"Brak." Queen terkejut, saat berkas desainnya dilemparkan di hadapannya kasar. Gadis itu mendongak melihat ekspresi ketiga juri.
Queen berjongkok, mengambil kertas desainnya yang jatuh. Perasaannya kini semakin deg-degan, gugup, plus ketakutan. Apalagi melihat wajah tidak bersahaja dari ketiga juri ini.
"Apa maksud, anda, nona. Memberikan kami desain jiplakkan seperti ini." Sergah, salah satu juri dengan ekspresi datar. Tatapan menilai penampilan Queen, ia pun berdecih sinis setelah menilai penampilan gadis di depannya yang sangat sederhana.
Queen jelas terkejut, dituduh telah menjiplak desain orang lain. Seterusnya, semua ini adalah hasil karyanya. Gadis itu pun menatap bingung ketiga orang dewasa di depannya.
"A-apa …, maksud, anda tuan?" Tanyanya dengan nada terbata. Merasa syok dengan perkataan juri tadi.
"Ini sudah jelas, nona. Anda sudah melakukan kecurangan. Anda meniru karya desain eksklusif milik perusahaan Gloria group," ucap juri wanita, menerangkan kepada Queen dengan hati-hati.
Ketiganya juga tidak percaya, saat seorang gadis biasa berani mencuri desain milik branded terkenal. Apalagi desain yang ditunjukkan Queen, merupakan desain perhiasan yang paling laris akhir-akhir ini. dan memiliki harga fantastis.
Tubuh Queen mendadak lemas, wajahnya semakin shock. Tidak percaya ada seseorang yang tega mencuri desainnya. Ia pun berusaha untuk menyakinkan para juri profesional di depannya ini. Meskipun mustahil untuk mendapat kebenaran, karena ia mendesain karyanya di sebuah buku gambar, tidak menggunakan iPad canggih.
Mereka pasti tidak akan percaya, dan menganggap Queen, memanipulatif hasil karya orang lain.
"Sekarang anda bisa keluar. Kami tidak akan melindungi seorang pencuri seperti anda. Kami tidak ingin melakukan kesalahan dengan menyinggung perusahaan Gloria group." Queen hanya bisa tertegun, mendengar dirinya diusir.
"Saya mohon, tuan, nyonya. Percayalah, ini semua hasil dari karya saya," pungkas Queen, sambil menyerahkan berkas desainnya. mencoba untuk memohon agar ketiga juri tersebut memberikan kesempatan. Namun kembali desainnya dilemparkan. Mereka menganggap desain Queen adalah sampah.
"Maaf, tapi kami tidak bisa. Tidak mungkin, anda bisa mendesain karya sebagus ini. Yang hanya orang berkelas juga berpendidikan tinggi yang bisa melaksanakannya," sahut salah satu juri yang menganggap Queen kaum rendahan dan memiliki pendidikan rendah pula.
"Saya mohon, tuan. Berikan satu kesempatan, saya akan membuktikan kalau saya mampu." Queen segera berlutut di depan ketiganya, memohon untuk diberikan kesempatan. Kalau bukan karena biaya pengobatan kedua orang tuanya, Queen tidak mungkin merendahkan harga diri.
"CK, dasar pencuri. Mana mungkin kami memberikan kesempatan kepadamu. Aku yakin, kau tidak akan mungkin bisa," ujar seorang juri laki-laki yang terus menatap sinis ke arah Queen.
"Saya pasti bisa melakukannya. Karena semua ini adalah hasil karya saya." Queen bersikeras untuk membuktikan dirinya mampu membuat desain perhiasan eksklusif.
"Dasar pecundang," gumam pria melambai itu.
Queen terus berlutut, mengesampingkan harga dirinya. Meskipun kini ia menjadi bahan tontonan semua peserta dan langsung mendapat tatapan sinis dan rendah.
Gadis itu tidak akan menyerah, untuk membuktikan dirinya tidak melakukan plagiarisme terhadap karya orang lain.
Kedua juri merasa sedikit kasihan dengan gadis biasa di depan mereka. Salah satu dari mereka pun, yakin kalau desain tadi adalah milik Queen.
"30 menit. Kami memberikan anda, 30 menit untuk menyelesaikan sebuah desain perhiasan eksklusif yang tidak memiliki kesamaan dimanapun." Semuanya pun terkejut dengan perkataan salah satu juri yang merupakan penanggung jawab atas berlangsungnya kompetisi tersebut. Termaksud, Queen yang segera bangkit dengan senyum lega.
"Saya pasti bisa melakukannya. Saya akan membuktikan kalau semua ini adalah milik saya," ucap Queen, dengan mantap menerima tantangan untuk mendesain perhiasan dalam waktu singkat. Hanya orang-orang tertentu dan berbakat tingkat dewa yang bisa melaksanakannya dalam beberapa menit saja.
Ekspresi semua yang ada di sana berbeda-beda. Ada yang tidak percaya, kagum, juga meremehkan. Apalagi melihat penampilan Queen juga latar pendidikannya yang masih anak sekolah.
Queen pun mulai melakukan tantangan. Jari-jari tangan kanannya terlihat begitu lihai dalam menggambar. Suasana terlihat hening dan menebarkan.
Namun Queen harus tenang, agar bisa memiliki ide desain yang diinginkan para juri.
Jarum panjang jam di dinding terus bergerak dan berdetak nyaring. Membuat degupan jantung Queen semakin berdetak kencang. Menahan diri agar tidak gugup.
Sedangkan para juri memantau Queen dari ruangan lain. Juga para peserta yang masih menganggap Queen memiliki nyali besar dan tidak tahu malu.
******
"Tenanglah, aku pasti akan membuatnya malu dan gagal." Terdengar suara halus dari seorang pria yang kini sedang berada di balkon. Menerima panggilan darurat dari seseorang di seberang sana.
" …
"Baik, aku akan memberikan pada anda. Tapi … harga yang ku dapat harus sesuai," ucap pria itu sambil tersenyum puas. Bisa melakukan negosiasi dengan seorang pengusaha sukses.
"...
"Aku akan menemui anda, setelah ini." Setelah mengatakan hal penting, pria itu pun mematikan sambungan telepon. Tersenyum licik, melihat ke arah Queen.
Mantap jam tangannya dengan senyuman aneh. Ia lantas berjalan masuk mendekat kepada Queen.
Queen akhirnya menyelesaikan tantangan dengan tepat waktu. Dengan semangat dan yakin, Queen berniat menyerahkan hasil desainnya. Namun pria gemulai tiba-tiba datang.
"Wow, kau begitu percaya diri sekali, nona!" Seru pria itu yang merebut kertas di tangan Queen.
Gadis itu pun hanya terdiam sesaat, melihat sang juri tadi menyimpan hasil desain di atas meja.
"Kami akan memeriksanya saat jam istirahat habis. Lebih baik, anda menunggu di luar saja," pinta juri wanita.
Queen pun keluar dari ruangan itu yang memiliki dinding kaca keseluruhan. Ia duduk di antara para peserta kompetisi. Mengabaikan tatapan tidak suka mereka yang menganggap dirinya seorang gadis sinting juga keras kepala.
Queen hanya bisa berdoa agar dirinya bisa mengikuti kompetisi selanjutnya.
Satu persatu para peserta kompetisi memilih untuk menjauh dari Queen. Mereka lebih memilih menjauh.
Tinggalkanlah Queen yang terus melihat keadaan dalam ruangan pencurian.
Lama ia menunggu, rasa ngantuk tiba-tiba ia rasakan
Queen pun duduk manis di sana sambil memejamkan kedua matanya.
Melirik ke arah ruangan penjurian yang tampak sunyi. Beberapa menit kemudian, Queen tertidur di kursi tunggu.
Tanpa ia sadari, seseorang kini menyusup masuk ke dalam ruangan juri. Tersenyum licik ke arah Queen, lalu meraih kertas desain milik Queen.
"Ternyata dia benar-benar berbakat," gumam pria penyusup yang tersenyum bahagia, mengagum karya Queen.
"Tapi, sayang. Ini akan menjadi milik orang lain," lanjutnya, dengan tawa puas. Pria itu pun mengambil ponselnya, mengambil gambar desain Queen beserta, deskripsinya. Sungguh pria itu terkagum melihat karya Queen yang hanya dilakukan dalam singkat. Mungkin orang lain membutuhkan waktu satu bulan dan tentu saja bukan orang biasa yang melakukan hal hebat seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Riana
kapan berakhir penderitaan queen
2023-08-31
1
Eva Karmita
aneh segitu hinanya kah orang rendah Dimata orang" 😔😔 , yg terlihat biasa belum tentu buruk kan kasihan Queen semoga ada orang baik yang mau menolong nya karena niatnya baik ingin mengobati kedua orang tua nya 🤲😭 , sungguh aneh di perusahaan sebesar itu sampai tidak ada cctv nya
2023-08-27
1
Biva Nurhuda
bakat dari kerluarga kato
2023-08-27
0