Ayana tengah bersiap untuk ikut menghadiri acara ulang tahun pernikahan rekan kerja ayahnya. Dia merias wajahnya dengan make up tipis natural yang dipadukan dengan gaun brukat midi dress dengan hiasan pita di pinggang berwarna navi.
Dia memutar tubuhnya memastikan kembali penampilannya. Baru setelahnya, dia keluar menemui kedua orang tuanya yang sudah menunggunya di ruang tengah.
"Aku sudah siap." seru Ayana
"Wah.. Kau cantik sekali sayang." puji Amira
"Terimakasih ma."
"Sekarang kita berangkat." ajak Heri yang di jawab anggukan kedua wanita beda generasi itu.
Di sepanjang perjalanan, Ayana hanya terdiam menatap keluar jendela mobil. Tapi saat melewati jalanan yang gelap, samar-samar Ayana melihat bayangan putih dibawah pohon dengan mata merah menyala.
Ayana tersentak dan mengalihkan pandangannya. Dia menatap lurus ke depan dan sesekali melirik kearah luar jendela. "Kenapa mereka suka sekali menampakkan diri? gak tahu apa kalau gue takut." batin Ayana bergidik ngeri.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, mereka sampai di sebuah rumah besar nan mewah. Ayana mengekor kedua orang tuanya saat masuk ke rumah tersebut untuk menemui si pemilik acara.
Ayana tidak hentinya berdecak kagum melihat ruangan yang di dekorasi dengan mewah dan elegan. "Benar-benar orang kaya." gumam Ayana lirih
Mereka menemui tuan Nicholas dan istri untuk mengucapkan selamat pada keduanya. Tidak lupa mereka memperkenalkan Ayana pada Tuan Nicholas.
"Oh.. Kau sekolah di SMA Tunas Bangsa ya." seru Nicholas
"Iya Om." sahut Ayana
"Kalau begitu kau pasti mengenal putraku. Dia juga sekolah di sana. Dia menjadi ketua OSIS sekaligus ketua tim basket." lanjut Nicholas bangga
Ayana nampak mengerutkan keningnya. "Ketua OSIS? Ketua tim basket? Apa yang Om Nicholas maksud adalah kak Andra?" batin Ayana
Tidak berapa lama terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga. Ayana mendongak keatas dan melebarkan kedua matanya sempurna karena yang dia lihat adalah Andra.
"Kak Andra!!" lirih Ayana
"Ternyata kau mengenal putraku." seru Nicholas. Dia memanggil Andra dan memperkenalkannya pada Heri dan Amira. Tapi ada yang berbeda, Andra bersikap acuh, seolah tidak mengenali Ayana. Dan hal itu membuat Ayana merasa canggung. Andra yang saat ini ada di depannya terlihat sangat berbeda dengan Andra yang tadi siang dia lihat. Ada apa dengannya?
"Aku kesana dulu pa." Andra melirik Ayana sekilas sebelum pergi. Dia seolah menghindar dari Ayana.
Merasa penasaran, Ayana meminta ijin pada kedua orang tuanya untuk mengambil minum. Padahal dia mengikuti Andra yang duduk menyendiri di taman samping.
"Kak Andra!!" sapa Ayana. Tapi Andra tidak merespon. Dan Ayana memberanikan diri untuk duduk disamping pria itu. "Kakak kenapa?" tanya Ayana
"Bukan urusan loe." jawab Andra ketus
Hati Ayana tercubit mendengar Andra yang ketus padanya. Dia sejenak berfikir apakah ada perkataannya yang sudah menyinggung pria itu atau tidak. Tapi sepertinya semua biasa saja. Jadi kenapa Andra tiba-tiba ketus padanya?
Tidak ingin menjadi seperti orang bodoh, Ayana memilih untuk pergi tapi tiba-tiba Andra menahan lengannya. "mau kemana?" tanyanya
"Gu-gue...."
"Temani gue disini." pintanya.
Ayana kembali duduk dan melirik pria itu yang hanya terdiam menatap bunga didepannya. Dia kembali memberanikan diri untuk bertanya, "Kakak kenapa? Kakak keliatan gak senang."
"Gimana gue mau senang jika bokap gue merayakan ulang tahun pernikahan dihari yang sama dengan kematian nyokap gue." seru Andra yang menatap dengan tatapan kosong
"A-apa? Maksud kakak?"
Andra menoleh menatap Ayana dengan mata yang memerah, "Wanita yang berdiri di samping bokap gue, itu ibu tiri gue. Mereka menikah di depan nyokap yang sedang kritis. Dan setelah mereka sah menjadi suami istri, saat itu juga nyokap gue meninggal." seru Andra dengan suara serak
"Oh my God!! Maaf kak, gue gak tahu." sesal Ayana
Andra menghapus air matanya dan mencoba untuk tersenyum. "Gak papa. Walaupun pernikahan mereka atas keinginan nyokap, tetap saja gue belum bisa menerima semua itu. Apalagi mereka tersenyum bahagia, tanpa mengingat jika hari ini juga hari kematian nyokap gue."
Ayana mengusap bahu Andra dan mencoba menghiburnya. "Kakak yang sabar. Kakak harus mengikhlaskan semuanya. Atau jika tidak, ibu kakak akan sedih."
"Heh.. Gue udah kenyang denger ucapan kayak gitu, Ay. Berusaha sekeras apapun tetap saja rasa sakit itu masih ada." seru Andra. Cukup lama mereka terdiam. Dan Andra merasa aneh karena Ayana tidak meresponnya. Dia menoleh dan mengerutkan keningnya menatap Ayana yang terlihat ketakutan.
"Loe kenapa, Ay?" tanya Andra
Lidah Ayana seolah kelu. Bagaimana tidak, saat ini tidak jauh darinya, berdiri sosok wanita berwajah pucat dengan baju putih panjang tengah menatap dirinya.
"Ay, loe gak papa?" tanya Andra lagi.
"I-itu... Itu..."
"Itu apa?" tanya Andra bingung. Dia melihat kearah pandang Ayana tapi tidak melihat apapun.
Tubuh Ayana gemetar saat sosok wanita tersebut mendekat dengan cepat dan berdiri tepat di depan Ayana dan Andra. Dia menatap sendu Andra dan mencoba meraih pria itu. Tapi dirinya tidak bisa menyentuh Andra.
"Ay!!" panggil Andra
"Y-ya?" Ayana menoleh kearah Andra dan kembali menatap sosok hantu wanita di depannya. Dia bisa melihat ada kerinduan di mata hantu itu. Seolah-olah hantu itu ingin menyampaikan sesuatu.
"Apa dia, ibu kak Andra?" batin Ayana. Di luar dugaan, hantu itu tiba-tiba mengangguk pelan seolah menjawab pertanyaan Ayana.
Ayana terdiam, dia berfikir apa hantu bisa mendengar suara batinnya? Jadi dia mencoba bicara pada hantu itu melalui hati. "Ibu merindukan kak Andra?" tanya Ayana dalam hati. Dan lagi-lagi wanita itu mengangguk pelan.
"Tolong katakan pada Andra, untuk mengikhlaskan semuanya. Aku tidak tenang jika Andra terus bersedih seperti ini." seru wanita itu
"Aku sudah mengatakannya Bu, tapi kak Andra terlalu sedih karena kehilangan ibu." batin Ayana
"Katakan padanya untuk pergi ke gudang. Di sana ada sebuah kotak berwarna cokelat. Suruh dia membukanya."
Ayana nampak terdiam. Bagaimana caranya dia menyampaikan pesan ibunya itu pada Andra? Apa pria itu akan percaya padanya?
"Katakan pada Andra, Lion si raja hutan tidak akan menangis."
"Lion si raja hutan tidak akan menangis." ucapan Ayana berhasil membuat Andra menoleh menatap gadis itu. "A-apa yang barusan loe bilang?" tanya Andra
Ayana menatap Andra dan kembali mengucapkan kalimat yang sama. Tapi Andra justru mencengkeram lengan Ayana erat yang membuat gadis itu kesakitan. "Katakan!! Dari mana loe tahu kalimat itu?" tanya Andra
"Sa-sakit kak!!" rintih Ayana
Andra tersadar dan melepaskan cengkeramannya. "So-sorry." ucapnya
"Jika gue bilang, apa kakak akan percaya?" tanya Ayana. Tapi Andra hanya menatapnya bingung.
Ayana menghela nafas panjang dan berkata, "Ibu kakak yang memberitahuku."
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
bunda Lisa
jangan Raja singa dong thor artinya penyakit kelamin itu, ganti Raja Hutan aja...artinya singa...✌
2024-01-29
1
Lakilakiadalah Kaumtolol
Andra menjijikkan sok iye iyuh cuih 🤢🤮👎💩💩💩
2023-12-11
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ayo Andra percaya sama Ayana pasti kamu gak nyesel deh 💪💪
2023-12-01
1