Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi. Ayana dan yang lain mulai mengemasi buku-buku mereka dan bergegas meninggalkan kelas.
Saat sampai di halaman depan, Ayana melihat Andra dan beberapa temannya berdiri didekat pagar sekolah. Banyak siswi yang menyapa Andra dengan senyuman manisnya. Bahkan tidak sedikit yang memberi pria itu hadiah dan surat cinta. Tapi sayangnya Andra menolak mereka secara halus. Padahal tidak masalah menerima hadiah dari mereka. Apalagi yang Ayana lihat ada yang memberi pria itu cokelat.
"Sepertinya benar apa yang Riki bilang. Dia sangat populer." batin Ayana.
Gadis itu mencoba tidak menghiraukannya dan melewati mereka begitu saja. Tapi tiba-tiba Andra menahan lengannya. "Tunggu!!"
Ayana berhenti dan melihat lengannya yang dipegang oleh Andra. "O-oh.. Maaf." Andra melepaskan lengan Ayana dengan sedikit malu.
"Ada apa kak?" tanya Ayana
"Gu-gue, Andra. Nama loe siapa?" Andra memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya.
"Gue, Ayana." balas Ayana.
Cukup lama mereka berjabat tangan. Sampai-sampai Ayana merasa risih karena banyak anak-anak yang melihat kearah mereka. Dia buru-buru melepaskan tangan Andra dan mencoba untuk bersikap biasa.
"Gu-gue pulang dulu ya, kak." Ayana hendak pergi tapi lagi-lagi Andra menahannya. "Tunggu!! Gue mau minta nomor hp loe, boleh?" pinta Andra
Ayana melihat kesana-kemari. Dia terlihat gugup sampai-sampai dia melepas SIM card miliknya dan memberikannya pada Andra.
Andra terlihat tidak percaya dengan apa yang Ayana lakukan. Sedangkan teman-teman Andra, tertawa melihat tingkah gadis itu.
"Ke-kenapa?" tanya Ayana bingung
Andra tersenyum. Dia mengambil ponsel Ayana dan memasang kembali SIM card nya. Baru kemudian dia memasukkan nomor ponselnya dan melakukan panggilan.
Terdengar suara dering ponsel milik Andra. Pria itu melihat nomor Ayana dan memutuskan panggilan. Baru setelahnya dia menyimpan nomor ponselnya dengan nama Andra emoji love di ponsel Ayana.
"Ini nomor gue. Jangan lupa balas chat gue nanti ya!!" pinta Andra
Ayana hanya mengangguk pelan dan bergegas pergi karena sopir yang menjemputnya sudah datang.
"Loe gak salah suka sama cewek kayak gitu? Gue liat dia terlalu polos." seru Axel
"Justru gue suka cewek yang kayak gitu. Gak agresif, kalem dan cantik." Sahut Andra yang menatap Ayana yang masuk kedalam mobil. "Ayana!! Nama yang cantik." batin Andra tersenyum.
Tidak jauh dari mereka, ada seseorang yang sedari tadi melihat interaksi keduanya. Dari tatapan matanya terlihat kebencian, marah dan tidak suka dengan kedekatan Andra dan Ayana. Dia mengepalkan tangannya erat dan pergi begitu saja.
...----------------...
Di pertengahan jalan, tiba-tiba ponsel Ayana berdering. Dia melihat nama si pengirim pesan dengan kening yang mengerut. "Apaan ini?" Ayana hendak mengganti nama pengirim yang tersimpan di ponselnya. Tapi lagi-lagi ada pesan masuk.
"Jangan di ganti namanya. Biarin itu aja. Please!!"
Ayana menghela nafas panjang dan mulai membalas pesan tersebut yang ternyata dari Andra. Mereka berbalas pesan sampai Ayana tidak sadar jika sudah sampai rumah. Dia mengakhiri percakapan mereka dengan alasan ingin istirahat.
Di kamar, Ayana menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Dia menghela nafas panjang mengingat apa yang terjadi padanya. Rasanya dia masih tidak percaya jika semua itu hanyalah mimpi. Tapi ucapan Pak Udin membuatnya bingung. Jika itu semua adalah mimpi, kenapa pak Udin bisa tahu jika dia melihat sesuatu? Dan apa maksudnya untuk tidak mengatakan pada siapapun tentang apa yang dia alami tadi pagi, selain dirinya? Kenapa juga Pak Udin melarangnya mencari tahu tentang apa yang dia lihat? Bahkan peringatan pak Udin terdengar seperti ancaman. Jika seperti ini justru rasa penasarannya semakin besar.
"Astaga!!! Gue pindah sekolah karena menghindar dari gangguan makhluk astral di sekolah lama gue. Tapi sekarang justru gangguan itu semakin besar. Anak itu seolah minta tolong sama gue. Gue harus gimana?" Ayana kembali menghela berat karena merasa frustasi dengan apa yang dia alami. Di tambah seminggu lagi dia harus mengikuti kegiatan kemah di sekolah.
Hah... Dia tidak tahu apakah dia akan mengikuti kegiatan itu atau tidak? Saat di sekolah lamanya saja, dia menjumpai banyak makhluk halus sampai-sampai semua teman-temannya ketakutan. Dan teman yang satu tenda dengannya juga mengalami kesurupan.
Dan sekarang di sekolah barunya, dia juga di hadapkan dengan pilihan ikut kegiatan kemah atau tidak? Bagaimana jika dia kembali di ganggu penghuni sekolah yang tidak kasat mata?
Baru dua hari masuk sekolah saja dia sudah mengalami hal mengerikan. Bagaimana saat jerit malam nantinya?
"Gue harus gimana?" gumamnya bermonolog. Sejenak dia memejamkan matanya. Tapi dia tersentak saat ada yang mengetuk pintu kamarnya.
Gadis itu bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu. "Ada apa ma?" tanya Ayana saat mendapati ibunya yang mengetuk pintu kamarnya.
"Malam ini papa dan mama akan menghadiri acara ulangtahun pernikahan rekan kerja papa. Kamu mau ikut atau tidak?" tanya Amira
Ayana nampak berfikir. Dia tidak suka ikut ke acara orang tuanya karena dia mudah bosan. Tapi jika dia tidak ikut, dia takut akan terjadi hal-hal yang tidak dia inginkan. Bagaimana jika hantu-hantu itu datang untuk mengganggunya?
"Ayana!!" panggil Amira, membuyarkan lamunan Ayana.
"Aku ikut mom." seru Ayana
"Oke. Kalau begitu kamu sekarang istirahat dulu. Nanti jam 7 malam kita berangkat."
"Siap ma!!" Ayana menutup kembali pintu kamarnya dan memilih beristirahat seperti yang ibunya perintahkan.
"Semoga gue gak mimpi aneh lagi." Ayana mulai berdoa sebelum akhirnya memejam kan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Bunda Silvia
jangan2 tumbal pesugihan sekolah
2024-02-17
2
BlackNeco
apa nih? qenalan ala warga batavia? xixixi 😂🙏
2024-01-07
0
Lakilakiadalah Kaumtolol
knp hrs ad kisah pcran kek gt menjijikkan, mn sok iye si ondro menjijikkan sok oke pantesnya hrsnya ayana ludahin aja muka si Andra menjijikkan ‼️
2023-12-11
0