bab 19

Drake terdiam di sisi istrinya yang kembali terbaring lemah. Daisy terpaksa mendapat suntikan penenang. Wanita itu terus memanggil putrinya dengan sikap memberontak. Bahkan, menyingkirkan semua barang yang berada di dekatnya.

Tidak ingin istrinya terluka dan kembali koma, Drake menyetujui saran dokter untuk memberikan obat penenang sementara waktu pada Daisy.

Tidak hentinya Drake mengecup telapak tangan istrinya. Tatapan sedihnya kini terus menelisik wajah sang istri.

"Daddy!" Seru Gabriel, pria itu sejak tadi berdiri di sisi lain mommynya.

"Apa yang harus kita lakukan saat, mommy bangun? Kita tidak akan membiarkan mommy, menyakiti dirinya sendiri," ucap Gabriel, mengkhawatirkan keadaan mommynya.

Drake hanya terdiam, pria itu pun masih sangat kebingungan saat ini.

"Kita pikirkan besok pagi. Kalian istirahatlah!" Perintah Drake, melirik satu persatu putranya.

Gabriel dan Gilbert yang enggan menjauh dari mommy mereka, harus menuruti ucapan sang Daddy.

Keduanya begitu mengenali pribadi Drake, yang butuh ketenangan juga kedamaian untuk memikirkan sesuatu.

****

"Aku berharap, Queen segera di temukan. Aku tidak ingin mommy kembali tertidur lama." Gabriel berkata dengan suara lirih. Berjalan bersama Gilbert menuju markas.

"Tenanglah, kita pasti akan menemukan, adik. Segera yang harus kita lakukan mencari titik lokasi keberadaan, Queen," sahut Gilbert, menepuk pundak saudaranya.

"Bukankah, kau mengatakan Griffin akan kembali?" Tanya Gabriel, pria yang memiliki garis wajah menyerupai mommynya. Mata sedikit sipit khas pria keturunan Asia.

"Hum. mungkin ia akan mendarat, besok pagi," jawab Gilbert dengan ekspresi tidak acuh.

Kedua pria keturunan Efron itu, berjalan memasuki markas. Mereka harus terus mencari keberadaan Queen, anak perempuan satu-satunya di keluarga Efron.

****

Queen terbangun dari tidurnya, saat merasakan pergerakan di ranjang. Gadis itu tertidur di sebelah ranjang pasien papanya dengan berbantalkan sebelah tangan.

"Papa!" Serunya dengan wajah bahagia, melihat papanya sudah sadar dan keluar dari masa kritis.

"Queen, anakku," ucap tuan Albert lirih, mencoba menahan rasa sakit.

Queen menggenggam tangan papanya yang berada di atas kepalanya. Gadis itu tersenyum, namun kedua matanya mengeluarkan air mata.

"Kenapa, kau menangis, hum?" Tanya tuan Albert. Menyeka air mata Queen yang membasahi kedua wanita putrinya.

"Aku, hanya takut kehilanganmu, papa. Kau, begitu membuatku ketakutan. Apa, papa tahu? Saat mendengar kabar papa kecelakaan, aku bahkan ingin menembus waktu, saat itu juga," seloroh Queen dengan suara sesegukan.

Tuan Albert tersenyum, ia begitu terharu oleh kasih sayang gadis yang sudah dibesarkannya ini.

"Sudah. Jangan menangis lagi. Sekarang papa sudah pulih. Mungkin, papa, kurang berhati-hati saat menyebrang jalan." Tuan Albert pun menceritakan kronologi saat dirinya mengalami tabrak lari.

Queen yang mendengar, sungguh terkejut juga ketakutan. Entah apa yang akan Queen lakukan, apabila sesuatu serius benar-benar terjadi pada papanya.

"Papa, harus berhati-hati. Sebaiknya, tidak perlu mengambil kerja paruh waktu. Biar, Queen yang melakukannya mulai sekarang." Queen mencoba menasehati sang papa untuk berhenti mengambil pekerjaan pada malam hari.

"Tenanglah, papa masih sangat kuat untuk melakukannya, nak. Kau, hanya perlu belajar dengan baik," sela tuan Albert, mencoba menghibur Queen yang begitu terlihat khawatir.

Queen dan tuan Albert menghabiskan waktu berbincang beberapa menit.

Queen setia duduk di sisi papanya yang kembali terlelap. Mungkin karena pengaruh obat bius saat operasi.

Queen membenahi selimut papanya. Terdiam sejenak menatap lekat wajah tuan papanya ini.

Gadis itu mendesah lirih, mengingat mamanya berada di rumah seorang diri.

Pagi hari. terlihat seorang wanita begitu gelisah dalam tidurnya. Pelipi mengeluarkan keringat dingin begitu juga dengan bagian tubuh ringkihnya.

Mata masih terpejam, namun ia tampak begitu tersiksa juga gelisah.

"Tidak. Queen, anakku. Tolong, selamat anakku." Ia meracau sambil menyebut nama yang begitu berkesan di hatinya.

"Queen, bertahanlah, nak. Mommy disini." Daisy terus meracau. Kini ia melihat bayang-bayang saat kejadian penyerangan.

Daisy melihat dengan jelas, saat mobil mereka di serang dari arah belakang, yang membuat mobil merosot ke jurang. Mobil berguling-guling, hingga berhenti tepat di atas jurang terjal. Beruntung sebuah pohon mampu menahan bobot mobil, yang setengah badan mobil berada di atas jurang.

#FLASHBACK#

Daisy berusaha kuat di saat rasa sakit menyerang. Apalagi di bagian kepalanya terus mengeluarkan darah.

Meskipun penglihatannya mengabur, Daisy terus menyelamatkan putri kecil yang berada di bawah kursi penumpang belajar.

Bayinya saat itu terus menangis kesakitan, Daisy juga melihat sopirnya pingsan, juga seorang pengawal dan wanita.

Daisy terus berusaha mengabaikan bayinya. Ia tidak dapat bergerak, karena salah satu kakinya terjepit.

"Queen," ucap Daisy pelan, mencoba untuk bergerak. Namun sayang, seluruh tubuhnya begitu sakit. Ia hanya bisa berteriak sekencang mungkin. Meminta bantuan, meskipun itu sangat mustahil, melihat sekitarnya hanya ada pohon-pohon tinggi.

"Tolong, selamatkan, putriku." Daisy memohon kepada pengawal yang tersadar. Juga wanita dengan kondisi paruh di bagian wajah terdengar mengeluh kesakitan.

"Nyonya," pekik seorang pria yang merupakan pengawal baru Daisy saat itu.

"Albert, tolong selamatkan putriku!" Pinta Daisy dengan deru nafas tersengal-sengal yang berusaha menahan rasa sakit.

Albert masih tercengang, melihat keadaan di dalam mobil. Ia bahkan tertegun saat melihat keadaan mobil.

"Albert, selamat, putriku!" Sentak Daisy, menyadarkan Albert. Wajahnya sangat pias, apalagi mobil dalam keadaan tidak seimbang. Bergerak sedikit saja, maka akan terus bergerak ke bawah.

"Nyonya," gumam Albert, saat sudah berhasil menyelamatkan Queen.

"Pergilah, selamat dia. Kita tidak memiliki waktu banyak, Albert. Mereka pasti akan segera kemari," ucap Daisy. Mengetahui bahaya yang saat ini mereka alami.

"Tapi, aku tidak mungkin meninggalkan, nyonya," sahut Albert, melihat kondisi nyonya yang memperhatikan, tidak mungkin ia meninggalkannya sendiri.

"Jangan hiraukan aku. Pergilah. Selamat putriku!" Pinta Daisy dengan keadaan yang semakin lemah.

"Nyonya—"

"Pergilah, Albert. Dan berikan ini kepada Queen." Dengan tenaga yang sangat lemah, Daisy memberikan sebuah liontin kepada Albert dan memerintahkan pria itu agar segera keluar dari mobil. Membawa jauh putrinya yang dalam bahaya.

Albert sejenak terdiam di mobil, menatap ke arah Daisy yang begitu kesakitan.

Tidak memiliki pilihan lain, Albert segera keluar dari pintu bagian belakang mobil. Saat ia bergerak, mobil itu juga ikut merosot ke bawah.

Albert ingin menolong Daisy, namun ia mendengar suara langkah mendekat. Juga suara orang-orang yang sedang mencari keberadaan mereka.

"Selamat, putriku, Albert!" Daisy kembali berkata dengan tatapan sayu.

Mendapatkan perintah dari sang nyonya, Albert pun segera meninggalkan tempat itu. Membawa bayi Daisy di gendongannya. Meskipun salah satu kakinya terasa begitu sakit. Namun Albert sekuat tenaga menyeret langkahnya.

Di dalam mobil, Daisy sudah kehilangan kesadaran. Wanita itu terhempas ke bangku depan dengan kepala berlumuran darah.

Mobil mereka pun sedikit demi sedikit mulai merosot masuk jurang.

Sang sopir yang tersadar, segera menyelamatkan Daisy. Pria itu menarik tubuh lemah nyonya, saat berhasil, tubuh Daisy didorong keluar. Bertepatan mobil merosot dengan cepat ke jurang.

Tubuh Daisy terpental di bebatuan yang ditumbuhi rumput tebal.

Musuh yang baru mendekat, tersenyum puas. Bahkan mereka tertawa saat mendengar suara ledakan keras di bawah sana.

Terpopuler

Comments

Riana

Riana

🥺🥺🥺segera bicarakan peristiwa lalu nyonya agar semakin mudah menemukan queen dan dalang kejahatan kejadian itu

2023-09-03

0

Biva Nurhuda

Biva Nurhuda

perjalanan hidup yg penuh liku2

2023-09-02

0

Tety Novianty

Tety Novianty

ouh jd Albert dulu pengawal nya

2023-09-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!