Salahkah Membawanya ke Rumah?

Aku berhenti menggoda David dan membawanya ke kamar tamu sambil menggendong Fian.

"You can take a rest here," ucapku.

Dia terkejut melihat kopernya ada disana. "How you bring it here?" tanyanya.

"Using my magical world," keisenganku kumat lagi. Dia terkekeh pelan. Tadi waktu di ruang dokter Adam, aku chattingan dengan Bu Lis dan meminta tolong stafnya untuk mengantarkan koper David ke rumahku. Meskipun begitu, Bu Lis bilang kamar itu akan tetap atas nama David hingga selesai masa bookingnya, apalagi ternyata David sudah membayar dimuka. Bu Lis juga menawarkan refund jika David mau. Ku bilang akan ku bicarakan dulu dengan David.

"I believe it. You even bewitched me from the first time we met," ucapnya sambil berupaya membuka jendela kamar. Sepertinya dia penasaran dengan apa yang ada di balik jendela.

Aku menghampirinya dan membantunya membuka jendela. Sawah yang menghampar terlihat disana bersebelahan dengan kebun jagung.

"Amazing!" desisnya.

"I hope you feel at home while here," ucapku sebelum keluar dari kamarnya bersama Fian. Membiarkannya beristirahat adalah pilihan terbaik sekaligus juga mengistirahatkan jantungku dari serangan kegombalannya yang tak berujung.

Mbak Citoh tampak asik membersihkan ikan di dapur. Hana sepertinya masih belum pulang sekolah, Yayang juga belum pulang kuliah. Tapi aku yakin sebentar lagi mereka akan pulang.

"Masak apa buat makan malam nanti, Mbak?" tanyaku .

"Neng Hana minta kakap goreng mentega," jawabnya. Aku mengangguk. "tambahin porsinya, biar cukup buat tamu kita juga," ucapku. Dia mengangguk.

Fian menarikku ke halaman belakang dengan sebuah buku di tangannya. Aku mengerti, dia kangen dibacakan buku sambil duduk di ayunan bersamaku.

Aku mengikuti langkah kecilnya dan menggendongnya di ayunan sambil membaca buku. Sesekali ku cium rambutnya, dua hari ini adalah waktu terlamaku tak melihatnya. Sejak Papahnya meninggal, aku hampir selalu membawanya jika bepergian lama. Tapi kemarin aku tak bisa membawanya ke Rumah Sakit.

Aku jadi teringat pada kado yang diberikan oleh dokter Gugun untuk Fian. "Fian duduk dulu di sini, ya, Mamah mau ambil hadiah buat Fian," ucapku sambil bangkit dari ayunan dan meletakkan Fian disana. Tapi aku menubruk seseorang ketika aku membalikkan badan untuk berjalan ke arah dapur.

"Ouch!" desisnya sambil memegang tangan kirinya yang masih digendong. "Sorry, forgive me, please," ucapku khawatir. Aku tak menyangka dia akan berada disini.

"I'm looking for you," ucapnya. Matanya tertuju pada Fian. "I'll be here with him, don't worry," ucapnya lagi. Aku mengangguk dan segera berjalan menuju dapur dan keluar demi mengambil kado yang masih ada di mobil.

Hana dan Yayang datang ketika aku akan kembali masuk ke rumah dengan kado di tanganku. Wajahnya tampak sumringah dan segera berlari ke arahku.

"Kita semua kangen Mamah," ucapnya sambil memelukku.

"Ish, sudah mau SMA tapi kelakuannya masih kayak anak TK," candaku sambil memeluknya. Yayang berdecih ke arah adiknya.

"Anak manja!" desisnya. Hana hanya membalas dengan menjulurkan lidah.

"Sudah.... Sudah.... Jangan ribut, ada Om David di belakang," ucapku.

Hana mengernyitkan kening, sedangkan Yayang memasang wajah kecut. Sepertinya aku salah mengambil keputusan.

"Itu, artis Thailand yang Mamah tolong!" ucap Yayang sambil menepuk kepala adiknya dengan gulungan kertas. Wajah Hana tampak penasaran. "Wah, seganteng apa aslinya?" tanyanya. Sepertinya mereka melakukan sesuatu ketika aku di Rumah Sakit.

"Hana sama A Yayang cuma mencari info tentangnya koq, Mah," Hana seolah mengerti tatapanku sambil memasang jarinya membentuk huruf V.

"Tapi kita belum sempat nge-hack akun medsosnya sih, padahal Hana penasaran sama isi DM-nya," lanjutnya yang langsung disusul pukulan kertas kakaknya lagi.

"Lama-lama kamu kayak ember bocor!" seru Yayang. Aku hanya menggelengkan kepala dan bergegas masuk rumah. Kedua anakku mengikuti dari belakang dengan tawa jahil Hana dan gerutuan Yayang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!