Bab 13 Penglihatan Yang Tak Biasa

Di kelas, Riki terlihat gelisah. Pasalnya jam pelajaran pertama sudah dimulai tapi Ayana belum juga kembali. Hal itu membuat pria itu khawatir, apakah terjadi sesuatu pada gadis itu? Karena bagaimanapun dia tahu fans fanatik Andra tidak akan tinggal diam melihat Ayana dekat dengan Andra.

"Loe di mana sih Ay? Bikin khawatir aja. Semoga loe baik-baik aja." batin Riki

Sementara itu, Ayana terlihat meringkuk ketakutan di ruang kesenian. Ruangan yang awalnya biasa saja sekarang justru terasa sangat berbeda. Ayana merasakan aura mengerikan di dalam ruangan kesenian itu. Untuk itu dia terus berusaha mencari cara agar bisa keluar dari tempat itu.

"Gue harus bagaimana sekarang? Gue gak mungkin teriak tapi gue juga gak mau terjebak di tempat ini?" Ayana berdiri di dekat pintu sambil memeluk buku milik Larasati yang ia selipkan diantara buku-buku yang ia pinjam dari perpustakaan. Matanya tidak berhenti melihat kesana kemari karena takut.

Ayana mencoba untuk tenang dan memikirkan cara. Sampai dia ingat dengan Andra. Dia mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada pria itu. Saat ini masih jam pelajaran. Jika dia menelepon maka Andra bisa mendapat masalah. Jadi dia lebih memilih mengirim pesan dan berharap Andra segera datang untuk menolongnya.

"Gue sangat berharap loe datang kak." batin Ayana. Dia tidak perduli lagi dengan ancaman Shelly ataupun tatapan murid-murid lainnya. Yang terpenting sekarang adalah dia bisa keluar dari ruangan tersebut.

Namun setelah mengirim pesan pada Andra, tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang di seret, mendekat kearah Ayana.

Gadis itu terperanjat. Dia melihat kearah sumber suara dan terlihat sosok perempuan berbaju putih yang penuh dengan darah, dengan rambut panjang menutupi wajahnya dan bau anyir yang begitu menusuk indera penciuman Ayana.

Ayana gemetar ketakutan. Kedua kakinya lemas seolah tidak sanggup lagi menopang tubuhnya hingga tubuhnya merosot ke lantai.

Sosok tersebut semakin lama semakin mendekat. Dan Ayana hanya bisa menangis sambil memejamkan kedua matanya. Dalam hati dia terus berdoa. Namun tidak lama kemudian, dia mendengar suara hiruk pikuk siswa-siswi di ruangan tersebut.

Perlahan Ayana memberanikan diri membuka kedua matanya. Dan betapa terkejutnya gadis itu karena suasana ruang kesenian berubah drastis.

Semua tersusun rapi dan bersih. Korden-korden terbuka lebar hingga cahaya matahari masuk ke ruangan tersebut. Dan yang lebih membuatnya terkejut adalah siswa-siswi yang duduk di kursi dengan kanvas di depan mereka.

"I-ini..." Ayana terlihat bingung. Dia berdiri dan menatap satu persatu siswa di sana. Tidak ada yang dia kenali kecuali anak perempuan yang pernah ia lihat sebelumnya yang juga duduk di sana.

"A-apa aku masuk lagi ke masa lalu anak itu?" batin Ayana. Tapi anehnya, anak perempuan itu bisa melihat Ayana. Dia menarik Ayana untuk duduk di sampingnya dan memperlihatkan hasil lukisannya.

Ayana melebarkan kedua matanya karena yang ia lihat adalah lukisan seorang pria yang berdiri dengan parang di tangannya dan anak itu tergeletak bersimbah darah.

Ayana membekap mulutnya sendiri. Dia menatap anak perempuan itu yang terlihat sedih. Lalu dia kembali melirik lukisan di depannya dan tertulis nama Larasati di sana.

Deg

"Ti-tidak mungkin!! I-ini tidak mungkin." Ayana gemetar ketakutan. Dia berdiri dan mundur sambil terus menggelengkan kepalanya. Namun anak perempuan itu tiba-tiba menghilang dan suasana kembali seperti semula.

...----------------...

Sementara di kelas, Andra tengah serius memperhatikan guru yang menjelaskan tentang pelajaran. Namun tiba-tiba dia dikejutkan dengan ponselnya yang bergetar.

Andra mencari celah untuk membuka pesan masuk yang entah dari siapa. Dia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dengan sesekali melirik guru dan beralih membaca pesan yang ternyata dari Ayana

"Ayana?" batinnya. Dalam hati dia merasa senang karena gadis itu mengirim pesan padanya. Dia mulai membaca pesan tersebut dan betapa terkejutnya Andra karena Ayana terjebak di ruang kesenian.

"Astaga Ayana!! Kenapa loe bisa terjebak di sana?" batin Andra khawatir. Dia memasukkan kembali ponsel kedalam saku celananya dan meminta ijin pada guru untuk ke toilet.

Andra bergegas ke ruang kesenian. Untungnya masih jam pelajaran jadi suasana di luar kelas sangat sepi. Dan dia bisa leluasa pergi ke ruang kesenian. Namun dia harus tetap waspada karena ada pak Udin yang suka tiba-tiba muncul di mana saja.

Sesampainya di depan ruang kesenian, Andra mencoba membuka pintu. Tapi ternyata benar, pintu tersebut terkunci. Andra mengetuk pintu untuk memastikan jika Ayana baik-baik saja di dalam.

"Ay!!! Loe denger gue?" tidak ada sahutan dan Andra kembali mengetuk pintu sedikit keras dan memanggil Ayana lagi. "Ay!! Ini gue, Andra." ucapnya

Ayana yang masih syok dengan apa yang dia lihat, seketika tersadar. "Ka-kak Andra, tolong gue kak. Gue takut."

"Tunggu sebentar!!" Andra mencoba membuka jendela dari luar tapi ternyata semua terkunci. Dia menggeram kesal. Dia tidak mungkin mengambil kunci ruang kesenian karena pak Udin selalu membawanya. Dan jika beliau tahu Ayana masuk keruangan tersebut, maka habislah mereka.

"Ayo berfikir Dra!!" Andra terdiam sesaat. Dia mendapatkan cara untuk membuka pintu tersebut. Dia mencari kawat kecil dan mengotak-atik pintu ruang kesenian. Dan tidak lama kemudian, dia berhasil membukanya.

Ayana berlari memeluk Andra. Dia sangat bersyukur bisa keluar dari ruangan mengerikan itu.

"Loe gak papa kan?" tanya Andra

"Gu-gue gak papa kak." jawab Ayana. Tapi Andra tahu jika gadis itu tidak baik-baik saja. Terlihat kedua mata Ayana yang sembab dan tubuh gadis itu gemetaran.

"Ayo ikut gue!!" Andra menutup pintu dan membawa Ayana pergi dari sana.

Namun tidak lama setelah mereka pergi, pak Udin berjalan melewati ruang kesenian. Dia mengerutkan keningnya melihat pintu tersebut yang sedikit terbuka.

Pak Udin mengeceknya. Dia melihat kedalam ruangan tersebut dan tidak mendapati siapapun di sana. Padahal dia yakin sudah mengunci pintu tersebut.

"Pasti gadis itu." gumam pak Udin

Terpopuler

Comments

Lina Suwanti

Lina Suwanti

kok jd kepikiran jgn² itu patung bukan pahatan tp tubuh manusia yg di awetkan,,entah dgn semen atau yg lain.....

2023-12-14

4

novita setya

novita setya

ga bth cctv cukup pak udin aja😁

2023-12-09

1

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

apa pak Udin dukun sakti ya kok th kl Ayana yg dh masuk ke ruang kesenian 😅😅😅

2023-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sekolah Baru
2 Bab 2 Penasaran
3 Bab 3 Ruang Rahasia
4 Bab 4 Mimpi
5 Bab 5 Kenalan
6 Bab 6 Andra
7 Bab 7 Surat Dari Mama
8 Bab 8 Kemampuan Khusus?
9 Bab 9 Berangkat Bersama
10 Bab 10 Bully
11 Bab 11 Pak Bagas
12 Bab 12 Terjebak Di Ruang Kesenian
13 Bab 13 Penglihatan Yang Tak Biasa
14 Bab 14 Tolong Kami?
15 Bab 15 Persiapan Kemah
16 Bab 16 Kemah 1
17 Bab 17 Kemah 2
18 Bab 18 Persiapan Acara Api Unggun
19 Bab 19 Gambaran Masa Lalu
20 Bab 20 Sadar
21 Bab 21 Pembina OSIS
22 Bab 22 Curiga
23 Bab 23 Gambaran Masa Lalu 2
24 Bab 24 Tumbal
25 Bab 25 Korban Berikutnya?
26 Bab 26 Jerit Malam
27 Bab 27 Jerit Malam 2
28 Bab 28 Tertangkap
29 Bab 29 Tidak Ingat
30 Bab 30 Menghilang
31 Bab 31 Mengintai Ruang Kesenian
32 Bab 32 Curiga
33 Bab 33 Pulang
34 Bab 34 Pelaku Baru
35 Bab 35 Jangan Ikut Campur!!
36 Bab 36 Sulit Di Percaya
37 Bab 37 Hawa Yang Berbeda
38 Bab 38 Percaya Sama Gue
39 Bab 39 Siapa Tumbalnya?
40 Bab 40 Cerita Silvia
41 Bab 41 Mencari Shelly
42 Bab 42 Pengakuan Ayana
43 Bab 43 Rencana Ayana Dan Andra
44 Bab 44 Sihir
45 Bab 45 Di Panggil Kepala Sekolah
46 Bab 46 Pura-pura
47 Bab 47 Kedatangan Nicholas
48 Bab 48 Menggagalkan Rencana Bu Asih
49 Bab 49 Kecelakaan
50 Bab 50 Kematian Yang Tidak Wajar
51 Bab 51 Kedatangan Nicholas 2
52 Bab 52 Pembongkaran Ruang Kesenian
53 Bab 53 Pak Doni
54 Bab 54 Terbongkar
55 Bab 55 Tertangkap
56 Bab 56 Akhir Hidup Pak Baron
57 Bab 57 Cemburu
58 Bab 58 Menyukai Ayana
59 Bab 59 Restu
60 Bab 60 Pernyataan Cinta
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 Sekolah Baru
2
Bab 2 Penasaran
3
Bab 3 Ruang Rahasia
4
Bab 4 Mimpi
5
Bab 5 Kenalan
6
Bab 6 Andra
7
Bab 7 Surat Dari Mama
8
Bab 8 Kemampuan Khusus?
9
Bab 9 Berangkat Bersama
10
Bab 10 Bully
11
Bab 11 Pak Bagas
12
Bab 12 Terjebak Di Ruang Kesenian
13
Bab 13 Penglihatan Yang Tak Biasa
14
Bab 14 Tolong Kami?
15
Bab 15 Persiapan Kemah
16
Bab 16 Kemah 1
17
Bab 17 Kemah 2
18
Bab 18 Persiapan Acara Api Unggun
19
Bab 19 Gambaran Masa Lalu
20
Bab 20 Sadar
21
Bab 21 Pembina OSIS
22
Bab 22 Curiga
23
Bab 23 Gambaran Masa Lalu 2
24
Bab 24 Tumbal
25
Bab 25 Korban Berikutnya?
26
Bab 26 Jerit Malam
27
Bab 27 Jerit Malam 2
28
Bab 28 Tertangkap
29
Bab 29 Tidak Ingat
30
Bab 30 Menghilang
31
Bab 31 Mengintai Ruang Kesenian
32
Bab 32 Curiga
33
Bab 33 Pulang
34
Bab 34 Pelaku Baru
35
Bab 35 Jangan Ikut Campur!!
36
Bab 36 Sulit Di Percaya
37
Bab 37 Hawa Yang Berbeda
38
Bab 38 Percaya Sama Gue
39
Bab 39 Siapa Tumbalnya?
40
Bab 40 Cerita Silvia
41
Bab 41 Mencari Shelly
42
Bab 42 Pengakuan Ayana
43
Bab 43 Rencana Ayana Dan Andra
44
Bab 44 Sihir
45
Bab 45 Di Panggil Kepala Sekolah
46
Bab 46 Pura-pura
47
Bab 47 Kedatangan Nicholas
48
Bab 48 Menggagalkan Rencana Bu Asih
49
Bab 49 Kecelakaan
50
Bab 50 Kematian Yang Tidak Wajar
51
Bab 51 Kedatangan Nicholas 2
52
Bab 52 Pembongkaran Ruang Kesenian
53
Bab 53 Pak Doni
54
Bab 54 Terbongkar
55
Bab 55 Tertangkap
56
Bab 56 Akhir Hidup Pak Baron
57
Bab 57 Cemburu
58
Bab 58 Menyukai Ayana
59
Bab 59 Restu
60
Bab 60 Pernyataan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!