Kedatangan Pemimpin bandit dan mucikari

Keesokan harinya Hyun bangun saat matahari sudah tinggi. Mayat para bandit juga sudah dimakamkan semuanya oleh anak buah pangeran Ji Won.

Hyun merasa tubuhnya sangat lengket. Dia menghampiri pangeran Ji Won yang sedang membakar ayam.

"Kak...kira-kira disekitar sini ada sungai tidak ya?" tanya Hyun saat sudah duduk disampingnya.

Pangeran Ji Won yang sebelumnya masih fokus dengan ayam ditangannya, menoleh kearah Hyun. Dahinya mengernyit mendengar pertanyaan gadis kecil disampingnya.

"Buat apa?" tanyanya heran.

"Buat mandi lah," jawab Hyun dengan jujur.

"Nanti saja di rumah. Memangnya kamu punya bawah baju buat ganti?"

"Tidak bawah sih. Tapi tubuh aku lengket banget. Tidak nyaman sekali."

"Kalau begitu mandi dirumah ini saja. Saya akan menyuruh seseorang untuk mengambilkan air dari sungai. Jadi kamu bisa mandi dengan air tersebut," ucap pangeran Ji Won memberi saran setelah berfikir.

Pangeran Ji Won tidak mungkin mengizinkan istri kecilnya mandi di sungai. Takutnya ada orang yang mengintip. Jadi agar lebih aman, biarkan anak buahnya saja yang mengambil air itu dari sungai.

Wajah Hyun langsung berbinar mendengarnya . Dia pun sebenarnya malas. Untuk suaminya perhatian.

"Terimakasih," ucap Hyun dengan tersenyum tulus.

Pangeran Ji Won merasa tertegun. Dia tidak menyangka jika senyum Hyun bisa secantik itu. Dia merasa terpesona olehnya.

"Sama-sama. Lebih baik sekarang kamu makan dulu. Aku akan kesana terlebih dulu ," ucap pangeran Ji Won sambil menunjuk anak buahnya. Dia memberikan daging ayam yang baru saja ia bakar ke tangan Hyun.

Tanpa menunggu persetujuan Hyun, pangeran Ji Won beranjak dari sana. Dia menghampiri anak buahnya yang sedang berkumpul.

"Tuan muda," sapa salah satu anak buahnya.

"Apa disekitar sini ada sungai?" tanya pangeran Ji Won to the point.

"Ada tuan muda. Kebetulan di belakang rumah ini ada sungai tuan muda. Letaknya juga tidak terlalu jauh," jawab salah satu dari mereka.

"Kalau begitu, cari sesuatu untuk mengambil air dari sana! "

"Buat apa tuan muda?"

"Hyun ingin mandi. Jadi kalian harus mempersiapkannya,"ucap pangeran Ji Won tidak terima penolakan.

"Baik tuan muda. "

Setelah memberi perintah pada anak buahnya, pangeran kembali menghampiri Hyun yang sedang makan.

Hyun menikmati daging ayam yang dibakar oleh pangeran Ji Won dengan lahap. Padahal rasanya biasa aja.

Pepatah mengatakan, "Seenak-enaknya makanan paling enak dimakan dikala lapar."

"Bagaimana rasanya? " tanya pangeran Ji Won melihat betapa lahapnya Hyun makan.

"Lumayan. Kak Ji Won tidak ikutan makan?"

"Sudah...maaf jika rasanya tidak sesuai dengan seleramu."

"Ha ha ha kakak bisa saja. Kalau tidak enak, tidak mungkin saya makan. Bagaimana...apakah mereka mau mengambilkan airnya?"

"Tentu saja. Kamu habiskan saja dulu makanannya. Setelah itu baru mandi. "

Hyun mengangguk. Tanpa ragu ia menghabiskan semua daging yang ada ditangannya.

Pangeran Ji Won tersenyum kecil melihatnya. Menurutnya Hyun nampak sangat imut jika seperti itu.

Tak lama kemudian anak buahnya datang. Mereka memberitahu jika airnya sudah siap. Tanpa banyak fikir, Hyun langsung menuju kamar yang mereka tunjuk.

Pangeran Ji Won tidak menyangka jika Hyun akan meninggalkan tas ranselnya di dekatnya. Tentu saja kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh pangeran Ji Won.

Meskipun rasanya tidak sopan, namun karena penasaran pangeran Ji Won membuka tas ransel tersebut.

"Apa ini?" gumam pangeran Ji Won begitu melihat isinya.

Ternyata yang diucapkan Cin Hae benar. Hyun memiliki berbagai benda yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia jadi penasaran dengan benda-benda tersebut.

Pangeran Ji Won kembali menutup ransel setelah puas melihatnya. Kemudian mengembalikannya ke tempat semula.

"Siapa kalian? Apa yang sudah kalian lakukan disini?" seru seseorang dengan lantang.

Pangeran Ji Won melihat beberapa orang berdiri di depan gerbang. Dilihat dari tampilan mereka diperkirakan salah satu dari mereka merupakan pemimpin dari para bandit.

Pangeran Ji Won berdiri dan mendekati mereka. Begitupun dengan anak buahnya.

"Bagaimana menurutmu?" tanya pangeran Ji Won datar.

"Wah...barang bagus nih," seru seseorang wanita yang datang bersama mereka.

Dia merupakan mucikari yang akan membeli para wanita yang sebelumnya di kurung oleh para bandit. Mucikari itu membawa beberapa pengawal untuk menjaganya.

Pemimpin bandit itu melihat pangeran Ji Won dan anak buahnya dengan gusar. Dia berbisik kepada orang yang berdiri di sampingnya.

Setelah itu dia ingin berlari kedalam. Dengan sigap anak buah pangeran Ji Won menghadangnya.

"Brengsek! apa yang kau lakukan?"

"Tentu saja menghalangi mu masuk kedalam. Memangnya mau apa lagi?" jawab Pangeran Ji Won santai.

"Dimana anak buahku?" tanya pemimpin bandit dengan garang.

"Menurutmu?"

"Kurang ajar! Bereskan mereka!"

Para bandit itu menyerang pangeran Ji Won dan anak buahnya. Begitupun dengan pengawal sang mucikari.

Kekuatan para bandit itu kalah jauh dari anak buah pangeran Ji Won. Mereka kalah hanya dalam beberapa serangan.

Hyun yang sedang mandi menyadari ada pertarungan di depan. Namun dia yakin jika anak buah suaminya mampu mengalahkan mereka. Mengingat semalam Cin Hae mampu mengejarnya menggunakan ilmu meringankan tubuh.

Apa yang diperkirakan oleh Hyun ternyata tepat. Setelah ia selesai dan kembali ke depan pertarungan sudah selesai.

Semua sudah di bekuk oleh pangeran Ji Won dan anak buahnya. Termasuk sang mucikari dan pengawalnya. Mereka dikumpulkan jadi satu dengan muka yang sudah babak belur

"Ayo kita pulang," ajak pangeran Ji Won.

"Bagaimana dengan mereka."

"Biar anak buahku yang urus."

"Oke!"

Hyun mengambil tas ransel yang tadi sempat di periksa oleh pangeran Ji Won. Dia tahu jika sudah ada yang mau membukanya. Namun tidak menyangka jika pangeran Ji Won langsung mengakuinya.

"Maaf tadi aku membukanya, "ucapnya dengan tulus.

"Bagaimana menurut kakak? "

"Aneh dan bagus."

"Apa kakak pernah melihatnya di suatu tempat? "

Pangeran Ji Won menggelengkan kepalanya. Barang-barang itu belum pernah ia lihat sebelumnya. Begitupun dengan ranselnya.

"Ini namanya tas ransel. Bisa digunakan untuk membawa beberapa barang dengan mudah. Jadi kemana-mana tidak perlu membawa keranjang."

"Kamu memperoleh ransel itu dari mana?"

"Ada seseorang yang memberikannya padaku."

" Siapa?" tanya pangeran Ji Won penasaran.

"Entah. Aku juga tidak mengenalnya. Namun dia sudah menolongku beberapa kali. "

Pangeran Ji Won mengerti jika ada yang disembunyikan oleh Hyun. Namun dia juga tidak mendesaknya untuk berbicara jujur padanya.

Karena dia sendiri juga memliki rahasia yang ia sembunyikan. Termasuk tentang identitasnya.

Akhirnya mereka pun pulang. Kali ini Hyun berjalan dengan santai. Selain tubuhnya sudah segar, dia juga sekalian mencari tumbuhan serta binatang yang bisa ia bawa pulang.

Pangeran Ji Won dan dua anak buahnya berjalan bersamanya. Sedangkan yang lain mengurus para bandit yang sudah mereka kalahkan.

Setiap menemukan tumbuhan yang berguna, Hyun mengajak mereka untuk berhenti. Tidak ada penolakan dari pangeran Ji Won. Dia malah semakin penasaran dengan istri kecilnya.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Ji Won makin penasaran 😅

2025-01-03

0

Ds Phone

Ds Phone

dia tahu semua nya

2025-01-27

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

kerreeennnn

2025-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Mikha
2 Hana belum kembali
3 Lubang Jebakan
4 Kwang
5 Pergi ke hutan bersama adik dan sahabat
6 Pertarungan
7 Pangeran Ji Won
8 Tingkah Hyun yang diluar nalar
9 Pangeran Ji Won tinggal di desa Karo
10 Tuduhan
11 Hukuman
12 Menjadi suami istri dadakan
13 Nilai plus Hyun
14 HA NEUL
15 Alat-alat detektif
16 Cin Hae terkejut
17 Pangeran Ji Won menyusul Hyun
18 Kedatangan Pemimpin bandit dan mucikari
19 Wabah penyakit
20 Izin
21 Tiba di desa Ruo
22 Perawatan pasien
23 Kegalauan Pangeran Ji Won
24 Berhasil
25 Dua pilihan
26 Keanehan di desa mati
27 Kekuatan tersembunyi Hyun
28 Makan bersama
29 Pertarungan
30 Singa penjaga
31 Lion
32 Pangeran Ji Won kembali
33 Satu tahun berlalu
34 Tiba di desa Karo
35 Kondisi pangeran Ji Won
36 Mulai perjalanan
37 Hyun tiba di ibu kota.
38 Draft
39 Renovasi rumah
40 Pengumuman
41 Merawat luka
42 Hyun kerumah tuan besar Yue
43 Mengobati pangeran Ji Won
44 Pangeran Ji Won sadar
45 Keputusan tuan besar Yue
46 Draft
47 Selir Agung berlutut
48 Pangeran Ji Won kembali sadar
49 Cerita pangeran Ji Won
50 Bubur dan nasi campur
51 Hyun berbelanja
52 Pangeran mahkota berkunjung
53 Pangeran mahkota berkata jujur
54 Kedatangan Ha Neul
55 Kesadaran Ha Neul
56 Kepulangan tuan besar Yue bersama sang istri
57 Kedatangan kaisar Tan
58 Restu kaisar Tan
59 Siluman seribu wajah
60 Kedatangan kaisar Tan
61 Berdiskusi bersama
62 Upaya penyelamatan pangeran mahkota.
63 Kembali
64 Menjemput perdana menteri
65 Kehidupan kwang dan keluarga
66 Bertemu
67 Penjelasan pangeran Ji Won
68 Kehidupan Hyun di desa
69 Enam tahun berlalu
70 Kembalinya pangeran Ji Won
71 ...
72 Lamaran resmi
73 Pernikahan
74 Draft
75 Malam pertama
76 Perjalanan ke perbatasan
77 Rumah pohon
78 Siluman seribu wajah terakhir
79 Kedatangan kaisar dari kerajaan Air
80 Pergi ke kerajaan Air
81 Kaisar harimau
82 Perjuangan
83 Jimin dan Jeany
84 Hutan terlarang
85 Gubuk Feng Yin
86 Mencari keberadaan Jeany dan Jimin
87 Pencarian
88 Ketemu
89 Feng Yin tinggal di kerajaan Api
90 END
91 pengumuman
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mikha
2
Hana belum kembali
3
Lubang Jebakan
4
Kwang
5
Pergi ke hutan bersama adik dan sahabat
6
Pertarungan
7
Pangeran Ji Won
8
Tingkah Hyun yang diluar nalar
9
Pangeran Ji Won tinggal di desa Karo
10
Tuduhan
11
Hukuman
12
Menjadi suami istri dadakan
13
Nilai plus Hyun
14
HA NEUL
15
Alat-alat detektif
16
Cin Hae terkejut
17
Pangeran Ji Won menyusul Hyun
18
Kedatangan Pemimpin bandit dan mucikari
19
Wabah penyakit
20
Izin
21
Tiba di desa Ruo
22
Perawatan pasien
23
Kegalauan Pangeran Ji Won
24
Berhasil
25
Dua pilihan
26
Keanehan di desa mati
27
Kekuatan tersembunyi Hyun
28
Makan bersama
29
Pertarungan
30
Singa penjaga
31
Lion
32
Pangeran Ji Won kembali
33
Satu tahun berlalu
34
Tiba di desa Karo
35
Kondisi pangeran Ji Won
36
Mulai perjalanan
37
Hyun tiba di ibu kota.
38
Draft
39
Renovasi rumah
40
Pengumuman
41
Merawat luka
42
Hyun kerumah tuan besar Yue
43
Mengobati pangeran Ji Won
44
Pangeran Ji Won sadar
45
Keputusan tuan besar Yue
46
Draft
47
Selir Agung berlutut
48
Pangeran Ji Won kembali sadar
49
Cerita pangeran Ji Won
50
Bubur dan nasi campur
51
Hyun berbelanja
52
Pangeran mahkota berkunjung
53
Pangeran mahkota berkata jujur
54
Kedatangan Ha Neul
55
Kesadaran Ha Neul
56
Kepulangan tuan besar Yue bersama sang istri
57
Kedatangan kaisar Tan
58
Restu kaisar Tan
59
Siluman seribu wajah
60
Kedatangan kaisar Tan
61
Berdiskusi bersama
62
Upaya penyelamatan pangeran mahkota.
63
Kembali
64
Menjemput perdana menteri
65
Kehidupan kwang dan keluarga
66
Bertemu
67
Penjelasan pangeran Ji Won
68
Kehidupan Hyun di desa
69
Enam tahun berlalu
70
Kembalinya pangeran Ji Won
71
...
72
Lamaran resmi
73
Pernikahan
74
Draft
75
Malam pertama
76
Perjalanan ke perbatasan
77
Rumah pohon
78
Siluman seribu wajah terakhir
79
Kedatangan kaisar dari kerajaan Air
80
Pergi ke kerajaan Air
81
Kaisar harimau
82
Perjuangan
83
Jimin dan Jeany
84
Hutan terlarang
85
Gubuk Feng Yin
86
Mencari keberadaan Jeany dan Jimin
87
Pencarian
88
Ketemu
89
Feng Yin tinggal di kerajaan Api
90
END
91
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!