Pangeran Ji Won tinggal di desa Karo

Pangeran Ji Won meminta anak buahnya untuk membawa keenam orang yang dilumpuhkan Hyun ke markas. Tempat itu hanya diketahui oleh pangeran Ji Won beserta anak buahnya.

Saat ini pangeran Ji Won bersama kedua pengawal kepercayaannya sedang mencari penginapan terdekat. Ketiganya memakai pakaian sederhana agar tidak terlihat mencolok.

Setelah bertanya kebeberapa orang, mereka mengetahui jika di sekitar hutan tidak ada penginapan. Namun ada beberapa rumah yang sudah tidak berpenghuni.

"Bagaimana tuan muda? Apakah rumah ini sesuai dengan keinginan anda?" tanya si pemilik rumah dengan ramah.

Rumah itu sebenarnya milik mendiang orang tuanya. Dia dan kedua adiknya sudah memiliki rumah sendiri-sendiri. Karena itulah rumah itu kosong.

Ternyata rumah itu hanya berjarak beberapa rumah dengan rumah yang ditinggal oleh Hyun. Namun hal itu masih belum diketahui oleh pangeran Ji Won.

"Berapa kami harus membelinya? " tanya pangeran Ji Won. Sepertinya dia tertarik dengan rumah ini.

"Maaf tuan. Rumah ini tidak dijual. Bagaimanapun rumah ini peninggalan mendiang orang tua saya. Namun saya bisa menyewakannya jika anda menyukainya."

Dia sebenarnya juga tidak ada niat untuk menyewakan rumah tersebut. Namun dia membutuhkan uang lebih.

"Baiklah. Saya akan menyewa rumah ini," jawab pangeran Ji Won tanpa basa basi lagi.

Pangeran Ji Won menyuruh kedua anak buahnya untuk mengurus semuanya. Dia sendiri memasuki kamar yang akan ditempati selama tinggal di sini.

Meskipun ruangan itu tidak sebesar kamarnya, namun masih cukup nyaman untuk di tinggali.

Pangeran Ji Won merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tubuhnya belum sepenuhnya pulih. Jadi dia perlu istirahat yang cukup.

Keesokan harinya Hyun memutuskan untuk lari pagi. Dia merasa tubuhnya terlalu lemah. Dia ingin melatih tubuhnya agar lebih kuat.

Hyun berlari di sekitar tempat tinggalnya. Setelah berlari beberapa putaran, tubuhnya mengeluarkan keringat.

"Hei adik kecil," teriak seseorang menghentikan langkahnya.

Hyun melihat seorang lelaki paruh baya berdiri di depan rumah. Dia mendekat kearahnya tanpa rasa takut.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan ?" tanya Hyun dengan ramah.

"Kamu dari mana?" tanya lelaki itu sambil melihat kondisi Hyun yang bermandi keringat.

"Lari pagi. "

"Dimana rumahmu?" tanya lelaki tersebut membuat Hyun waspada.

"Hei paman...ibuku bilang jangan berbicara dengan orang yang tidak dikenal. Memangnya kita berdua saling kenal?"

"Maaf...paman hanya ingin bertanya, apakah disini ada penjual makanan?"

Dia bisa saja mencarinya sendiri. Namun saat ini dia hanya tinggal berdua dengan pangeran Ji Won. Dia tidak bisa meninggalkan pangeran Ji Won sendiri. Takut kejadian serupa membahayakan nyawa junjungannya.

Hyun sendiri bingung mau jawab apa. Dia kan baru dua hari tinggal di dunia yang tidak pernah ia bayangkan selama ini.

Oh maaf tuan. Kalau nanti siang banyak orang yang berjualan. Tapi untuk saat ini..."

Hyun tidak melanjutkan ucapannya. Namun lelaki itu mengerti maksudnya. Siapa yang akan berjualan di pagi buta seperti ini.

Wajah lelaki itu nampak gusar. Dia memikirkan tubuh pangeran yang butuh nutrisi untuk kesembuhannya. Apalagi sejak kemarin majikannya itu belum mengisi perutnya sama sekali.

"Apa yang tuan butuhkan? Kalau hanya kentang di rumah ada sedikit," ucap Hyun yang ternyata menyadari kegusaran orang di depannya.

"Sebenarnya saya dan majikan saya baru tiba di desa ini semalam. Sejak perjalanan kemarin kami belum makan sama sekali. Apa di rumah adik ada banyak kentang? "

Meskipun hanya kentang saja tidak masalah. Asal perut bisa terisi.

"Di bilang banyak si tidak. Tapi kalau hanya beberapa biji saya masih punya di rumah," jawab Hyun apa adanya. Belum juga lelaki itu menjawab, Hyun melanjutkan ucapannya.

"Namun kalau ubi saya punya banyak. Anda mau? "

"Ubi? "

"Ya... ubi jalar ungu. Rasanya manis, kalau anda mau saya bisa membawanya kesini."

"Tapi saya belum pernah ada makanan yang terbuat dari ubi jalar ungu."

"Memang tidak banyak orang tahu sih. Tapi saya jamin jika anda sudah mengetahui rasanya pasti ketagihan. Rasanya manis dan masaknya pun gampang. Apa anda berminat?"

"Apakah rumah adik jauh? "

"Tidak juga. Mungkin hanya selisih lima rumah doang," jawab Hyun jujur.

Bagaimanapun mereka adalah tetangga. Jadi tidak masalah jika berhubungan baik sejak sekarang.

"Baiklah kalau begitu. Tapi orang tua anda akan setuju? "

"Tenang saja. Kebetulan ubi itu saya cari bersama adik dan teman-teman ku. Jadi tidak masalah. "

"Boleh lah kalau begitu. Namun apakah adik bisa membawakannya kesini? "

"Tentu. "

Tanpa banyak tanya Hyun menyanggupi permintaan orang di depannya. Dia meninggalkan pengawal itu secepat kilat. Membuatnya tercengang.

Tak lama kemudian Hyun kembali datang dengan ranjang di punggungnya. Ada sedikit kentang serta ubi di dalamnya.

"Ini tuan. Anda bisa memasaknya dengan di rebus," ucap Hyun sambil menyerahkan keranjangnya.

"Orang tua adik tidak marah?"

"Tenang saja. Mereka tidak akan marah."

Belum juga lelaki itu bereaksi, Hyun sudah melesat ke rumahnya. Dia pun membawa keranjang milik Hyun kedalam rumah.

Sesuai petunjuk Hyun, lelaki itu memasak ubi itu dengan di rebus. Tapi dia juga tidak ceroboh. Dia memeriksa semuanya dengan teliti sebelum memasaknya.

Sedangkan Hyun yang sudah sampai di rumah, langsung pergi ke dapur. Namun bukan untuk memasak. Dia teringat dengan alat medis yang ia bawa kemarin.

Mumpung belum ada yang bangun, Hyun meneliti semua alat medis yang ia bawa setelah menyelamatkan pangeran Ji Won.

Dia masih berfikir bagaimana barang-barang ini bisa muncul begitu saja di depan matanya.

"Kok bisa ya?" gumam Hyun untuk kesekian kalinya.

Dia sudah mencoba berbagai cara untuk mendapat barang yng serupa namun tidak ada yang berhasil.

"Pertama seutas tali, terus alat-alat medis. Jika tidak salah...tali itu muncul ketika aku sudah frustasi karena tidak punya cara untuk menyelamatkan ibu. Kemudian...aat-alat medis ini _"

Sepertinya dia mulai mendapatkan jawabannya. Keduanya muncul saat ia dalam keadaan terdesak untuk menolong orang.

Hyun kembali menyembunyikan alat-alat itu. Dia akan menceritakan semuanya kepada orang-orang yang benar-benar ia percayai.

Di tempat lain dua orang yang berpakaian mewah sedang berhadapan dengan anak buahnya. Di lihat dari wajahnya, sepertinya kedua orang itu sedang marah.

"Bagaimana bisa kalian bisa kehilangan jejak dari pangeran Ji won, hah!" bentak salah satu dari orang itu.

"Maafkan kami pangeran. Kami hanya menemukan lima mayat dari anak buah kami," jawab sang bawahan dengan menunduk.

"Dasar tidak berguna! Sekarang cari keberadaan pangeran Ji Won dimana pun berada," titah orang itu dengan arogan.

"Baik pangeran. "

Mereka keluar meninggalkan dua orang di dalam ruangan itu. Mereka merupakan pangeran Jung Hee dan pangeran Jung Hwa.

Keduanya merupakan putra dari selir kedua. Sang kakak berambisi untuk menjadi kaisar selanjutnya. Sedangkan sang adik selalu mendukung keputusan sang kakak.

Keduanya menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh pangeran Ji Won. Namun sudah berkali-kali bergerak, tidak ada satupun yang berhasil. Kini mereka kehilangan jejak pangeran Ji Won.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

si anak selir rupanya dalangnya...huh dasar sampah...bukannya bersaing sehat ini malah licik...

2025-01-03

0

Ds Phone

Ds Phone

orang kalau ada niat jahat selalu nya tak akan dapat apa yang dia nak

2025-01-26

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Hyun msh bingung 😕

2025-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Mikha
2 Hana belum kembali
3 Lubang Jebakan
4 Kwang
5 Pergi ke hutan bersama adik dan sahabat
6 Pertarungan
7 Pangeran Ji Won
8 Tingkah Hyun yang diluar nalar
9 Pangeran Ji Won tinggal di desa Karo
10 Tuduhan
11 Hukuman
12 Menjadi suami istri dadakan
13 Nilai plus Hyun
14 HA NEUL
15 Alat-alat detektif
16 Cin Hae terkejut
17 Pangeran Ji Won menyusul Hyun
18 Kedatangan Pemimpin bandit dan mucikari
19 Wabah penyakit
20 Izin
21 Tiba di desa Ruo
22 Perawatan pasien
23 Kegalauan Pangeran Ji Won
24 Berhasil
25 Dua pilihan
26 Keanehan di desa mati
27 Kekuatan tersembunyi Hyun
28 Makan bersama
29 Pertarungan
30 Singa penjaga
31 Lion
32 Pangeran Ji Won kembali
33 Satu tahun berlalu
34 Tiba di desa Karo
35 Kondisi pangeran Ji Won
36 Mulai perjalanan
37 Hyun tiba di ibu kota.
38 Draft
39 Renovasi rumah
40 Pengumuman
41 Merawat luka
42 Hyun kerumah tuan besar Yue
43 Mengobati pangeran Ji Won
44 Pangeran Ji Won sadar
45 Keputusan tuan besar Yue
46 Draft
47 Selir Agung berlutut
48 Pangeran Ji Won kembali sadar
49 Cerita pangeran Ji Won
50 Bubur dan nasi campur
51 Hyun berbelanja
52 Pangeran mahkota berkunjung
53 Pangeran mahkota berkata jujur
54 Kedatangan Ha Neul
55 Kesadaran Ha Neul
56 Kepulangan tuan besar Yue bersama sang istri
57 Kedatangan kaisar Tan
58 Restu kaisar Tan
59 Siluman seribu wajah
60 Kedatangan kaisar Tan
61 Berdiskusi bersama
62 Upaya penyelamatan pangeran mahkota.
63 Kembali
64 Menjemput perdana menteri
65 Kehidupan kwang dan keluarga
66 Bertemu
67 Penjelasan pangeran Ji Won
68 Kehidupan Hyun di desa
69 Enam tahun berlalu
70 Kembalinya pangeran Ji Won
71 ...
72 Lamaran resmi
73 Pernikahan
74 Draft
75 Malam pertama
76 Perjalanan ke perbatasan
77 Rumah pohon
78 Siluman seribu wajah terakhir
79 Kedatangan kaisar dari kerajaan Air
80 Pergi ke kerajaan Air
81 Kaisar harimau
82 Perjuangan
83 Jimin dan Jeany
84 Hutan terlarang
85 Gubuk Feng Yin
86 Mencari keberadaan Jeany dan Jimin
87 Pencarian
88 Ketemu
89 Feng Yin tinggal di kerajaan Api
90 END
91 pengumuman
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mikha
2
Hana belum kembali
3
Lubang Jebakan
4
Kwang
5
Pergi ke hutan bersama adik dan sahabat
6
Pertarungan
7
Pangeran Ji Won
8
Tingkah Hyun yang diluar nalar
9
Pangeran Ji Won tinggal di desa Karo
10
Tuduhan
11
Hukuman
12
Menjadi suami istri dadakan
13
Nilai plus Hyun
14
HA NEUL
15
Alat-alat detektif
16
Cin Hae terkejut
17
Pangeran Ji Won menyusul Hyun
18
Kedatangan Pemimpin bandit dan mucikari
19
Wabah penyakit
20
Izin
21
Tiba di desa Ruo
22
Perawatan pasien
23
Kegalauan Pangeran Ji Won
24
Berhasil
25
Dua pilihan
26
Keanehan di desa mati
27
Kekuatan tersembunyi Hyun
28
Makan bersama
29
Pertarungan
30
Singa penjaga
31
Lion
32
Pangeran Ji Won kembali
33
Satu tahun berlalu
34
Tiba di desa Karo
35
Kondisi pangeran Ji Won
36
Mulai perjalanan
37
Hyun tiba di ibu kota.
38
Draft
39
Renovasi rumah
40
Pengumuman
41
Merawat luka
42
Hyun kerumah tuan besar Yue
43
Mengobati pangeran Ji Won
44
Pangeran Ji Won sadar
45
Keputusan tuan besar Yue
46
Draft
47
Selir Agung berlutut
48
Pangeran Ji Won kembali sadar
49
Cerita pangeran Ji Won
50
Bubur dan nasi campur
51
Hyun berbelanja
52
Pangeran mahkota berkunjung
53
Pangeran mahkota berkata jujur
54
Kedatangan Ha Neul
55
Kesadaran Ha Neul
56
Kepulangan tuan besar Yue bersama sang istri
57
Kedatangan kaisar Tan
58
Restu kaisar Tan
59
Siluman seribu wajah
60
Kedatangan kaisar Tan
61
Berdiskusi bersama
62
Upaya penyelamatan pangeran mahkota.
63
Kembali
64
Menjemput perdana menteri
65
Kehidupan kwang dan keluarga
66
Bertemu
67
Penjelasan pangeran Ji Won
68
Kehidupan Hyun di desa
69
Enam tahun berlalu
70
Kembalinya pangeran Ji Won
71
...
72
Lamaran resmi
73
Pernikahan
74
Draft
75
Malam pertama
76
Perjalanan ke perbatasan
77
Rumah pohon
78
Siluman seribu wajah terakhir
79
Kedatangan kaisar dari kerajaan Air
80
Pergi ke kerajaan Air
81
Kaisar harimau
82
Perjuangan
83
Jimin dan Jeany
84
Hutan terlarang
85
Gubuk Feng Yin
86
Mencari keberadaan Jeany dan Jimin
87
Pencarian
88
Ketemu
89
Feng Yin tinggal di kerajaan Api
90
END
91
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!