bab 4

Queen hanya bisa menarik tubuh lemahnya menjauh. Namun sekelompok gadis ini tetap mengikutinya. Queen terdiam dengan wajah pias, saat punggungnya terbentur dinding. Ia menolehkan dan gadis itu menghela nafas lesu. Ia tidak bisa lagi kemana-mana. Queen terperangkap di kerumunan para gadis jahat itu.

Salahkan dirinya berada di antara para kalangan atas? Kenapa ia harus terus mendapat perlakuan semena-mena.

Meminta bantuan pihak sekolah pun, ia akan terabaikan. Dianggap sampah yang tidak berguna. Padahal ia ingin meminta perlindungan atas perlakuan kasar yang diterimanya.

Sungguh ironis nasib Queen yang hanya dari kalangan rendah yang berada di sekolah elite terbesar di tengah kota Meksiko city.

Salahkan otaknya yang begitu pintar hingga ia bisa berada di sana? Apakah memiliki IQ tinggi menjadi musuh bagi guru yang begitu kesal saat Queen mengajukan pertanyaan tentang kebenaran tentang soal pelajaran.

Sungguh Queen yang malang. Karena dibesarkan di keluarga penyandang disabilitas membuatnya mendapat bullyan setiap waktu.

"Queen Albert. Nama yang sangat indah, namun wajah dan statusnya begitu sampah. Sayang sekali nama sebagus itu harus ia dapatkan." Seorang remaja pria mengeluarkan pendapat dengan berdecih jijik ke arah Queen yang kini terpojok.

Gadis itu hanya bisa menundukkan kepala, menahan rasa sedih juga ketakutannya. Melawan pun tidak akan ada gunanya. Ia akan mendapat masalah dari pihak sekolah juga keluarga kaya, yang berujung dirinya akan dikeluarkan dari sekolah terkenal itu.

"Kalian lihatlah, dia sungguh menjijikkan. Aku bahkan merasa ingin muntah melihatnya," sahut siswa lain sembari membuang sampah makanan di kepala Queen.

"Kenapa mereka masih mempertahankan gadis sialan ini. Seharusnya ia segera di lemparkan keluar. Membuat lingkungan mewah kita tercemar." Terdengar kembali seruan yang menghina. Membuat Queen semakin sakit hati. Ia hanya bisa menggenggam kuat ujung bawah bajunya yang basah dengan posisi kepala menunduk. Kedua matanya kini mengeluarkan tetesan air mata.

"Sasa. Cepatlah, lakukan sesuatu untuk gadis sampah ini!" Pinta teman Sasa yang sudah sangat muak melihat Queen.

Sasa yang berdiri angkuh dengan melipat kedua tangannya di depan dada tersenyum puas. Ia pun mengisyaratkan kepada temannya untuk di berikan sesuatu yang diinginkannya.

Sebuah ember hitam berisikan air kotoran yang berasal dari dapur. Siap mereka hadiahkan kepada Queen.

Para siswa elite kini tertawa gembira dan puas, melangkah menjauh untuk menghindari terkena cipratan air kotor.

"Bersiaplah, kawan. Kita akan menyaksikan pertunjukan menarik!" Sasa berteriak sambil memerintahkan temannya untuk segera menyiram Queen.

Queen hanya bisa menggelengkan kepalanya, berusaha menghindari, akan tetapi mereka kembali mendorongnya hingga kepalanya terbentur.

Air kotoran itu pun mereka siramkan ke arah Queen, sambil bersorak seakan sedang menonton pertandingan.

Jangan tanyakan Queen yang hanya bisa pasrah dengan mata sembabnya tertutup kuat, menimbulkan kerutan di sekitar kelopak mata indahnya itu.

"Byurr." Air kotoran berbau busuk itu pun kini mengenai para siswa elite. Membuat mereka semua berteriak histeris.

"Akh … siapa yang berani menentangku!" Sasa berteriak kencang saat seragam bagian roknya terkena cipratan air busuk itu.

Mereka bisa melihat sosok pria kini melindungi Queen dengan merentangkan payung, saat air busuk itu segera mengenai Queen.

"Kau!" Pekik Sasa, ketika melihat sosok remaja tampan di depan mereka.

"Aku hanya kebetulan lewat," sahut pemuda itu yang melirik Queen sambil tersenyum miring.

Pemuda itu begitu santai menanggapi tatapan para siswa elite, ia bahkan tidak peduli teriak juga ancaman Sasa.

"Bisakah, kau berhenti membuat keributan di sekolah ini? Aku hanya ingin tenang belajar," ujar pemuda tersebut, membuka jaketnya lalu melemparkan ke arah Queen.

"Pakailah, kau merusak pemandangan sejuk di lingkungan sekolah," ujarnya yang memberikan tatapan intimidasi kepada para siswa yang berkerumun.

Membuat siswa itu menjauh dari Queen. Sementara Sasa hanya bisa menahan kekesalan, karena kesenangannya di ganggu.

"Terimakasih." Queen berdiri dengan menutupi tubuhnya yang basah dengan jaket pemuda itu.

"Cih, payah. Seharusnya kau mengambil batu di belakangmu dan melempar mereka," sungut pemuda itu sembari meninggalkan Queen.

Queen menatapnya dengan wajah sendu, lagi-lagi ia di selamat oleh pemuda misterius itu. Tidak ada yang tahu tentangnya, namun tatapannya juga sikapnya mampu membuat para siswa sombong berkutik.

Queen Albert berjalan tertatih di koridor sekolah menuju kelasnya, gadis malang itu hanya bisa berdoa, semoga ketenangan di dalam kelas memihak padanya kali ini.

Queen menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan perlahan, ia berdoa dalam hati, agar tidak lagi mendapat bullyan di dalam kelas.

"Queen!" Panggil seorang gadis cantik dengan kepribadian anggun berjalan mendekati Queen.

"Maggie," Queen menyahuti dengan tersenyum bahagia.

Gadis di depannya ini, adalah sahabat satu-satunya di sekolah elite ini. Maggie, gadis yang terlahir dari keluarga kaya raya juga terpandang. Namun ia terkenal dengan sikapnya yang anggun juga lemah lembut.

Gadis yang tidak membedakan kasta manapun, Maggie sangat menyukai bersama Queen yang memiliki kecerdasan.

"Aku merindukanmu, Queen," Maggie kembali berseru, siap untuk memeluk sahabatnya itu.

"Tunggu, apa yang terjadi denganmu? Apa di luar sedang turun hujan, terus bau apa ini, Queen?" Maggie memberikan pertanyaan kepada Queen sambil mengendus ke arah wanita culun di depannya.

Queen hanya tersenyum tipis, menundukkan kepala menyembunyikan kesedihannya.

Maggie memicingkan tatapannya, mencari sesuatu di wajah Queen. Hingga gadis itu menghela nafas.

"Apa mereka yang melakukannya, padamu?" Maggie bertanya, memperlihatkan raut wajah geram.

Queen hanya diam sambil tersenyum pilu, gadis itu tidak ingin membesarkan masalah, apalagi melibatkan Maggie.

"Brengsek. Mereka benar-benar keterlaluan, aku harus memberi mereka semua pelajaran." Maggie tampak marah, tidak terima dengan sikap para siswa sombong itu. Ia ingin melangkah ke luar, namun dicegah oleh Queen.

"Lepaskan aku, Queen. Biarkan aku membalas kejahatan mereka," sentak Maggie, tatapan gadis itu berapi-api. Dadanya terlihat naik turun menahan emosi, merasa tidak terima perlakuan semena-mena para siswa sombong.

"Berhentilah, Maggie. Biarkan saja, aku sudah melupakan semua," ujar Queen, memegang salah satu tangan sahabatnya itu.

"What, kau mengatakan apa? Membiarkan mereka? Setelah apa yang sudah kau alami? Apa kau masih waras, Queen. Kalau aku, pasti sudah melempar mereka semua." Mendengar ucapan kekesalan sahabatnya, Queen tersenyum senang. Ternyata masih ada yang peduli dengannya di lingkungan kejam ini.

Queen menatap lama dan dalam sosok gadis rupawan di depannya, gadis itu begitu terharu dan merasa beruntung.

"A-ada apa? Kenapa, kau melihatku seperti itu?" Maggie bertanya dengan alis terangkat sebelah, merasa aneh dengan tatapan Queen.

"Terimakasih, kau bersedia berteman denganku. Dimana semaunya menghinaku dengan kata sampah juga jelek. Kau sungguh gadis baik hati, Maggie." Queen berkata sambil meneteskan air mata haru. Ia juga tanpa segan memeluk gadis di depannya ini

Maggie membalas pelukan Queen, keduanya terlihat begitu saling menyayangi.

"Aku berjanji, akan selalu bersamamu, Queen," bisik Maggie, melepaskan pelukan lalu membawa Queen keluar dari kelas.

Siswa yang ada di kelas mereka, begitu muak melihat keakraban keduanya. Apalagi Sasa dan para geng-nya. Selena yang terdiam dengan tangan mengepal di pangku paling belakang.

"Aku tidak akan membiarkanmu senang dengannya. aku pastikan, akan membuatmu menderita." Selena bergumam, tatapan matanya tampak merah, tersimpan kebencian juga iri hati.

Terpopuler

Comments

Riana

Riana

iri kenapa sih mereka

2023-08-30

0

Biva Nurhuda

Biva Nurhuda

kalau sifat iri di miliki akhirnya melihat orang senang saja tidak suka

2023-08-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!