FATMA

Udin terus mengikuti pergerakan pria yang masuk ke kamar Gading. Hingga pria itu keluar dari kamar Gading dengan membawa sesuatu di telapak tangannya.

Cara pria itu membawa benda aneh tersebut sangat berhati-hati. Udin terus saja mengikuti kemana Pria itu pergi.

Rupanya, pria itu masuk ke salah satu kamar seorang pembantu. Karena terbilang cukup besar, rumah ini memiliki empat orang pembantu. Dua perempuan untuk masak serta bersih-bersih, dua pria sebagai tukang kebun dan supir pribadi.

Masing-masing mereka tidur di kamar pribadi mereka sendiri. Tapi pria penyusup itu bukanlah salah satu dari dua pembantu di rumah. Lalu siapa dia?

Meskipun Udin sudah beberapa tahun tinggal di sini, ia tidak tahu kamar para pembantu nya itu secara satu persatu.

Untuk mengetahui nya, Udin mendekati kamar tersebut lalu memberi nya tanda yang hanya bisa ia lihat sendiri.

Lalu Udin kembali ke kamar nya, Selang beberapa saat terdengar Naya berteriak minta tolong.

Singkat cerita, Udin yang pulang lebih dulu dan tidak menunggu di rumah sakit. Berniat untuk segera tahu siapa penyusup ini.

Tapi Cahaya tiba-tiba menarik tangan nya menjauh dari anggota keluarga yang lain.

" Ada apa Ibu ?" Tanya Udin.

" Kenapa kamu melakukan ini kepada Gading ?" Cahaya melemparkan pertanyaan yang sedari tadi sangat ingin ia ketahui.

" Itu bukan Udin Ibu " Jawab Udin tenang, ia tidak menyalahkan Cahaya jika yang dilihat oleh sang Ibu adalah dirinya. Meskipun sebenarnya itu bukan dirinya.

Cahaya diam , kalau bukan Udin lalu siapa? Semua menjadi ragu. Untung hanya dia yang melihat, kalau sampai Tania ? Sudah pasti anaknya akan menjadi tertuduh.

" Ya sudah, kembali ke kamar mu dan istirahat lah. Ibu akan mencari tahu pelakunya" Tukas Cahaya kemudian.

" Ibu, Udin mohon jangan lakukan apapun. Ibu belum tahu duduk perkaranya, jadi Udin khawatir Ibu justru akan salah tangkap " Udin segera mencegah niat Ibunya untuk menyelidiki semua.

Cahaya mengecilkan matanya, ia curiga anaknya tahu sesuatu.

" Kau yakin bisa melakukan nya sendiri? " Cahaya tidak ingin memaksa jika Udin menolak bantuan nya, Apalagi melihat anggukan kepala yang begitu meyakinkan.

" Baiklah, anggap saja Ibu tidak melihat apapun. Tapi Ibu akan terus memantau mu "

Udin mengangguk sekali lagi.

Di saat seluruh penghuni rumah terlelap menghabiskan malam yang tersisa, Udin terus mengamati pintu kamar yang sudah ia tandai.

Tiba-tiba daun pintu terbuka sedikit, sebuah kepala menyembul. Mengamati sekitar, lalu seorang wanita yang sangat Udin kenal keluar.

Ia melambai memanggil seseorang, dan keluar lah seorang pria. Keduanya mengendap-endap agar tidak diketahui oleh penghuni rumah yang lain.

Saat Bibik akan membuka pintu belakang, Udin menggunakan kekuatan nya untuk menahan.

Bibik panik karena pintu tidak bisa dibuka sama sekali. Pria itu pun membantu, tapi sejenak ia terdiam lalu mengedarkan pandangannya.

" Ada orang menggunakan sihir untuk menahan nya " Ucap pria itu.

Wajah Bibik langsung ketakutan, ia bersembunyi di balik punggung pria itu sembari melihat ke kanan dan ke kiri.

" Si siapa? " Suara Bibik gemetar.

Udin melangkah keluar dari persembunyiannya. Tiba-tiba pria itu mengeluarkan ilmu nya dengan cara melemparkan jarum.

Untung Udin sigap menangkap jarum itu sebelum menembus matanya.

Pria itu menahan nafas, ia tidak menyangka jika akan berhadapan dengan seseorang yang ia jadikan kambing hitam.

" Den... Udin " Bibik gelagapan, ia bingung harus bagaimana sekarang.

" Aku tidak akan menghakimi kalian jika kalian mau bicara jujur, kenapa kalian melakukan ini semua? " Ucap Udin.

Bibik dan Pria itu saling berpandangan satu sama lain.

Suara azan subuh berkumandang, keadaan sunyi seketika sampai azan selesai.

" Keluar lah sebelum orang lain melihat mu " Udin berbalik dan pergi, yang penting sekarang dia tahu siapa pelakunya. Nanti dia akan menginterogasi Bibik disaat waktu yang tepat.

Bibik dan pria itu saling berpandangan, akhirnya pria itu mengendap keluar karena sebentar lagi pagi akan menyingsing.

TOK TOK TOK TOK

" Masuk!! " Seru Udin , ia sudah terlihat rapi di depan cermin.

" Maaf Den , boleh saya masuk"

Udin menoleh, rupanya itu adalah Bibik yang datang. Ia mengijinkan, dengan tubuh sedikit membungkuk, Bibik menghadap Udin.

" Den, saya akan ceritakan semuanya sama Den Udin. Kenapa mantan suami saya melakukan hal ini? "

Udin mengangguk, ia menyodorkan sebuah kursi agar si Bibik duduk. Sedangkan dirinya duduk di bibir kasur.

" Saya dan Zainal sudah lama berpisah, kami memiliki anak perempuan satu-satunya yang kami beri nama Fatma. Tapi dia ikut Zainal, karena memang sangat dekat dengan ayahnya"

SATU HARI

Fatma tersadar, ia menemukan tubuhnya sudah berada di dalam parit. Dengan sisa-sisa tenaganya, Fatma merangkak keluar. Ia berusaha meminta pertolongan.

Dan Alhamdulillah ada orang yang baik hati menolong Fatma.

Saat dibawa ke Rumah Sakit, Kondisi Fatma sangat mengenaskan. Ia coma selama satu Minggu.

Pak Zainal merasa hancur saat Dokter menjelaskan hasil visum. Bahwa banyak sekali cairan ****** ditemukan di alat vitalnya.

Laki-laki yang hanya memiliki Fatma di dunia ini termenung selalu di samping sang anak. Bibir nya gemetar mengatakan kalimat yang sama.

" SIAPA PELAKUNYA SIAPA PELAKUNYA SIAPA PELAKUNYA"

Setelah Fatma sadar, gadis itu masih belum bisa diajak berbicara. Meskipun Pak Zainal sudah berusaha keras merayu agar anaknya bicara, tetap saja Fatma diam dan menangis.

Dokter segera bertindak untuk menenangkan Pak Zainal. Mereka berupaya agar Pria tidak berdaya itu untuk lebih sabar, karena saat ini Fatma mengalami depresi.

" Gimana ini?? Kenapa kamu tidak bisa mengatakan siapa pelakunya?? " Pak Zainal meluruh ke lantai, ia mendekap kepala nya sendiri.

Fatma sesenggukan, ia takut karena itu ia diam. Ia merasa terancam jika sampai Gading dan teman-temannya tahu Fatma masih hidup.

Pasti mereka akan melakukan hal yang lebih keji lagi kepada dirinya.

Setelah beberapa lama, Pak Zainal mulai tenang. Ia tidak lagi menyinggung masalah pelaku pemer kosa putrinya itu.

Dengan penuh kasih, Pak Zainal menyuapi anaknya makan. Ia juga memberikan obat yang diresepkan oleh Dokter.

" Kau harus segera pulih Nak, Dan kembali bersekolah lagi"

Fatma tersentak, kepalanya menggeleng cepat, ekspresi wajahnya berubah panik.

Pak Zainal bingung dengan reaksi anaknya itu, kenapa Fatma jadi takut saat ia menyebut sekolah? Apakah ini terjadi di sekolah??

Tiba-tiba Fatma meringis kesakitan sambil memegang perut nya. Pak Zainal cepat memanggil Dokter, sebelum Dokter datang, Fatma melihat banyak sekali darah keluar dari bawah perut nya.

Sontak Fatma langsung lemas, karena dia memang takut dengan darah yang terlalu banyak.

Dokter sigap menangani Fatma, ternyata Fatma mengalami keguguran. Janin yang masih berumur dua belas Minggu keluar dengan sendirinya dari jalan lahir.

Pak Zainal terdiam, tatapan matanya kosong. Segala kehancuran telah membinasakan hati nya.

Dengan tangan gemetar, Pak Zainal meminta janin itu. Ia menimang nya sambil bercucuran air mata.

Terpopuler

Comments

V3

V3

Fatma keguguran ,, apa Fatma mah hidup sampai skrg ❓❓

2024-06-11

0

Cut SNY@"GranyCUT"

Cut SNY@"GranyCUT"

oh.. jadi Fatma masih hidup toh..

2024-01-11

4

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

orangtua mana yg tidak hancur dan sakit hatinya melihat anak kesayangannya seperti itu 😣

2023-08-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!