Bab 17 Kemah 2

Tepat pukul 6 pagi, semua siswa kelas XI berkumpul di lapangan. Mereka diberi arahan dari kepala sekolah dan pembina OSIS, apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama kegiatan kemah ini berlangsung. Tidak lupa ketua OSIS membacakan acara kegiatan selama kemah. Mereka akan kemah selama 3 hari 2 malam. Dan acara hari ini adalah mendirikan tenda, kemudian akan diadakan lomba memasak. Setelahnya, persiapan menjelang acara api unggun. Nanti akan ada kegiatan saat api unggun berlangsung.

Sedangkan untuk hari kedua, mereka akan melakukan outbound sampai selesai dan jerit malam yang akan di laksanakan pukul 01:00 dini hari. Baru siang harinya, acara penutupan kegiatan kemah.

"Jika kalian sudah paham, sekarang diharapkan kepada ketua kelompok tenda untuk mengambil tenda pada Kak Shelly. Terima kasih."

Ketua masing-masing kelompok langsung berbondong-bondong menghampiri Shelly untuk meminta tenda. Baru setelahnya, mereka mendirikan tenda di tempat yang sudah di tentukan oleh anggota OSIS agar tidak ada yang berebut tempat.

"Guys, ini tendanya." Rina selaku ketua kelompok mawar meletakkan tenda di rerumputan.

Kelompok mawar terdiri dari Rina, Amel, Calista, Ayana, Diva dan Keisha. Mereka membagi tugas dimana Rina, Ayana, Diva dan Amel mendirikan tenda sedangkan Calista dan Keisha mencari kayu bakar.

Cukup lama mereka mendirikan tenda tersebut. Sampai-sampai ada kakak OSIS yang membantu mereka. Dan setelah semua selesai, mereka beristirahat sejenak sambil memikirkan menu apa yang akan mereka masak untuk lomba memasak yang sebentar lagi akan dimulai.

"Diantara kalian, siapa yang jago masak?" tanya Rina

Mereka saling pandang karena tidak ada satupun yang pandai memasak kecuali merebus air dan memasak mie instan.

"Ay, loe bisa masak?" tanya Rina lagi

"Em... Sedikit." jawab Ayana

"Oke, kalau begitu nanti loe yang masak, kita jadi asisten loe." seru Rina yang disetujui oleh semua anggotanya.

"Gue sih gak masalah. Tapi kalo nanti gak enak dan kita kalah, jangan marah!!"

"Gak bakalan kita marah. Daripada gak ada yang bisa, jadi mendingan loe, lah."

Ayana mengangguk. Dia masuk ke tenda dan membereskan barang-barang miliknya. Namun saat dia membuka tasnya, dia terkejut karena melihat buku milik Larasati berada di sana.

"Perasaan gue gak masukin nih buku. Tapi kenapa sekarang ada di tas gue?" batin Ayana. Dia mengingat-ingat kembali, semalam sebelum dia tidur, buku tersebut jatuh ke lantai padahal buku itu ada di antara tumpukan buku-buku lainnya. Tapi anehnya hanya buku milik Larasati yang terjatuh sedangkan buku yang lain masih di atas meja dengan posisi yang sama.

Dia merasa heran. Namun karena dia sudah mengantuk, ia hanya meletakkan buku tersebut di meja begitu saja. Lalu bagaimana buku ini bisa ada di dalam tasnya?

"Apa mama yang masukin buku ini ke tas gue? Tapi kayaknya mama gak masuk kamar gue deh." batinnya lagi. Saat tengah berfikir, tiba-tiba ada angin kencang yang membuat tenda milik kelompok Ayana bergoyang.

Ayana buru-buru keluar dari tenda. Namun dia terkejut karena tidak ada angin sama sekali. Bahkan orang-orang di luar bersikap seolah tidak terjadi apapun.

"Apa tadi gue berhalusinasi lagi?" batin Ayana. Dia hendak masuk kembali ke tenda, namun Amel yang saat itu membawa ember berisi air, tidak sengaja menabrak Ayana yang membuat buku milik Larasati terjatuh dan terkena cipratan air.

"Sorry, gue gak sengaja." sesal Amel.

"Gak papa kok." Ayana membungkuk, mengambil buku tersebut dan membersihkannya. Namun saat dia membuka buku tersebut, tiba-tiba keluar huruf di bagian yang terkena air.

Ayana mengerutkan keningnya heran. Dia mencoba membaca tulisan itu, namun kakak OSIS sudah memanggil mereka untuk berkumpul.

Ayana terpaksa memasukan buku tersebut kedalam tas dan ikut bergabung dengan yang lainnya. Tapi tiba-tiba buku tersebut terbuka dan keluar darah segar di setiap lembarnya.

...----------------...

Semua anak kelas XI berbaris sesuai kelompok tenda karena Andra akan memberikan pengarahan tentang lomba memasak yang sebentar lagi akan diadakan.

"Setiap kelompok boleh memasak menu apapun alias bebas. Sesuai bahan yang kalian bawa dengan waktu yang telah di tentukan yaitu 2 jam. Setelah masakan sudah matang, diharapkan setiap ketua kelompok untuk membawa hasil masakan tiap kelompok pada pembina OSIS untuk di nilai." seru Andra

"Oke, karena waktu makan siang sebentar lagi. Dengan ini kakak umumkan jika lomba memasak bisa di mulai dari sekarang." teriak Andra yang membuat semua anak-anak kelas XI langsung membubarkan diri dan kembali ke tenda mereka masing-masing.

Begitu juga dengan kelompok mawar, mereka mulai membagi tugas di mana Amel dan Rina bertugas untuk menyalakan api, sementara Calista dan Ayana meracik sayuran yang akan mereka masak, sedangkan Diva dan Keisha mencuci beras

Waktu yang ketua OSIS berikan hanya 2 jam itu adalah waktu yang sangat sedikit karena mereka memasak menggunakan kayu bakar. Berbeda jika berada di rumah, mereka memasak nasi menggunakan rice cooker dan memasak sayuran ataupun lauk-pauk menggunakan kompor. Untuk itu mereka memutuskan memasak yang sederhana saja untuk lomba kali ini.

Sementara itu di tenda OSIS Andra tidak hentinya menatap Ayana yang terlihat cekatan saat memotong-motong sayuran. Dia sangat ingin menghampirinya dan membantu Ayana memasak. Namun dia mengurungkan niatnya saat temannya menghampirinya.

"Ngapain loe disini? Liatin apa sih?" tanya Chandra. Dia mengikuti arah pandang Andra dan melihat jika temannya itu tengah memperhatikan gadis yang dulu pernah mintai nomor telepon

"Bukannya tuh cewek yang waktu itu loe minta nomornya ya?" tanya Chandra lagi

"Iya, kenapa emang?"

"Nggak kenapa-napa sih. Loe naksir ya sama dia?" tanya Chandra kepo

Andra hanya melirik sekilas dan kembali menatap Ayana dengan bibir tersenyum. "Iya, kayaknya gue suka deh sama dia. Gue berencana nyatain cinta ke dia ntar malem saat acara api unggun. Bagaimana menurut loe?" tanya Andra

"Menurut gue sih gak masalah. Gue dukung-dukung aja. Tapi loe harus hati-hati, jangan sampai fans fanatik loe nyakitin Ayana." seru Chandra

Andra mengerutkan keningnya menatap sahabatnya itu. "Maksud loe?"

"Loe nggak tahu seberapa gilanya fans loe kalau sampai loe jadian sama Ayana di depan semua orang? Yang ada Ayana bakal di-bully fans loe." seru Chandra

"Nggak cuman 1,2 cewek doang yang suka sama loe, Ndra, hampir semua cewek di sekolah ini suka sama loe. Tapi loe nya aja yang nggak sadar. Loe kira mereka kasih hadiah loe, kasih barang-barang ke elu itu buat apa? ya karena mereka suka sama loe lah." lanjut Chandra

"Gue sih bakal dukung loe, Ndra. Tapi loe lebih baik pikirin lagi. Kalau loe pengen nyatain cinta loe ke dia, mending nggak usah di depan anak-anak deh. Gue takut aja nanti peristiwa beberapa tahun yang lalu terjadi lagi."

Andra semakin bingung dengan ucapan Chandra. "Memangnya ada peristiwa apa beberapa tahun yang lalu?" tanyanya penasaran

"Gue sih nggak yakin Ndra. Soalnya peristiwa ini terjadi saat kakak gue berstatus pelajar di sekolahan ini. Gue cuman denger doang dari kakak gua katanya dulu ada seorang anak perempuan yang tiba-tiba menghilang setelah menyatakan cinta di depan semua anak-anak."

Deg

"Serius lu?" tanya Andra terkejut

"Serius. Sampai sekarang tuh cewek nggak ketemu. Aneh, kan? Polisi udah mengerahkan semua anggotanya buat cari tuh anak tapi tetep aja nggak ketemu. Terus ada kabar juga. Katanya ada guru yang tiba-tiba menghilang. Nah beberapa bulan setelah itu katanya, ini katanya ya. Sekolah menutup ruang kesenian karena udah nggak ada peminatnya."

Andra terdiam dia semakin bingung. Dia seolah tidak percaya. Hanya karena menyatakan cinta, seorang siswi menghilang. Bahkan ruang kesenian ditutup karena tidak ada yang mengikuti ekstrakulikuler tersebut. Bukankah seharusnya jika tidak ada yang berminat mengikuti ekstrakulikuler kesenian, pihak sekolah bisa memanfaatkan ruangan itu untuk kegiatan lain. Tapi kenapa pihak sekolah justru menutupnya dan membiarkan ruangan itu terlihat seperti angker? Bahkan sampai ada rumor jika ada penampakan di dalam ruangan itu

"Thanks Chan. Gue bakalan ikutin saran elu. Gue nggak mau mempermalukan diri sendiri juga. Takut kalau nanti si Ayana nolak gue. Jadi lebih baik gue PDKT dulu aja kali ya." kekeh Andra

"Sama-sama Ndra. Sebenarnya, gue sih terserah elu. Tapi gue cuman ngingetin elo aja." seru Chandra yang dijawab anggukan oleh Andra. Tidak masalah dia gagal memberi kejutan untuk Ayana. Tapi dengan cerita yang dia dapat, pasti akan membuat Ayana senang.

Terpopuler

Comments

Eti Alifa

Eti Alifa

bacanya takut tpi penasaran🤭
baru kali ini baca novel mistis biasanya romantic😁

2023-12-14

2

Lakilakiadalah Kaumtolol

Lakilakiadalah Kaumtolol

idih sok iye lu si anak bab1 pembawa sial

2023-12-11

0

Lakilakiadalah Kaumtolol

Lakilakiadalah Kaumtolol

Andra emang tolol pembawa sial biang masalah menjijikkan‼️

2023-12-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sekolah Baru
2 Bab 2 Penasaran
3 Bab 3 Ruang Rahasia
4 Bab 4 Mimpi
5 Bab 5 Kenalan
6 Bab 6 Andra
7 Bab 7 Surat Dari Mama
8 Bab 8 Kemampuan Khusus?
9 Bab 9 Berangkat Bersama
10 Bab 10 Bully
11 Bab 11 Pak Bagas
12 Bab 12 Terjebak Di Ruang Kesenian
13 Bab 13 Penglihatan Yang Tak Biasa
14 Bab 14 Tolong Kami?
15 Bab 15 Persiapan Kemah
16 Bab 16 Kemah 1
17 Bab 17 Kemah 2
18 Bab 18 Persiapan Acara Api Unggun
19 Bab 19 Gambaran Masa Lalu
20 Bab 20 Sadar
21 Bab 21 Pembina OSIS
22 Bab 22 Curiga
23 Bab 23 Gambaran Masa Lalu 2
24 Bab 24 Tumbal
25 Bab 25 Korban Berikutnya?
26 Bab 26 Jerit Malam
27 Bab 27 Jerit Malam 2
28 Bab 28 Tertangkap
29 Bab 29 Tidak Ingat
30 Bab 30 Menghilang
31 Bab 31 Mengintai Ruang Kesenian
32 Bab 32 Curiga
33 Bab 33 Pulang
34 Bab 34 Pelaku Baru
35 Bab 35 Jangan Ikut Campur!!
36 Bab 36 Sulit Di Percaya
37 Bab 37 Hawa Yang Berbeda
38 Bab 38 Percaya Sama Gue
39 Bab 39 Siapa Tumbalnya?
40 Bab 40 Cerita Silvia
41 Bab 41 Mencari Shelly
42 Bab 42 Pengakuan Ayana
43 Bab 43 Rencana Ayana Dan Andra
44 Bab 44 Sihir
45 Bab 45 Di Panggil Kepala Sekolah
46 Bab 46 Pura-pura
47 Bab 47 Kedatangan Nicholas
48 Bab 48 Menggagalkan Rencana Bu Asih
49 Bab 49 Kecelakaan
50 Bab 50 Kematian Yang Tidak Wajar
51 Bab 51 Kedatangan Nicholas 2
52 Bab 52 Pembongkaran Ruang Kesenian
53 Bab 53 Pak Doni
54 Bab 54 Terbongkar
55 Bab 55 Tertangkap
56 Bab 56 Akhir Hidup Pak Baron
57 Bab 57 Cemburu
58 Bab 58 Menyukai Ayana
59 Bab 59 Restu
60 Bab 60 Pernyataan Cinta
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 Sekolah Baru
2
Bab 2 Penasaran
3
Bab 3 Ruang Rahasia
4
Bab 4 Mimpi
5
Bab 5 Kenalan
6
Bab 6 Andra
7
Bab 7 Surat Dari Mama
8
Bab 8 Kemampuan Khusus?
9
Bab 9 Berangkat Bersama
10
Bab 10 Bully
11
Bab 11 Pak Bagas
12
Bab 12 Terjebak Di Ruang Kesenian
13
Bab 13 Penglihatan Yang Tak Biasa
14
Bab 14 Tolong Kami?
15
Bab 15 Persiapan Kemah
16
Bab 16 Kemah 1
17
Bab 17 Kemah 2
18
Bab 18 Persiapan Acara Api Unggun
19
Bab 19 Gambaran Masa Lalu
20
Bab 20 Sadar
21
Bab 21 Pembina OSIS
22
Bab 22 Curiga
23
Bab 23 Gambaran Masa Lalu 2
24
Bab 24 Tumbal
25
Bab 25 Korban Berikutnya?
26
Bab 26 Jerit Malam
27
Bab 27 Jerit Malam 2
28
Bab 28 Tertangkap
29
Bab 29 Tidak Ingat
30
Bab 30 Menghilang
31
Bab 31 Mengintai Ruang Kesenian
32
Bab 32 Curiga
33
Bab 33 Pulang
34
Bab 34 Pelaku Baru
35
Bab 35 Jangan Ikut Campur!!
36
Bab 36 Sulit Di Percaya
37
Bab 37 Hawa Yang Berbeda
38
Bab 38 Percaya Sama Gue
39
Bab 39 Siapa Tumbalnya?
40
Bab 40 Cerita Silvia
41
Bab 41 Mencari Shelly
42
Bab 42 Pengakuan Ayana
43
Bab 43 Rencana Ayana Dan Andra
44
Bab 44 Sihir
45
Bab 45 Di Panggil Kepala Sekolah
46
Bab 46 Pura-pura
47
Bab 47 Kedatangan Nicholas
48
Bab 48 Menggagalkan Rencana Bu Asih
49
Bab 49 Kecelakaan
50
Bab 50 Kematian Yang Tidak Wajar
51
Bab 51 Kedatangan Nicholas 2
52
Bab 52 Pembongkaran Ruang Kesenian
53
Bab 53 Pak Doni
54
Bab 54 Terbongkar
55
Bab 55 Tertangkap
56
Bab 56 Akhir Hidup Pak Baron
57
Bab 57 Cemburu
58
Bab 58 Menyukai Ayana
59
Bab 59 Restu
60
Bab 60 Pernyataan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!