Sementara di lapangan, tengah diadakan acara api unggun. Mereka bersorak gembira menyaksikan penampilan dari berbagai kelompok tenda. Ada yang menyanyi, menari, melakukan aktraksi akrobatik, membaca puisi dan masih banyak lagi.
Begitu juga dengan kelompok mawar, mereka menampilkan tarian dengan formasi yang berbeda saat latihan karena mereka kekurangan personil. Walaupun begitu mereka berhasil mempersembahkan penampilan yang terbaik.
Sebenarnya mereka juga memikirkan keadaan Ayana. Apakah dia baik-baik saja atau tidak? Mereka ingin melihat keadaannya namun mereka dilarang meninggalkan arena api unggun jika tidak ada kepentingan tertentu.
Begitu juga dengan teman sebangku Ayana, yaitu Riki. Dia mendapat kabar jika Ayana sakit. Namun saat dia melihat keadaannya, dia justru melihat Andra berada di samping Ayana. Dan dia mengurungkan niatnya untuk masuk menemui Ayana.
Sementara di ruang UKS, Andra masih dengan setia menemani Ayana yang belum sadarkan diri. Dia meminta ijin pembina OSIS untuk menjaga Ayana dan tidak bisa mengikuti acara api unggun. Dan untungnya pembina OSIS dan kepala sekolah mengijinkannya. Bahkan beliau meminta Andra untuk memberitahu perkembangan keadaan Ayana. Jika Ayana tidak kunjung sadar, maka mereka akan segera membawa Ayana ke rumah sakit.
"Kenapa loe belum sadar juga Ay?" gumam Andra. Dia memegang tangan Ayana dan sesekali menciumnya. Namun tiba-tiba, dia melihat Ayana bergerak gelisah.
Gadis itu menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, keringat dingin mengucur deras di pelipisnya dan mulut Ayana terus bergumam tidak jelas.
"Ay, loe kenapa?" Andra khawatir melihat keadaan Ayana. Dia terus memanggil nama gadis itu dan berusaha untuk membangunkannya. Namun tiba-tiba Ayana bangun dan berteriak.
"TIDAAAKKK!!" nafas Ayana terengah-engah. Mulutnya bergetar dan kedua matanya mulai berkaca-kaca
"Ay!!" panggil Andra
Ayana menoleh menatap Andra. "Kak Andra?"
"Iya Ay, ini gue." seru Andra
"Kak Andra!! Kak Andra!!" Ayana memeluk erat tubuh Andra dan menangis ketakutan.
"Ada apa Ay? Apa kau mimpi buruk?"
"Dia di bunuh kak, hiks hiks.. Pria itu membunuhnya." isak Ayana
"A-apa maksud loe, Ay? Siapa yang membunuh siapa?" tanya Andra bingung
Ayana mengurai pelukannya. Dia menceritakan apa yang dia lihat didalam mimpinya dengan suara serak menahan tangis. Mendengar hal itu, Andra tidak tega dan kembali memeluk Ayana.
"Tenang Ay, itu cuma bunga tidur." seru Andra menenangkan. Namun Ayana menggelengkan kepalanya. Dia kembali menceritakan jika dia sudah berkali-kali bermimpi masuk ke masa lalu Larasati.
Apa yang dikatakan Ayana mengingatkan Andra tentang cerita Chandra. Dia mengurai pelukannya dan mencoba menenangkan . Setelahnya dia mulai berkata, "Sebenarnya gue juga pengen kasih tahu elo sesuatu, Ay. Gue denger dari Chandra kalau dulu pernah ada cewek yang sekolah di sini tiba-tiba menghilang bersama satu guru. Gue gak tahu ini informasi penting yang loe butuhkan atau tidak. Tapi jika semua ini berkaitan, berarti memang ada yang tidak beres dengan sekolah ini." seru Andra
Ayana menghapus air matanya. "Kita harus mencari tahu kak."
"Oke, gue setuju. Tapi sebelum itu, loe harus tenangin diri loe dulu." seru Andra yang di jawab anggukan oleh Ayana. Dia kembali berbaring saat Andra pergi mengambilkan makanan dan minuman untuknya. Namun di sudut ruangan, ekor matanya melihat sosok yang sudah membawanya ke masa lalunya.
Ayana buru-buru bangun. "La-laras??" tanya Ayana
Sosok tersebut menganggukkan kepalanya pelan. Dia melayang mendekati Ayana dengan kepala yang menunduk sedih.
"A-ada apa?" tanya Ayana
"Tolong!!"
Ayana hendak menjawab. Namun Larasati tiba-tiba menghilang saat Pak Udin masuk ke ruang UKS.
"Pa-pak Udin!!" seru Ayana ketakutan
Pak Udin yang wajahnya terluka dengan tatapannya yang tajam membuat Ayana gemetar ketakutan. Namun saat berdiri di dekat Ayana, pak Udin justru menggenggam tangan Ayana dan berkata, "Aku tahu dia sudah menunjukkan nya padamu. Aku tidak akan lagi melarang mu, tapi kau harus berhati-hati!! Aku tidak mau hal yang terjadi padanya, terjadi pula padamu."
Deg
"A-apa maksud pak Udin?" tanya Ayana
"Kau...." ucapan pak Udin tertahan saat pembina OSIS dan kepala sekolah masuk untuk melihat keadaan Ayana.
"Bagaimana keadaan mu, nak?" tanya kepala sekolah
"Sa-saya baik-baik saja pak." jawab Ayana
"Syukurlah kalau begitu. Malam ini kau istirahat di sini dulu saja sampai keadaan mu membaik." seru kepala sekolah lagi
Ayana hanya menganggukkan kepalanya. Ekor matanya melirik pembina OSIS yang berdiri di samping kepala sekolah. Entah mengapa dia merasa pernah bertemu dengannya. Namun di mana Ayana tidak ingat.
Aneh memang. padahal dia sudah sejak tadi pagi bertemu dengan pembina OSIS. Namun baru sekarang dia merasa demikian.
"Kalau begitu, beristirahatlah!! Jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa bilang pada pak Udin." ucap kepala sekolah lagi
"I-iya pak. Terimakasih."
Kepala sekolah dan pembina OSIS keluar dari ruang UKS. Dan kini hanya ada Ayana dan pak Udin di sana. "Tadi pak Udin mau ngomong apa?" tanya Ayana
Pak Udin hanya tersenyum dan mengusap kepala Ayana. "Kalau kau membutuhkan sesuatu, bilang saja padaku." ucapnya. Dia merasa jika dirinya tengah di awasi. Untuk itu dia tidak berani berkata apa-apa pada Ayana.
"Eh.. Ada pak Udin." Andra masuk membawa nampan berisi makanan dan minuman. Dia meletakkan nampan tersebut di meja dan duduk di samping brankar Ayana. "Loe makan dulu ya, gue suapin." seru Andra.
"Gue bisa sendiri kak." tolak Ayana saat Andra hendak menyuapinya.
Melihat keduanya, pak Udin hanya tersenyum tipis dan memilih keluar dari sana. Dia berfikir, jika ada Andra di samping Ayana maka gadis itu akan baik-baik saja.
"Semoga kau baik-baik saja, Ayana." batin Pak Udin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Rommy Wasini Khumaidi
hanya mengikuti alur ya thor,gk bisa komen karena penasaran,tp aku meninggalkan jempol thor
2024-02-03
2
Biah Kartika
kepsek dan pembina OSIS dan siapa lagi ya, kan ada tiga pria tuhh..
2024-01-31
0
Lina Suwanti
pak Udin hanya korban,,mungkin pelakunya pembina OSIS atau kepsek
2023-12-14
3