Queen kini berdiri di depan gedung perusahaan sebuah branded perhiasan. Gadis yang tampak rapi dengan baju kemeja putih dan bawahan rok biru di atas mata kaki. Rambutnya kali ini dibiarkan terurai, tidak ketinggalan kacamata juga makeup serba pucat dan bintik-bintik untuk menyembunyikan wajah aslinya.
Gadis itu menatap selembaran yang ada di tangannya, sebuah pengumuman event pencarian bakat dalam merancang sebuah perhiasan. Queen begitu menganga melihat hadiah untuk para pemenang. Karena itu lah, Queen bertekad untuk mengikuti lomba tersebut. Ia juga membawa beberapa desain perhiasannya.
"Semoga kali ini aku beruntung. Hadiahnya sangat besar, bisa membawa mama ke dokter." Queen masih berdiri di sana, melihat berganti gedung juga selembaran di tangan.
Queen memejamkan kedua mata, memantapkan hati untuk mengikuti lomba tersebut, ia harus percaya diri agar bisa menjadi juara.
"Anda mencari siapa, nona?" Queen terkejut, saat mendengar suara teguran dari arah belakangnya.
Gadis itu tersenyum ramah, memperlihatkan selembaran kepada pria yang merupakan keamanan di perusahaan itu.
"Anda ingin mengikuti, lomba ini?" Pria itu kembali bertanya, menelisik penampilan Queen yang menurut sangat sederhana.
"Iya, paman," sahut Queen, merasa tidak nyaman ditatap dengan intens pria tua di hadapannya itu.
"Anda bisa langsung masuk dan menemui resepsionis. Mereka yang akan mengarahkan anda, nona," ucap pria itu kembali dan mempersilahkan Queen untuk segera masuk ke dalam lobby perusahaan.
Queen tercengang, melihat kemewahan di dalam perusahaan itu, ia merasa sedang berada di sebuah kastil megah yang di penuhi keindahan.
Tanpa gadis itu sadari, semua tatapan orang-orang yang berada di sana, menatapnya dengan heran.
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu, nona?" Seorang resepsionis cantik menyapa Queen dengan ramah.
Queen kembali terdiam, baru kali ini ia mendapat perlakuan baik dan ramah.
"I-iya, nyonya," sahut Queen dengan nada gugup, kembali gadis berkacamata itu memberikan lembaran pengumuman kepada wanita cantik di depannya.
"Anda, ingin jadi peserta?" Tanyanya kembali pada Queen.
Queen hanya mengangguk cepat, tatapan masih mencuri pandang ke arah sekitar ruangan lobby.
"Silahkan, ikut aku, nona," sang resepsionis memerintahkan Queen untuk mengikutinya menuju lift.
Dengan patuh Queen mengikuti wanita bertubuh indah di hadapannya dengan wajah menunduk malu.
Sementara di sebuah toko perhiasan, terlihat wanita cantik dengan penampilan modis tersenyum saat melihat gambar desain perhiasan di tablet. Senyumnya begitu puas, mendapat desain perhiasan yang akan membuatnya meraup keuntungan. Apalagi ia mendapatkan desain itu dengan percuma, alias mencuri hasil gambar orang lain dengan campur tangan putrinya.
"Apa mommy, sudah puas?" Perkataan sinis terdengar dari arah belakang tubuh wanita anggun itu. Ia membalikkan badan, melihat wajah muak putrinya di sana.
"Tentu mommy sangat puas, honey. Kau mendapat desain keren hari ini. Sungguh ini akan membuat kita kaya raya." Wanita itu tertawa lepas, wajahnya bahkan terlihat sangat bahagia.
"CK, sampai kapan aku harus berpura-pura baik dengannya, mom. Please, aku sudah muak berada di dekatnya. Lihat, tanganku, aku harus mencucinya setiap menyentuh kulit menjijikannya itu. Belum lagi aku harus berkata lembut kepadanya, sungguh aku muak, mom." Gadis itu tampak kesal, mengingat harus terus berpura-pura baik di hadapan seorang gadis demi sang mommy.
Wanita itu berdecak kesal, duduk di sebelah putrinya sambil menuangkan minuman anggur merah di sebuah gelas berkaki tinggi.
"Sabarlah, honey. Setelah mommy memenangkan proyek kerjasama dengan perusahaan, Hugo, mommy berjanji akan memberikan apa yang kau minta." Ucapnya dengan sebuah janji manis kepada putrinya.
Wanita dewasa itu, memutar-mutar minuman di tangannya, menyesapnya sedikit demi sedikit untuk menikmati sensasi anggur mewah.
"Tapi, mom—"
"Diamlah. Sekarang kau harus terus memperhatikannya dan mengambil sampel desain wanita culun itu," perintahnya kepada putri satu-satunya itu.
Dengan berat hati, ia pun mengikuti keinginan orang tuanya. Dengan perasaan dongkol, gadis itu berdiri dan berjalan keluar dari ruang kerja sang mommy.
"Ingat, kau harus mendapat desain yang lebih berharga!" Wanita itu meneriaki putrinya yang sedang berjalan.
"Queen, apa kau sibuk hari ini?" Sebuah pesan pendek, dikirim oleh sahabatnya. Queen yang sedang menunggu panggilan tes, untuk mengikuti lomba mendesain perhiasan, mencuri-curi kesempatan untuk melirik ponsel jadulnya.
Queen tidak membalasnya, gadis itu membiarkan sebentar pesan dari sahabatnya. Kini ia begitu gugup, Sampai-sampai kedua telapak tangannya basah. Queen merasa menciut dan merendah, saat melihat beberapa peserta berada di sana dengan penampilan menarik.
Gadis itu kini menundukkan kepala, menulikan ucapan bernada sindiran yang ditujukan mereka, untuknya.
"Kenapa, wanita jelek dan culun sepertinya ada di perusahaan terkenal ini? Coba lihat penampilan noraknya. Begitu buruk!" Seorang peserta terdengar menghina Queen, bahkan mencibir gadis itu.
Queen hanya terdiam sambil menggambar sesuatu di buku tebal kesayangannya.
"Apa dia begitu naif, sehingga berani mengikuti kontes terkenal ini?" Sahut yang lain.
"Mungkin dia terobsesi untuk berada di perusahaan mewah in." Sela yang lain.
"Dasar manusia tidak tahu diri!" Ucapan kasar, berasal dari seorang pria yang kini tersenyum puas.
"Aku tidak yakin dia bisa mendesain perhiasan mewah, pasti dia akan segera dilemparkan keluar dari sini," ujar peserta wanita yang sangat menonjol penampilannya.
Queen kini duduk dengan kepala terus menunduk. Berusaha menelan pahit sindiran yang ia terima. Belum lagi ia harus menerima body swimming yang semakin membuat Queen sakit hati.
Tiba-tiba seorang karyawan perusahaan memanggil nama Queen. Gadis itu segera mengikuti karyawan tersebut, namun sebelumnya dengan hati lapang, ia menyapa para peserta lain dengan ramah.
Queen kini berdiri di hadapan para juri yang terdiri dari tiga orang. Tampak mereka dengan serius menelisik hasil desain Queen. Sesekali ketiganya menatap Queen yang terdiam membeku.
"Apa kau yang mendesain semua ini?" Pertanyaan kini terdengar dari juri pria, namun terlihat gemulai.
"Iya, madam," sahut Queen dengan yakin.
Sosok pria gemulai itu, menilai penampilan Queen yang menurutnya sangat kampungan, namun ia harus profesional sebagai seorang juri. Meskipun mulutnya begitu gatal ingin mengeluarkan kata-kata kasar.
"Wow, kau sungguh berbakat, nona. Desain yang kau miliki sangat bagus dan menarik," ucap juri lainnya yang memuji desain Queen.
Queen tersenyum mendengar pujian salah satu juri.
"Kau yakin ini hasil karya kamu? Kau tidak mencuri karya seseorang, bukan? Karena aku seperti pernah melihatnya." Juri wanita kini menatap lekat ke arah Queen. Ia merasa pernah melihat hasil desain yang Queen serahkan.
Gadis itu terkejut, ia tidak mungkin mencuri hasil desain orang lain.
"Ini benar-benar punya saya, madam. Saya mendesain semuanya setahun yang lalu," pungkas Queen, memberikan pembelaan.
"Tunggu sebentar, kami ingin memeriksa sesuatu," sela juri kedua, membawa hasil desain Queen ke sebuah ruangan tertutup.
Queen kali ini ketakutan, melihat dengan nanar ketiga juri melalui dinding kaca di depan sana.
Ia sangat yakin tidak ada yang bisa mencuri karyanya, karena hanya dia yang tahu dan dirinya tidak pernah mencuri sesuatu yang bukan hasil jerih payahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Riana
di curi magie dan dipatenkan mamaknya
2023-08-30
0
Biva Nurhuda
kamu pasti di tuduh mencuri karna hasil rancangan mu itu sudah di buat orang lain
2023-08-27
0
Nurul Iswari12
lanjut kak
2023-08-26
0