TUAN POPULER

TUAN POPULER

Tak Sengaja Bertemu

Bruk!

Motor di depanku kehilangan keseimbangan dan menabrak pembatas jalan. Penumpangnya terlempar ke tengah jalan dan terserempet mobil dari arah berlawanan. Aku menjerit di dalam mobilku dan segera menghentikan kendaraan.

Sial! Tukang ojek yang ceroboh itu segera bangun dan melarikan motornya, begitu juga pengemudi mobil yang menyerempet penumpang motor itu, langsung tancap gas tanpa memperdulikan lelaki yang terkapar di tengah jalan dengan darah dimana-mana.

Aku berteriak minta tolong, barangkali ada orang lain di sekitar sini. Tapi entah kenapa jalan ini begitu sepi, tak ada satu pun makhluk hidup yang tampak.

Aku bisa saja berbalik arah dan meminta tolong ke hotel dimana aku tadi mengirimkan kue, tapi aku tak bisa meninggalkan lelaki itu begitu saja. Jadi ku putuskan untuk menolongnya terlebih dahulu.

Ia mengerang lirih. Oh, Tuhan, dia masih hidup. Kulitnya putih, meski tak seputih orang bule. Tapi dia lebih cerah daripada diriku. Aku tak yakin dia bisa berbahasa Indonesia.

"Mister, can you get up? Let me take you to hospital!" aku memberanikan diri berbicara sambil berupaya membangunkannya dan memapahnya ke mobilku.

Gila, badannya yang tinggi membuatku susah menyeretnya masuk ke mobil. "Please be strong, i will drive fastly," gak tau mesti ngomong apa, pokoknya aku ngomong aja. Itu yang aku tahu.

Aku segera mengemudikan mobilku menuju Rumah Sakit terdekat. Begitu tiba, lelaki itu sudah kehilangan kesadarannya. Aku semakin panik dan histeris. Dua orang satpam segera membantuku membawa lelaki itu ke IGD.

"Bu Lala, siapa yang kecelakaan?" Dokter Gugun menghampiriku. Syukurlah, rupanya dokter langganan toko kueku sedang bertugas di IGD. "Aku nggak tau, dok, aku lihat dia kecelakaan dan pelakunya pada kabur semua, jadi aku bawa aja kesini," jawabku dengan gusar. Dokter Gugun langsung mengerti. "Oke, tenang, bu, kita tolong dia terlebih dahulu," ucapnya dan langsung memeriksa lelaki itu.

"Bu, bisa dilihat tangannya yang sebelah kanan, apakah ada luka yang berat?" suara dokter Gugun menyadarkanku akan tangan lelaki itu yang terus menggenggam tanganku meski dia dalam keadaan tak sadarkan diri.

Aku memeriksa tangannya, tampak luka lecet di sekitar tangan dan sikunya. Aku segera mengambil kapas dan alkohol yang disodorkan dokter Gugun dan membersihkan luka itu.

Dengan hati-hati ku lepaskan genggaman tangannya, tapi ia semakin erat menahan tanganku. Aku menyerah, jadi ku biarkan tangannya tetap menggenggam tangan kiriku.

Dokter Gugun menggunting pakaian lelaki itu, tampak darah di bagian perut six packnya. Tuhan, penampakan apa ini? Aku segera memalingkan muka dan membiarkan dokter Gugun membersihkan luka disana dan melakukan beberapa jahitan.

Bersyukur aku mengenal beberapa dokter dan perawat di RS ini, hingga lelaki ini pun cepat mendapatkan kamar perawatan setelah selesai mendapat pertolongan pertama.

"Dia cukup kuat, Bu Lala. Tapi nanti kita lihat lagi perkembangannya. Untuk sementara kita tulis namanya siapa di administrasi?" tanya dokter Gugun. Aku kembali tersadar. Wajah lelaki ini rasanya aku kenal, pernah ku lihat entah dimana. Tapi aku yakin dia bukan orang sini.

Shiaaa! Aku ingat dia pemain lakorn terkenal yang sering dipuja Karin, temanku. Namanya David, iya, David! Tapi aku harus meyakinkan diriku kembali. Jadi dengan persetujuan dokter Gugun, aku membuka dompet yang ada di tas pinggangnya.

Benar, dia David, artis bromance terkenal itu!

Mimpi apa aku bertemu orang ini?

Tanpa sadar aku menampar wajahku untuk memastikan ini bukan mimpi. Terlupa bahwa sebelah tanganku masih digenggam oleh lelaki itu.

Ia mengaduh pelan, kesadarannya sepertinya sudah kembali. Mata elangnya perlahan terbuka, menatap lekat padaku. "Thank you," ucapnya lirih. Aku hanya mengangguk, lidahku terasa kelu. Aku bingung harus berkata atau bertanya apa, bahasa Inggrisku jeblok!

Matanya menatap sekeliling, lalu berhenti pada botol air di nakas samping ranjangnya. Oh, mungkin dia haus. Aku segera meraih botol itu dan memasukkan sedotan lalu menempelkan ke bibirnya. Tuhan, kenapa bibirnya bisa merah gitu meski tanpa lipstik?

Dia meminum air itu beberapa kali sedotan. Lalu memberi isyarat sudah. Aku kembali meletakkan botol itu.

"Wait a minute, i will find doctor to see you here," ucapku sekenanya, ku harap dia mengerti bahasa Inggrisku. Dia menggeleng, "please don't leave me alone," ucapnya dengan puppy eyes.

Aku menarik nafas perlahan dan menghembuskan kasar. Manik matanya terlihat berkaca-kaca. Sepertinya aku salah memasang ekspresi.

"Okey, i'm here. But the doctor...."

"Let me take a rest. You too. I'm sure the doctor has given me enough help," ia meringis ketika tangan kirinya meraba bagian pinggang dan perutnya yang terbalut perban.

Ia kembali memejamkan mata. Aku kembali berupaya melepaskan genggaman tangannya dan kali ini berhasil. Fiuh!

Terpopuler

Comments

Alia Harumdani

Alia Harumdani

good good B.Inggris ku cuman segitu doaaanh niih 😁😁😁

2023-08-30

1

Mawar_Jingga

Mawar_Jingga

halo kak salam kenal,
aku mampir nih,☺️ mampir juga y kak"sepotong sayap patah" di tunggu kak🤗

2023-08-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!