Bidadari Kedua Suamiku

Bidadari Kedua Suamiku

Bab 1

Tidak ada yang berbeda dari kegiatan Zella dari hari-hari sebelumnya. Entah mengapa saat ini hatinya bagai menahan beban ribuan ton. Berulang kali Zella mengucap kalimat dzikir untuk menyerahkan semua pada pemilik semesta, namun beban yang begitu berat masih saja bertumpu pada hatinya.

"Mama kenapa?" Suami Zella menyadari reaksi yang berbeda dari raut wajah Zella.

"Nggak tau Bah, entah mengapa hati mama terasa berat." Zella berusaha mengingat persiapan suaminya, biasanya ada sesuatu yang kurang jika dia merasa seperti ini.

"Persiapan Abah sudah dicek?" Zella memastikan.

"Alhamdulillah sudah, handphone, dompet, dan yang lain semua aman." Suami Zella meyakinkan.

Zella melihat persiapan yang dia susun diatas kasur memang lengkap, perlahan tangannya memasukan persiapan itu satu per satu. "Kok perasaan mama sangat nggak enak ya bah ...." Zella menarik napas dalam.

"Perbanyak dzikir mama, mungkin Allah rindu, namanya disebut oleh lisan mama."

Zella mengikuti saran suaminya, terus melapazdkan kalimat dzikir. Persiapan terakhir sudah Zella masukan kedalam ransel suaminya. Zella memberikan ransel itu pada suaminya.

"Hati-hati di jalan ya abah, ada aku sama anakmu yang selalu menantimu di rumah."

"Iya, semoga perjalanan ziarah Abah berjalan lancar, oh iya nanti Abah akan mampir di sekolah Tifa sebentar, untuk pamitan sama putri kesayangan kita itu."

Setelah salim dan mendapat ciuman hangat dari sang suami. Dengan berat hati Zella melepas kepergian suaminya. Sedang suami Zella menepati janjinya, sebelum melakukan perjalanan jauh, dia mampir di sekolah putri mereka.

"Abah ...." Anak perempuan berusia 9 tahun itu sangat bahagia melihat laki-laki yang dia panggil Abah itu mendatanginya.

"Biasanya Abah pasti mau pergi kalau samperin aku ke Sekolah," tebak Latifa.

"Iya sayang, abah izin pergi ziarah selama 16 hari ya."

"Kok lama banget abah ...."

"Ziarahnya keluar kota sayang, terus muter antar Provinsi, kamu yang pinter ya, jangan repotin mama, dan jagain mama ya."

"Iya Abah." Latifa langsung mencium punggung tangan abahnya.

Sedang suami Zella langsung meneruskan perjalanannya. 3 jam berlalu, akhirnya dia sampai di sebuah perumahan, di rumah itu nampak ramai.

"Akhirnya kamu datang juga San," sambut salah satu laki-laki paruh baya yang.

"Aku nggak terlambat kan Pak?"

"Santai saja Akhsan, akad Nikahmu sama Shamil kan ba'da Asar, kamu masih bisa rehat dulu."

Akhsan segera memasuki rumah itu, dan dia diantar menuju sebuah kamar. Akhsan duduk sendirian di kamar itu, perhatiannya tertuju pada benda pipih persegi panjang. Saat membuka layar handphonenya, foto Zella dan Latifa langsung menyambut indra penglihatannya. Seketika rasa bersalah menyeruak di hatinya.

11 tahun perempuan ini menemaniku, dan memberiku seorang anak perempuan. Apakah dia pantas kau khianati seperti ini San?

Nasihat dalam diri seketika timbul saat dia menatap foto anak dan istrinya.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Akhsan. Dia segera menuju pintu, dan di depan pintu terlihat sosok yang selalu dia cintai. Sebelum menikahi Zella, Shamil adalah wanita yang Akhsan cinta, namun takdir perlahan menjauhkan keduanya tanpa alasan. Saat mereka bertemu lagi, Shamil sudah menikah begitu juga Akhsan. Namun pertemuan kedua, membuat Akhsan dan Shamil semakin terikat, kala itu Shamil berstatus sebagai janda.

"A-a-ada apa?" Akhsan tergagap, setiap melihat Shamil, rasanya dia seperti baru pertama kali jatuh cinta.

"Kakak yakin menikahi aku?"

"Kenapa tanya begitu?" Akhsan menatap Shamil penuh selidik.

"Aku melihat keraguan di wajah Kakak, sebelum semuanya terlanjur, batalkan saja tidak apa-apa." Shamil meyakinkan.

"Aku pernah kehilanganmu 1 kali, sejak itu hidupku hampa walau ada wanita lain di hidupku, saat kamu bersedia jadi yang kedua, aku tidak mau melepaskan kamu lagi," ucap Akhsan mantap.

Shamil mengangguk dan tersenyum. "Ya sudah, sampai nanti sore, saat kita bertemu lagi, aku sudah jadi istri sah Kakak, walau hanya secara agama."

Waktu terus berjalan, kini Akhsan menjabat tangan Ayah Shamil dan mengikrarkan Akad dengan begitu mantap. Sahutan sah! Dari kedua saksi pun, menjadi penguat hubungan Akhsan dan Shamil.

Shamil yang duduk di samping Akhsan pun terlihat sangat bahagia, akhirnya hubungan mereka sah, tidak hanya sekedar hubungan online via chat dan video call saja, seperti yang mereka jalani selama 2 tahun ini. Suasana haru dan bahagia menyelimuti kediaman Shamil.

Sedang di sisi lain.

Zella bingung, perasaan apakah yang hari ini sangat menyiksanya? Dia merasa kehilangan, tapi tidak kehilangan apa-apa, semua yang dia miliki semua baik-baik saja.

"Kenapa hatiku sangat gelisah ya Rabb? Aku merasa sakit, tapi aku tidak tahu sakit karena apa, aku merasa kehilangan, tapi aku tidak tahu kehilangan apa."

Zella mengikuti semua anjuran untuk menenangkan hati, dari melakukan sholat sunnah mutlaq, membaca al-qur'an, hingga berdzikir, namun semuanya belum mengurangi kegelisahan di hatinya.

Zella berusaha menepikan perasaan aneh itu, dia fokus pada kegiatan rutinnya, mengantar Latifa untuk mengikuti les dan hal lainnya yang menjadi rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga.

Kini hari baru dimulai kembali, rasa gelisah itu mulai melemah, namun tetap ada. Zella tidak memikirkannya, dia fokus untuk mengantar Latifa ke Sekolah. Selama Anak dan suaminya baik-baik saja, dan dirinya juga sehat, ini adalah kenikmatan baginya.

Saat ingin melajukan motornya meninggalkan area sekolah Latifa, Zella hampir bertabrakan dengan motor orang tua murid yang lain.

"Maaf ya Pak, saya nggak liat Bapak tadi," sesal Zella.

"Nggak apa-apa bu, saya juga salah, karena tiba-tiba muncul." Laki-laki itu berusaha mengenali wajah Zella. "Zella dari desa Air Alir?" tebak laki-laki itu.

Zella menganggukan kepalanya. Namun dia tidak mengenali laki-laki itu.

"Aku Karnadi, rumah mertuaku tetanggaan sama sepupumu di provinsi sebelah."

"Oh iya, aku baru ingat. Apa kabar Nadi?"

"Baik Zel, kamu antar anak?"

"Iya, anakku baru kelas 3, anakmu?"

"Anakku sudah kelas 5."

"Gimana kabarnya Shamil?"

"Kurang tau aku, aku sama Shamil udah pisah 1 tahun yang lalu."

"Yang sabar ya, inilah hidup."

"Iya Zel, saat ini aku hanya fokus untuk pendidikan anakku, semoga anakku bisa sekolah tinggi dan bekerja kantoran."

"Aamiin, oh ya Nad, aku duluan ya."

"Iya Zell."

Pertemuan singkatnya dengan Nadi membuat Zella teringat kejadian lama, saat dia dan Akhsan baru menikah. Akhsan mendesak Zella mengajaknya menuju desa Nenek Zella, bukan untuk mengunjungi Nenek Zella, melainkan untuk mengunjugi Nadi dan Shamil, alasan Akhsan, Shamil adalah pacar temannya, dan amanah temannya untuk memastikan Shamil baik-baik saja.

Keraguan Zella saat itu, apakah seserius itu, hanya karena Shamil mantan pacar temannya, Akhsan nekad mengunjungi Shamil?

Bersambung.

Update tidak rutin, hanya up saat sudah free, mohon pengertiannya ya🙏

Terpopuler

Comments

Rusiani Ijaq

Rusiani Ijaq

baru mampir tp sdh nyesek nih Thor

2024-11-01

0

NurKarni

NurKarni

akan tiba saatnya kamu menjandakan istrimu demi bersama janda orang

2024-11-10

0

May Keisya

May Keisya

dan kamu akan kehilangan istri pertama mu

2024-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8 Teman Masa Kecil
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11 Ikhlaskan Masa Lalu
12 Bab 12
13 Bab 13 Titip Salam
14 Bab 14 Warisan
15 Bab 15 Firasat Seorang Ibu
16 Bab 16 Rencana
17 Bab 17 Drama Shamil
18 Bab 18 Rencana Indri
19 Bab 19 Misi Dimulai
20 Bab 20 Bau
21 Bab 21 Percaya
22 Bab 22 Tragedi
23 Bab 23 Elisa
24 Bab 24 Tulang Rusuk Jadi Tulang Punggung
25 Bab 25 Sumber Rasa Sakit Itu
26 Bab 26 Ibu Sakit
27 Bab 27 Berjasa?
28 Bab 28 Rongsokan
29 Bab 29 Tante itu siapa?
30 Bab 30 Menggila
31 Bab 31 Tawaran
32 Bab 32 Cerai
33 Bab 33 Hadiah dari Ayah
34 Bab 34 Rumah
35 Bab 35 Kesepian
36 Bab 36 Takut Nikah
37 Bab 37 Kemarahan Zella
38 Bab 38 Sadis
39 Bab 39 Kamu Dipecat!
40 Bab 40 Mereka Menipuku
41 Bab 41
42 Bab 42 Makin Bahagia
43 Bab 43 Di Rumahkan
44 Bab 44 Kami Sudah Bercerai
45 Bab 45 Ranti Vs Shamil
46 Bab 46 Lamaran?
47 Bab 47 Ditolak
48 Bab 48 Membangun Kembali Mimpi
49 Bab 49 Ide Gila Ranti
50 Bab 50 Jalani Aja Dulu
51 Bab 51 Gatot (Gagal Total)
52 Bab 52 Penipu Sebenarnya
53 Bab 53 Shamil Penipu
54 Bab 54 Kesempatan
55 Bab 55 Bensin dan Api
56 Bab 56 Pelakor
57 Bab 57 Kemarahan Ibu
58 Bab 58. Didiamkan Sahabat
59 Bab 59 Tak Kenal Sehari
60 Bab 60 Salah Faham
61 Bab 61 Memangnya Kita Siapa?
62 Bab 62 Hutang Jasa
63 Bab 63 Syarat?
64 Bab 64 Sebuah Kepercayaan
65 Bab 65 Meninggalkan Demi Menyelesaikan
66 Bab 65 Sebatas Mimpi
67 Bab 66 Ikhlaskan
68 Bab 67 Mimpi
69 Bab 68 Zella ... Munaroh
70 Bab 69 Jubae vs Elisa
71 Bab 70 Tak Punya Urusan
72 Bab 71 Karena Anak Bu Jubae
73 Bab 72 Itu Sudah Biasa
74 Bab 73 Mama Mengerti
75 Bab 74 Bukan Salah Kamu
76 Bab 75 Tidak Mengerti
77 Bab 76 Tak Semudah Itu
78 Bab 77 Balas Dendam Itu ...
79 Bab 78 Tak Berdaya
80 Bab 79 Pulang lah
81 Bab 80 Sendirian Di Masa Tua
82 Bab 81 Perempuan Paling Cantik
83 Bab 82
84 Bab 83 Dukungan Ayah
85 Bab 84 Bukan Zella
86 Bab 85
87 Bab 86 Dilabrak
88 87 Dia Anakku
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8 Teman Masa Kecil
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11 Ikhlaskan Masa Lalu
12
Bab 12
13
Bab 13 Titip Salam
14
Bab 14 Warisan
15
Bab 15 Firasat Seorang Ibu
16
Bab 16 Rencana
17
Bab 17 Drama Shamil
18
Bab 18 Rencana Indri
19
Bab 19 Misi Dimulai
20
Bab 20 Bau
21
Bab 21 Percaya
22
Bab 22 Tragedi
23
Bab 23 Elisa
24
Bab 24 Tulang Rusuk Jadi Tulang Punggung
25
Bab 25 Sumber Rasa Sakit Itu
26
Bab 26 Ibu Sakit
27
Bab 27 Berjasa?
28
Bab 28 Rongsokan
29
Bab 29 Tante itu siapa?
30
Bab 30 Menggila
31
Bab 31 Tawaran
32
Bab 32 Cerai
33
Bab 33 Hadiah dari Ayah
34
Bab 34 Rumah
35
Bab 35 Kesepian
36
Bab 36 Takut Nikah
37
Bab 37 Kemarahan Zella
38
Bab 38 Sadis
39
Bab 39 Kamu Dipecat!
40
Bab 40 Mereka Menipuku
41
Bab 41
42
Bab 42 Makin Bahagia
43
Bab 43 Di Rumahkan
44
Bab 44 Kami Sudah Bercerai
45
Bab 45 Ranti Vs Shamil
46
Bab 46 Lamaran?
47
Bab 47 Ditolak
48
Bab 48 Membangun Kembali Mimpi
49
Bab 49 Ide Gila Ranti
50
Bab 50 Jalani Aja Dulu
51
Bab 51 Gatot (Gagal Total)
52
Bab 52 Penipu Sebenarnya
53
Bab 53 Shamil Penipu
54
Bab 54 Kesempatan
55
Bab 55 Bensin dan Api
56
Bab 56 Pelakor
57
Bab 57 Kemarahan Ibu
58
Bab 58. Didiamkan Sahabat
59
Bab 59 Tak Kenal Sehari
60
Bab 60 Salah Faham
61
Bab 61 Memangnya Kita Siapa?
62
Bab 62 Hutang Jasa
63
Bab 63 Syarat?
64
Bab 64 Sebuah Kepercayaan
65
Bab 65 Meninggalkan Demi Menyelesaikan
66
Bab 65 Sebatas Mimpi
67
Bab 66 Ikhlaskan
68
Bab 67 Mimpi
69
Bab 68 Zella ... Munaroh
70
Bab 69 Jubae vs Elisa
71
Bab 70 Tak Punya Urusan
72
Bab 71 Karena Anak Bu Jubae
73
Bab 72 Itu Sudah Biasa
74
Bab 73 Mama Mengerti
75
Bab 74 Bukan Salah Kamu
76
Bab 75 Tidak Mengerti
77
Bab 76 Tak Semudah Itu
78
Bab 77 Balas Dendam Itu ...
79
Bab 78 Tak Berdaya
80
Bab 79 Pulang lah
81
Bab 80 Sendirian Di Masa Tua
82
Bab 81 Perempuan Paling Cantik
83
Bab 82
84
Bab 83 Dukungan Ayah
85
Bab 84 Bukan Zella
86
Bab 85
87
Bab 86 Dilabrak
88
87 Dia Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!