Menjadi suami istri dadakan

"Ibu?!"

"Apa yang kamu lakukan Hyun?"

Hana merasa shoch melihat putrinya berduaan dengan pemuda yang baru dikenalnya. Apalagi pakaian pemuda itu sebagian sudah terbuka.

"Aku_"

"Saya tidak menyangka jika tuan muda melakukan hal seperti ini di desa saya. Apa anda tidak lihat jika Hyun masih anak-anak?"

Hyun kaget melihat sekumpulan orang disana. Dia kira cuma ada ibunya saja. Tidak menyangka jika ada kepala desa dan beberapa penduduk desa lainya.

Sebenarnya kedatangan mereka bukan tanpa alasan. Kepala desa berada disana atas undangan pengawal pangeran Ji Won. Dia pun turut berdiri disamping kepala desa.

"Kami tidak mau tahu. Tuan muda harus menikahi Hyun saat ini juga. Kami tidak ingin desa kaki tercemar."

"Tidak bisa begitu dong!" protes Hyun tidak terima.

"Mau tidak mau kalian harus menikah. Kalau tidak kalian akan mendapatkan hukuman adat karena sudah melakukan _"

"Apa yang kami lakukan?"

"Diam! "

"Tidak mau!"

"Baiklah.. Saya akan menikah dengan gadis ini."

"Kak!"

Hyun tidak menyangka jika karena sedikit kesalah pahaman, dia di akan dinikahkan secara paksa. Tidak ada yang mendengar penolakannya.

Bukan hanya Hyun yang merasa shock dengan kejadian ini. Pangeran Ji Won pun sama. Perasannya kini campur aduk.

Dia memang ingin menemukan gadis kecil penyelamat hidupnya. Namun dia tidak berfikir untuk menikahinya. Apa ini keberuntungan atau malah kesialan.

Setelah melalui proses yang cukup panjang akhirnya keduanya resmi menjadi sepasang suami istri.

Kini keduanya berada di ruang keluarga. Pangeran Ji Won menatap Hyun dengan campur aduk.

Entah apa yang akan ayah kaisar lakukan saat mengetahui dirinya sudah menikah. Semoga saja semua baik-baik saja.

"Maaf kan saya tuan . Andai tadi saya tidak menyuruh membuka pakaian, pasti hal ini tidak akan terjadi," ucap Hyun dengan penuh sesal.

Pangeran Ji Won bingung menjawabnya. Mau bagaimana lagi sekarang mereka sudah menjadi pasangan suami istri.

Baik pangeran Ji Won maupun Hyun masih bingung dengan status yang melekat pada mereka. Entah bagaimana nasib pernikahan mereka selanjutnya.

"Tidak perlu memanggil tuan. Panggil saja kak Ji Won! *

" Maaf... *

"Kamu tahu kan kalau sebenarnya saya bukan asli warga sini? "

Hyun mengangguk. Sejak awal bertemu dengannya dia juga sudah tahu kalau pemuda di depannya bukan orang sembarangan. Kalau penduduk asli itu jelas tidak mungkin..

"Saya belum bisa memberitahukan identitas yang sebenarnya padamu. Bagi saya ini terlalu mendadak."

Lagi-lagi Hyun mengangguk. Jangankan suami dadakannya, dirinya saja memiliki rahasia. Dia pun tidak berniat untuk membagi rahasia dengannya.

"Selain itu saya juga tidak akan tinggal didesa ini untuk selamanya. Sebenarnya saya tinggal disini memang berniat untuk mencarimu."

"Kenapa mencariku?"

"Tentu saja untuk berterima kasih. Tapi ternyata _"

"Maaf... Kalau bukan karena kecerobohan saya mungkin pernikahan ini tidak akan terjadi," ucap Hyun dengan tulus.

Pengawal pangeran Ji Won yang juga ikut memergoki mereka, sangat marah pada Hyun. Dia merasa Hyun hanya pembuat masalah.

"Tidak perlu minta maaf. Saya pun turut salah disini. Kalau saya tidak membawamu kerumah ini, hal itu juga tidak mungkin terjadi. Mau bagaimana pun sekarang kita sudah menjadi suami istri. Istirahatlah, masih ada yang ingin aku bicarakan dengan Dao."

Hyun mengangguk. Dia menanyakan letak kamar yang akan ia tempati.

"Kamar saya Dimana, Kak ? " tanyanya.

"Ayo saya antar. "

Pangeran Ji Won mengantar Hyun ke kamar kosong yang terletak di samping kamar yang ia tempati.

"Masuklah. Kamar saya berada di samping kamar ini," ucap pangeran Ji Won sambil menunjukkan kamar yang ia tempati.

Hyun bersyukur karena tidak harus berada dalam satu kamar dengannya.

" Terimakasih."

Hyun memasuki kamar itu dengan lesu. Kemudian ia menutup pintu kamar dan mengunci nya.

"Ini benar-benar gila. Baru tiga hari tinggal di sini sudah punya suami. Lebih gila lagi usiaku sekarang masih sembilan tahun. Nasib...nasib , " gumam Hyun sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Hyun masih menjadi menggunakan pakaian pengantin sederhana. Ini merupakan pakaian terbaik yang ia pakai sejak tiga hari terakhir.

Begitu kepalanya menyentuh bantal, Hyun langsung tertidur. Entah karena lelah atau memang sudah mengantuk.

Pangeran Ji Won saat ini bersama dengan ke empat pengawal pribadinya. Semua sudah kembali dari tugas.

"Maaf pangeran. Apa... Gadis kecil itu tidak berbahaya?" tanya Dao.

"Maksud kamu?"

"Dari penjelasan pangeran, gadis itu merupakan orang yang sudah menyelamatkan pangeran. Secara kebetulan dia tinggal disini. Jangan-jangan _"

"Dia memang tinggal di sini sejak lahir. Sebetulnya pangeran lah yang baru tinggal di sini. Pangeran kan memang sengaja tinggal di sini sementara untuk mencari gadis itu," bantah pengawal yang bernama Jin Hu.

"Apa yang di ucapkan Jin Hu benar. Gadis itu memang asli penduduk sini. Saya sudah menyelidiki dari penduduk sekitar. Gadis itu terkenal sebagai pengacau."

"Kok bisa? "

Cin Hae menceritakan informasi yang ia ketahui dari penduduk sekitar. Setelah mendengar semua itu keempat pengawal itu menatap Ji Won dengan kasihan.

Pangeran Ji Won sendiri masih mencerna semua informasi itu dengan baik. Setelah selesai bercerita Ji Won memasuki kamarnya untuk beristirahat.

Keesokan harinya Hyun terbangun saat matahari masih belum bersinar. Setelah mencuci muka dia keluar dari kamar.

Ceklek!

"Nona mau kemana?" tanya Jin Hu yang memang bertugas untuk berjaga di depan rumah.

"Kamu siapa?" tanya Hyun. Sebab dia memang masih belum bertatap muka dengannya.

"Saya sama seperti Dao. Selain itu ada dua orang lagi yang sama dengan kami. Jika nona butuh sesuatu bisa bilang pada kami," ucap Jin Hu degan sopan.

"Oh... Salam kenal. Apakah disini tersedia bahan yang bisa di gunakan untuk masak?"

"Nona mau masak? "

"Tentu saja. "

Benar juga, nona kecilnya bukanlah seorang nona muda yang tumbuh di kalangan bangsawan. Tidak heran jika anak seusianya sudah pandai memasak.

Namun dari informasi yang sudah ia peroleh, nona mudahnya tersebut hanya anak nakal yang suka membuat onar. Memangnya bisa memasak?

"Nona yakin mau memasak?"

"Boleh tidak?" tanya Hyun dengan tak sabar.

"Tentu saja boleh. Mari ikut saya ke dapur."

Jin Hu membawa Hyun ke dapur. Di sana sudah ada bahan masak yang masih tersedia.

Betapa senangnya Hyun melihatnya. Akhirnya ia bisa merasakan makan enak juga. Namun bagaimana dengan ibu dan kedua adiknya?

Mungkin nanti dia akan meminta sedikit buat mereka.

Ada beras, daging sapi, sawi putih, kentang, dan juga ubi jalar yang ia beri kemarin. Dia masih tidak menyangka dengan jalan hidupnya.

"Ada yang bisa saya bantu nona?"

" Tolong isi tempat airnya."

"Tentu."

Di dalam kamar, pangeran Ji Won baru saja membuka mata. Dia memang sudah terbiasa bangun sebelum matahari terbit.

Di depan kamarnya ada Dao yang tertidur sambil menyandar di dinding. Sejak semalam dia berjaga disana.

Dao tidak ingin Hyun masuk kedalam kamar itu. Meskipun ia sadar jika Hyun sudah menjadi istri pangeran Ji Won.

Ceklek!

"Kenapa dia bisa tidur disini," gumam pangeran Ji Won sambil geleng-geleng kepala.

"Bangun!"

"Eh...maaf pangeran," ucap Dao refleks.

"Jaga ucapanmu!" titah pangeran Ji Won dengan penuh peringatan.

"Maaf tuan," ucap Dao sambil menunduk.

"Apa yang kamu lakukan disini?"

"Ehm...."

Dao bingung menjawabnya. Pangeran Ji Won sepertinya mengerti. Dia tidak memperpanjangnya lagi.

"Apa nona muda sudah bangun?"

"Belum tuan," jawab Dao dengan yakin. Bagaimana mungkin anak nakal itu sudah bangun sepagi ini.

Pangeran Ji Won percaya begitu saja dengan ucapan Dao. Entah apa jadinya jika tahu Hyun sudah bangun sejak tadi. Bahkan sudah hampir menyelesaikan proses masaknya.

"Baunya harum sekali," ucap pangeran Ji Won saat dia mencuci muka di kamar mandi.

Seperti rumah yang ditinggali Hyun, di rumah ini pun kamar mandi terletak secara terpisah dari rumah. Hanya saja dirumah ini ada dua kamar mandi.

Selesai dari kamar mandi, pangeran Ji Won melangkah ke arah dapur. Dia tergiur dengan harum masakan yang sedang di masak oleh Hyun.

Pangeran Ji Won masih menyangka jika yang sedang memasak itu salah satu pengawal pribadinya.

Betapa terkejutnya pangeran Ji Won, saat tiba di dapur. Hyun sedang memasak di bantu oleh Jin Hu.

"Apa yang sedang sedang kalian lakukan?" tanya pangeran Ji Won di tengah keterkejutanya . Padahal sudah jelas jika keduanya sedang memasak.

" Selamat pagi tuan muda. Saya sedang membantu nona muda memasak," jawab Jin Hu dengan sopan.

Setelah mengisi tempat air dia di minta Hyun untuk menjaga api untuk tetap menyala.

Pangeran Ji Won menatap Hyun yang masih sibuk dengan pekerjaannya dengan pandangan yang sulit di artikan.

Apa ini yang disebut anak nakal?

Apa ini yang dibilang hanya bisa membuat kerusuhan?

Berapa banyak lagi keahlian yang dimiliki istri kecilnya.

Terpopuler

Comments

Ita Sechan Syahran

Ita Sechan Syahran

Kaka ini cerita di negeri Korea atau cina gtu ya?soalnya nm tokohnya aja Hyun,Kwang,dll.

2025-02-12

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

waduh langsung jadi istri pangeran....huh...nasib nasib masih kecil padahal

2025-01-03

0

Land19

Land19

raganya memang anak kecil .tapi tidak dg jiwanya
bukan maeeeen

2024-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 Mikha
2 Hana belum kembali
3 Lubang Jebakan
4 Kwang
5 Pergi ke hutan bersama adik dan sahabat
6 Pertarungan
7 Pangeran Ji Won
8 Tingkah Hyun yang diluar nalar
9 Pangeran Ji Won tinggal di desa Karo
10 Tuduhan
11 Hukuman
12 Menjadi suami istri dadakan
13 Nilai plus Hyun
14 HA NEUL
15 Alat-alat detektif
16 Cin Hae terkejut
17 Pangeran Ji Won menyusul Hyun
18 Kedatangan Pemimpin bandit dan mucikari
19 Wabah penyakit
20 Izin
21 Tiba di desa Ruo
22 Perawatan pasien
23 Kegalauan Pangeran Ji Won
24 Berhasil
25 Dua pilihan
26 Keanehan di desa mati
27 Kekuatan tersembunyi Hyun
28 Makan bersama
29 Pertarungan
30 Singa penjaga
31 Lion
32 Pangeran Ji Won kembali
33 Satu tahun berlalu
34 Tiba di desa Karo
35 Kondisi pangeran Ji Won
36 Mulai perjalanan
37 Hyun tiba di ibu kota.
38 Draft
39 Renovasi rumah
40 Pengumuman
41 Merawat luka
42 Hyun kerumah tuan besar Yue
43 Mengobati pangeran Ji Won
44 Pangeran Ji Won sadar
45 Keputusan tuan besar Yue
46 Draft
47 Selir Agung berlutut
48 Pangeran Ji Won kembali sadar
49 Cerita pangeran Ji Won
50 Bubur dan nasi campur
51 Hyun berbelanja
52 Pangeran mahkota berkunjung
53 Pangeran mahkota berkata jujur
54 Kedatangan Ha Neul
55 Kesadaran Ha Neul
56 Kepulangan tuan besar Yue bersama sang istri
57 Kedatangan kaisar Tan
58 Restu kaisar Tan
59 Siluman seribu wajah
60 Kedatangan kaisar Tan
61 Berdiskusi bersama
62 Upaya penyelamatan pangeran mahkota.
63 Kembali
64 Menjemput perdana menteri
65 Kehidupan kwang dan keluarga
66 Bertemu
67 Penjelasan pangeran Ji Won
68 Kehidupan Hyun di desa
69 Enam tahun berlalu
70 Kembalinya pangeran Ji Won
71 ...
72 Lamaran resmi
73 Pernikahan
74 Draft
75 Malam pertama
76 Perjalanan ke perbatasan
77 Rumah pohon
78 Siluman seribu wajah terakhir
79 Kedatangan kaisar dari kerajaan Air
80 Pergi ke kerajaan Air
81 Kaisar harimau
82 Perjuangan
83 Jimin dan Jeany
84 Hutan terlarang
85 Gubuk Feng Yin
86 Mencari keberadaan Jeany dan Jimin
87 Pencarian
88 Ketemu
89 Feng Yin tinggal di kerajaan Api
90 END
91 pengumuman
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mikha
2
Hana belum kembali
3
Lubang Jebakan
4
Kwang
5
Pergi ke hutan bersama adik dan sahabat
6
Pertarungan
7
Pangeran Ji Won
8
Tingkah Hyun yang diluar nalar
9
Pangeran Ji Won tinggal di desa Karo
10
Tuduhan
11
Hukuman
12
Menjadi suami istri dadakan
13
Nilai plus Hyun
14
HA NEUL
15
Alat-alat detektif
16
Cin Hae terkejut
17
Pangeran Ji Won menyusul Hyun
18
Kedatangan Pemimpin bandit dan mucikari
19
Wabah penyakit
20
Izin
21
Tiba di desa Ruo
22
Perawatan pasien
23
Kegalauan Pangeran Ji Won
24
Berhasil
25
Dua pilihan
26
Keanehan di desa mati
27
Kekuatan tersembunyi Hyun
28
Makan bersama
29
Pertarungan
30
Singa penjaga
31
Lion
32
Pangeran Ji Won kembali
33
Satu tahun berlalu
34
Tiba di desa Karo
35
Kondisi pangeran Ji Won
36
Mulai perjalanan
37
Hyun tiba di ibu kota.
38
Draft
39
Renovasi rumah
40
Pengumuman
41
Merawat luka
42
Hyun kerumah tuan besar Yue
43
Mengobati pangeran Ji Won
44
Pangeran Ji Won sadar
45
Keputusan tuan besar Yue
46
Draft
47
Selir Agung berlutut
48
Pangeran Ji Won kembali sadar
49
Cerita pangeran Ji Won
50
Bubur dan nasi campur
51
Hyun berbelanja
52
Pangeran mahkota berkunjung
53
Pangeran mahkota berkata jujur
54
Kedatangan Ha Neul
55
Kesadaran Ha Neul
56
Kepulangan tuan besar Yue bersama sang istri
57
Kedatangan kaisar Tan
58
Restu kaisar Tan
59
Siluman seribu wajah
60
Kedatangan kaisar Tan
61
Berdiskusi bersama
62
Upaya penyelamatan pangeran mahkota.
63
Kembali
64
Menjemput perdana menteri
65
Kehidupan kwang dan keluarga
66
Bertemu
67
Penjelasan pangeran Ji Won
68
Kehidupan Hyun di desa
69
Enam tahun berlalu
70
Kembalinya pangeran Ji Won
71
...
72
Lamaran resmi
73
Pernikahan
74
Draft
75
Malam pertama
76
Perjalanan ke perbatasan
77
Rumah pohon
78
Siluman seribu wajah terakhir
79
Kedatangan kaisar dari kerajaan Air
80
Pergi ke kerajaan Air
81
Kaisar harimau
82
Perjuangan
83
Jimin dan Jeany
84
Hutan terlarang
85
Gubuk Feng Yin
86
Mencari keberadaan Jeany dan Jimin
87
Pencarian
88
Ketemu
89
Feng Yin tinggal di kerajaan Api
90
END
91
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!