Queen, Putri Yang Hilang
Sinar indah matahari kini menerangi sebagian pemukiman sederhana yang ada di pinggiran Meksiko city. Menghangatkan suasana juga rumah-rumah sederhana yang berjejer rapi. Begitu juga yang terlihat di sebuah rumah petak kecil yang letaknya di ujung gg sempit di pemukiman tersebut.
Sepasang kelopak mata indah dengan bulu mata lentik, tampak bergerak-gerak saat cahaya matahari menerpanya melalui celah gorden sederhana.
Gadis itu terdengar melenguh halus sambil mulai mengerjap dan setelahnya kedua kelopak mata indah mulai terbuka sedikit demi sedikit untuk menyesuaikan pencahayaan.
Namun … detik berikutnya, gadis itu terbelalak dan segera bangkit dari ranjang sederhana. Sambil berseru ia pun berjalan terburu-buru menuju kamar mandi yang berada di kamar sederhana itu.
"Astaga, aku kesiangan!" Pekiknya sambil menutup pintu kamar mandi tersebut begitu kuat.
Suara keras itu bisa terdengar hingga keluar kamar gadis itu, membuat pasangan suami-istri yang berada di dapur terkejut pun menjadi panik.
"Suamiku, ada apa dengan putri kita?" Tanya sang istri yang sedang duduk di meja makan dengan nada khawatir.
Pria berusia 55 tahun itu melihat istrinya dan meninggal kegiatan memasak, untuk memeriksa keadaan putrinya di dalam kamar.
"Biar aku memeriksanya. Tetaplah, disini,"ujarnya yang memerintahkan istrinya untuk tetap duduk.
Pria itu berjalan dengan langkah tersaruk-saruk, karena salah satu kakinya terlihat pincang.
Gadis bertubuh tinggi semampai itu baru keluar kamar mandi dengan terburu-buru, ia melangkah menuju lemari yang sudah sangat lusuh, ia mengambil seragam sekolah, lantas memakainya tergesa.
"Gawat, aku pasti mendapat masalah lagi hari ini," monolognya dengan wajah panik.
Raut wajah rupawan gadis itu terlihat gelisah, bagaimana tidak, kali ini lagi-lagi ia bangun kesiangan untuk berangkat ke sekolah.
Saat merapikan tas sekolah, gadis tersebut mendengar pintu kamarnya di ketuk, juga ia bisa mendengar suara khawatir sang papa.
"Queen, apa terjadi sesuatu padamu?" Tanya papanya dengan nada gelisah.
Gadis bernama Queen, berjalan menuju pintu kamar lalu membukanya, ia bisa melihat dengan jelas wajah cemas sang papa.
"Aku tidak apa-apa, papa," jawab Queen sambil memperlihatkan senyum manis, agar pria kesayangannya ini tidak khawatir lagi.
"Papa mendengarmu, berteriak," sela pria di depannya yang masih khawatir. Diperhatikannya dengan teliti wajah dan tubuh putrinya, mencoba mencari sesuatu yang akan membuat anak gadisnya itu kesakitan.
"Katakan, dimana kau terluka? Papa akan mengobatinya," lanjut pria itu dengan wajah cemas.
"Papa, aku baik-baik saja. Tidak terjadi sesuatu padaku, percayalah." Queen menarik salah satu tangan tua papanya itu ke dalam kamar, ingin memperlihatkan keadaan di dalam sana.
"Lihat, tidak ada sesuatu terjadi, bukan?" Queen tersenyum, lalu merangkul manja pundak tua sang papa. Gadis itu begitu beruntung memiliki orang tua yang sangat menyayanginya.
Pria berwajah teduh di hadapannya tampak lega, ia membawa salah satu tangannya untuk mengelus puncak kepala putrinya itu.
"Papa hanya khawatir, putriku. Kami mendengarmu berteriak, juga suara keras," ujar sang papa, membalas rangkulan putrinya. Wajah cemasnya kini terlihat lega. Pria itu hanya takut sesuatu terjadi pada Queen.
Queen tersenyum dan menjauhkan kepalanya dari pundak sang papa, ia terlihat sangat cantik dan manis. Sungguh Queen dipersembahkan wajah rupawan pun postur tubuh sempurna. Meskipun usianya masih terbilang muda, namun lekuk tubuhnya sangat proporsional. Ditambah rambutnya yang panjang, membuatnya sangat mempesona.
"Aku hanya terkejut papa. Karena …, oh astaga, aku harus segera berangkat ke sekolah." Gadis itu tiba-tiba berseru dan kembali kelabakan, saat mengingat waktu semakin siang untuk segera berangkat ke sekolah.
Sang papa pun ikut panik, melihat putrinya kini berdiri di depan cermin untuk menyembunyikan wajah cantiknya dari orang-orang sekitar.
"Papa akan menyiapkan bekal untukmu, nak," seru pria itu, segera berjalan pincang menuju pintu kamar putrinya. Meninggalkan Queen yang masih sibuk menyembunyikan wajah cantiknya dengan makeup pucat dan membuat bintik-bintik di sekitar wajahnya. Tidak lupa, Queen juga memakai kacamata dan rambutnya di ikat kepang. Membuat penampilan Queen kini tampil berbeda dari sebelumnya.
Gadis itu terlihat sangat culun dan jelek, kalau bukan perintah kedua orang tuanya, Queen mungkin tidak akan melakukan ini, entah apa alasan papa dan mamanya, hingga mereka ingin ia menyembunyikan wajah aslinya.
Keduanya beralasan demi keselamatannya dari kejahatan di luar sana. Sebagai gadis penurut, Queen pun menuruti perintah kedua orang tuanya itu.
Meskipun ia harus menerima begitu banyak hinaan juga perundungan di lingkungan tempat tinggalnya juga di sekolah.
Tiada hari tanpa Bullyan ia dapat dari sekolahnya. Queen mengikuti pelajaran tingkat atas di salah satu sekolah internasional yang terkenal di Meksiko city. Berkat kecerdasan juga ketekunannya belajar, Queen menerima beasiswa untuk bersekolah di sana. Di mana anak-anak dari kalangan elit berada di sekolah tersebut. Dan hanya beberapa dari kalangan rendah sepertinya berada di sana.
Berlatar belakang dari kasta rendah dan memiliki kedua orang tua yang menyandang disabilitas, membuat Queen menjadi bahan Bullyan juga perundungan.
Gadis itu hanya bisa diam dan menerima semua tindakan semena-mena mereka. Demi cita-cita juga pendidikannya, ia harus menelan semua kata hinaan dari orang-orang yang merundung atau menghinanya.
"Queen, ini bekal untukku. Jangan lupa untuk memakannya, nak!" Seorang wanita paruh baya dengan penampilan sederhana melangkah hati-hati ke arah Queen dengan kotak bekal di tangannya.
"Mama. Berhati-hatilah," seru Queen saat melihat langkah Mamanya yang akan menginjak sesuatu tajam.
Queen yang sedang memasang sepatu lusuhnya segera mendekati sang Mama yang ternyata seorang tunanetra.
Gadis itu membawa mamanya duduk di kursi tua yang terdapat di rumah mereka. Ia berlutut di depan sang mama sambil tersenyum getir.
"Mama seharusnya tidak perlu repot, aku bisa mengambilnya sendiri," ucap Queen lembut. Diusapnya keringat yang mengalir di pelipis mamanya.
Sungguh Queen sangat sedih melihat keadaan kedua orang tuanya yang memiliki kekurangan. Namun, ia sangat diberkati karena memiliki papa dan mama yang begitu menyayanginya. Walaupun keduanya dalam keadaan tidak sempurna, mereka masih bekerja keras untuk membiayai pendidikannya.
Papa dan mamanya juga selalu melindunginya dari sikap keji orang-orang disekitarnya yang selalu menghina, bahkan berlaku kasar.
Sang papa bekerja sebagai tukang kebun di salah satu keluarga kaya dan mamanya menjual bunga di pinggir jalan. Membuat gadis itu begitu khawatir dengan keadaan mamanya.
"Mama, Queen berjanji akan belajar dengan rajin agar mendapatkan nilai bagus dan mendapatkan pekerjaan baik, kelak aku akan mengumpulkan uang untuk pengobatan, mama dan papa. Jadi … bersabarlah. Doakan, Queen bisa membahagiakan kalian." Gadis itu kini tampak sedih berada di hadapan mamanya, ia berkata dengan nada tercekat, menahan rasa sesak di dadanya. Ia begitu tidak tega melihat kedua orang tuanya sering mendapat hinaan dari orang-orang di sekitar rumahnya.
Sang mama kini mengelus kepala putrinya yang berada di pangkuannya. Ia begitu terharu dengan perkataan Queen.
Wanita bernama Rosalina itu begitu beruntung memiliki Queen.
Diciumnya penuh cinta kasih puncak kepala Queen. Membuat sang putri menatap haru dengan kedua kelopak matanya kini berlinang air mata.
"Melihatmu bahagia dan sukses, sudah membuat kami senang, nak. Kelak, tidak akan ada lagi yang merendahkanmu." Sang mama berkata lembut, mengusap pipi putrinya yang basah.
"Aku tidak masalah dengan mereka, mama. Aku hanya ingin membuat kehidupan layak untuk kalian," sahut Queen dengan tangisan lirih.
Sang papa yang berada di balik pintu dapur, hanya bisa menahan rasa sedih juga haru. Melihat istri juga putrinya yang begitu saling menyayangi.
Pria itu pun menyeka air matanya, lalu mendekati Queen juga sang istri.
"Waktunya kau berangkat, nak!" Seru sang papa, membuat Queen kembali terloncat kaget.
"Oh Tuhan, aku benar-benar akan mendapat masalah," pekik Queen.
Gadis itu lalu berpamitan pada kedua orang tuanya dengan mencium pipi keduanya saling bergantian. Setelah itu, Queen berlari keluar, mengambil sepeda usang yang biasa dipakai ke sekolah elit tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Ymmers
maaf bullyan itu bahasa Indonesia nya adalah perundungan.
✌️👌
2023-12-02
0
Azira Laili
tulh
2023-10-28
0
senokica
tolong diselesaikan dong smua novel yg lma
2023-08-30
0