Ayana berjalan di lorong kelas sambil memikirkan ucapan Bu Asih. Entah mengapa dia merasa tidak hanya ruang kesenian yang menyimpan misteri tapi para guru juga seperti menyembunyikan sesuatu.
Mulai dari pak Udin yang seolah tahu apa yang dia alami dan peringatan yang beliau berikan padanya yang terkesan seperti ancaman. Dan sekarang Bu Asih melarangnya mengatakan pada siapapun mengenai keadaan pak Bagas.
Jika benar pak Bagas adalah calon suami Bu Asih, seharusnya setelah mengetahui apa yang terjadi pada pak Bagas, Bu Asih bertindak agar semuanya terungkap dan keluarga juga merasa lega karena mengetahui keberadaan pak Bagas walaupun dalam keadaan tidak bernyawa.
"Hah.. Semua ini membuat kepala gue pusing. Kenapa juga gue repot-repot mikirin ini semua? Tapi gue penasaran." Ayana bergumam di sepanjang lorong, sampai-sampai tanpa dia sadari, dia justru berhenti tepat di depan ruang kesenian.
"Ke-kenapa gue bisa nyasar kemari? Perasaan tadi gue lewat lorong yang bener." Ayana merasa bingung. Arah ruang kesenian bertolak belakang dengan arah ke kelasnya. Tapi kenapa dia bisa sampai di sini? Jelas-jelas dia tadi melewati lorong yang benar.
"Ck.. Pasti ada yang gangguin gue." gerutu Ayana. Dia ingin berbalik arah, tapi kedua kakinya justru melangkah mendekati pintu.
"Lho-lho.. kenapa gue malah kemari?" Ayana menelan ludahnya kasar saat berdiri di depan pintu ruang kesenian. Rasa takut mulai menyelimuti hati dan pikirannya. Tapi rasa penasaran lebih mendominasi. Akhirnya dia mencoba membuka pintu tersebut yang ternyata tidak terkunci.
Dia melihat kesana kemari. Dan setelah semuanya aman, Ayana masuk keruang kesenian tersebut.
Sejenak Ayana merasa kagum dengan isi dari ruang kesenian tersebut. Walaupun di penuhi dengan debu karena sudah lama tidak terpakai, tapi patung-patung yang berjejeran rapi di sana terlihat nyata dan mengagumkan.
Ayana mulai mendekat dan menyentuh satu persatu patung tersebut. Pahatannya sangat halus dan terlihat asli. Siapa orang hebat yang sudah membuat semua ini? Dan kenapa karya sebagus ini justru di biarkan berdebu di ruangan yang tidak terawat?
Ayana kembali menyentuh patung seorang anak perempuan dengan rambut yang panjang. Entah kenapa dia merasa tidak asing dengan rupa wajah patung tersebut. Hingga tiba-tiba dari kedua mata patung itu, keluar cairan merah seperti darah.
Ayana terkejut sampai-sampai ia menabrak meja hingga menimbulkan suara.
"Akh.." pekiknya. Tapi dia buru-buru membekap mulutnya sendiri dan bersembunyi saat mendengar suara langkah kaki mendekat.
Terlihat pak Udin membuka pintu dan meneliti ruangan tersebut.
Ayana masih bersembunyi dengan membekap mulutnya agar tidak menimbulkan suara. Dan setelah yakin tidak ada siapa-siapa di sana, pak Udin menutup pintu dan menguncinya tanpa sepengetahuan Ayana.
Ayana menghela nafas lega. Dia segera keluar dari tempat persembunyiannya dan kembali menatap patung gadis tadi. Dan ternyata tidak ada darah yang keluar dari kedua mata patung tersebut.
"Hah... Itu semua pasti hanya halusinasi gue aja." gumam Ayana. Dia kembali berkeliling dan melihat-lihat. Banyak hasil karya yang tertumpuk tak terawat. Mulai dari lukisan-lukisan, alat-alat musik dan peralatan kesenian lainnya.
Tapi ada satu yang menarik perhatian Ayana. Sebuah buku yang tergeletak diantara tumpukan lukisan. Dia mengambil buku tersebut dan membukanya.
Tertera nama Larasati di halaman depan. Ayana menduga jika buku tersebut milik murid yang bernama Larasati. Dia mulai membuka satu persatu lembar buku tersebut. Tapi yang membuat dia heran, buku itu tidak ada tulisan apapun melainkan penuh dengan gambar-gambar yang aneh.
Ayana mengerutkan keningnya, mencoba melihat apa yang Laras gambar. Tapi tiba-tiba ruangan tersebut terguncang yang membuat beberapa barang terjatuh.
Ayana ketakutan. Dia berlari kearah pintu, tapi sayangnya pintu tersebut terkunci.
"Gawat!! pintunya di kunci!!" Ayana terus mencoba membuka pintu tersebut, tapi tetap tidak bisa.
"Bagaimana sekarang?" Ayana terlihat bingung. Walaupun guncangannya sudah berhenti, tapi suasana di ruangan tersebut berubah mencekam, membuat bulu kuduk Ayana meremang.
"Gue harus keluar dari sini. Tapi bagaimana caranya? kalau gue gedor, pak Udin akan tahu kalau gue di sini?" Ayana terus mencari cara. Dia mencoba membuka jendela tapi semua terkunci. Dia putus asa. Satu-satunya jalan adalah berteriak. Tapi jika ia lakukan maka dia akan terkena masalah.
Tidak!! Jika ada yang tahu dia masuk ke ruang kesenian maka dia tidak akan bisa masuk lagi untuk mencari tahu. Tapi dia tidak mungkin berdiam diri, menunggu seseorang membuka pintu.
"Bagaimana sekarang?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
mahira
kan jadi penasaran
2024-01-08
2
novita setya
kan jendela bs dibuka dr dlm🤔
2023-12-09
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
telpon Andra Ayana minta tolong sama dia
2023-12-01
1