Sesampainya di rumah, Ayana langsung menuju kamarnya. Dia meletakkan tasnya begitu saja di meja belajar dan menjatuhkan tubuhnya ditempat tidur. Dia menghela nafas panjang mengingat apa yang terjadi di sekolah barunya hari ini.
"Siapa anak itu? Dan kenapa siapapun dilarang masuk ke ruangan itu? Apa ada yang mereka sembunyikan di sana? Tapi Riki bilang ruangan itu angker. Tapi...." Ayana kembali penasaran. Dia bangkit dari tempat tidur dan duduk di kursi meja belajarnya. Dia mulai mengotak-atik laptopnya dan mencari tahu tentang sekolah barunya.
Di sana tertulis jika sekolah SMA Tunas Bangsa merupakan salah satu sekolah favorit. Tidak ada cacat sama sekali. Di sana tertera informasi tentang sekolah, fasilitas, prestasi dan hal-hal baik lainnya. Tidak ada berita tentang siswa yang kerasukan, atau peristiwa yang berhubungan dengan hantu. Bisa saja hantu-hantu itu muncul karena suatu peristiwa yang terjadi di sekolah itu. Tapi nyatanya tidak ada berita itu. Atau jangan-jangan hal itu di tutup-tutupi oleh pihak sekolah.
Tapi tunggu dulu. Bagaimana jika kita cari tentang ruang kesenian sekolah SMA Tunas Bangsa?
Ya, Ayana mulai memasukkan kata ruang kesenian SMA Tunas Bangsa. Dan saat dia klik, muncul keterangan tentang ruang kesenian sekolah tersebut. Tapi lagi-lagi tidak ada yang janggal. Hanya saja tiba-tiba ekstrakulikuler seni lukis di berhentikan. Dan di ganti dengan ekstrakulikuler musik.
Hal ini membuat Ayana bingung. Kenapa tiba-tiba ekstrakulikuler seni lukis di ganti? Apa tidak ada siswa yang ikut ekstrakulikuler tersebut? Lalu, jika ekstrakulikuler tersebut di ganti, kenapa ruangan itu di tutup rapat? Bahkan siapapun di larang masuk kesana.
Ayana menghela nafas panjang saat tidak menemukan apapun. Dia kembali membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan tidak berapa lama kemudian dia tertidur.
...----------------...
Ayana terbangun dan mendapati dirinya berada di tengah-tengah lapangan basket. Dia tertegun dan buru-buru berdiri. "Kenapa gue bisa ada di sini?" Ayana melihat sekelilingnya dan tidak ada siapapun di sana. Dia bingung, karena seingatnya, ia sedang tidur di kamarnya. Tapi kenapa sekarang ia ada di sana?
Ayana meninggalkan lapangan dengan berjalan gontai. Tapi lagi-lagi ia melihat sosok anak perempuan yang ia lihat tadi di sekolah. Tapi ada yang berbeda. Jika yang dia lihat saat di sekolah, anak perempuan itu terlihat pucat, tapi sekarang dia terlihat sangat cantik dengan rambut yang di kuncir ekor kuda. Bahkan dalam sekejap, lingkungan sekolah dipenuhi dengan murid-murid yang memakai seragam yang sama dengan anak perempuan itu.
"I-ini... Kenapa tiba-tiba banyak orang?" batin Ayana bingung. Dia terlihat linglung karena banyak sekali murid di sana. Dan anehnya, tidak ada satupun yang dia kenal.
Dia memang murid baru di sana. Tapi dia sudah mengenal setidaknya teman-teman sekelasnya. Tapi wajah mereka terlihat sangat asing. Dan yang lebih mengejutkan adalah, seorang pria paruh baya yang terlihat tidak asing tengah membersihkan halaman.
Ayana menyipitkan matanya. Dia mendekati pria itu dan terkejut saat mendengar salah satu siswa memanggil namanya.
"Pak Udin!! Dipanggil pak kepala sekolah ke ruangannya." seru salah satu siswa
"Baik. Terimakasih ya." sahut pak Udin
Ayana melihat siswa itu pergi setelah menyampaikan pesan tersebut. Dan saat pak Udin menoleh kearahnya, tubuh Ayana seolah membeku. Apalagi pak Udin mulai berjalan kearahnya. Jantung Ayana berdetak kencang, kedua kakinya bergetar hebat. Tapi tiba-tiba pak Udin menembus tubuhnya begitu saja.
Ayana terdiam sejenak. Dia menoleh, menatap punggung pak Udin yang semakin menjauh. "Apa gue datang ke masa lalu mereka?" batin Ayana. Saat bergulat dengan pemikirannya, tatapannya tidak sengaja melihat anak perempuan itu lagi. Dia mencoba mendekatinya dan ternyata tubuhnya juga menembus anak tersebut. Dia semakin yakin jika saat ini dia berada di masa lalu mereka.
Ayana semakin penasaran. Dia mengikuti kemanapun anak perempuan itu pergi. Hingga tiba saat anak perempuan itu dan beberapa temannya masuk ke ruangan kesenian.
Ayana tertegun di depan ruangan tersebut. Dia ingin masuk, tapi tiba-tiba pintu tersebut tertutup dengan sendirinya. Dan samar-samar Ayana mendengar suara teriakkan dari dalam sana.
Ayana mencoba untuk membuka pintu tersebut. Tapi tiba-tiba tubuhnya seolah tertarik keras menjauh dari tempat itu, hingga tidak berapa lama kemudian, dia terbangun dengan nafas yang terengah-engah dan keringat menetes di pelipisnya.
Tok Tok Tok
"Ay, bangun sayang!!" seru Amira, ibu Ayana.
"Ayana!!" panggil Amira lagi
Ayana mengusap wajahnya kasar. Dia mengatur nafas dan menjawab panggilan ibunya, "I-iya ma!!" sahut Ayana
"Bangun dan mandi!! Setelah itu kita makan malam bersama."
"Ba-baik!!" sahut Ayana lagi. Dia sudah tidak mendengar suara ibunya. Mungkin beliau sudah pergi, pikirnya.
"Apa tadi itu mimpi? Tapi kenapa terlihat seperti nyata? Apa yang terjadi di ruangan itu?" gumam Ayana bermonolog. Dia mengatur nafasnya dan tanpa sengaja melihat jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul 18.00.
"What? Jam 6?" pekik Ayana. Dia buru-buru bangun dan masuk ke kamar mandi. Dia benar-benar tidak menyangka akan tidur siang selama itu. pantas ibunya sampai membangunkannya.
...****************...
Keesokan harinya, Ayana berangkat ke sekolah bersama dengan Ayahnya. Ini adalah hari kedua dia masuk sekolah di sekolahan barunya. Rasanya dia tidak semangat sama sekali karena pasti akan banyak penampakan yang mengganggunya.
Tapi sepertinya dia salah. Saat masuk melalui pagar sekolah, Ayana justru merasakan hawa yang sejuk. Dia memejamkan kedua matanya sejenak dan menghirup udara segar pagi itu. Hingga seseorang menepuk bahunya tiba-tiba.
"Apa yang loe lakuin disini?"
Ayana tersentak kaget dan menoleh, "Riki!! Gue kira siapa? Bikin kaget saja." gerutu Ayana
"Habisnya loe merem disini. Gue kira loe kesambet." ledek Riki
Ayana hanya berdecak dan kembali berjalan di susul Riki di belakangnya. "Tunggu, Ay!!" teriak Riki.
"Eh.. Ngomong-ngomong soal kesambet, loe tahu dari mana kalau siswi kemarin kerasukan setan?" tanya Riki
"I-itu, gu-gue..." Ayana tiba-tiba tergagap. Dia bingung mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Riki.
"Gue apa?" tanya Riki lagi
"Gu-gue suka liat film horor. Dan banyak adegan orang kesurupan gitu. Dan ciri-cirinya hampir sama kayak anak kemarin. Makanya gue tau kalau tuh anak kesurupan." jawab Ayana bohong
"Oh gitu." Riki menganggukkan kepalanya percaya. Mereka berjalan beriringan menuju kelas. Tapi langkah Ayana terhenti saat melihat sosok anak perempuan berwajah pucat, berdiri tidak jauh darinya. Anak perempuan itu membalikkan badan dan pergi begitu saja. Ayana yakin jika anak itu ingin dia mengikutinya ke ruangan itu lagi.
"Rik, boleh gue minta tolong?" pinta Ayana
"Pa'an?"
"Gue pengen masuk ke ruangan kesenian." bisik Ayana
"WHAT?" pekik Riki keras.
Ayana buru-buru membekap mulut Riki dan melihat kesana kemari. Untungnya hari masih pagi, jadi belum banyak anak-anak yang datang. ''Kenapa loe teriak, hah?" geram Ayana pelan
"Loe kira-kira dong Ay? Ngapain loe mau masuk kesana, hah? Kalau ketahuan pak Udin, habis loe!!" ucap Riki memperingatkan
Tapi Ayana tidak perduli. Dia terus memaksa Riki untuk membantunya masuk kesana. Dia ingin tahu ada apa di dalam sana. Apalagi kemarin dia sempat bermimpi mendengar teriakkan di dalam ruangan tersebut. Dia penasaran, apa yang terjadi sebenarnya.
Riki pasrah dan bersedia membantu Ayana untuk bisa masuk kesana. Dia mengangkat tubuh Ayana agar bisa masuk melalui jendela karena pintu tersebut terkunci. Dan kuncinya di bawah oleh pak Udin.
"Jangan ngintip loe!!" ancam Ayana
"Ck.. Gak akan!!" sungut Riki. "Jangan lama-lama!! Kalau pak Udin datang, gue tinggalin loe!!" ancam Riki balik
"Iya-iya!!" Ayana membuka jendela dan mulai masuk ke ruangan tersebut. Dia turun, bertumpu pada meja dan melihat sekeliling yang penuh dengan patung dan beberapa lukisan.
Ayana turun dari meja dan melihat satu persatu patung yang berjejeran di sana. Patung-patung itu terlihat sangat bagus. Ayana menyentuh satu persatu patung tersebut. Hingga sampai pada patung perempuan. Dia mengusapnya pelan dan tiba-tiba ada makhluk mengerikan mendekatinya.
Ayana tersentak. Tubuhnya gemetar ketakutan. Makhluk mengerikan itu berwarna hitam dengan mata merah menyala, gigi taringnya panjang dengan darah yang menetes dari gigi tersebut.
Ayana ingin berteriak, tapi lidah nya kelu. Kedua kakinya juga tidak bisa digerakkan. Namun tiba-tiba dia mendengar teriakkan kesakitan yang memekikkan telinganya yang membuat Ayana tanpa sadar meneteskan air matanya. Dan setelah itu, dia tergeletak tidak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Teratai
waduh belum² udah pingsan
kasian riki
2025-02-24
0
Amelia
❤️❤️❤️👍
2024-02-22
2
⧗⃟ᷢʷ ☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
suka cerita nya bagussss
2024-01-19
0