The School'S Secret Room

The School'S Secret Room

Bab 1 Sekolah Baru

Ayana Febriani Andriano, seorang gadis berusia 17 tahun yang merupakan seorang indigo. Saat ini dia tengah duduk di bangku kelas XI SMA. Tapi karena kemampuannya yang bisa melihat hantu, gadis yang biasa di panggil Aya itu di jauhi teman-temannya. Mereka menganggap Aya aneh dan takut jika berdekatan dengan gadis itu. Sehingga mau tidak mau, Aya memilih untuk pindah sekolah.

Dan disinilah sekarang dia berada, di salah satu SMA ternama di kotanya, SMA Tunas Bangsa.

"Papa sudah mengurus semuanya. Kau tinggal menemui guru untuk masuk ke kelas." Seru Heri Andriano, ayah dari Aya

"Terimakasih pa." Sahut Aya 

"Tapi ingat...."

"Abaikan jika ada penampakan dan buang jauh-jauh rasa penasaran!! Iya pa, aku tahu." Sela Aya 

Heri hanya tersenyum dan mengusap kepala putri semata wayangnya. "Belajar yang rajin ya." 

"Siap bos !!" Aya mencium tangan ayahnya, baru kemudian dia turun dari mobil. Dia melambaikan tangan saat mobil ayahnya melaju meninggalkan dirinya di sana.

"Huft!!" Aya menghela nafas dan tersenyum. Dia membalikkan tubuhnya dan menatap pagar sekolah Tunas Bangsa yang terbuka lebar. 

Dia mulai melangkah masuk ke area sekolah. Tapi baru beberapa langkah dia melewati gerbang tersebut, tiba-tiba angin berhembus kencang. Awan hitam menyelimuti area sekolah, bahkan terlihat petir menyambar. Dan yang  lebih membuat Ayana takut adalah samar-samar ia mendengar suara teriakkan seseorang meminta tolong.

Jantung Aya berdetak kencang. Dia tidak tahu apa yang terjadi, apakah ini nyata atau hanya halusinasinya saja atau mungkin ada makhluk yang ingin mengganggunya? Entahlah, tapi Aya mulai memejamkan matanya erat karena terlalu takut. Tapi tidak lama kemudian dia mendengar hiruk pikuk siswa-siswi yang memasuki area sekolah.

Ayana membuka matanya kembali dan menatap sekelilingnya. Angin tidak lagi berhembus kencang, langit juga kembali cerah dan suara itu juga menghilang.

"Fenomena apa ini?" Batin Ayana. Dia begitu penasaran, tapi dia sudah berjanji pada ayahnya untuk tidak memperdulikan apapun yang terjadi di sekitarnya terutama yang berhubungan dengan hal gaib.

Ayana tidak menghiraukannya dan memilih pergi ke ruang guru. Di sana dia bertemu dengan Bu Nina yang akan mengantarnya ke kelasnya nanti.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya bel tanda masuk telah berbunyi. Ayana di giring oleh Bu Nina menuju ke kelasnya.

"Selamat pagi anak-anak!!" Sapa Bu Nina 

"Pagi Bu!!" Jawab mereka serempak 

"Hari ini kita kedatangan teman baru." Bu Nina menoleh kearah pintu dan meminta Aya untuk masuk.

"Halo semua, namaku, Ayana. Kalian bisa memanggilku, Aya. Salam kenal!!" Sapa Ayana memperkenalkan diri yang di sambut baik oleh teman-temannya.

Ayana hanya tersenyum dan mencoba mengalihkan pandangannya. Karena di sana, tepat di meja paling belakang ada sosok penampakan yang menatapnya tajam. Kedua matanya melotot dengan darah yang menetes di pelipisnya.

"Kau bisa duduk di sebelah Riki." Seru Bu Nina 

Riki mengangkat tangannya saat namanya di sebut. Ayana mengangguk dan tersenyum setelah mengucapkan terimakasih pada Bu Nina. Dia melangkahkan kakinya menuju kursi di sebelah Riki yang ternyata tidak jauh dari tempat hantu itu berada.

Jantung Ayana berdetak kencang. Kedua kaki dan tangannya bergetar hebat. Dia mencoba bersikap seolah-olah tidak melihat hantu itu. Tapi saat dia duduk di sebelah Riki, tiba-tiba hantu itu mendekatinya. 

Bau anyir dari hantu itu membuat perut Ayana bergejolak. Dia sekuat tenaga menahan agar tidak muntah.

"Hai, nama gue, Riki Prasetyo" Seru Riki mengulurkan tangannya, memperkenalkan diri.

Ayana tersenyum dan menjabat tangan Riki, "Ayana." Jawabnya 

Gadis itu berusaha fokus memperhatikan Bu Nina yang menerangkan tentang pelajaran hari ini. Tapi bau anyir yang sangat menyengat yang berasal dari makhluk astral di sampingnya, benar-benar mengganggu konsentrasinya.

"Emmm.. Rik, boleh tidak kita bertukar tempat?" seru Ayana meminta ijin

"Kenapa?" Tanya Riki

"Tidak apa-apa, gue cuma  pengen duduk di dekat jendela aja."

"Oke." Riki berdiri saat Ayana menggeser tubuhnya pindah tempat ke kursinya, baru kemudian Riki duduk di kursi Ayana 

Gadis itu melirik dengan ekor matanya. Dan hantu itu tiba-tiba menghilang.

Ayana menghela nafas lega dan kembali memperhatikan Bu Nina.

Tidak berapa lama, Bel tanda istirahat pertama telah berbunyi. Bu Nina mengakhiri pelajaran hari ini dan keluar dari kelas. Baru setelahnya, semua siswa berbondong-bondong keluar dari kelas. Ada yang  pergi ke perpustakaan, ada yang memilih untuk tinggal di kelas dan ada juga yang menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

Begitu juga dengan Ayana, gadis itu pergi ke kantin dengan teman barunya, Riki. Tapi saat melewati tangga, Ayana melihat sosok misterius, seorang anak perempuan yang memakai seragam sama seperti seragam yang ia pakai. Sosok itu tengah berdiri tidak jauh darinya dengan rambut yang menutupi wajahnya.

Ayana terdiam dan terus menatap sosok tersebut. Perlahan, Ayana  mendekat dan berniat menyapanya. Tapi perempuan itu justru berbalik dan pergi, seolah meminta Ayana untuk mengikutinya.

"Apa dia pengen gue mengikutinya?" Batin Ayana. Rasa penasarannya kembali muncul. Perlahan, dia mengikuti siswi tersebut. Tapi tiba-tiba, siswi tersebut menghilang tepat di depan sebuah ruangan.

Deg

"Me-menghilang? Dia menghilang?" Tubuh Ayana mulai gemetaran karena  yang dia ikuti ternyata adalah hantu. Tapi rasa penasarannya juga semakin besar karena dia merasa jika hantu itu seolah ingin dia masuk ke ruangan yang ada di depannya.

Ayana mendekat perlahan dan mencoba membuka pintu ruangan tersebut, tapi tiba-tiba dia di kejutkan oleh suara keras seseorang.

"APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI, HAH?"

Ayana tersentak kaget dan menoleh. Tidak jauh darinya ada seorang pria paruh baya dengan kondisi cacat di wajahnya. Tatapannya yang tajam menunjukkan jika pria itu sangat marah. Pria itu mendekat dengan langkah yang tertatih dan menarik Ayana menjauh dari ruangan tersebut.

"APA KAU TIDAK TAHU JIKA SIAPAPUN DILARANG KEMARI, HAH?" gertak pria itu 

"Ma-maaf pak. Saya tidak tahu. Sa-saya murid baru disini." Sahut Ayana terbata dengan kepala menunduk karena takut.

Pria itu terdiam sejenak. Dia menatap Ayana dari atas sampai bawah seolah meneliti apakah benar gadis itu berkata jujur atau tidak. Karena banyak murid yang suka mencari kesempatan untuk datang ke ruangan tersebut dan mengatakan alasan jika mereka tersesat.

Dia tahu itu semua hanya alasan mereka saja. Mereka pasti penasaran dengan ruangan itu karena rumor yang beredar di sekolah. Tapi sepertinya gadis di depannya ini tidak berbohong. Pikir pria itu.

"Murid baru ya. Kalau begitu aku peringatkan, jangan pernah datang kemari lagi. Apa kau mengerti?" Hardik pria itu yang di jawab anggukan oleh Ayana.

"Kalau begitu, kau boleh pergi."

Ayana langsung mengucapkan terimakasih dan berlari pergi dari sana. Sesekali dia menoleh dan melihat jika pria itu masih menatapnya dengan tajam seolah memastikan jika ia benar-benar pergi dari sana. Tapi yang membuat Ayana tertegun adalah sosok anak perempuan yang berdiri di belakang pria itu.

Hantu itu menatapnya dengan tatapan sedih dan tidak berapa lama, hantu itu menghilang.

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

salam kenal ❤️🙏

2024-02-18

2

otsugakeru

otsugakeru

sedikit merealisasikan kehidupan ku sih ini

2024-02-01

0

Suprihatin

Suprihatin

wauw aku suka dengan karya mu Thor, walaupun aku takut tapi aku pecinta cerita horor, tetapi seperti aku pernah membaca cerita yang seperti nya sama tetapi di buku novel,dan aku lupa apa nama bukunya karena sudah lama Thor,dan aku menjadi penasaran dengan karya mu Thor 👍

2024-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sekolah Baru
2 Bab 2 Penasaran
3 Bab 3 Ruang Rahasia
4 Bab 4 Mimpi
5 Bab 5 Kenalan
6 Bab 6 Andra
7 Bab 7 Surat Dari Mama
8 Bab 8 Kemampuan Khusus?
9 Bab 9 Berangkat Bersama
10 Bab 10 Bully
11 Bab 11 Pak Bagas
12 Bab 12 Terjebak Di Ruang Kesenian
13 Bab 13 Penglihatan Yang Tak Biasa
14 Bab 14 Tolong Kami?
15 Bab 15 Persiapan Kemah
16 Bab 16 Kemah 1
17 Bab 17 Kemah 2
18 Bab 18 Persiapan Acara Api Unggun
19 Bab 19 Gambaran Masa Lalu
20 Bab 20 Sadar
21 Bab 21 Pembina OSIS
22 Bab 22 Curiga
23 Bab 23 Gambaran Masa Lalu 2
24 Bab 24 Tumbal
25 Bab 25 Korban Berikutnya?
26 Bab 26 Jerit Malam
27 Bab 27 Jerit Malam 2
28 Bab 28 Tertangkap
29 Bab 29 Tidak Ingat
30 Bab 30 Menghilang
31 Bab 31 Mengintai Ruang Kesenian
32 Bab 32 Curiga
33 Bab 33 Pulang
34 Bab 34 Pelaku Baru
35 Bab 35 Jangan Ikut Campur!!
36 Bab 36 Sulit Di Percaya
37 Bab 37 Hawa Yang Berbeda
38 Bab 38 Percaya Sama Gue
39 Bab 39 Siapa Tumbalnya?
40 Bab 40 Cerita Silvia
41 Bab 41 Mencari Shelly
42 Bab 42 Pengakuan Ayana
43 Bab 43 Rencana Ayana Dan Andra
44 Bab 44 Sihir
45 Bab 45 Di Panggil Kepala Sekolah
46 Bab 46 Pura-pura
47 Bab 47 Kedatangan Nicholas
48 Bab 48 Menggagalkan Rencana Bu Asih
49 Bab 49 Kecelakaan
50 Bab 50 Kematian Yang Tidak Wajar
51 Bab 51 Kedatangan Nicholas 2
52 Bab 52 Pembongkaran Ruang Kesenian
53 Bab 53 Pak Doni
54 Bab 54 Terbongkar
55 Bab 55 Tertangkap
56 Bab 56 Akhir Hidup Pak Baron
57 Bab 57 Cemburu
58 Bab 58 Menyukai Ayana
59 Bab 59 Restu
60 Bab 60 Pernyataan Cinta
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 Sekolah Baru
2
Bab 2 Penasaran
3
Bab 3 Ruang Rahasia
4
Bab 4 Mimpi
5
Bab 5 Kenalan
6
Bab 6 Andra
7
Bab 7 Surat Dari Mama
8
Bab 8 Kemampuan Khusus?
9
Bab 9 Berangkat Bersama
10
Bab 10 Bully
11
Bab 11 Pak Bagas
12
Bab 12 Terjebak Di Ruang Kesenian
13
Bab 13 Penglihatan Yang Tak Biasa
14
Bab 14 Tolong Kami?
15
Bab 15 Persiapan Kemah
16
Bab 16 Kemah 1
17
Bab 17 Kemah 2
18
Bab 18 Persiapan Acara Api Unggun
19
Bab 19 Gambaran Masa Lalu
20
Bab 20 Sadar
21
Bab 21 Pembina OSIS
22
Bab 22 Curiga
23
Bab 23 Gambaran Masa Lalu 2
24
Bab 24 Tumbal
25
Bab 25 Korban Berikutnya?
26
Bab 26 Jerit Malam
27
Bab 27 Jerit Malam 2
28
Bab 28 Tertangkap
29
Bab 29 Tidak Ingat
30
Bab 30 Menghilang
31
Bab 31 Mengintai Ruang Kesenian
32
Bab 32 Curiga
33
Bab 33 Pulang
34
Bab 34 Pelaku Baru
35
Bab 35 Jangan Ikut Campur!!
36
Bab 36 Sulit Di Percaya
37
Bab 37 Hawa Yang Berbeda
38
Bab 38 Percaya Sama Gue
39
Bab 39 Siapa Tumbalnya?
40
Bab 40 Cerita Silvia
41
Bab 41 Mencari Shelly
42
Bab 42 Pengakuan Ayana
43
Bab 43 Rencana Ayana Dan Andra
44
Bab 44 Sihir
45
Bab 45 Di Panggil Kepala Sekolah
46
Bab 46 Pura-pura
47
Bab 47 Kedatangan Nicholas
48
Bab 48 Menggagalkan Rencana Bu Asih
49
Bab 49 Kecelakaan
50
Bab 50 Kematian Yang Tidak Wajar
51
Bab 51 Kedatangan Nicholas 2
52
Bab 52 Pembongkaran Ruang Kesenian
53
Bab 53 Pak Doni
54
Bab 54 Terbongkar
55
Bab 55 Tertangkap
56
Bab 56 Akhir Hidup Pak Baron
57
Bab 57 Cemburu
58
Bab 58 Menyukai Ayana
59
Bab 59 Restu
60
Bab 60 Pernyataan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!