Pertarungan

"Itu suara apa, Kak?" tanya Heyjin dengan gugup.

Dia mendekat ke arah Hyun. Begitupun dengan Hwan yang langsung melompat ke pelukannya.

Hyun hampir saja terjungkal dengan aksi Hwan. Apalagi tubuhnya juga kecil. Namun untung saja Hyun mampu menahannya.

"Sepertinya ada orang yang bertarung," ucap Seo Ah dengan gemetar.

Mereka memang sudah tidak asing lagi dengan hal ini. Hanya dengan mendengar suara dentingan pedang saja sudah bisa menebak jika ada pertarungan.

Desa Karo terletak di dekat perbatasan bagian utara . Untuk sampai ke perbatasan ini siapapun harus melewati desa Karo.

Di perbatasan Utara sering terjadi konflik. Hal itu memicu peperangan dan imbasnya bisa sampai ke desa Karo.

Jika sudah seperti itu para warga banyak yang bersembunyi. Namun bagi yang pandai beladiri lebih suka untuk melawan.

"Tenan...jangan takut. Sekarang lebih baik kita naik ke atas pohon dulu," ucap Hyun menenangkan dengan suara lirih.

"Bagaimana bisa? Aku tidak bisa memanjat," ucap Heyjin dengan wajah yang mulai pias.

"Aku juga," ucap Seo Ah tak mau kalah.

"Waduh...gawat nih! " pikir Hyun.

Kemudian ia melihat kondisi sekitarnya. Mencoba mencari tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi.

"Dengarkan aku!" ucap Hyun dengan tegas namun dengan suara lirih.

Hyejin, Hwan dan Seo Ah langsung menatap kearah Hyun. Entah kenapa dalam pandangan mereka Hyun nampak beda dari biasanya.

"Ada apa kak?"

"Kalian bertiga bersembunyilah ke tempat yang tidak terlihat."

" Kakak sendiri bagaimana?" tanya Hyejin dengan panik.

"Jangan khawatir. Kakak tidak kemana-mana. Namun ingat apapun yang terjadi jangan sampai keluar!"

"Tapi Hyun _"

"Sudah...jangan pada protes. Hwan...dengar kakak. Sekarang Hwan ikut kak Hyejin dan kan Seo Ah ke rumpun itu," kata Hyun sambil menunjuk rerumputan yang nampak rimbun.

Jika hanya ketiga anak kecil itu yang bersembunyi disana tidak akan ada yang melihatnya.

" Baik kak, " jawab Hwan dengan patuh.

Dia turun dari pangkuan Hyun dan memegang tangan Hyejin. Keduanya menatap Hyun dengan polosnya.

"Pergilah!"

"Kamu juga ikut sembunyi Hyun," ajak Seo Ah dengan khawatir.

"Tenang saja, kalian tidak perlu mengkhawatirkan ku. Semua akan baik-baik saja. Sekarang kalian segera sembunyi sebelum mereka kesini," ucap Hyun dengan tegas.

Mau tidak mau mereka harus menuruti ucapan Hyun. Mereka tahu kalau Hyun itu tangguh.

Meskipun tubuhnya kecil tidak hanya sekali Hyun berkelahi. Musuhnya bukan hanya dikalangan anak-anak, namun remaja pun sering berkelahi dengannya.

Setelah ketiga anak itu bersembunyi, Hyun mendekati area pertarungan. Dapat ia lihat seorang pemuda di kelilingi oleh beberapa orang yang berpakaian hitam. Wajah mereka tertutup topeng.

Mereka menyerang pemuda itu secara brutal. Di lihat dari pakaian yang ia kenakan, pemuda itu pasti bukan orang sembarangan.

Ting!

Ting!

Pemuda itu berhasil melukai lima penyerang. Masih ada enam orang menyerangnya. Namun dirinya sudah merasa kelelahan.

Bruk!

"Ah!"

Pemuda itu mendapatkan luka di tangan dan juga perut. Sekarang dia sudah pasrah jika harus mati di tangan mereka . Hyun yang melihat hal itu sudah tidak bisa berdiam diri lagi.

"Idih kasihan deh ....sukanya kok main keroyokan," ucap Hyun mengalihkan perhatian mereka.

Dengan santai Hyun mendekat kearah pemuda yang terluka itu. Pemuda itu merasa shoch dengan keberanian Hyun. Apa tidak ada sedikitpun ketakutan dihatinya?

"Apa yang kamu lakukan gadis kecil?, " gumam pemuda itu dengan lirih.

Dia sudah tidak sanggup lagi untuk bertarung. Bagaimana caranya untuk melindungi gadis kecil itu?

 "Tidak usah ikut campur bocah," sentak orang bertopeng itu dengan keras.

"Siapa juga yang mau ikut campur. Aku cuman heran kok bisa-bisanya ada sebelas orang menyerang satu orang. Apa karena tuan tampan ini lebih hebat dari kalian? "

"Tutup mulutmu!" teriak orang itu dengan geram.

"Ini mulut mulutku mau diam kek, mau ngomel kek terserah."

"Ternyata kamu memang tidak bisa di nasehati baik-baik. Kalau begitu jangan salahkan kami jika nyawamu melayang. Hiat!"

Orang itu langsung menyerang Hyun. Dalam benaknya, hanya dalam satu serangan Hyun langsung bisa terbunuh. Namun kenyataannya membuat yang lain melongo.

Saat orang bertopeng itu berniat menebasnya, Hyun dengan santai melawannya dengan sabit yang ia bawa.

Ting!

Ting!

Yang lain langsung terperangah melihat hasilnya. Hyun berhasil menjatuhkan senjata orang bertopeng dan melukainya.

Akhirnya lima orang lainya langsung menyerang Hyun. Pemuda yang sedang terluka itu tidak menyangka jika gadis kecil itu mampu melawan mereka.

Hyun berhasil melumpuhkan ke enam orang bertopeng. Meskipun tidak ada yang mati namun Hyun berhasil membuat mereka lumpuh.

Setelah semua berhasil ia lumpuhkan, Hyun menghampiri pemuda yang sedang terluka itu. Ternyata pemuda itu sudah pingsan.

Keadaannya sangat kritis. Darah tidak berhenti keluar dari perut yang tergores. Hyun bingung harus bagaimana.

"Aduh...gimana caranya mengobati nih orang? Alat ama obat aja nggak punya," gumam Hyun dengan frustrasi.

Tiba-tiba di depannya muncul alat-alat medis. Ada pisau bedah, jarum, benang kulit, infus, alkohol, kapas, kain kasa, dan berbagai obat yang dibutuhkan untuk penyembuhan.

Tentu saja hal itu membuat Hyun kaget. Dari mana semua itu berasal?

Ada banyak pertanyaan dalam benaknya saat ini. Namun pemuda di depannya sudah harus mendapatkan pertolongan.

Hyun membuka pakaian yang dipakai oleh pemuda itu. Dia sempat terpesona dengan tubuh di depannya. Ternyata pemuda itu tidak hanya tampan, tubuhnya pun menggoda.

Mikha yang dikehidupan pertamanya belum pernah terpesona pada seorang lelaki, kini dia terpesona dengan pemuda di depannya.

Namun dia segera mengenyahkan pikiran buruknya. Dengan teliti ia bersihkan luka itu terlebih dahulu.

Selesai dibersihkan kemudian Hyun memberikan anestesi agar selama proses penjahitan, pemuda itu tidak sadar.

Hyun menjahit perut yang luka itu dengan teliti. Hingga tak lama kemudian luka itu sudah berhasil di jahit sepenuhnya. Setelah itu dia memasang perban

Semua alat yang sudah ia pergunakan ia simpan dengan baik. Siapa tahu dapat ia gunakan di lain waktu. Sebab dia tidak tahu apa dia masih bisa mendapatkan semua itu di lain waktu.

" Akhirnya selesai juga. Capek juga ternyata," gumam Hyun sambil menatap pemuda di depannya.

"Lebih baik aku segera pergi dari sini. Mumpung dia belum bangun," lanjutnya.

Hyun mengambil sebotol kecil pil dan meletakkannya di genggaman pemuda itu. Kemudian meninggalkannya ke persembunyian kedua saudaranya.

"Hyejin! Hwan!" teriak Hyun saat tiba di tempat persembunyian mereka.

Ketiga anak kecil itu pun keluar dari persembunyian. Mereka menatap wajah Hyun dengan penasaran.

"Apa pertarungannya sudah selesai?"

"Sudah, lebih baik sekarang kita kembali pulang. Takutnya mereka mengetahui keberadaan kita," ajak Hyun dengan serius.

"Kamu tidak papa kan?" tanya Seo Ah dengan khawatir. Sebab pakaian yang Hyun pakai saat ini penuh dengan noda darah.

"Tidak papa lah. Lagian aku juga tidak melakukan apapun," jawab Hyun dengan santai tanpa menyadari keadaannya saat ini.

"Terus kenapa pakaian yang kamu pakai ada darahnya?" tanya Seo Ah sambil menatapnya penuh selidik.

Deg!

Hyun pun langsung memperhatikan penampilannya. Tidak menyangka jika pertarungan itu meninggalkan bekas. Sekarang apa yang harus ia katakan coba?

Terpopuler

Comments

aphrodite

aphrodite

ho'oh kayak tali kok tiba2 ada..coba Hyun pikirin koin emas pasti langsung ada😁😁

2025-01-14

0

🍃🥀Fatymah🥀🍃

🍃🥀Fatymah🥀🍃

mikirin mie instan, bakalan nongol juga gk ya? /Joyful/

2025-03-12

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

kayaknya hyun ada ruang dimensi ini..tp dia blm sadar..

2025-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Mikha
2 Hana belum kembali
3 Lubang Jebakan
4 Kwang
5 Pergi ke hutan bersama adik dan sahabat
6 Pertarungan
7 Pangeran Ji Won
8 Tingkah Hyun yang diluar nalar
9 Pangeran Ji Won tinggal di desa Karo
10 Tuduhan
11 Hukuman
12 Menjadi suami istri dadakan
13 Nilai plus Hyun
14 HA NEUL
15 Alat-alat detektif
16 Cin Hae terkejut
17 Pangeran Ji Won menyusul Hyun
18 Kedatangan Pemimpin bandit dan mucikari
19 Wabah penyakit
20 Izin
21 Tiba di desa Ruo
22 Perawatan pasien
23 Kegalauan Pangeran Ji Won
24 Berhasil
25 Dua pilihan
26 Keanehan di desa mati
27 Kekuatan tersembunyi Hyun
28 Makan bersama
29 Pertarungan
30 Singa penjaga
31 Lion
32 Pangeran Ji Won kembali
33 Satu tahun berlalu
34 Tiba di desa Karo
35 Kondisi pangeran Ji Won
36 Mulai perjalanan
37 Hyun tiba di ibu kota.
38 Draft
39 Renovasi rumah
40 Pengumuman
41 Merawat luka
42 Hyun kerumah tuan besar Yue
43 Mengobati pangeran Ji Won
44 Pangeran Ji Won sadar
45 Keputusan tuan besar Yue
46 Draft
47 Selir Agung berlutut
48 Pangeran Ji Won kembali sadar
49 Cerita pangeran Ji Won
50 Bubur dan nasi campur
51 Hyun berbelanja
52 Pangeran mahkota berkunjung
53 Pangeran mahkota berkata jujur
54 Kedatangan Ha Neul
55 Kesadaran Ha Neul
56 Kepulangan tuan besar Yue bersama sang istri
57 Kedatangan kaisar Tan
58 Restu kaisar Tan
59 Siluman seribu wajah
60 Kedatangan kaisar Tan
61 Berdiskusi bersama
62 Upaya penyelamatan pangeran mahkota.
63 Kembali
64 Menjemput perdana menteri
65 Kehidupan kwang dan keluarga
66 Bertemu
67 Penjelasan pangeran Ji Won
68 Kehidupan Hyun di desa
69 Enam tahun berlalu
70 Kembalinya pangeran Ji Won
71 ...
72 Lamaran resmi
73 Pernikahan
74 Draft
75 Malam pertama
76 Perjalanan ke perbatasan
77 Rumah pohon
78 Siluman seribu wajah terakhir
79 Kedatangan kaisar dari kerajaan Air
80 Pergi ke kerajaan Air
81 Kaisar harimau
82 Perjuangan
83 Jimin dan Jeany
84 Hutan terlarang
85 Gubuk Feng Yin
86 Mencari keberadaan Jeany dan Jimin
87 Pencarian
88 Ketemu
89 Feng Yin tinggal di kerajaan Api
90 END
91 pengumuman
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mikha
2
Hana belum kembali
3
Lubang Jebakan
4
Kwang
5
Pergi ke hutan bersama adik dan sahabat
6
Pertarungan
7
Pangeran Ji Won
8
Tingkah Hyun yang diluar nalar
9
Pangeran Ji Won tinggal di desa Karo
10
Tuduhan
11
Hukuman
12
Menjadi suami istri dadakan
13
Nilai plus Hyun
14
HA NEUL
15
Alat-alat detektif
16
Cin Hae terkejut
17
Pangeran Ji Won menyusul Hyun
18
Kedatangan Pemimpin bandit dan mucikari
19
Wabah penyakit
20
Izin
21
Tiba di desa Ruo
22
Perawatan pasien
23
Kegalauan Pangeran Ji Won
24
Berhasil
25
Dua pilihan
26
Keanehan di desa mati
27
Kekuatan tersembunyi Hyun
28
Makan bersama
29
Pertarungan
30
Singa penjaga
31
Lion
32
Pangeran Ji Won kembali
33
Satu tahun berlalu
34
Tiba di desa Karo
35
Kondisi pangeran Ji Won
36
Mulai perjalanan
37
Hyun tiba di ibu kota.
38
Draft
39
Renovasi rumah
40
Pengumuman
41
Merawat luka
42
Hyun kerumah tuan besar Yue
43
Mengobati pangeran Ji Won
44
Pangeran Ji Won sadar
45
Keputusan tuan besar Yue
46
Draft
47
Selir Agung berlutut
48
Pangeran Ji Won kembali sadar
49
Cerita pangeran Ji Won
50
Bubur dan nasi campur
51
Hyun berbelanja
52
Pangeran mahkota berkunjung
53
Pangeran mahkota berkata jujur
54
Kedatangan Ha Neul
55
Kesadaran Ha Neul
56
Kepulangan tuan besar Yue bersama sang istri
57
Kedatangan kaisar Tan
58
Restu kaisar Tan
59
Siluman seribu wajah
60
Kedatangan kaisar Tan
61
Berdiskusi bersama
62
Upaya penyelamatan pangeran mahkota.
63
Kembali
64
Menjemput perdana menteri
65
Kehidupan kwang dan keluarga
66
Bertemu
67
Penjelasan pangeran Ji Won
68
Kehidupan Hyun di desa
69
Enam tahun berlalu
70
Kembalinya pangeran Ji Won
71
...
72
Lamaran resmi
73
Pernikahan
74
Draft
75
Malam pertama
76
Perjalanan ke perbatasan
77
Rumah pohon
78
Siluman seribu wajah terakhir
79
Kedatangan kaisar dari kerajaan Air
80
Pergi ke kerajaan Air
81
Kaisar harimau
82
Perjuangan
83
Jimin dan Jeany
84
Hutan terlarang
85
Gubuk Feng Yin
86
Mencari keberadaan Jeany dan Jimin
87
Pencarian
88
Ketemu
89
Feng Yin tinggal di kerajaan Api
90
END
91
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!