Malam hari sebelum kemah diadakan, Ayana mempersiapkan keperluannya yang akan ia bawa. Dia sudah mencatat semuanya. Bahkan dia juga sudah berdiskusi dengan kelompok tenda, apa saja yang harus ia bawa untuk keperluan bersama karena ada beberapa barang yang tidak digunakan secara pribadi dan pembagiannya sama rata setiap kelompok agar tidak ada yang iri.
"Sepertinya sudah semua." gumam Ayana. Dia mengecek sekali lagi karena takut ada yang tertinggal. Dan setelah semuanya selesai, dia membaringkan tubuhnya karena hari sudah malam dan dia tidak ingin terlambat besok.
Namun baru beberapa saat ia memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh.
Ayana tersentak dan langsung terbangun. Dia melihat kearah sumber suara dan mendapati buku milik Larasati terjatuh. "Kenapa buku ini bisa jatuh?" gumamnya. Buku tersebut ia selipkan di antara tumpukan buku lainnya. Jadi bagaimana bisa buku tersebut jatuh, sementara buku yang menindihnya masih tertata rapi di meja.
Ayana merasa bingung. Dia membuka kembali buku tersebut dan kata "Terkutuk" yang tertulis di buku tersebut sudah menghilang. "Aneh sekali. Waktu pertama kali gue nemu nih buku, banyak gambar yang gue gak ngerti. Dan sesampainya di rumah, gambar itu dah gak ada dan cuma ada tulisan terkutuk. Dan sekarang tulisan itu juga hilang? Sebenarnya ini buku apaan?" Ayana tidak habis pikir. Kenapa dia bisa dengan mudah dibuat bingung oleh makhluk halus? Atau sebenarnya buku ini hanya buku biasa?
Ayana mendengus kesal. Dia jadi merasa jika buku tersebut tidak memiliki petunjuk apapun. Awalnya dia ingin mencari tahu mengenai gambar-gambar yang ada di buku tersebut. Tapi ternyata semua itu hanya ulah makhluk halus yang iseng padanya.
Ayana kembali meletakkan buku tersebut di atas meja dan memilih membaringkan tubuhnya. Dia sudah sangat lelah karena seharian setelah pulang sekolah, dia kembali membeli keperluan untuk kemah. Dan besok pagi-pagi sekali semua kelas XI harus sudah siap di lapangan jam 6 pagi.
Ayana memejamkan matanya. Dan tidak membutuhkan waktu lama, Ayana terlelap dalam tidurnya. Namun tanpa Ayana tahu, buku yang ia letakkan tadi tiba-tiba bergerak sendiri dan kembali terjatuh. Namun suaranya tidak membuat Ayana terbangun.
...----------------...
"Aku berangkat dulu ya ma, pa." pamit Ayana
"Hati-hati ya sayang!! Kalau ada apa-apa, bilang sama pak guru atau Andra. Jangan di pendam sendiri dan jangan melakukan hal yang aneh-aneh!! Apa kau mengerti?" ucap Amira memperingatkan
"Iya mamaku sayang."
"Jangan iya-iya saja Ay, mama dan papa benar-benar khawatir." sahut Heri
"Om tenang saja. Saya pasti akan menjaga Ayana." sela Andra
Heri tersenyum dan mengangguk. Dia mempercayakan putri semata wayangnya pada Andra.
"Ayo ay!!" ajak Andra.
Ayana mengangguk. Keduanya masuk kedalam mobil dan melambaikan tangannya pada Heri dan Amira.
"Loe bawa ponsel?" tanya Andra sesaat setelah mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Ayana.
"Enggak." jawab Ayana menggelengkan kepalanya. "Katanya gak boleh bawa ponsel. Kenapa sekarang kakak tanya?" gerutu Ayana
"Iya, memang gak boleh bawa ponsel. Tapi biasanya banyak yang nakal dan mengabaikan larangan dari pembina OSIS. Makanya gue tanya ke elo. Kalau misal loe bawa, mau gue sita." kekeh Andra.
"Gue gak gitu." protes Ayana.
Andra hanya tersenyum. Namun tiba-tiba ia menepikan mobilnya.
"Kenapa berhenti?" tanya Ayana bingung
Andra tidak merespon. Dia justru sibuk dengan ponselnya. Dan tidak berapa lama terdengar nada dering ponsel milik Ayana.
Andra menoleh menatap Ayana yang tersenyum kikuk karena ketahuan berbohong. "Jangan di sita ya kak!! Gue pengen ambil beberapa foto saat kemah nanti." seru Ayana memelas
"Loe pasti dah kompromi sama kelompok tenda loe, kan?" tebak Andra. Tapi bukannya menjawab, Ayana justru memamerkan deretan gigi putihnya.
"Jangan marah!! Gue yakin kalian pasti juga bawa ponsel, kan? Curang dong, kalian bawa kita enggak." protes Ayana lagi
Andra melirik sekilas dan menghela nafas panjang . Dia memilih menjalankan mobilnya kembali daripada berdebat dengan Ayana. Dia sudah memberi peringatan sebelumnya untuk tidak membawa ponsel atau peralatan elektronik lainnya. Jika ada yang nekad membawanya dan terjadi kehilangan, maka itu bukan tanggung jawab sekolah.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, mereka sampai di sekolah. Bukan hal yang baru Ayana berangkat bersama dengan Andra. Namun tetap saja banyak tatapan iri dan tidak suka saat mereka bersama. Terutama Shelly dan seseorang yang saat ini melihat keduanya.
"Loe liat!! Dia masih aja deket sama Andra. Sebenarnya selama ini apa aja yang loe lakuin, hah?" seru orang yang saat ini berdiri di samping Shelly sambil menatap Andra dan Ayana
"Diem loe!! Gue pasti bakalan buat tuh cewek kapok." sungut Shelly
"Bikin dia kapok? Hah.. Gue gak yakin loe bisa."
"Liat aja ntar!!" Shelly pergi dengan raut wajah kesal. Dia tidak menyangka jika Ayana berani mengabaikan peringatan darinya. "Awas loe!!" batin Shelly.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
novita setya
wothepen selly..marah2 g jls
2023-12-09
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
apa Riki ya yg lagi bicara sama Shelly itu 🤔🤔🤔
2023-12-01
0