Hyun bukan hanya membuat gunung. Dia juga membuat benteng, serta istana dengan menggunakan tanah di depan rumah mereka.
Kedua adiknya merasa terpukau dengan hasil buatannya. Keduanya meninggalkan gunung buatan mereka dan menghampiri sang kakak.
"Wah...Kakak kok bisa buat seperti ini?"
"Bagus tidak?"
"Bagus. Lebih bagus dari punya kami," jawab Hyejin dengan jujur.
Wajah polosnya membuat Hyun terpesona. Begitupun dengan Hwan yang bersorak kesenangan.
Hyun mengajak kedua adiknya bermain bersama. Hyun yang sebelumnya merupakan gadis yang berusia dua puluh lima tahun, kini merasakan kebahagian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Mikha telah kehilangan orang tua sejak kecil. Masa kecilnya ia gunakan untuk belajar. Bermain pun hanya di dalam rumah. Sang kakek menjaganya dengan sangat ketat.
Orang tua Mikha meninggal karena dibunuh oleh musuh mereka. Daddy Mikha merupakan seorang pengusaha yang sukses. Banyak yang iri dengan kesuksesannya.
Orang tua Mikha meninggal tapat di depan matanya. Mereka berdua di bunuh dengan cara di tembak. Untung dia bisa selamat dalam tragedi itu.
Mikha kecil mengalami trauma yang cukup serius. Bahkan dia harus menjalani menjalani terapi bersama psikiater untuk waktu yang lama.
Sejak kecil Mikha berlatih berbagai jenis keahlian. Mulai dari bela diri, hecker, menggunakan berbagai jenis senjata, ilmu kedokteran dan masih banyak lagi.
Menginjak usia remaja Mikha bergabung dengan DGSE. Lembaga tersebut ditugaskan untuk kontra intelijen dan pengumpulan intelijen serta melakukan operasi khusus di tanah asing, dan dioperasikan langsung di bawah Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis.
Badan ini juga berspesialisasi dalam spionase ekonomi seperti informasi operasional (strategi R&D) dan mengumpulkan pengetahuan tentang kekayaan intelektual (teknik, produk industri, ide) terhadap negara lain.
( Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Rabu, 21 Juni 2023 - 11:48 WIB oleh Andika H Mustaqim dengan judul "11 Badan Intelijen Terbaik di Dunia, Nomor 3 Paling Ditakuti karena Kekejamannya | Halaman 4")
Mikha ingin mengusut tuntas tentang kematian orang tuanya. Sebab hingga ia remaja pelaku pembunuhan orang tuanya belum ditemukan.
Awalnya sang kakek tidak mengijinkannya. Namun sejak kakeknya juga meninggal karena dibunuh, dia meninggalkan semua kekayaan yang ia punya dan bergabung dengan DGSE.
Mikha mendapatkan pelatihan yang cukup berat. Bahkan ia juga harus berlatih hidup secara sederhana. Memasak, bersih-bersih merupakan hal mudah namun belum pernah ia lakukan sebelumnya.
Mikha juga berbaur dengan semua kalangan. Mulai dari pemulung hingga presiden.
Mikha melakukan misi ke berbagai negara. Sehingga ia sering bepergian ke luar negri.
Hingga usia yang ke dua puluh dua tahun, Mikha berhasil memasukkan pembunuh keluarganya ke balik jeruji besi.
Mereka mendapatkan hukuman yang sangat berat. Bahkan otak dibalik pembunuhan itu mendapatkan hukuman mati.
Meskipun pembunuh keluarganya sudah terbunuh, tidak membuat Mikha meninggalkan organisasi DGSE. Dia membatu aparat dalam menegakkan kebenaran.
Mikha yang saat ini telah berubah menjadi Hyun ingin menikmati hidupnya seperti yang lain. Masa kecil yang dulu ia lewati akan ia jalani dengan semestinya.
"Kak...Hwan lapar," ucap si adik bungsu sambil mengusap perut ratanya. Wajahnya yang imut membuat Hyun ingin sekali menciumnya.
"Hyejin juga," sambung adik keduanya.
Mau tidak mau Hyun mengajak keduanya masuk kedalam rumah. Namun sebelum itu ia mengajak kedua adiknya ke samping rumah.
Dia mengajak keduanya untuk membersihkan kedua tangan dan kaki mereka. Setelah bersih ketiganya masuk kedalam rumah.
Rumah mereka tidak terlalu besar. Hanya berukuran empat kali enam meter persegi. Namun ada bangunan tersendiri untuk dapur dan kamar mandi.
Di bangunan yang berukuran empat kali enam meter itu terdapat dua kamar dan ruang tamu. Satu kamar ditempati Hana dan sang suami. Namun saat ini Hana tidur bersama si bungsu.
Sedangkan Hyun satu kamar dengan Hyejin. Meskipun rumah yang ia tempati saat ini sudan tua namun Hyun masih bersyukur.
Mikha berjanji akan membuat keluarga yang tubuhnya saat ini ia tempati menjadi lebih baik.
Setibanya di dapur tidak ada sedikitpun makanan yang tersisa. Sebab sang ibu memang memasak secukupnya. Sekarang pun Hana pergi ke hutan untuk mendapatkan makanan.
"Bagaimana kak...apa ada makanan yang bisa kita makan?" tanya Hyejin.
Hyun menggelengkan kepalanya. Kemudian ia mencari sesuatu yang bisa ia masak. Ternyata bahan makanan pun tidak ada. Bagaimana dia mau memberi makan adik-adiknya?
Dengan terpaksa mereka menunggu Hana kembali dari hutan. Namun hingga matahari hampir tenggelam tidak ada tanda-tanda Hana kembali.
"Kenapa ibu belum kembali kak?" tanya si bungsu sambil menangis.
Hyun sudah memandikan kedua adiknya beserta dirinya. Kini ketiganya sudah bersih meskipun harus memakai pakaian yang sudah lusuh.
"Hiks... Hwan pengen ibu. Hiks...ibu mana kak?"
Hyun tidak pandai menghibur anak kecil. Jadi dia hanya bisa membawa sang adik kedalam gendongannya.
Hyejin tidak menyangka jika sang kakak bersedia menggendong Hwan. Sebab dia belum pernah sekalipun digendong olehnya.
"Diam dulu ya...sebentar lagi ibu pasti pulang," bujuk Hyun dengan lembut.
Tak lama kemudian Hwan tertidur dalam gendongannya. Dia membawanya ke dalam kamar diikuti Hyejin dari belakang.
Hyun meletakkan Hwan dengan lembut ke atas ranjang. Semua tindakannya tidak luput dari perhatian Hyejin. Ada rasa iri melihat perlakuan Hyun pada Hwan.
"Kita istirahat dulu ya. Semoga saja ibu segera pulang," ucap Hyun pada Hyejin yang sedari tadi tidak melepaskan pandangannya.
"Tidak mau! Aku mau menunggu ibu pulang!" tolak Hyejin dengan suara yang agak tinggi.
Setelah mengucapkan hal itu, Heyjin berlari keluar. Hyun tidak menyangka jika Hyejin bisa bertingkah seperti itu.
Hyun memberi selimut pada Hwan sebelum menyusul Hyejin keluar.
Ternyata Heyjin duduk di depan rumah. Dia duduk sambil memandang jalan yang dilalui Hana saat pergi ke hutan.
Suasana cukup sunyi. Selain sudah malam, tidak ada penduduk yang keluar di malam hari disaat seperti ini. Sebab udara dimalam hari sangat dingin.
"Masuklah kedalam rumah. Biar kakak mencari ibu," ucap Hyun saat ia sudah berada disamping Hyejin.
"Mau cari kemana? Memangnya kakak berani ke hutan malam-malam begini?"
"Mau bagaimana lagi. Sekarang sudah larut, tapi ibu belum kembali juga. Jadi biar kakak yang cari ibu. "
"Tidak perlu. Nanti kakak malah hilang."
"Kalau begitu, mari kita tunggu ibu di dalam rumah. Kalau disini kamu bisa sakit nanti," bujuk Hyun dengan lembut.
"Tapi _"
"Apa kakak harus menyusul ibu?"
"Jangan!"
Hyun tersenyum. Ternyata sang adik mempunyai kepedulian yang tinggi.
Hyejin masuk kedalam rumah dengan cemberut. Hyun mengikutinya dari belakang sambil tersenyum.
Keduanya duduk di kursi yang ada di ruang tamu. Tidak ada pembicaraan sama sekali. Hyejin tertidur dengan posisi duduk.
Sejak kecil Mikha mempunyai kekuatan untuk mengangkat barang yang beratnya melebihi tubuhnya. Ternyata kekuatan itu terbawa ke tubuh barunya. Sehingga Hyun menggendong Hyejin kedalam kamar dengan mudah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
kenapa hana blm pulang apa terjadi sesuatu dgnya di hutan..
2025-01-03
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Hana kenapa blm pulang jg 🤔🤔
2025-01-03
0
Ds Phone
dia bertanggung jawab
2025-01-26
0