SULTAN UDIN JILID DUA
Layla memejamkan matanya saat menyentuh tangan seorang wanita cantik, pasien nya. Ia menerawang masa depan perempuan itu.
Si Perempuan menunggu dengan sabar hingga gadis muda yang dijuluki sang peramal membuka matanya.
" Gimana? " Tanya Perempuan itu " Apakah laki-laki yang akan ku temui ini benar-benar mencintai ku ?"
Layla diam, ia harus berhati-hati dalam menjawab.
" Iya, dia mencintai anda... " Jawaban Layla Membuat perempuan itu tersenyum lebar.
" Tapi,,,, dia sudah punya istri"
Sontak senyuman nya langsung hilang. Bola matanya bergulir menatap Susi, Ibu sekaligus manager Layla.
" Itu tidak mungkin" Perempuan itu terlihat shock, ia seolah-olah tidak bisa menerima kenyataan.
" Emangnya dia ngaku bujang sama Nyonya? " Tanya Susi.
Wanita itu tak bergeming, tatapannya kosong.
" Aku harus bertindak, aku tidak ingin kehilangannya" Ucap wanita itu tanpa menjawab pertanyaan Susi. Ia merogoh amplop yang sudah disediakan. Setelah menyerahkan kepada Susi, ia gegas pergi.
Susi tersenyum puas, ia menimang-nimang amplop tersebut.
" Bu, aku capek... Aku mau istirahat" Layla mengeluh, karena kepalanya sudah mulai sakit.
" Baiklah, nanti jam empat sore ada tamu VIP lagi. Kau bersiaplah" Jawab Susi tanpa sedikitpun melirik putrinya.
" Bu, ini jam dua. Kalau jam empat aku masih harus menerima pasien, istirahat ku tak cukup" Layla membantah akan peraturan yang Ibunya buat.
" Masa dua jam nggak cukup? " Susi berdecih kesal.
" Bu, kalau aku meramal, Aku butuh kekuatan pada otakku Bu. Kalau istirahat aku nggak cukup , Aku nggak bisa bekerja dengan baik. Ramalanku tidak akan 100% benar, Apa Ibu mau ramalanku salah dan terus pasien Ibu nggak percaya sama kita? " Layla dengan pintar nya mengancam sang Ibu yang selalu menyalahkan gunakan kemampuan Layla untuk menjadi ladang bisnis.
Susi diam berpikir sejenak.
" Hemmm " Ia menghela nafas berat " Baiklah, akan ku buat janji baru. Nanti jam tujuh malam saja, Gimana? "
Layla terpaksa menganggukkan kepalanya, meskipun sebenarnya ia ingin istirahat sampai besok.
Sebab esok ia harus sekolah di hari pertama memakai seragam abu-abu.
Layla sebenarnya bukan asli orang daerah kota yang menjadi tempat tinggal nya sekarang. Ia berasal dari sebuah pulau yang mayoritas beragama Hindu.
Karena kemampuannya ini, Layla kerap harus berpindah-pindah tempat. Disebabkan teror dari musuh-musuh yang tidak suka dengan kemampuan Layla dalam meramal.
Untuk melancarkan bisnis nya, Susi menggunakan situs tersendiri. Jadi meskipun ia berpindah-pindah tempat, pasiennya akan tetap mencari nya untuk mengatasi segala masalah.
Pada saat tengah makan malam, tamu yang sudah membuat janji datang. Dia bersama beberapa bodyguard dengan mengendarai mobil mewah keluaran terbaru.
Susi sudah tentu sangat senang sekali, karena pasti tamunya itu orang kaya raya. Yang akan memberikan imbalan tidak sedikit.
" Silahkan duduk Bos " Susi beramah tamah seperti biasanya, ia akan memberikan pelayanan terbaik jika tamunya orang-orang kalangan atas.
" Mana gadis itu?" Tanya pria bersluit putih itu datar.
" Tunggu sebentar, anak saya ada di dalam. Saya akan panggil dulu "
Susi bergegas masuk ke dalam, Layla yang tengah menyantap makanan dipaksa nya berhenti lalu menarik nya keluar.
" Bu... tunggu aku selesai makan kenapa? " Layla menggerutu kesal, mulutnya masih penuh dengan makanan.
" Nanti, kamu bisa lanjut makannya nanti. Sekarang temui dulu tamu kita sebentar" Jawab Susi tidak perduli, ia membawa anaknya ke hadapan tamunya.
Pria bersluit putih dengan memakai kacamata minus, melirik Layla tajam.
" Cepat, ramal Bos itu " Desak Susi, Layla mengusap mulutnya kasar, wajahnya ditekuk karena jengkel dengan sikap Ibu nya itu.
Ia mendekati pria itu lalu mengulurkan tangannya, si pasien pun menyambut tangan Layla.
Seperti biasa, Layla akan memejamkan matanya guna melihat masa depan pria bersluit putih itu.
" Sebaiknya anda jangan mengambil projects di DAMAI INDAH" cetus Layla setelah membaca masa depan pasien nya.
" Kenapa? Justru aku ingin kamu memberi ku petunjuk bagaimana caranya untuk menang tender itu ?" Bantah si Pasien.
Layla menggeleng yakin.
" Jangan, itu hanya jebakan. Kau akan dibuat rugi besar. Lepaskan saja! " Layla menjelaskan dengan santai.
" Tidak !!!" Pria itu beranjak dari duduknya, ia nampak tidak suka jika harus melepaskan projects yang sangat diinginkan nya itu.
" Aku tidak akan sudi untuk melepaskan nya, lebih baik aku rugi besar daripada harus mengalah kepada Taro "
" Kalau begitu untuk apa susah payah datang kesini?? Mengganggu selera makan ku saja " Layla melengos pergi, ia tidak perduli dengan panggilan sang Ibu.
Susi jadi serba salah, ia bingung harus bagaimana? Akhirnya terpaksa Susi minta maaf atas sikap putrinya.
Tapi Pria itu terlanjur kesal, jauh-jauh datang ia justru tidak mendapatkan apa yang diharapkan.
" Bos maafkan sikap anak saya, biar Bos tanya yang lain saja atau apalah?" Susi terus membujuk, namun Pria itu sama sekali tidak perduli. Ia langsung mengajak anak buahnya untuk pergi tanpa membayar sepeserpun.
Susi geram, ia ngedumel panjang lebar masuk ke dalam rumah nya.
BRAK
Layla terkejut karena si Ibu datang-datang langsung menggebrak meja. Ayam goreng di tangan nya belum sempat tergigit.
" Masih bisa ya kamu makan enak? Padahal kita sudah gagal mendapatkan bonus besar hari ini" Gertak Susi emosi.
Layla acuh, ia lanjutkan makannya dengan santai. Apa pedulinya?? Toh semua yang ia katakan itu benar. Kalau orang itu tidak mau melakukan apa yang ia katakan, itu adalah haknya. Yang penting Layla sudah membantu.
Melihat Layla makan dengan lahap, Susi makin jengkel. Ia terpaksa pergi karena sang anak sama sekali tidak bisa menimbang rasa akan apa yang ia inginkan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi menjelang, Layla bersiap untuk pergi ke sekolah. Ia amat sangat bersemangat sekali, karena seragam abu-abu adalah seragam yang paling sangat berkesan diantara seragam sekolah merah ataupun biru.
Dengan diantar oleh Ibunya, Layla pergi ke sekolah.
" Nanti Ibu jemput jam satu siang, kita akan langsung ke hotel" Tukas Susi saat mereka baru saja menepikan mobilnya di depan pagar sekolah.
Layla heran, ngapain Ibunya mengajak ke hotel? Tapi Layla malas untuk bertanya, karena menolak pun percuma. Si Ibu akan tetap memaksa.
" Assalamualaikum Bu " Ucap Layla setelah mencium tangan Susi, Susi mengangguk kecil.
Layla melangkah masuk ke area sekolah, suasana sudah mulai ramai oleh para murid baru.
BUGH
Tiba-tiba tanpa sengaja Layla menabrak seseorang.
" So sorry " Ucap Layla cepat, karena ia tahu jika dirinya yang salah. Tanpa sengaja, Layla menyentuh kulit lengan pria yang ditabraknya itu.
Ia heran, kenapa dia tidak mendapatkan gambaran penerawangan? Padahal mereka sudah bersentuhan.
Pria yang tidak lain adalah Udin hanya menatap sekilas lalu pergi. Layla masih termenung di tempat, ia teringat akan pesan yang diucapkan oleh Neneknya.
"Jika suatu hari nanti kamu bertemu dengan seorang yang tidak bisa kamu terawang, meskipun kau sudah menyentuhnya. Maka jagalah dia ! Kau harus melindunginya dari marabahaya, kau harus melakukan apapun untuknya meskipun kau harus mengorbankan nyawamu untuk nya "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
neng ade
setelah di cari bolak balik akhir nya ketemu juga nih novel nya ..
siapa ya nenek nya Layla ??
2024-11-08
0
Beti Hartati
akhir nya ketemu juga thor 😊
2024-08-03
0
Sani Srimulyani
siapa sebenarnya layla......
2024-04-09
0