku Sebenarnya!
19 Menyingkap Rahasia
20 Menemukan Kebenaran
21 Kopi Hangat Pencair Suasana
22 Sketsa Wajah
23 Baby Angel
24 Kembali ke Mansion
25 Brady Sadar
26 Kemarahan Oricon
27 Kebenaran yang Terungkap
28 Misi Selesai
29 Niat tulus Oricon
30 Menemukan Sosok Ayah
31 Aldrick Cemburu
32 Persidangan Kasus Brady
33 Tes DNA
34 Sebuah Kesepakatan
35 Gelisah
36 Fakta Yang Terkuak
37 Mencari Jejak Ileana
38 Memulai Pencarian
39 Sebuah Aib
40 Menarik Perhatian Oricon
41 Pertemuan Ayah dan Anak
42 Berdamai dengan Diri Sendiri
43 Dia telah Tiada
44 Mengatur Siasat
45 Mengintai
46 Kehilangan Jejak
47 Sebuah Kesepakatan
48 Misi Penyelamatan Abigail
49 Hamil
50 BOM!!!
51 Kembali Pulang
52 Membongkar Kebusukan Emily
53 Menjaga Kehormatan
54 Kewaspadaan Aldrick
55 Menyimpan Bukti
56 Malam Henna
57 Membongkar Kebusukan Emily
58 Memberikan Penjelasan
59 Meminta Keadilan
60 Bulan Madu Kedua
61 Rusuh
62 Cemas
63 Membawa Emily Pulang
64 Tamu Baru dalam Kehidupan
65 Happy Ending
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Abigail Mahira
2
Menghangat
3
Rencana Pernikahan
4
Hampir Saja
5
Terjebak
6
Oricon Tertembak
7
Pencarian Abigail
8
Pertemuan di Rumah Sakit
9
Menghilang
10
Bertunangan
11
Mendapatkan Pekerjaan
12
Menemukan Abigail
13
Kamar 303
14
Penculik
15
Sebuah Permintaan Maaf
16
Mengincar Abigail
17
Menyelidiki
18
Mencari Tahu Pelaku Sebenarnya!
19
Menyingkap Rahasia
20
Menemukan Kebenaran
21
Kopi Hangat Pencair Suasana
22
Sketsa Wajah
23
Baby Angel
24
Kembali ke Mansion
25
Brady Sadar
26
Kemarahan Oricon
27
Kebenaran yang Terungkap
28
Misi Selesai
29
Niat tulus Oricon
30
Menemukan Sosok Ayah
31
Aldrick Cemburu
32
Persidangan Kasus Brady
33
Tes DNA
34
Sebuah Kesepakatan
35
Gelisah
36
Fakta Yang Terkuak
37
Mencari Jejak Ileana
38
Memulai Pencarian
39
Sebuah Aib
40
Menarik Perhatian Oricon
41
Pertemuan Ayah dan Anak
42
Berdamai dengan Diri Sendiri
43
Dia telah Tiada
44
Mengatur Siasat
45
Mengintai
46
Kehilangan Jejak
47
Sebuah Kesepakatan
48
Misi Penyelamatan Abigail
49
Hamil
50
BOM!!!
51
Kembali Pulang
52
Membongkar Kebusukan Emily
53
Menjaga Kehormatan
54
Kewaspadaan Aldrick
55
Menyimpan Bukti
56
Malam Henna
57
Membongkar Kebusukan Emily
58
Memberikan Penjelasan
59
Meminta Keadilan
60
Bulan Madu Kedua
61
Rusuh
62
Cemas
63
Membawa Emily Pulang
64
Tamu Baru dalam Kehidupan
65
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!