Hyun menyuruh Hana untuk naik terlebih dahulu. Namun Hana tidak mau. Dia malah menyuruh Hyun yang naik lebih dulu.
Mereka berdua sama-sama keras kepala. Jadi belum ada yang naik dan malah asyik berdebat.
"Ibu naik dulu," ucap Hyun untuk sekian kalinya.
"Tidak bisa... Kamu yang harus naik dulu," tolak Hana keras kepala.
"Kalau Hyun naik dulu, bagaimana kalau nanti ibu jatuh? Kan nggak ada yang nolongin," bujuk Hyun dengan lembut.
"Kamu juga gitu. Kalau ibu yang naik dulu, bagaimana kalau kamu jatuh?"
"Kan tubuh Hyun kecil, jadi tidak mungkin jatuh."
"Ibu tidak mau tahu, kamu harus naik dulu."
"Huh...terserah ibu deh. Sekarang kemarikan kelinci itu, biar Hyun yang bawa."
"Memangnya kamu bisa bawa sambil naik?"
"Ibu bisa tidak?"
Hana membayangkan dia naik sambil memegang kelinci di tangannya. Kemudian menggelengkan kepalanya.
"Jadi biar Hyun yang bawa!"
Hana pun memberikan kelinci yang ia pegang kepada Hyun. Setelah itu dengan santai Hyun memegang tali dan dengan santai meloncat ke atas.
Hyun dengan mudah meloncat naik keatas karena lubang itu hanya sedalam dua meter. Jadi Hyun tidak sulit sama sekali.
Hana sangat terkejut dengan aksi Hyun yang begitu memukau. Sejak kapan putrinya sepandai itu?
"Sekarang giliran ibu!" teriak Hyun dari atas.
"Oh iya...jangan lupa talinya Ibu ikat di tubuh," lanjutnya membuat Hana geleng-geleng kepala sambil tersenyum.
Hana mengikat ujung tali ke badannya setelah itu dengan pelan mulai naik keatas. Hyun membantu menarik talinya. Jadi dengan cepat Hana sudah berada di atas.
"Bukankah saat berangkat tadi Ibu bawa keranjang?"
"Ibu memang membawa. Tapi Ibu lupa dimana meletakkannya," jawab Hana jujur.
"Kok bisa?"
"Tadi kan ibu sibuk mengejar kelinci ini. Jadi lupa sama keranjangnya."
"Terus bagaimana dong...mau dicari dulu atau pulang saja?"
"Pulang saja. Lagian sekarang sudah malam banget."
Hyun menganggukkan kepalanya. Di tangan kanan Hyun ada tali, sedangkan ditangan kirinya ada kelinci yang diperoleh Hana.
Sepanjang ****** keduanya saling diam. Hanya ada suara binatang malam yang saling bersahutan. Membuat bulu kuduk merinding.
Sesampainya di rumah, Hana langsung membersihkan dirinya di kamar mandi. Untung tadi sore Hyun mengisi bak mandi sampai penuh. Jadi Hana tidak perlu lagi menimba air.
Setelah Hana selesai, sekarang giliran Hyun yang mandi. Kemudian masuk kedalam kamar untuk istirahat.
Hyejin bangun disaat Hyun baru saja terlelap. Perlahan dia turun dari ranjang dan keluar dari kamar.
Suasana nampak sepi. Karena yang lain masih asyik dengan tidur mereka.
Hyejin tiba-tiba mengingat jika semalam ibunya belum kembali. Jadi dia buru-buru masuk ke dalam kamar sang ibu yang ada di samping kamarnya.
Ceklek!
Hyejin membuka pintu kamar Hana dengan perlahan. Kemudian diam-diam masuk kedalam. Betapa senangnya ia saat mengetahui sang ibu sudah berada diatas ranjang memeluk adiknya.
"Ibu!" teriak Hyejin dengan suara yang agak keras.
Hana yang baru saja terlelap langsung kaget dan terbangun. Begitupun dengan Hwan.
"Ibu pulang?"
Hwan yang baru bangun langsung tersenyum dan memeluk tubuh ibunya. Hyejin pun tak ingin kalah. Dia juga naik keatas ranjang dan masuk kedalam pelukan ibunya.
"Iya sayang. Maaf sudah membuat kalian cemas."
Hana memeluk kedua anaknya dengan sayang. Hyun yang melihat interaksi itu merasa terharu. Dia ikut terbangun saat Hyejin berteriak.
Tidak ingin kehadirannya diketahui, Hyun pun pergi dari sana. Dia yang sudah terbangun tidak bisa tidur lagi.
Hyun berjalan menuju dapur. Dia ingin memasak kelinci yang diperoleh Hana semalam. Hana kembali tertidur sambil memeluk Hwan dan Hyejin.
Di tempat lain ada dua orang yang sedang berbincang. Dari perkataan mereka sepertinya keduanya merupakan majikan dan anak buah.
"Apa yang kamu inginkan?"tanya sang majikan pada orang dihadapannya.
"Kapan kita pulang tuan?"
"Tunggulah sebentar lagi."
"Tapi sampai kapan tuan?
Saya juga ingin melihat kondisi keluarga saya dirumah. Sudah dua tahun lebih saya terkurung di pulau ini. Entah Bagaimana kondisi istri dan ketiga putriku saat ini,"ungkap si anak buah dengan sendu.
"Bukan hanya kamu. Tapi aku sendiri juga ingin kembali. Akupun punya keluarga seperti mu. Namun bagaimana kita akan kembali? Sekarang kita berada di tengah pulau. Tunggu sampai bos membawa kapal untuk kita. "
Kwang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Namun mencari pekerjaan cukup sulit. Sudah berkeliling keberbagai tempat, tapi ada satupun yang menerimanya.
Saat sudah putus asa ada yang menawarinya pekerjaan. Tentu saja dia menerimanya dengan senang hati. Dia ingin memberikan kehidupan yang bahagia untuk keluarganya.
Kwang dan beberapa lelaki diajak menaiki sebuah kapal yang cukup besar. Mereka berlayar ke sebuah pulau. Pulau kecil yang berada di tengah laut.
Di pulau inilah kwang dan yang lain bekerja. Namun sudah lebih dari dua tahun, tidak ada satupun dari mereka yang pulang kerumah. Mereka seakan terisolir dari dunia luar.
Dua minggu sekali akan ada kapal yang datang. Namun mereka tidak boleh meninggalkan tempat ini. Kecuali ada izin dari bos besar.
Kini rasa rindunya sudah tidak tertahankan lagi. Namun ternyata kesempatan untuk bertemu mereka masih belum bisa terwujud.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
jadi penasaran knp hyan yg asli bisa mati lagi tidur di atas pohon ya...hingga bisa masuk jiwanya mikha..
2025-01-03
0
Shinta Dewiana
O O rupanya ayahnya ter isolir di sebuah pulau,makanya enggak bisa pulang..kasihan se x
2025-01-03
0
Ds Phone
ini mesti ada yang tak betul
2025-01-26
0