Mencoba Mewaraskan Diri

Aku meletakkan nasi kotak di pangkuanku dan segera berusaha menghapus air mata dengan tangan kiri. Tapi rupanya tangan David lebih cepat sampai di pipiku dan mengusap air mataku.

"Please don't cry," bisiknya lirih. "I will eat as you wish," ucapnya lagi.

Aku berupaya menghentikan tangisku dan kembali menyuapi David. Hanya tersisa isakan dan tangan David yang beralih ke kepalaku, mengusap pelan kepalaku dengan tangannya perlahan.

"You must have lunch too, please na," bisiknya. Aku menurut seperti anak kecil, menyuapinya bergantian dengan diriku sendiri, tanpa sepatah kata pun terucap lagi.

Aku bahkan tak menyadari jika sesosok tubuh berdiri di dekat kami.

"Maaf mengganggu makan siangnya, saya hanya mengantarkan obat untuk diminum David," ucap dokter Gugun dengan nada berat. Aku hanya melihatnya sekilas sebelum air mataku kembali luruh tanpa bisa ku tahan.

Dokter Gugun menatapku lekat dan segera meraih bahuku. Tangannya menepiskan tangan David dari kepalaku dan segera meraba keningku.

"Bu Lala harus beristirahat dulu, sudah saya bilang dia bisa makan dari jatah Rumah Sakit, tak perlu berbagi berdua dengannya," desisnya pelan di telingaku. Ia memapahku ke sofa dan membersihkan sisa makanan di tanganku dengan tisu basah. Ia juga menghapus air mata di pipiku dengan pelan. "Istirahatlah, jangan terlalu peduli dengan orang lain lalu melupakan diri sendiri,"

Aku merasa gila dengan semua sikap mereka. Apa sebenarnya yang mereka lakukan? Kalau mereka saling suka, masa bodoh, jangan libatkan aku diantara mereka!

Aku memilih merebahkan diriku di sofa dan memalingkan wajahku dari mereka berdua. Kenapa hatiku terasa sakit? Tuhan, aku tidak sedang patah hati 'kan? Bagaimana mungkin aku jatuh cinta pada orang yang baru ku kenal bahkan aku tahu orientasi dia seperti apa? Please, ini cuma perasaan sesaat saja 'kan? Sungguh ini dua hari yang melelahkan.

******

Entah berapa lama aku tertidur di sofa hingga aku terbangun penuh dengan keterkejutan. Aku bisa merasakan sebuah tangan mengusap pelan kepalaku. Perlahan ku buka mata dan ku lihat wajah tampan itu di atas kepalaku.

Oh My God, sejak kapan aku tidur di pangkuannya? Sejak kapan ia melangkah ke sofa dan bahkan menggeserkan kepalaku ke pangkuannya?

"I was worried about you, you were busy taking care of me from yesterday," ucapnya.

Aku segera bangun dan kewarasanku kembali ke pengaturan awal, astagaaa... Aku teringat kembali semua yang terjadi sebelum aku tertidur tadi. Oh Tuhanku, apa yang membuat aku gila seperti itu? Kenapa aku begitu memalukan? Aku segera meraih bantal sofa dan menutupi wajahku yang terasa menghilang entah kemana.

"The doctor said I could go home this afternoon. I hope you still let me come to your house," ucapnya penuh harap.

"Alright, I'll immediately settle the hospital bills," ucapku. Segera ku berjingkat menuju tempat para perawat di ruang sebelah untuk mengurus biaya rumah sakit David.

"Please use my card," Serunya sambil memperlihatkan sebuah kartu berwarna hitam. Aku meraihnya. Dia sepertinya sudah mempersiapkan ketika aku tidur, karena deretan angka pin sudah tertulis di kertas yang menempel pada belakang kartunya.

Syukurlah tak ada dokter Gugun di ruang jaga perawat. "Sus, saya mau membereskan biaya Mr. David," ucapku . Perawat yang jaga langsung tersenyum padaku.

"Sudah dibereskan oleh dokter Gugun, Bu, jadi kalau udah siap, tinggal pulang saja. Nanti ada pemeriksaan terakhir, sepertinya dokter Willy yang nanti giliran tugas. Baru setelah itu bisa pulang kalau beliau mengizinkan,"

Aku berusaha mencerna ucapan perawat itu. Sudah dibereskan oleh dokter Gugun? Maksudnya apa? Dia membayar semua biaya perawatan David?

Aku menghela nafas perlahan. Sepertinya dugaanku benar. Oh Tuhan...

Baiklah, aku tak harus apa-apa, selain membantu David sampai dia bisa pulang kembali ke negaranya dengan kondisi yang baik seperti semula. Dan tugas kemanusiaanku selesai.

Aku memasang senyum lebar dan mengucapkan terimakasih pada perawat itu, lalu kembali ke ruangan David.

"The billing has been paid by dokter Gugun," ucapku saat mengembalikan kartu hitam David. Dia mengerutkan keningnya. "Why?" tanyanya heran.

Aku menggedikan bahu. Sungguh aku tak tahu maksud sesungguhnya dari dokter Gugun dan tak ingin tahu. Cukuplah saat ini aku mewaraskan diriku dan bersikap normal pada David juga pada dokter Gugun.

Aku juga mengatakan untuk menunggu dokter Willy yang akan melakukan pemeriksaan sebelum benar-benar diperbolehkan pulang. Jangan kepo bagaimana aku mengucapkannya, tentu saja dengan bahasa Inggrisku yang juara harapan itu, maksudnya diharapkan jadi juara sih.

Aku memilih menghabiskan waktu di balkon, sedangkan David berusaha untuk jalan-jalan di sekitar kamar , lebih tepatnya mengelilingi ranjangnya dengan sesekali berpegangan. Lain waktu berjalan ke arah sofa, lalu duduk sebentar. Sepertinya dia mendapat banyak kemajuan siang ini.

Aku melihatnya? Tentu. Aku masih merasa khawatir membiarkannya belajar berjalan seorang diri. Tapi aku juga tak ingin memberi peluang untuk hatiku berdebar-debar tak menentu lalu terhempas ke jurang curam penuh duri.

Sepertinya David sudah bisa menguasai keadaan, jadi aku tak perlu mengkhawatirkannya . Aku bisa menikmati waktu di balkon ini dengan pemandangan yang cantik di seberang sana, deretan pegunungan hijau yang mengelilingi kota kecil ini dan berujung di pantai berpasir putih. Ya, pantai itu bisa terlihat dari balkon ini meski hanya serupa garis putih dan biru.

Hembusan angin yang sejuk turut meningkatkan kenyamananku di balkon ini, hingga tak sadar jika sebuah tangan singgah di bahuku.

"I can see the beach from here..." suaranya membuyarkan keheningan yang sedang ku nikmati. Aku segera mengalihkan wajahku pada suara itu. Sial, wajahnya begitu dekat denganku hingga hampir saja hidung bangirnya menyentuh wajahku...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!