bab 8

"Semoga, wanita itu tidak akan pernah bangun lagi. Aku bahkan ingin membantunya untuk selamanya tertidur." Terlihat seorang wanita anggun yang sedang duduk di sofa mewah begitu bahagia. Wanita yang terlihat sudah memiliki usia setengah abad. Namun karena penampilan juga dandannya yang menawan layaknya seorang wanita konglomerat terlihat lebih muda dari usianya.

Ia duduk begitu angkuh di sofa mewah, menyesap secangkir teh hangat dengan gaya berkelas.

"Aku sangat yakin, akan menjadi nyonya Efron satu-satunya di kediaman super mewah ini," selorohnya dengan penuh bangga, bisa menjadi seorang nyonya besar di kediaman tersebut.

"Kenapa, mommy tidak segera membunuhnya?" Pertanyaan datang dari sosok gadis cantik yang kini sedang mendapat pelayanan kecantikan dari seorang pelayan.

"Kau lupa honey, kalau kamar wanita sialan itu sangat privasi. Hanya orang-orang tertentu yang bisa berada di dalam sana." Wajah pongah wanita anggun itu berubah kesal. Mengingat rencananya yang terus gagal untuk melenyapkan seorang wanita koma.

"Aku tidak ingin dia bangun, mommy. Bisa-bisa aku tidak bisa menikmati kekayaan ini lagi sebagai nona muda dari keluarga Efron," gadis itu mendekat dan merengek. Sungguh ketakutan teramat sangat saat sosok wanita koma itu terbangun. Maka semua kemewahan yang ia dapat akan sirna. Juga kepopuleran di kalangan remaja kaya. Yang selalu disegani karena statusnya yang sebagian putri kesayangan dari pengusaha terkenal di negaranya.

"Tenanglah, sayang. Itu tidak akan terjadi. Posisimu sebagai nona muda Efron akan terus melekat padamu. Mommy, yakin. Wanita itu tidak akan pernah bangun kembali," sahut sang mommy yang berusaha menghibur putrinya.

"Namun sebelumnya, mommy harus mendapatkan hati tuan, Drake," ujar wanita itu yang begitu percaya diri.

"Aku akan membantumu, mom. Daddy Drake selalu menyayangiku. Tapi … bagaimana dengan ketiga tuan muda kemba?" sahut gadis itu. Wajah yang penuh semangat, tiba-tiba lesu, mengingat sosok ketiga tuan muda Efron.

"Tenanglah, putriku, selama tuan Efron masih memihak kita, mereka tidak akan berbuat apa-apa," pungkasnya yang begitu yakin, kalau Drake akan terus memihak pada mereka.

Keduanya tersenyum penuh licik. Untuk melakukan rencana yang akan membuat mereka tetap bisa menjadi seorang kaya raya.

Meliza Cody dan putrinya, Agnes Cody merupakan benalu di keluarga Efron. Meliza yang merupakan pelayanan setia Daisy dahulu kini bisa hidup mewah di kediaman Efron karena suaminya merelakan nyawa demi menyelamatkan Daisy. Putrinya kini menjadi nona muda Efron palsu. Agnes mengambil status putri Daisy yang hilang, agar semua orang tahu kalau nona muda Efron masih hidup. Namun kenyataannya, Drake juga ketiga putranya mengambil keputusan ini, agar bisa melindungi putri satu-satunya keluarga Efron dari serangan musuh.

Namun Melisa dan Agnes merasa beruntung, dengan keputusan Drake, yang membuat kehidupan rendah mereka menjadi sempurna layaknya tuan putri.

Keduanya bahkan selalu bersikap semena-mena di kediaman Daisy, menindas para pelayan layaknya seorang nyonya besar. Agnes bahkan sering menghina orang-orang di sekolahnya dengan sangat mudah, hanya karena statusnya yang sebagai tuan putri Efron dan salah satu cucu dari Hugo dan Kato. Yang merupakan dua nama besar dan penguasa di bidang bisnis.

Tanpa mereka sadari tuan putri Efron sebenarnya masih hidup, akan tetapi kehidupannya jauh lebih menyedihkan daripada tuan putri Efron yang palsu.

Apabila Agnes bersenang-senang dengan semua fasilitas yang diterimanya sebagai putri konglomerat, maka, nona muda Efron yang asli hidup dalam bullyan juga serba kekurangan.

"Prang." Suara pecahan kaca kini terdengar di sekitar ruang makan mewah di kediaman Efron.

Tampak terlihat wajah ketakutan seorang pelayan yang tidak sengaja menjatuhkan secangkir kopi ke arah nyonya Meliza dan mengenai pakaian mewah wanita itu.

Tubuh sang pelayan kini gemetar, keringat dingin bercucuran di balik pakaian khas pelayan. Wajah mendadak pias, melihat ekspresi nyonya Meliza. Sedangkan Agnes tampak tidak acuh bahkan menatap sinis juga rendah kepada pelayan malang itu.

Nyonya Meliza yang sedang duduk di meja bangun, mengisyaratkan kepada pelayan wanita itu untuk mendekat dengan menggunakan telunjuknya. Wajah arogan wanita itu begitu jelas terlihat.

Dengan tubuh keringat dingin, sang pelayan muda berjalan mendekat, tatapan penuh ketakutan terus menatap lantai. Jari-jarinya basah dan kini meremas kuat ujung roknya.

"M-maaf, nyonya. Saya benar-benar tidak sengaja." Dengan suara lirih dan gemetar, pelayan itu memohon maaf.

Tatapan nyonya Meliza sungguh menakutkan. Diliriknya seluruh tubuh gemetar pelayan di depannya itu.

"Apa kau tahu harga gaun yang aku kenakan?" Pertanyaan dengan suara pelan namun penuh tekanan, mampu membuat pelayan itu seketika terduduk lemas.

"A-aku … akan mencucinya, nyonya," jawabnya dengan takut.

"Cih, kau pikir aku akan membiarkan pakaian sempurna ini disentuh oleh pelayan rendah, sepertimu? Bahkan, harga dirimu sangat tidak pantas dibandingkan dengan gaun mewah ini! Dasar manusia sampah!" Nyonya Meliza kini menarik tangan pelayan itu, sampai berlutut di hadapannya. Nyonya Meliza bahkan menarik rambut pelayan malang itu kuat. Membuat suara kesakitan terdengar.

Beberapa pelayan di sana yang melihat, menjadi ketakutan juga kasihan kepada rekannya.

"Sekarang, bersihkan, gaun!" Titah nyonya Meliza dengan arogannya.

Dengan wajah yang begitu sedih, sang pelayan kini mencoba menyentuh gaun mewah nyonya Meliza. Namun wanita berusia 55 tahun tersebut, mengibas tangan pelayan muda itu. Bahkan menampar kedua pipi sang pelayan dengan tenaga kuat. Kembali pelayan malang itu tersungkur sambil meneteskan air mata.

Bukannya merasa kasihan, nyonya Meliza kini menginjak salah satu tangan pelayan itu, tanpa memperdulikan ringisan kesakitan wanita muda di bawahnya.

"Aku tidak menyuruhmu, menggunakan tangan kotormu! Aku ingin kau menjilat bekas noda di gaunku, setelah itu kau bersujud di hadapanku, lalu mencium kedua telapak kakiku ini!" Titahnya kembali, yang begitu arogan. Memaksa wanita muda itu untuk bersujud di bawah kakinya. Tanpa merasa kasihan melihat raut wajah pelayan itu.

Nyonya Meliza sangat merendah harga diri seorang wanita muda, ia bahkan terkekeh puas dan ikuti oleh Agnes. Keduanya menertawakan pelayan yang kini bersujud di hadapannya. Sungguh keduanya sangat menikmati kehidupan sekarang, dengan mudah bisa menindas sesukanya.

"Ada apa ini!" Seru seorang pria tegas yang berjalan menuju meja makan. Menatap penuh lekat ke arah nyonya Meliza juga sang pelayan.

"Bangunlah!" Perintahnya dengan suara tegas kepada pelayan tersebut. Tentu saja nyonya Meliza sangat murka, seorang kepala pelayan berani mengganggu kesenangannya.

"Hey, beraninya kau mengganggu kesenanganku!" Pekik nyonya Meliza, melayangkan tatapan nyalang ke arah kepala pelayan.

Namun sosok pria berusia lanjut itu tidak menghiraukan suara hardikan nyonya Meliza.

"Cepatlah, bangun dan segera kembali ke dapur!" Titah kepala pelayan dengan tegas, mengindahkan tatapan menakutkan nyonya Meliza.

"Brengsek. Beraninya kau menantangku, pria tua!" Kembali nyonya Meliza mengeluarkan suara kencang.

"Maaf, anda tidak berhak melakukan kekerasan terhadap pelayanan di kediaman Efron. Mereka dilindungi di sini sesuai prosedur kontrak kerja." Kepala pelayan menjelaskan dengan detail terhadap nyonya Meliza.

Membuat wanita itu semakin meradang dan tidak kuasa menahan ingin melayangkan tamparan di wajah tua pria di depannya itu.

"Kurang ajar. Apa kau tidak tahu siapa aku?! Kalau kau lupa, maka aku akan mengingat kembali padamu. Aku … adalah penghuni tetap kediaman ini, nyonya besar yang memiliki kekuasaan untuk menyingkirkanmu. Ingat juga dengan status putriku, yang merupakan tuan putri Efron …."

"Palsu." Tiba-tiba suara barito muncul dari arah pintu ruang makan. Wajah sombong nyonya Meliza seketika menciut, melihat tuan muda Gilbert mendekat dengan raut wajah tidak bersahabat. Disusul putra kedua dari keluarga besar Efron, Gabriel yang tampak mengacuhkan sosok nyonya Meliza.

Seluruh pelayan kini menunduk kepala, begitu juga pelayan yang mendapat bullyan dari nyonya Meliza. Agnes tidak bisa mengatakan apapun sekarang, sikapnya kini terlihat canggung dan ketakutan. Apalagi melihat tatapan tajam kedua tuan muda Efron.

Terpopuler

Comments

Riana

Riana

ternyta begitu

2023-08-30

0

Biva Nurhuda

Biva Nurhuda

pelayan tp sok jadi majikan

2023-08-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!