Ayana berlari ke kantin dengan nafas yang terengah-engah. Dia berhenti dan mengatur nafas setelah berada di tengah kerumunan siswa yang mengantri di kantin. Sekilas dia menoleh kearah lorong di mana dia bertemu dengan pria tadi. Dia jadi penasaran, sebenarnya ruang apa itu? Kenapa ada larangan untuk masuk kesana? Apakah ada sesuatu yang di sembunyikan pihak sekolah di dalam sana?
Ayana menggelengkan kepalanya."Tidak!! Jangan mulai Ay!!" Batin Ayana. Dia melihat kesana kemari mencari keberadaan Riki. Dan saat dia melihat pria itu tengah menikmati makanannya, Ayana langsung menghampiri Riki dan duduk di sebelahnya.
"Dari mana aja loe?" Tanya Riki
"Gu-gue dari toilet." Jawab Ayana bohong. Dia mengambil gelas di depan Riki dan meminumnya.
"Ay, itu minuman gue." Pekik Riki
"Oh.. sorry. Ntar gue ganti." Jawab Ayana sekenanya. Nafasnya masih terengah-engah. Sesekali dia melihat apakah pria menyeramkan tadi mengikutinya atau tidak. Dan hal itu membuat Riki mengerutkan keningnya heran.
"Kenapa loe?" Tanya Riki. Dia mengikuti arah pandang Ayana yang melihat ke lorong yang ternyata tidak ada siapa-siapa di sana. Dia beralih menatap gadis itu lagi dan berkata, "Habis di kejar setan loe?" ledek Riki
"Tadi gue ketemu bapak-bapak serem banget. Mukanya ada bekas lukanya. Kayak luka bakar gitu." Terang Ayana
"Oh.. itu pak Udin. Dia tukang kebun di sekolah ini. Yah..wajahnya emang serem. Tapi dia baik kok. Ada yang bilang luka itu beliau dapat saat mengalami kecelakaan lalulintas." sahut Riki
Ayana terdiam. Luka karena kecelakaan lalulintas? Dia rasa bukan. Dia yakin jika luka di wajah pak Udin adalah luka bakar. Tapi kenapa pak Udin bisa mengalami luka bakar yang begitu parah? Apa pernah terjadi kebakaran?
Ayana begitu penasaran. Dia menoleh saat merasakan hawa aneh di lorong tempat ia berlari tadi. Dan ternyata di sana ada sosok anak perempuan yang dia lihat tadi.
Ayana mengalihkan pandangannya. Tapi ekor matanya terus melirik kesana. Tapi sosok tersebut sudah tidak ada alias menghilang.
"Kenapa gue merasa kalau tu hantu pengen nyempein sesuatu ke gue, ya? Sepertinya ada sesuatu yang tersembunyi di ruangan itu." Batinnya Ayana. Ia melirik Riki yang lahap memakan makanan. Mungkin pria itu tahu sesuatu tentang ruangan itu. Jadi tidak ada salahnya bertanya.
"Loe tahu ruangan yang ada di lorong sana gak?" Tanya Ayana sambil menunjuk lorong yang dia maksud.
Riki tertegun mendengar pertanyaan Ayana. Dia melihat kesana-kemari memastikan jika tidak ada yang mendengar ucapan gadis itu.
"Kenapa sih?" Tanya Ayana bingung. Dia mengikuti gerak-gerik Riki yang melihat kesana kemari.
"Loe tahu dari mana soal ruangan itu?" Tanya Riki penuh selidik
"I-itu, ta-tadi gue...."
"Oh.. oke, Gue tahu. Loe pasti nyasar ke sana, kan?" Sela Riki yang di jawab anggukan pelan oleh Ayana. Biarlah Riki mengira seperti itu daripada dia mengatakan yang sebenarnya, dia tidak yakin Riki akan percaya, atau bisa saja pria itu akan menganggapnya aneh.
"Gue kasih tahu, loe jangan pernah kesana lagi apalagi sampai masuk ke ruangan itu karena..." Riki menjeda ucapannya dan melihat sekelilingnya sekali lagi, baru kemudian dia kembali menatap Ayana, "yang gue denger tempat itu angker." Bisik Riki
"A-angker?" Tanya Ayana terbata yang dijawab anggukan oleh Riki
"Tapi gue pernah ngintip dari jendela sih. Dan gak ada apa-apa di sana. Cuma lukisan dan beberapa patung aja. Mungkin dulu itu ruang kesenian." Terang Riki
Ayana hendak bertanya lagi, tapi tiba-tiba terdengar suara teriakan dari salah satu siswi. Semua orang berbondong-bondong kearah sumber suara. Begitu juga dengan Ayana dan Riki.
Dan ternyata, seorang siswi menunjukkan gelagat yang aneh. Dia bersimpuh di halaman sekolah dengan kepala menunduk. Dan saat salah satu temannya menghampirinya, tiba-tiba gadis itu menyerangnya.
Semua siswa yang menyaksikan, menjerit histeris. Mereka mulai berlari, menjauh dari siswi tersebut. Tapi tidak dengan Ayana. Dia bisa melihat makhluk hitam dengan mata merah menyala berada didalam tubuh gadis itu.
"A-ayo kita menjauh ay!!" ajak Riki menarik lengan Ayana. Tapi Ayana justru mengatakan sesuatu yang membuat Riki tertegun.
"Anak itu kerasukan Rik. Jadi lebih baik kau panggil guru." seru Ayana
"A-apa? Kerasukan? Darimana kau tahu?" tanya Riki terbata
"Tidak ada waktu lagi, cepat panggil guru!!" teriak Ayana
Riki tersentak dan buru-buru memanggil guru. Sedangkan Ayana terus mengawasi siswi yang kerasukan. Siswi tersebut menatap tajam Ayana dan menyeringai. Dia hendak menyerang Ayana, tapi tiba-tiba pak Udin datang menghalanginya.
Ayana terkejut dengan kedatangan pak Udin yang tiba-tiba. Mulut pria itu komat-kamit sambil menatap tajam siswi yang kerasukan. Baru setelahnya, pak Udin memegang kepala siswi tersebut dan menekannya kebawah.
Siswi itu berteriak histeris. Dan tidak lama kemudian, siswi itu tidak sadarkan diri.
Riki, para guru dan kepala sekolah datang dan melihat siswi itu sudah tergeletak tidak sadarkan diri. Lalu salah satu guru menggendong siswi tersebut dan membawanya ke UKS. Sedangkan kepala sekolah meminta pak Udin untuk ikut dengannya.
Pak Udin mengangguk pelan. Dia menatap tajam Ayana yang masih mematung di sana sebelum akhirnya mengikuti kepala sekolah.
"loe gak papa Ay?" tanya Riki
"Iya, gue gak papa." jawab Ayana. Dia masih terus menatap punggung pak Udin yang semakin menjauh. Dia merasa jika pak Udin bukan orang sembarangan. Terbukti jika pak Udin bisa mengobati siswi yang kerasukan. Entah doa apa yang pak Udin baca, tapi sepertinya beliau sudah biasa melakukannya.
...****************...
Pelajaran telah usai. Semua siswa berbondong-bondong meninggalkan kelas untuk pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Ayana. Dia berdiri di dekat pos satpam, menunggu sopir menjemputnya. Tapi tiba-tiba terdengar suara tawa yang melengking memekikkan telinga. Ayana menutup kedua telinganya dan mencari sumber suara tersebut.
Terlihat sosok wanita berambut panjang dengan baju putih lusuh tengah berada di atas pohon di halaman sekolah.
"Kenapa neng?" tanya pak satpam heran
"O-oh.. Tidak apa-apa pak." Ayana menyingkirkan kedua tangannya dan melirik kearah pohon tersebut. Tapi sosok itu telah menghilang.
Ayana menghela nafas panjang. Baru pertama kalinya dia masuk sekolah tapi sudah menemui banyak sekali penampakan. Bahkan sekolahannya yang lama tidak sesering ini. Mereka, para makhluk halus, hanya menampakan diri di waktu-waktu tertentu. Tapi di sini? Entah kenapa mereka senang sekali mengganggunya.
Walaupun dia berusaha untuk tidak menghiraukannya, tapi rasa penasaran terus menghantuinya. Mulai dari kemunculan sosok anak perempuan yang seumuran dengannya, ruang rahasia di sekolah dan juga pak Udin. Tiga hal itu yang saat ini memenuhi pikiran Ayana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Amelia
❤️❤️👍
2024-02-21
2
Suprihatin
semoga Ayana anak indigo yang baik Thor dan dapat membantu arwah yang ingin pulang sempurna Thor
2024-01-21
0
⧗⃟ᷢʷ ☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
seruuuuuu
2024-01-19
1