Bab 4 Mimpi

Ayana membuka matanya perlahan dan mendapati dirinya berada di UKS. Dia memegang kepalanya yang terasa pusing dan mencoba mengingat-ingat apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa gue ada di sini? Apa Riki yang bawa gue kesini?" gumam Ayana

"Loe dah sadar?"

Ayana menoleh kearah sumber suara dan mendapati Riki yang membawa nampan berisi makanan dan minuman. Dia mencoba untuk bangun dan berkata, "Kenapa gue bisa ada di sini?" tanya Ayana

"Loe gak inget?" tanya Riki yang dijawab gelengan oleh Ayana

"Tadi pagi elo diem aja pas masuk ke area sekolah. Pas gue mau nyapa elo, tiba-tiba loe pingsan." terang Riki

Ayana kembali terdiam. Dia ingat betul saat masuk melewati pagar depan, dia berhenti karena udara pagi itu sangat sejuk. Tapi setelahnya, dia meminta bantuan Riki untuk membantunya masuk ke ruang kesenian. Dan di dalam sana dia melihat makhluk mengerikan dan suara teriakan yang menyayat hati.

Tapi kenapa Riki mengatakan jika dirinya pingsan di depan sekolah? Apa dia sedang bermimpi?

"Loe kenapa, Ay? Apa ada yang sakit?" tanya Riki

"Gu-gue baik-baik saja."

"Kalau loe masih sakit, gue antar loe pulang." Tawar Riki. Tapi Ayana menolak karena.dirinya baik-baik saja. Dia memakan makanan yang Riki bawa untuknya karena hari sudah menjelang siang dan perutnya sudah berbunyi. Itu artinya, dia sudah cukup lama pingsan. Tapi kenapa pihak sekolah tidak menghubungi orang tuanya atau membawanya ke rumah sakit? Apa kejadian seperti ini pernah terjadi? Atau mereka tahu apa yang dia alami sebenarnya?

Bel sudah berbunyi tanda jika jam istirahat sudah berakhir dan semua siswa berbondong-bondong masuk ke kelas masing-masing. Begitu juga dengan Riki. Dia tidak bisa menemani Ayana dan meninggalkan gadis itu sendirian di UKS.

Ayana masih terlihat linglung. Apa yang terjadi padanya terlihat nyata tapi ternyata semua itu hanya mimpi saja. Atau semua ini adalah ulah makhluk halus yang mengganggunya? Lalu bagaimana dengan mimpi yang dia alami kemarin? Dia masuk ke masa lalu anak perempuan itu. Dan sekarang dia melihat hal mengerikan di ruang kesenian. Sebenarnya apa yang telah terjadi di masa lalu?

"Apa yang kau lihat?"

Ayana tersentak kaget saat tiba-tiba seseorang sudah berada di depannya. Ayana mendongak dan menelan ludahnya kasar saat melihat Pak Udin ada di sana.

"A-apa maksud anda, pak?" tanya Ayana terbata

Pak Udin menggeser kursi di dekat brankar Ayana dan duduk di sana. Tatapannya yang tajam berhasil membuat tubuh Ayana bergetar ketakutan. Apalagi dengan luka di wajah pak Udin yang membuat pria itu terlihat menyeramkan.

"Aku tahu kau pasti melihat sesuatu. Jadi lebih baik kau katakan padaku, apa yang kau lihat? Semua ini juga demi keselamatan mu." seru Pak Udin

Ayana mengerutkan keningnya bingung. Demi keselamatannya? Apa maksud pak Udin?

"Jika kau belum siap menceritakan semuanya padaku, tidak masalah. Tapi satu hal yang harus kau ingat. Jangan sekali-kali kau mencari tahu tentang sekolahan ini. Atau nyawamu akan terancam." Pak Udin bangkit dari kursinya dan hendak pergi. Tapi langkah terhenti dan dia kembali berkata, "Selain diriku, Jangan pernah ceritakan pada siapapun, apa yang kau lihat." Setelah mengatakan hal itu, pak Udin keluar dari ruang UKS.

"Apa maksud pak Udin?" gumam Ayana

...****************...

Setelah merasa baikan, Ayana kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Ya, walaupun sisa jam pelajaran tinggal tiga jam lagi, tapi Ayana tetap mengikutinya.

Tapi tentang apa yang terjadi hari ini nyatanya membuat konsentrasi Ayana buyar. Dia tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

Dirinya duduk di kursinya, memperhatikan Bu Nina yang tengah menerangkan pelajaran. Tapi pikiran Ayana melayang entah kemana. Sampai ketukan pintu membuat Ayana tersadar dari lamunannya.

"Permisi Bu. Maaf mengganggu sebentar." seru pria yang merupakan ketua OSIS SMA Tunas Bangsa.

"Oh Andra. Silahkan masuk!!"

Andra dan beberapa anggota OSIS lainnya masuk ke kelas Ayana. "Mohon perhatiannya sebentar!! Saya sebagai ketua OSIS ingin memberitahukan bahwa seminggu lagi, sekolah akan mengadakan kemah untuk kelas XI di halaman sekolah."

"Kenapa di halaman sekolah? Karena waktu kita sangat mepet. Sedangkan kami kekurangan anggota karena sebagian anggota OSIS lainnya akan mengikuti lomba cerdas cermat antar sekolah yang akan di laksanakan sebulan lagi. Jadi mereka tidak bisa ikut mengawasi kalian saat kemah nanti."

"Nanti kami akan memberikan surat edaran yang akan diisi oleh orang tua sebagai bukti apakah anak tersebut boleh atau tidak ikut kemah nantinya. Daftar kegiatan juga tertera disurat tersebut. Apa kalian mengerti?"

"Mengerti kak!!" ucap mereka serempak

Andra mengangguk dan meminta anggotanya membagikan surat edaran tersebut. Sementara menunggu, Andra berbincang dengan Bu Nina. Dan tanpa sengaja ekor matanya menatap Ayana.

Sejenak Andra terdiam. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang. "Cantik." batin Andra.

Setelah semua siswa menerima surat edaran tersebut. Andra dan yang lainnya mengucapkan terima kasih atas waktunya dan keluar dari kelas Ayana.

Sebelum Andra benar-benar keluar dari sana, dia menoleh menatap Ayana dan tersenyum sebelum akhirnya pergi dari sana.

"Entah kenapa gue ngerasa kalau kak Andra suka sama loe." bisik Riki

"Jangan bicara sembarangan!!" sahut Ayana

"Tapi yang gue liat, dari tadi dia ngeliatin elo. Hah.. loe beruntung kalau sampai bisa jadian sama kak Andra." seru Riki yang membuat Ayana nampak mengerutkan keningnya.

"Loe gak tahu? Kak Andra itu idola di sekolah ini. Dia ganteng, kaya, ketua OSIS sekaligus ketua tim basket. Banyak cewek yang naksir sama dia. Tapi Kak Andra gak ngerespon mereka." terang Riki

Ayana hanya tersenyum tipis dan membaca surat edaran yang ada di tangannya. Dari daftar kegiatan yang tertera, ada satu yang membuat Ayana merasa tidak nyaman, yaitu jerit malam.

Terpopuler

Comments

AzzSukaPristel

AzzSukaPristel

kurang serem ceritanya ta kata² nya baik bagus

2024-04-14

0

novita setya

novita setya

jurit malam yg isinya jeritan malam😄

2023-12-09

2

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

kl gak salah jurit malam Thor bukan jerit malam 😅😅✌️✌️

2023-12-01

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sekolah Baru
2 Bab 2 Penasaran
3 Bab 3 Ruang Rahasia
4 Bab 4 Mimpi
5 Bab 5 Kenalan
6 Bab 6 Andra
7 Bab 7 Surat Dari Mama
8 Bab 8 Kemampuan Khusus?
9 Bab 9 Berangkat Bersama
10 Bab 10 Bully
11 Bab 11 Pak Bagas
12 Bab 12 Terjebak Di Ruang Kesenian
13 Bab 13 Penglihatan Yang Tak Biasa
14 Bab 14 Tolong Kami?
15 Bab 15 Persiapan Kemah
16 Bab 16 Kemah 1
17 Bab 17 Kemah 2
18 Bab 18 Persiapan Acara Api Unggun
19 Bab 19 Gambaran Masa Lalu
20 Bab 20 Sadar
21 Bab 21 Pembina OSIS
22 Bab 22 Curiga
23 Bab 23 Gambaran Masa Lalu 2
24 Bab 24 Tumbal
25 Bab 25 Korban Berikutnya?
26 Bab 26 Jerit Malam
27 Bab 27 Jerit Malam 2
28 Bab 28 Tertangkap
29 Bab 29 Tidak Ingat
30 Bab 30 Menghilang
31 Bab 31 Mengintai Ruang Kesenian
32 Bab 32 Curiga
33 Bab 33 Pulang
34 Bab 34 Pelaku Baru
35 Bab 35 Jangan Ikut Campur!!
36 Bab 36 Sulit Di Percaya
37 Bab 37 Hawa Yang Berbeda
38 Bab 38 Percaya Sama Gue
39 Bab 39 Siapa Tumbalnya?
40 Bab 40 Cerita Silvia
41 Bab 41 Mencari Shelly
42 Bab 42 Pengakuan Ayana
43 Bab 43 Rencana Ayana Dan Andra
44 Bab 44 Sihir
45 Bab 45 Di Panggil Kepala Sekolah
46 Bab 46 Pura-pura
47 Bab 47 Kedatangan Nicholas
48 Bab 48 Menggagalkan Rencana Bu Asih
49 Bab 49 Kecelakaan
50 Bab 50 Kematian Yang Tidak Wajar
51 Bab 51 Kedatangan Nicholas 2
52 Bab 52 Pembongkaran Ruang Kesenian
53 Bab 53 Pak Doni
54 Bab 54 Terbongkar
55 Bab 55 Tertangkap
56 Bab 56 Akhir Hidup Pak Baron
57 Bab 57 Cemburu
58 Bab 58 Menyukai Ayana
59 Bab 59 Restu
60 Bab 60 Pernyataan Cinta
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 Sekolah Baru
2
Bab 2 Penasaran
3
Bab 3 Ruang Rahasia
4
Bab 4 Mimpi
5
Bab 5 Kenalan
6
Bab 6 Andra
7
Bab 7 Surat Dari Mama
8
Bab 8 Kemampuan Khusus?
9
Bab 9 Berangkat Bersama
10
Bab 10 Bully
11
Bab 11 Pak Bagas
12
Bab 12 Terjebak Di Ruang Kesenian
13
Bab 13 Penglihatan Yang Tak Biasa
14
Bab 14 Tolong Kami?
15
Bab 15 Persiapan Kemah
16
Bab 16 Kemah 1
17
Bab 17 Kemah 2
18
Bab 18 Persiapan Acara Api Unggun
19
Bab 19 Gambaran Masa Lalu
20
Bab 20 Sadar
21
Bab 21 Pembina OSIS
22
Bab 22 Curiga
23
Bab 23 Gambaran Masa Lalu 2
24
Bab 24 Tumbal
25
Bab 25 Korban Berikutnya?
26
Bab 26 Jerit Malam
27
Bab 27 Jerit Malam 2
28
Bab 28 Tertangkap
29
Bab 29 Tidak Ingat
30
Bab 30 Menghilang
31
Bab 31 Mengintai Ruang Kesenian
32
Bab 32 Curiga
33
Bab 33 Pulang
34
Bab 34 Pelaku Baru
35
Bab 35 Jangan Ikut Campur!!
36
Bab 36 Sulit Di Percaya
37
Bab 37 Hawa Yang Berbeda
38
Bab 38 Percaya Sama Gue
39
Bab 39 Siapa Tumbalnya?
40
Bab 40 Cerita Silvia
41
Bab 41 Mencari Shelly
42
Bab 42 Pengakuan Ayana
43
Bab 43 Rencana Ayana Dan Andra
44
Bab 44 Sihir
45
Bab 45 Di Panggil Kepala Sekolah
46
Bab 46 Pura-pura
47
Bab 47 Kedatangan Nicholas
48
Bab 48 Menggagalkan Rencana Bu Asih
49
Bab 49 Kecelakaan
50
Bab 50 Kematian Yang Tidak Wajar
51
Bab 51 Kedatangan Nicholas 2
52
Bab 52 Pembongkaran Ruang Kesenian
53
Bab 53 Pak Doni
54
Bab 54 Terbongkar
55
Bab 55 Tertangkap
56
Bab 56 Akhir Hidup Pak Baron
57
Bab 57 Cemburu
58
Bab 58 Menyukai Ayana
59
Bab 59 Restu
60
Bab 60 Pernyataan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!